HHHHHHHHHHH
HHHHHHHHHHH
UNTUK PESANTREN
)4( َ) َعلَّ َمهُ ْالبَيَان3( َسان ِ ْ َ) َخلَق2( َ) َعلَّ َم ْالقُ ْرآن1( ُالرحْ َمن
َ اْل ْن َّ
Al Qur’an adalah nikmat yang paling besar bagi kita di dunia ini. Lebih besar
dari penciptaan kita. Penciptaan kita sebagai manusia adalah nikmat yang
besar. Adanya anggota tubuh kita merupakan nikmat yang luar biasa. Tetapi
nikmat Al Qur’an lebih besar. Karena tanpa Al Qur’an, kita tidak memiliki
arah hidup, yang akhirnya kita sendiri celaka di neraka.
As Sa’di mengatakan:
Surat yang mulia dan agung ini, diawali dengan nama Ar Rahman, yang
menunjukkan luasnya rahmat Allah dan kebaikanNya, besarnya
kemurahanNya. Kemudian menyebutkan bukti-bukti rahmatNya yang luas,
dan dampak-dampak dari rahmat yang dicurahkannya kepada hamba-
hambanya, baik berupa kenikmatan dari sisi agama dan kenikmatan dunia,
dan kenikmatan akhirat. Dan setiap setelah menyebutkan sebuah nikmat,
Allah mengingatkan jin dan manusia untuk bersyukur. Maka manakah
nikmat Allah yang engkau dustakan?
1
Begitu juga datangnya seorang Rasul, yaitu Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam, merupakan nikmat dari Allah. Rasul yang membacakan Al
Qur’an, mensucikan jiwa dan mengajarkan makna Al Qur’an dan hikmah. Ini
merupakan nikmat yang harus kita hargai, dan kita syukuri.
Allah mengatakan:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Tuhan
kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah, ”Dengan
karunia Allah dan rahmatnya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan. QS Yunus 57-58
As Sa’di mengatakan:
Kenikmatan Islam dan Iman yang berkaitan dengan kebahagiaan dunia dan
akhirat, tidak bisa dibandingkan dengan dunia dan seisinya yang fana dan
segera sirna.
2
Allah memerintahkan kita untuk bergembira dengan pemerian dan
rahmatNya, karena menggembirakan hati dan membuat jiwa bersemangat,
membuat jiwa bersyukur kepada Allah. Menguatkan jiwa, dan menimbulkan
semangat untuk meraih ilmu dan iman, yang membuat jiwa ingin selalu
menambah keduanya. Ini adalah bentuk kegembiraan yang terpuji. Berbeda
dengan gembira dengan syahwat dunia dan kenikmatannya, atau bergembira
dengan kebatilan. Ini adalah tercela, seperti Allah kisahkan tentang kaum
Qarun: jangan bergembira, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang bergembira (dengan dunia). QS Al Qashash 76
Bukan hanya menjelaskan bahwa Al Qur’an adalah nikmat Allah, Allah juga
menjelaskan bagaimana seharusnya cara kita membaca Al Qur’an. Di
antaranya adalah menerangkan bahwa Al Qur’an turun untuk hati. Ini sebuah
isyarat tegas bahwa Al Qur’an harus menyentuh hati manusia. Al Qur’an
turun untuk hati, bukan sekedar turun bagi lisan. Bukan untuk pikiran. Tapi
untuk hati.
)194( َ) َعلَاااَ ََ ْلبِاااكَ ِلت َ َُاااْنَ ِِااانَ ْال ُم ْسااا ِذ ٌِين193( ُاارل ُي ْا( َ ِِاااين
ُّ ) نَااالَ َب لِااا ِه الا192( ََلإِنَّاااهُ لَت َ ْس ِليااا ُ ٌَِْ ِ ْالعَاااالَ ِمين
ْالشعرا
Dalam tafsir Fathul Qadir tercantum: Hanya hati yang disebutkan di sini,
karena hati adalah indera batin yang utama.
Al Qur’an harus masuk ke dalam hati, jangan hanya di lisan. Karena inti
manusia adalah pada hati. Rasulullah sudah menjelaskan:
3
Dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu Anhuma: Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: sesungguhnya dalam tubuh ada
segumpal darah jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, jika ia rusak maka
buruklah seluruh tubuh. Itulah hati. HR Bukhari Muslim
Hati yang sakit adalah salah satu masalah bagi manusia. Karena hati
berpengaruh pada kehidupan manusia, maka sakitnya hati membawa
pengaruh besar bagi manusia.
