Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Leukemia

Dalam istilah paling luas, leukemia pada anak dapat diklasifikasikan sebagai :
akut, kronik, atau kongenital. Akut dan kronis sebenarnya menunjukkan durasi relatif
ketahanan hidup; tetapi, dengan penemuan kemoterapi yang efektif, sekarang
leukemia akut menunjukkan proliferasi maligna sel immatur (yaitu, blastik). Jika
proliferasi itu sebagian besar melibatkan jenis sel yang lebih matur (yaitu,
berdiferensiasi), leukemia itu diklasifikasikan sebagai kronis. Tidak seperti leukemia
pada orang dewasa, pada anak biasanya adalah jenis akut dan limfoblastik.
Leukemia akut dapat diklasifikasikan menurut ciri morfologisnya berdasarkan
pulasan sumsum tulang belakang dengan zat warna Romanovsky, sifat pewarnaan
sitokimiawi, pertanda imunologis atau ciri-ciri sitogenetik.

1. Leukemia Limfoblastik Akut


Beberapa pasien menderita infeksi atau perdarahan yang mengancam jiwa saat
diagnosis, sedangkan lainnya asimtomatis, dengan leukemia yang terdeteksi
selama pemeriksaan fisik rutin. Akan tetapi sebagian besar pasien memiliki
riwayat penyakit 3 atau 4 minggusebelum penyakitnya terdiagnosis, yang
dimanifestasikan oleh satu atau lebih tanda dan gejala; pucat, mudah memar,
letargi, anoreksia, malaise, demam intermiten, nyeri tulang, atralgia, nyeri perut,
dan perdarahan.
2. Leukemia Mieloid Akut & Kronis
a. Leukemia Mieloid Akut (Nonlimfoblastik)
Leukemia mieoblastik akut merupakan suatu kelompok penyakit yang
heterogen yang memberikan prognosis buruk. AML terjadi kira-kira 20%
dari leukemia akut pada anak. Insiden AML kurang dari 1 per 100.000
anak setiap tahunnya; kira-kira 370 pasien baru setiap tahun adalah anak
yang berusia kurang dari 15 tahun di Amerika Serikat.
b. Leukemia Mielogenosa Kronis
Leukemia kronis hanya berjumlah kira-kira 2% dari semua kasus
leukemia pada anak. Leukemia mielogenosa kronis (CML) dapat dibagi
ke dalam bentuk juvenil dan bentuk kromosom Phiadelelphia positif (
yaitu, dewasa)
CML adalah suatu keganasan hematologis yang jarang, ditandai
dengan pertumbuhan sel mieloid yang berlebihan dan progenitornya;
bertanggung jawab terhdap kira-kira 1% dari semua anak yang menderita
leukemia. CML adalah neoplasma manusia yang pertama diketahui
berhubungan dengan abnormalitas kromosom yang konsisten, kromosom
Phiadelphia (Ph) yang ditemukan lebih dari 90% pasien dengan CML
jenis dewasa.
Anak yang menderita CML dengan Ph-positif memperlihatkan
hiperleukositosis yang berat, sehingga memerlukan leukofresis atau
pemberian hidroksiurea atau busulfan.
3. Leukemia Kongenital
Leukemia kongenital atau neonatal adalah leukemia yang terdiagnosis
dalam 4 minggu pertama kehidupan bayi.
Leukemia ini biasanya ditandai oleh hiperleukositosis, hepatosplenomegali,
infiltrat kulit nodular, dan gawat napas sekunder akibat leukostasis pulmonal.
Leukemia kongenital telah dihubungkan dengan sindrom Down, sindrom Turner,
trisomi 9, monosomi 7 mosaik, sindrom Klippel0Feil, sindrom Bonnevie-Ullrich,
penyakit jantung kongenital, dan suatu varian dari sindrom Ellis-van Creveld.

Sumber :
Rudolph, Abraham M., Julien I.E. Hoffman, & Collin D. Rudolph. 2007. Buku
Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai