Anda di halaman 1dari 5

Teori yang dikembangkan oleh John L.

Holland menjelaskan bahwa suatu


pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor
hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,
orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L.
Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan
pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.
Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model
teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini
merupakan suatu rumpun perilaku perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang
memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan
mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda.
Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan pekerjaan
tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama, urutan model orientasi
kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya dan merupakan corak hidup yang
kedua bagi seseorang untuk selanjutnya. Penempatan urutan corak hidup itu sangat
bergantung dari tingkat kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin
jelas penempatan urutan corak hidupnya maka akan semakin menghasilkan pola
pilihan yang tepat bagi seseorang.
Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah sebagai
berikut:
1. Tipe Realistik
Tipe kepribadian ini lebih suka bekerja keras dengan menggunakan alat-alat
dalam melaksanakan tugas. Model tipe ini cenderung bersifat jantan, kuat, berani,
tidak sosial, agresif, memiliki kecakapan dan koordinasi, motorik yang baik, tetapi
kurang memiliki kecakapan verbal dan hubungan antara pribadi. Individu yang
memiliki tipe ini lebih senang menangani masalah-masalah yang kongkrit daripada
yang abstrak. Dalam proses konseling, konseli tipe ini lebih menyukai saran dan
sugesti yang spesifik untuk menangani masalah karir dan solusi masalah praktek.

2. Tipe Kepribadian Investigatif


Tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas
yang memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan kreatif, didalam lingkungan ini
individu lebih menyukai metode yang menggunakan berfikir secara logis untuk
menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik pada permasalahan
yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara rasional.

3. Tipe Artistik
Didalam lingkungan tipe ini, memunyai tipe yang bebas dan terbuka untuk
melakukan sebuah kreativitas dan ekspresi pribadi. Orang dengan tipe ini lebih suka
untuk mengekspresikan dirinya dalam kebebasan yang tidak sistematis. Tipe ini
memerlukan bentuk-bentuk ekspresi yang bersifat individualistik seperti lebih
bersifat kewanitaan, sering menghadapi hambatan emosional dan lebih menyukai
menghadapi permasalahan yang terjadi di dalam lingkungannya melalui
mengekspresikan di dalam media masa. Dalam proses konseling, biasanya tingkah
konseli tipe ini lebih menyukai pendekatan konseling yang non struktural, salah
satunya dengan menggunakan lembar kerja dan mereka menggunakan cara lain
untuk menunjukkan bahwa mereka itu berbeda dengan lainnya.

4. Tipe sosial
Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan
orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan
mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dan dalam hal tersebut
tetap berpegang dalam nilai-nilai kemanusiaan. Orang dengan tipe ini adalah orang
yang suka atau tertarik pada kegiatan kemanusiaan, menolong sesama dan memiliki
sikap tanggung jawab yang tinggi. Di dalam proses konseling, orang tipe ini
mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang lain.

5. Tipe Enterpresing
Lingkungan Enerprising ini selalu ditandai oleh tugas yang kemampuan verbal yang
diperlukan diutamakan untuk mengarahkan ataupun mempengaruhi orang lain. Tipe
ini mempunyai model kecakapan barbahasa, mendominasi dan memimpin karena
menanggap dirinya jantan, kuat, berbahasa baik, intelektual baik dan mudah
menyesuaikan diri.
6. Tipe Kepribadian Konvensional
Diantara lingkungan konvesial adalah lingkungan kantor dimana dalam
sebuah kantor diperlukan data-data untuk mengcopy bahan-bahan dan
mrngorganisasikan laporan. Hal yang diperlukan untuk bekerja dengan baik pada
lingkungan konvesional yaitu kemampuan administrasi, kemampuan berorganisasi,
kepercayaan, dan kemampuan untuk disiplin. Tipe kepribadian konvesional yaitu
individu-individu konvesional cenderung seseorang yang menghargai uang, dapat di
andalkan,dan memiliki kemampuan menjalankan aturan dan perintah. Kepribadian
konvesional kekuatannya terletak pada managemen dan numerik yang digunakan
untuk memecahkan masalah. Tipe ini cenderung menyenangi kegiatan verbal, ia
menyenangi bahasa yang tersusun dengan baik, menghindari segala situasi yang
kabur dan kenyataan materi.
Sikap dan tingkah laku konseli konvesional menganggap dirinya sebagai
pengatur, tetapi masih diarahkan oleh orang lain. Mereka merasa bangga dengan
kemampuan berorganisasi di sekolah tinggi dan aktivitas bisnis. Sehingga, jika
mereka tidak bekerja didalam lingkungan yang konvesional maka mereka akan
menghadapi suatu masalah dan bisa mengakibatkan frustasi.