Tadabbur Al Qur’an
Tadabbur adalah berpikir untuk mencari makna-makna dan tujuan ayat, juga
pelajaran yang ada di balik ayat, yang membuahkan ilmu yang bermanfaat
dan amalan yang lurus.
4
Perbedaan antara tadabbur dan tafsir.
Tafsir adalah menjelaskan makna ayat. Dan yang berwenang melakukan ini
adalah para ulama. Sedangkan tadabbur adalah mengambil pelajaran dari
ayat, dan ini tidak bisa lepas dari tafsir. Karena mengambil pelajaran harus
melalui makna yang benar. Makna yang benar kita dapatkan dari tafsir yang
ditulis oleh para ulama.
Sedangkan tadabbur dilakukan oleh semua orang. Bahkan orang kafir dan
munafik pun bisa bertadabbur, bisa mengambil pelajaran dari ayat. Dengan
syarat dia memahami makna ayat itu dengan benar.
ْ أََْ ََل َيتََْل َُّرلنَ ْالقُ ْرآنَ َللَ ْْ َكانَ ِِ ْن ِع ْس ِْ َغي ِْر اللَّ ِه لَ َْ َمْ ُلا ِْي ِه
)52( اختِ ََلْا َكثِيرا
Allah menurunkan Al Qur’an dengan bahasa arab agar kita memikirkan dan
memahami, dan Allah memerintahkan kita untuk mentadbburi dan
memikirkan ayat-ayatnya, menyimpulkan ilmu dari ayat-ayatnya, semua ini
5
karena mentadabburi Al Qur’an adalah kunci bagi segala kebaikan, yang
membuat kita mendapatkan ilmu dan rahasia-rahasia di dalamnya. Segala
puji dan syukur terpanjatkan kepada Allah, yang menjadikan Al Qur’an
sebagai petunjuk, kesembuhan, rahmat dan cahaya. Sebagai penerang dan
Peringatan, juga berkah. Petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang
beriman. Jika ini sudha diektahui, maka diketahui pula bahwa setiap muslim
sangat perlu untuk mengerti makna-maknanya dan mengikuti petunjuknya.
Dan sudah semestinya hamba Allah berusaha sekuat tenaga untuk
mempelajari dan memahami Al Qur’an dengan cara yang paling mudah
untuk mencapainya.
Tujuan ini tidak tercapai pada hamba ketika tidak mentadabburi Al Qur’an.
Agar hambaNya mentadabburi ayat-ayat di dalamnya. Bukan sekedar
membaca saja. Dan isyarat dalam ayat ini adalah untuk mendapatkan berkah
dan kebaikan Al Qur’an adalah dengan tadabbur.
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran. QS Shad 29
6
dalam ayat ini, jika Allah memberinya kemampuan dan pemahaman untuk
bertadabbur. Rasulullah mengeluh kepada Allah tentang kaumnya yang
meninggalkan Al Qur’an. Seperti dalam firman Allah: Dan Rasul
mengatakan: Duhai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an
sesuatu yang ditinggalkan. Dan ayat-ayat ini menunjukkan bahwa tadabbur
Al Qur’an, mempelajari dan memahaminya serta mengamalkannya adalah
wajib dilakukan oleh kaum muslmin. Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam
telah menjelaskan bahwa orang yang sibuk melakukan hal di atas adalah
sebaik-baik manusia. Seperti sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam
hadits shahih: sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkannya. Allah berfirman walakin kunu rabbaniyyin…
Siapa yang bisa melakukan seperti ini, dia berbuat baik pada dirinya dan
bermanfaat bagi keluarganya. Dia akan membawa kebaikan kepada kedua
orang tuanya dan anak-anaknya di dunia dan akhirat.
7
َ البقرة َل ِِ ْس ُه ْم أ ُ ِِيُّْنَ ََل َي ْعلَ ُمْنَ ْال َِت
ُ َاْ ِإ ََّل أ َ َِا ِن َّ َل ِإ ْن ُ ْم ِإ ََّل َي
)55( َب ُّسْن
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab
(Taurat), kecuali hanya membaca belaka dan mereka hanya menduga-duga.
