Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

KEGIATAN PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT
PENENTUAN MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU
KLASIFIKASI IKLIM
Disusun Oleh kelompok 3 :
Karnila Wati C1011151037
Ahmad Indra Wijaya C1011181001

Randi C1011181022

Olivia febrianti valerine C1011181026

Nabila C1011181027

Monika Selvi C1011181042

Christantia Adventi Grace C1011181044

Doni Kusuma Borneo C1011181058

Nevi Saetri C1011181064

AGROTEKNOLOGI
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah memberikan karuniaNya pada kelompok kami dalam melaksanakan tugas
praktikum Agroklimatologi ini. Sehingga akhirnya tersusunlah laporan praktikum
yang sistematis. Hal ini kami lakukan untuk memenuhi tugas praktikum
Agroklimatologi. Dengan selesainya laporan praktikum Agroklimatologi ini,
maka tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah
membantu kelompok kami. dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah
terlibat langsung. khususnya kami ucapkan kepada :
1. Kepada bapak Muhammad Pramulya, Sp.,M.Si selaku dosen pembimbing
kami.
2. Kepada para asisten dosen yang bersedia membimbing kami selama
praktikum.
3. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi
terlaksananya tugas praktikum yang kami kerjakan ini.
Saya menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari nilai sempurna,
maka dari itu saya akan menerima dengan senang hati setiap kritik dan saran yang
membangun. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan, semoga laporan
praktikum saya ini memberi manfaat untuk setiap pembaca dan juga menambah
ilmu bagi saya sendiri. Terima kasih.

Pontianak, 22 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan praktikum............................................................................................ 3
BAB II ......................................................................................................................4
METODE KERJA....................................................................................................4
A. Waktu dan Tempat ......................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan ............................................................................................... 4
C. Prosedur kerja ................................................................................................. 4
BAB III ....................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................6
A. Curah hujan .................................................................................................. 6
B. Suhu ........................................................................................................... 10
C. Penentuan musim hujan dan kemarau ........................................................ 14
BAB IV ..................................................................................................................18
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19
LAMPIRAN ...........................................................................................................20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data curah hujan dengan metode oldeman ............................................... 8


Tabel 2. Data curah hujan dengan metode schimidt-furguson ................................ 9
Tabel 3. Data dasarian bulan Januari-Desember ................................................... 16
Tabel 4. Data suhu minimum Januari 2007 ........... Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. Data suhu maksimum Januari 2007 ........................................................ 21
Tabel 6. Data shu rata rata Januari 2007 ............................................................... 21
Tabel 7. Data kelembaban rata rata Januari 2007 ................................................. 21
Tabel 8. Data curah hujan Januari 2007 ................................................................ 21
Tabel 9. Data lama penyinaran Januari 2007 ........................................................ 21
Tabel 10. Data kecepatan angin rata rata Januari 2007 ......................................... 21
Tabel 11. Data kecepatan angin Januari 2007 ....................................................... 21
Tabel 12. Data arah angin saat kecepatan makasimum Januari 2007 ................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik curah hujan perbulan .................................................................. 7


Gambar 2. Grafik curah hujan pertahun .................................................................. 7
Gambar 3. Grafik curah hujan perminggu .............................................................. 8
Gambar 4. Grafik suhu minimum perbulan .......................................................... 11
Gambar 5. Grafik suhu minimum pertahun .......................................................... 11
Gambar 6. Grafik suhu maksimum perbulan ........................................................ 12
Gambar 7. Grafik suhu maksimum pertahun ........................................................ 12
Gambar 8. Grafik suhu rata rata perbulan ............................................................. 13
Gambar 9. Grafik suhu rata rata pertahun ............................................................. 13
Gambar 10. Grafik dasarian tahun 2007-2016 ...................................................... 15
Gambar 11. Decagon ............................................................................................. 20
Gambar 12. Sesame ............................................................................................... 21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Agroklimatologi atau Klimatologi Pertanian adalah cabang dari ilmu iklim