Model Lingkungan menurut Holland


Seseorang akan dapat mengembankan diri dengan baik dalam lingkungan
kerjanya dan merasa puas apabila ia dapat memadukan tipe kepribadian dan model
lingkungan yang sesuai sehingga akan menghasilkan keselarasan dan kecocokan
okupasional (occupational bomogeneity). Perpaduan dan pencocokan (pairing) antara
tiap tipe kepribadian dan suatu model lingkungan memungkinkan dapat meramalkan
pilihan jabatan, keberhasilan dan stabilitas seseorang dalam jabatan yang dipangku.
Misalnya seseorang yang bertipe kepribadian sosial akan lebih cederung memasuki
jabatan dalam lingkungan berbagai pelayanan sosial karena jabatan itu diketahui
paling sesuai dengan kepribadianya sendiri.. Enam model lingkungan Holland
adalah:
1. Lingkungan Realistik (Realistik Environment)
Lingkungan kerja tipe realistik menuntut kegunaan fisik pada individu. Tipe
Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan manipulasi
eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, dan
binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau
pendidikan.

2. Lingkungan Investigasi (Investigatif Environment)


Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya mencari solusi
dari persoalan yang berkenaan dengan keterampilan dan minat keilmuan. Dalam
beberapa situasi orang dengan tipe ini menggunakan pemikiran kompleks dan
abstrak untuk memecahkan masalah secara kreatif, Dalam beberapa lingkungan ini
ketelitian dan berpikir kritis sangatlah bernilai. Orang dengan tipe investigasi sering
menggunakan logika dan pemikiran metodikal yang sangat teliti untuk mencari
solusi masalah dalam pekerjaannya.

3. Lingkungan Artistik (Artistic Environment)


Lingkungan artistik adalah lingkungan bebas dan terbuka yang mendukung
kreativitas dan ekspresi personal. Lingkungan ini menawarkan kebebasan yang
cukup banyak dalam pengembangan produk dan jawaban.

4. Lingkungan Sosial (Social Environment)


Lingkungan tipe sosial mendukung orang yang fleksibel dan memahami satu
sama lain, dimana orang dapat bekerja dengan orang lain dengan cara membantu
memecahkan masalah pribadi, masalah karir, mengajar orang lain mempengaruhi
spiritualitas orang lain dan bertanggung jawab secara sosial. Lingkungan tipe sosial
menitikberatkan nilai-nilai manusia seperti idealistis, baik, bersahabat dan baik hati.

5. Lingkungan Enterprising (Enterprising Environment)


Lingkungan orang dengan tipe enterprising adalah dimana orang mengatur
dan membujuk orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau personal.
Lingkungan ini merupakan situasi dimana isu finansial dan isu ekonomi memiliki
peran utama yang sangat penting dan resiko mungkin di ambil untuk menerima
reward.

6. Lingkungan Konvensional (Conventional Environment)


Pengorganisasian dan perencanaan merupakan gambaran yang terbaik untuk
lingkungan konvensional. Lingkungan konvensional kebanyakan merupakan
lingkungan perkantoran, dimana individu diharuskan menjaga catatan, kertas-kertas
file, material copy dan mengorganisasikan laporan.

Anda mungkin juga menyukai