Al Baqarah 78
َااااب الااان ِساااعْ إن أَْاِاااا يقااارْلن القااارآن َل يجاااالك ِاااراَيهم للَااان إسا لَااا ْااا القلااا ْر ااا ْياااه نِااا
صحيح ِسلم
Malik bin Dinar berkata: Apa yang sudah ditanam oleh Al Qur’an dalam hati
kalian wahai ahlul Qur’an? Sesungguhnya Al Qur’an adalah musim semi
bagi hati, sebagaimana hujan adalah musim semi bagi bumi. Fann At Tartil.
Hal 9
8
Hujan turun ke bumi, tanaman tumbuh dan mekar. Ketika hati tersentuh Al
Qur’an, apa yang berubah dari hati?
Akibat Al Qur’an tidak masuk ke dalam hati, yaitu perilaku mereka tidak
berubah. Karena berubahnya perilaku adalah dampak dari berubahnya hati.
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits:
Ibnu Hajar menukil penjelasan apa yang dimaksud dengan Al Qur’an tidak
melewati tenggorokan mereka: Nawawi mengatakan: Maksudnya bahwa Al
Qur’an hanya lewat di lisan mereka dan tidak mencapai tenggorokan mereka,
apalagi sampai ke hati. Karena yang diperintahkan adalah memahami
maknanya dan mentadabburinya hingga masuk ke dalam hati. Ini mirip
dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang mereka: iman mereka
hanya mencapai tenggorokan, yaitu mereka mengucapkan dua kalimat
syahadat di mulut mereka tetapi hati mereka tidak tahu maknanya. Fathul
Bari jilid 12 hal 293
9
Manfaat Tadabbur Al Qur’an
3. Bertambah iman.
9. Mengenal Allah
Salah satu buah tadabbur yang paling agung, adalah membuat hamba
mengenal Allah, dan mengenal kekuasaanNya, juga mengenal nikmat
Allah yagn begitu besar. Menunjukkan jalan menuju Allah,
10
10. Merealisasikan ibadah dan ketundukan kepada Allah.
12. Tadabbur adalah senjata untuk menghadapi musuh dari luar dan
dalam. Musuh dari dalam, yaitu hawa nafsu dan setan, dan musuh dari
luar, yaitu orang-orang kafir. Seperti kita tahu, salah satu medan
perang terbesar saat ini adalah ghazwul fikri. Tadabbur Al Qur’an
membuath ati kuat dan tidak mudah terserang pemikiran-pemikiran
sesat.
15. Salah satu buah tadabbur, yaitu ketenangan jiwa, di tengah hiruk
pikuknya dunia hari ini. Dzikir yang paling utama adalah Al Qur’an.
Dan orang beriman hatinya akan tenang ketika berdzikir. Ar Ra’d
alladzina amanu wa tathma’innu qulubuhum. Hati yang memahami
makna dan maksud ayat Allah akan berjalan menuju Allah dengan
11
tenang, kuata, dan tidak goncang oleh fitnah dan bid’ah, tidak mudah
condong pada kesesatan.
16. Inilah kondisi ideal seorang muslim, yang bisa dicapai dengan
tadabbur Al Qur’an. Dan inilah tugas para da’I untuk membina
masyarakat agar bisa mencapai tingkatan muslim yang ideal, seperti
yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan pesantren adalah tempat
persiapan para da’i. Maka pengajaran tadabbur pada pesantren adalah
sangat diperlukan.
12
Majelis Tadarus Al Qur’an
Ayat ini secara jelas menunjukkan adanya tadarus Al Qur’an dari firman
Allah (wa bimaa kuntum tadrusuun), karena maksud ayat sebagaimana di
atas adalah memahami maknanya setelah mempelajari lafadznya.
Dan dikuatkan oleh hadits yang disebutkan dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam bahwa beliau bersabda: “Tidaklah seorang mukmin baik laki-laki
maupun perempuan, orang merdeka maupun budak melainkan ia
berkewajiban atas Allah untuk belajar dari Al Qur’an dan mendalami
agamanya – kemudian beliau membaca ayat tersebut: {Akan tetapi
Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani}. Tafsir Al Qurthubi.
13
Ayat ini membahas tentang majelis ta’lim, berikut metode dan ketentuan-
ketentuannya.
Ayat itu menunjukkan tugas Nabi shallallahu alaihi wasallam yang paling
pokok kepada umat, yaitu tidak akan terjadi kecuali dengan melakukan
majelis bersama para sahabatnya, dan cukuplah ayat-ayat ini menjadi dalil
atas besarnya tugas ini, dan bahwa ia adalah metode robbani (yang
terbimbing dari Allah) dan nabawi (yang dilakukan oleh para nabi).
Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan yang lainnya dari Abu Hurairah
ra berkata: Rasulullah saw bersabda: ”Tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah satu dari rumah-rumah Allah ta’ala (masjid); mereka membaca
kitabullah dan mentadarusinya diantara mereka, melainkan ketenangan akan
turun kepada mereka, dan rahmat akan menyelimuti mereka, dan malaikat
akan menaungi mereka serta Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada
orang-orang yang ada di sisi-Nya.”
Hadits ini adalah dalil yang paling jelas dan paling terang atas bermajelis
untuk tadarus Al Qur’an, oleh karena itu ia menjadi dalil pokok dalam
bermajelis.
14
Hadits di atas menunjukkan perintah mengadakan majelis tadarus, berikut
menjelaskan keutamaannya.
Hadits ini mengandung empat buah amalan dan berdampak pada empat
pahala juga. Amal-amalan itu adalah: Berkumpul, berada di salah satu rumah
Allah, tilawah Al Qur’an dan mempelajari ayat. Sedangkan pahala-
pahalanya: Turunnya ketenangan, diliputi rahmat, hadirnya para malaikat dan
mereka yang hadir di majelis itu disebut-sebut namanya di mala-ul a’la. Ini
menunjukkan bahwa balasan itu tergantung jenis amal.
Bahwa empat amalan yang mendapatkan pahala itu dalam bentuk tingkatan
kesempurnaan dan keutamaan, sehingga berkumpul itu adalah sebuah
keutamaan dan lebih utama lagi jika berkumpul di salah satu rumah Allah
(masjid), dan semakin bertambah utama lagi karena di dalamnya ada
membaca Al Qur’an dan disempurnakan keutamaannya dengan adanya
tadarus Al Qur’an di dalamnya, untuk mengambil petunjuk-petunjuk dan
untuk beramal. Ini menunjukkan bahwa majelis yang paling tinggi adalah
majelis tadarus Al Qur’an. Sehingga diberikan balasan mereka sesuai
tingkatannya.
Majelis Tadarus Al Qur’an ini adalah salah satu sunnah yang hari ini jarang
dilakukan orang. Menghidupkan Majelis Tadarus adalah salah satu upaya
menghidupkan sunnah. Menghidupkan sunnah artinya mematikan bid’ah.
15
anshar kepada mereka yang disebut dengan Al Qurra’, yang membacakan Al
Qur’an dan mentadarusinya di malam hari dan mempelajarinya.”1
3. Mensucikan jiwa para santri dan para ustadz, hingga jiwa mereka
bersih, hati mereka jauh dari kotoran dan penyakit hati. Akibatnya,
mereka terdorong untuk beramal shaleh.
1
Riwayat Muslim (3/1511), no hadits. (677).
16
6. Majelis Al Qur’an adalah tempat penempaan untuk membangun nilai-
nilai dan hakekat keimanan dalam lubuk sanubari, persis seperti
tumbuhnya tanaman di kebun. Dan tidak ada yang lebih mampu dari
kitabullah dalam membangun jiwa dan masyarakat di atas fitrah dan
mengembalikan bangunan di atas timbangannya.
14. Manfaat majelis tadarus: diharapkan santri terbentuk ruh amal jama’I,
karena sudah terbiasa tadarus Al Qur’an dengan teman-temannya.
2
Majalisul Qur’an, Farid Al Anshari, hal 65-67.
17
15. Diharapkan santri lebih meningkat iman dan takwanya, karena majelis
tadarus Al Qur’an menanamkan keimanan dan ketakwaan dengan Al
Qur’an.
18
Langkah Teknis Pengajaran Majelis Al Qur’an dan Tadabbur Al
Qur’an di Pesantren.
Banyak orang yang tahu kebenaran, tapi kurang minat dan semangat untuk
berlari menuju kebenaran.
Salah satu sunnatullah di alam ini bahwa Allah tidak memberi kecuali dengan
keinginan dan permohonan. Bagi Allah, keinginan dan permohonan memiliki
nilai yang besar. Kekhawatiran akan kondisi sekarang, dan ketidakpuasan,
serta pencarian jalan keluar, adalah langkah pertama menuju bahagia.
19
Agar santri merasa bangga dengan Al Qur’an.
Doa
Tanpa kehendak dan izin Allah, semua usaha kita akan gagal. Maka
mengawali usaha adalah dengan doa.
20
Allah mengaitkan pertolongan dan pemberiannYa, dengan semangat hamba
dan kesiapannya untuk menerima pemberian ini.
Wahai hambaku, kalian semuanya sesat kecuali yang Aku berikan hidayah
pada mereka. Maka mohonlah hidayah kepadaKu, Aku akan berikan. HR
Muslim
Ibnu Rajab: pertolongan Allah turun sesuai kekuatan tekadnya. Ketika seseorang bertekad
untuk kebaikan, maka Allah akan menolong dan meneguhkannya.
Maka Allah menyebut para Rasul yang utama sebagai Ulul Azmi: memiliki
tekad yang kuat.
Tekad yang kuat untuk kebaikan adalah sumber kebaikan, karena orang bisa
mengetahui kebaikan tetapi tidak memilki tekad untuk melakukannya.
Seluruh kebaikan sumbernya adalah tekad yang kuat utnuk kebaikan, ini
adalah pasukan utama yang mengalahkan kebatilan, yang menjamin
kemenangan kebenaran.
Wujud semangat
Kemudian semangat ini harus terwujud, yaitu dengan terus menerus berdoa
agar Allah membuka hati kita untuk cahaya Al Qur’an, dan memudahkan hati
ini untuk mendapat pengaruh Al Qur’an.
21
Kita berdoa seperti orang yang sedang dalam kondisi kepepet, doa yang
muncul dari lubuk hati yang paling dalam. Seperti orang yang dikepung
gelombang lautan dan terancam tenggelam. Tidak ada harapan lain kecuali
kepada Allah, agar menjawab doanya, dan menyelamatkannya dari kematian.
Sesuai dengan kadar kepedihan dan kemiskinan, maka sesuai itulah doa
terkabul. Ad Dzull wal Inkisar, Ibnu Rajab.
Kita harus ingat juga bahwa: Allah tidak mengabulkan doa yang dipanjatkan
dengan kondisi hati yang lalai. HR Tirmidzi
Jangan hanya berdoa sekali dua kali, tetapi harus terus berulang doa kita
kepada Allah, yang kita panjatkan dengan merasa kepepet akan
pertolonganNya. Kita berdoa terus menerus sampai kemudian pintu terbuka.
Allah mendengar semua doa kita, dan mampu mengabulkan doa kita saat kita berdoa
pertama kali. Tetapi Allah ingin melihat kesungguhan kita dalam meminta. Allah ingin
melihat bahwa kita benar-benar serius dalam keinginan kita. Allah menunda terkabulnya
doa sebagai ujian bagi kita. Jika kita berhenti mengetuk pintu, lalu kita berhenti berdoa, ini
adalah pertanda bahwa kita tidak benar-benar menginginkan apa yang kita inginkan.
Merupakan tanda bahwa keinginan ini hanyalah reaksi sejenak dari kita, yang memberi
pengaruh sejenak pada kita. Bukan karena benar-benar menginginkan. Maka Nabi
bersabda:
Doa dari seorang muslim akan dikabulkan Allah, selama tidak tergesa-gesa,
dia mengatakan: aku sudah berdoa tetapi belum terkabul. HR Bukhari
Muslim
Salah satu waktu untuk berdoa adalah ketika sebelum membaca Al Qur’an.
Berdoa dengan penuh pengharapan, penuh rasa miskin dan penuh rasa takut
jika doa tidak terkabul. Berdoa sebelum membaca Al Qur’an adalah
menyiapkan hati untuk menerima Al Qur’an dengan benar.
22
Harus benar-benar jujur kepada Allah, bahwa kita benar-benar ingin
mengambil manfaat dari Al Qur’an.
Kita harus seperti anak kecil yang minta sesuatu pada orang tuanya, tidak
berhenti meminta dan merengek sebelum orang tua memberikan
permintaannya. Kita terus berdoa, jika pertolongan terlambat turun, jangan
kita berputus asa.
Maka santri harus dikenalkan dengan pentingnya doa, bahwa doa adalah
sarana untuk memohon pertolongan Allah. Sarana untuk menggapai
pertolongan, dan mencapai tujuan dan keinginan. Doa harus diawali dengan
tekad yang kuat untuk mengambil manfaat dari Al Qur’an. Sedangkan tekad
yang kuat muncul dari rasa perlu terhadap Al Qur’an, yang muncul dari
mengenal keutamaan dan kemuliaan Al Qur’an.
Adanya dua orang atau lebih peserta. Karena kita baca dalam hadits ada kata
tadarus, yang menunjukkan adanya makna saling. Makna saling itu
menunjukkan harus ada dua orang atau lebih.
Adanya bahasan makna dari ayat itu. Cukup dengan makna global dari ayat.
23
Kemudian masing-masing menggali pelajaran apa yang bisa diambil dari
ayat, berdasarkan makna ayat yang shahih dari tafsir yang valid.
Pengantar
Dengan membaca ayat. Dengan sabab nuzul. Keutamaan surat. Ada kisah
terkait dengan surat itu.
Pertanyaan
Peserta bertanya kepada fasilitator tentang surat. Apa yang harus ditanyakan.
Contohnya mengapa didahulukan ini sebelum ini. Contohnya: kuntum khaira
ummatin ukhrijat lin nasi ta’muruna bil ma’rufi wa tanhanua anil munkari
Surat ini menunjukkan ini, ini dan itu. Fikih, akidah, akhlak pada sesama,
perbaikan diri, hubungan dengan orang tua dan istri.
Tidak harus banyak amalan, tetapi peserta mengingatkan diri mereka atas
amalan itu dan mengamalkannya. Juga mengingatkan yang lain.
Ada kitab panduan untuk majelis Al Qur’an, kitab yang sudah didesain
hingga penyelenggara majelis hanya tinggal mempelajari kitab ini
sebelumnya lalu mengadakan majelis. Yang ada adalah surat-surat pilihan juz
Amma. Diharapkan ada pihak yang membuat lagi untuk seluruh juz Amma
dan juz 29. Ini cukup dijadikan panduan untuk pembinaan pribadi muslim.
24
Ketika sudah akrab dengan majelis tadarus, maka diharapkan santri sudah
mulai terbiasa mengambil pelajaran dari Al Qur’an, maka ini menjadi bekal
untuk tadabbur pribadi. Majelis tadarus adalah salah satu bentuk tadabbur
jama’I, sedangkan tadabbur adalah amalan pribadi. Keduanya tidak bisa
dipisahkan.
Proses Teknis
Majelis Tadarus bisa dilakukan di dalam kelas, ada pelajaran khusus tadarus.
Tetapi akan lebih efektif ketika dalam sistem halaqah, dengan jumlah santri
yang lebih sedikit, ini mendorong santri untuk berpartisipasi, dibandingkan
ketika jumlah santri besar seperti ketika dalam kelas. Majelis Tadarus
minimal diadakan seminggu sekali, diwajibkan santri untuk ikut. Begitu juga
para ustadz
25
Apa beda tadabbur dengan majalis Al Qur’an? Tadabbur adalah kegiatan
pribadi, sedangkan majelis Al Qur’an adalah majelis bersama-sama. Dan
majelis Al Qur’an ini tidak bisa mewakilkan tadabbur pribadi. Dan kedua-
duanya adalah sarana tarbiyah yang tidak bisa dipisahkan.
Program tadabbur ini lebih baik diwajibkan dan dijadikan program harian,
paling tidak satu ayat per hari. Pelaksanaannya bisa oleh ustadz di kelas, ada
waktu 10 menit untuk tadabbur satu ayat. Atau bisa ketika tasmi’ hafalan.
Mengapa harus jadi program wajib? Karena santri dikhawatirkan untuk
ketinggalan karena tidak ada perintah.
Nah juga kita ingin memanfaatkan pesantren sebagai sarana pembangun jiwa
bagi santri. Dan sarana pembangun jiwa terbaik adalah dengan Al Qur’an.
Bisa jadi ada pertanyaan: apakah tadabbur Al Qur’an akan berhasil jika
dilakukan dengan terpaksa, alias diprogram dari pesantren? Pengalaman yang
ada membuktikan bisa. Ada pengaruhnya bagi santri meski itu jadi program
“terpaksa” alias diprogram pesantren.
Ini bisa dijelaskan bahwa tadabbur Al Qur’an adalah proses yang sudah
menjadi hukum sebab akibat. Siapa yang tadabbur akan mendapatkan
hidayah. Meskipun dia orang kafir dan munafik. Seperti dalam ayat tadabbur
Al Qur’an surat an Nisa, maka ayat itu berisi khitab kepada orang munafik.
Orang munafik yang tidak memiliki iman pun bisa tadabbur, dan
mendapatkan hidayah. Begitu juga orang-orang kafir yang menjadi khitab
ayat tadabbur pada surat Muhammad.
Hati akan terbuka ketika mereka tadabbur. Asal mereka melakukan langkah-
langkah yang benar, maka hati mereka akan terbuka, dan mereka akan
mendapatkan cahaya Al Qur’an.
26
Tujuan Pengajaran Tadabbur Al Qur’an di Pesantren.
10. Santri mendapat pengalaman majelis Al Qur’an dan tadabbur, jadi bisa
menggerakkan majelis Al Qur’an, baik di keluarganya, di
27
lingkungannya, di tempatnya mengabdi, atau di kampus tempat dia
belajar,
11. Begitu juga ketika nanti sudah berumah tangga, santri putra akan
membimbing keluarganya untuk berinteraksi dengan Al Qur’an
dengan cara yang benar. Sementara santri putri akan mendidik
keluarganya dengan Al Qur’an. Mengajarkan tadabbur Al Qur’an pada
keluarganya.
Diawali dari majelis tadarus, dengan majelis tadarus, diharapkan para ustadz
sudah terbiasa menggali pelajaran dari Al Qur’an. Ini menjadi modal besar
bagi tadabbur. Maka para ustadz mempraktekkan tadabbur dengan langkah-
langkah yang sudah dijelaskan. Kemudian sebaiknya para ustadz
mempraktekkan tadabbur masing-masing selama beberapa waktu, karena
tadabbur adalah ilmu yang harus dipraktekkan untuk benar-benar
memahaminya. Ketika sudah praktek beberapa waktu maka diharapkan para
asatidz sudah bisa memahami dan bisa mengajarkan kepada santri.
Kita ingat kembali proses inti tadabbur, yaitu mendapatkan makna global
sebuah ayat dari buku tafsir, lalu bertanya tentang diri masing-masing.
Bertanya tentang bagaimana sikap diri terhadap ayat?
Jika ayat berupa penjelasan keagungan Allah, apakah sudah memikirkan dan
mengimani?
Jika ayat berupa penjelasan nama-nama dan sifat Allah, apakah sudah
mengimani, merenungi, dan melakukan ibadah sesuai dengan nama atau sifat
yang disebut dalam ayat?
28
Pertama-tama ustadz memberikan contoh tentang makna global ayat, dan
pertanyaan-pertanyaannya. Ketika santri sudah tersentuh jiwanya oleh Al
Qur’an karena sering ikut majelis tadarus, maka akan mudah mencerna
bagaimana membuat pertanyaan dari makna global ayat.
Pegangan Santri
Makna global bisa didapatkan dari tafsir yang paling sederhana. Yang paling
tepat adalah tafsir As Sa’di, karena tafsir As Sa’di membantu melatih santri
untuk mengambil pelajaran dari ayat, bukan hanya makna global saja. Seiring
dengan berjalannya waktu membaca tafsir As Sa’di, maka makin mudah
mengambil pelajaran dari ayat Al Qur’an.
Materi motivasi Qur’an harus tetap selalu diberikan, agar santri memiliki rasa
perlu terhadap Al Qur’an, santri merasa tanpa Al Qur’an mereka akan buta.
Tanpa Al Qur’an mereka mati, dan tanpa Al Qur’an mereka akan sesat. Agar
mereka selalu merasa membutuhkan Al Qur’an setiap saat.
Semakin besar rasa perlu mereka terhadap Al Qur’an, maka semakin besar
semangat mereka untuk mentadabburi Al Qur’an. Ketika semangat untuk
mengambil pelajaran dari Al Qur’an tinggi, maka akan banyak hidayah yang
didapatkan.
29
Langkah-langkah Praktis Tadabbur Al Qur’an.
Persiapan Mental
1. Keinginan yang kuat. Ini tidak ada hubungannya dengan status orang
sebagai santri atau bukan. Bisa jadi seorang santri tidak memiliki
keinginan yang kuat. Tapi orang biasa dan awam memiliki keinginan
yang kuat. Ada keinginan kuat untuk mengambil manfaat. Siapa yang
memiliki keinginan kuat, maka Allah akan menurunkan bantuan.
Kemauan kuat agar menjadikan Al Qur’an sebagai hidupku. Sebagai
ruh ku. Orang harus saling mewasiatkan, saling mengingatkan untuk
semangat. Jika tidak ada keinginan dan tekad, maka tidak akan bisa
mendapatkan manfaat.
30
Persiapan saat Tadabbur
1. Doa.
Mengetahui makna global dari ayat. Bisa dengan kitab-kitab tafsir yang
ringkas. Tafsir As Sa’di. Dan tafsir Al Muyassar. Ada juga tafsir-tafsir lain
yang mirip, yaitu tafsir yang hanya menjelaskan makna global ayat.
Bagaimana saya dengan ayat ini? Apakah saya sudah melaksanakan ayat ini?
Apakah saya termasuk yang terlalaikan dari ibadah? Apakah ada yang masih
melalaikan saya dari ibadah?
Ada pertanyaan yang bisa ditanyakan dari ayat. Ini diambil dari makna global
ayat.
Kemudian kita bertanya pada diri kita. Apakah saya sudah melaksanakan
ayat ini? Apakah saya sudah percaya pada ayat ini?
31
Ayat yang berisi berita. Apakah saya sudah percaya? Apakah saya sudah
mengamalkan konsekuensi dari ayat ini?
Ayat yang berisi perintah. Apakah saya sudah melakukan perintah ayat ini?
Adanya pengaruh dalam hati setelah kita membaca makna ayat, dan bertanya
kepada diri kita.
Ketika membaca ayat tentang surga, apakah ada rasa ingin? Dan kemudian
berdoa:
Ayat neraka, ayat tentang celaan, ayat tentang orang kafir dan perbuatan
buruk.
Hati takut, dan berdoa agar dijauhkan Allah dari hal itu.
Contoh-contoh
Allah mencela hambaNya yang lalai dari tugas utama sebagai hamba, yaitu
beribadah kepada Allah, dan mengenalNya, tunduk dan pasrah kepadaNya,
dan mencintai Allah lebih dari segalanya.. Kalian terlalaikan dari hal itu,
karena saling berbangga-bangga. Tidak disebutkan dengan apa mereka saling
berbangga, ini agar mencakup semua hal yang dibanggakan oleh manusia,
semua hal yang manusia berlomba-lomba untuk berbanyak-banyak. Saling
berlomba dan berbangga dalam harta, anak-anak, pengikut, tentanra, pelayan,
32
jabatan, dan hal lain yang digunakan untuk berbangga-bangga, dan bukan
tujuannya ikhlas kepada Allah.
Pertanyaan:
Contoh berikutnya:
Siapa yang melakukan sedikit kebaikan, meskipun sebiji sawi atau seberat
semut, maka akan melihat amalannya dan mendapatkan pahalanya. Apalagi
amalan yang lebih besar dari itu. Ayat ini menyemangati orang untuk berbuat
baik meski sedikit.
Pertanyaan:
Apakah ada perbuatan baik yang saya remehkan dan malas melakukannya
karena kecil?
Apakah ada perbuatan baik yang mudah dilakukan tapi saya malas
melakukannya?
33
Dampak dalam hati:
Berdoa agar Allah mempermudah kita melakukan amal baik meski sedikit.
Contoh berikutnya:
ْ َسانَ لَي
)5( ََ) أَ ْن ٌَآهُ ا ْ تَ ْغس6( ََطغ ِ ْ ك َََّل ِإ َّن
َ اْل ْن
Pertanyaan:
Apakah saya termasuk mereka yang tidak membutuhkan Allah? Hingga saya
tidak lagi meminta dan berdoa kepadaNya.
Apakah apa yang saya miliki membuat saya merasa sombong dan tidak lagi
mau tunduk kepada Allah?
Apakah saya berdoa ketika menghadapi masalah meski sekecil apa pun?
Apakah saya berdoa kepada Allah untuk meminta keperluan saya?
Inilah yang dilakukan oleh Nabi dan sahabat. Inilah manhaj yang benar
dalam membaca Al Qur’an.
Dampak dalam hati tidak selalu harus besar, seperti yang dirasakan oleh
Abubakar dan Umar. Tetapi dengan perjalanan pelan-pelan, nanti akan ada
atsar yang besar. Dari kecil akan menjadi besar.
34
Semakin tadabbur maka akhlak semakin baik. Amalan semakin baik juga.
Tashawur dan pandangan hidup jadi lebih bagus. Semakin lama berjalan
dengan Al Qur’an, maka Al Qur’an akan mengangkatmu ke derajat yang
lebih tinggi.
Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat, dan kami terbuka untuk feedback yang
ada dari penerapan majelis Al Qur’an dan tadabbur di pesantren. Semoga
Allah meridhoi langkah kita semua, dan memberi kita taufiq untuk bisa
menyebarkan cahaya Al Qur’an ke seluruh penjuru dunia. Amin
Email : sarif88@gmail.com
HP : 08122653265
35