yaitu klimatologi terapan yang mempelajari tentang hubungan antar proses-proses
fisik di atmosfer dari unsur-unsur cuaca dengan kegiatan pertanian terutama
dengan proses produksi pertanian atau ilmu yang mempelajari hubungan antar
faktor iklim dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai dari
Agroklimatologi adalah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang
terjadi pada perubahan lingkungan fisik di sekitar organisme pertanian akibat
perkembangan organisme tersebut serta dampak perubahannya bagi organisme itu
sendiri.
Klimatologi dengan Meteorologi adalah sebagai dasar untuk
Agroklimatologi. Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan
sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana
kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan
interpretasi dari data-data yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam
pengerjaannya, orang-orang sering juga mengatakan klimatologi sebagai
meteorologi statistik.
Unsur-unsur yang diamati dengan agroklimatologi meliputi: radiasi
matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara,evaporasi, curah hujan,
angin dan awan. Sedangkan unsur organisme pertanian yang diamati tergantung
pada tujuan penelitian pertanian seperti : fase pertumbuhan tanaman, produksi
tanaman, serangan hama dan penyakit tanaman, dan lain-lain.
Sejak tahun 1980an para pemerhati dan peneliti meteorologi meyakini
bahwa akan terjadi beberapa penyimpangan iklim global, baik secara spatial
maupun temporal, seperti peningkatan temperatur udara, evaporasi dan curah
hujan. Menjadi hal sangat krusial mengetahui besaran anomali curah hujan yang
akan terjadi pada masa datang di wilayah Indonesia dalam skala global
menggunakan model prakiraan iklim yang dikembangkan berdasarkan keterkaitan
proses antara atmosfer, laut, dan kutub dengan memperhatikan evolusi yang
proporsional dari peningkatan konsentrasi CO2 di trophosfer.
Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan
akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak
teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti
musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk
merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis Indonesia, hujan
merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman

1
pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa
termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola
curah hujan,kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian
iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius
perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perubahan iklim akan menyebabkan:
(a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang
lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia
mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami
peningkatan curah hujan.
Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang
musim hujan. Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin
pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apa bila
tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan
irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi
kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan
meningkatkan risiko kekekeringan.
Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara,meningkatnya hujan pada
musim hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi
lahan tidak se baik di Jawa. Tren perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan
sektor pertanian.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan
hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi
tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan
mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global
pengaruh ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan
iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan
iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit
bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan
terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6
sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat
dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat
fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke
dua.
Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim
merupakan aspek kunci yang harus menjadi rencana strategis Departemen
Pertanian dalam rangka menyikapi perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap variabilitas iklim saat
ini dan mendatang.Upaya yang sistematis dan terintegrasi,serta komitmen dan
tanggung jawab bersama yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan sangat
diperlukan guna menyelamatkan sector pertanian.

2
B. Tujuan praktikum

Dengan adanya kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:


a. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim dan pengaruhnya terhadap
pertanian.
b. Mengetahui masa tanam atau saat penanaman yang tepat sesuai iklim.
c. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan dan cara
penggunaannya.
d. Mengetahui cara pengambilan data cuaca dan iklim.

3
BAB II

METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat

Waktu : Praktikum dilakukan pada setiap hari senin jam 13.00 Wib.

Tempat : Di Lab Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.

B. Alat dan Bahan

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat-alat klimatologi
seperti sesame dan dekagon sebagainya beserta alat tulis dan laptop untuk analisis.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum tentang pengenalan alat ukur


klimatologi yang digunakan data dari BMKG, laptop dan kertassebagi media
tulis.

C. Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja praktikum ini ialah sebagai berikut:


1. Pengenalan Alat
2. Mengamati bentuk alat-alat klimatologi
3. Memahami fungsi dari alat tersebut
4. Memahami cara kerja dari alat tersebut dalam pengukuran iklim
5. Menganalisis data.
6. Mendokumentasikan gambar-gambar dari alat tersebut

4
Bagan prosedur pelaksanaan apraktikum Agroklimatologi

s
Pengenalan Alat Mengamati bentuk Memahami fungsi
alat-alat klimatologi alat tersebut

Memahami cara kerja


alat tersebut

Menganalisis data per 10


tahun diambil dari data
BMKG Kabupaten
Mempawah tahun 2007-2016

Menjabarkan hasil analisis Menjabarkan data analisis


dalam bentuk laporan dalam bentuk grafik
praktikum

Bagan 1 Metode pengerjaan

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Curah hujan

Curah hujan atau yang juga sering disebut presipitasi adalah jumlah air hujan
yang turun pada daerah tertentu dalam waktu tertentu. Curah Hujan juga dapat
dikatakan sebagai air hujan yang terkumpul di tempat datar yang tidak menguap,
tidak meresap dan tidak mengalir setelah hujan turun. Hujan terbentuk dari
kumpulan penguapan uap air (awan) yang jika mencapai titik jenuh akan kembali
turun ke bumi. Ketika berbicara tentang curah hujan, maka kita juga harus
membahas intensitas hujan. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan dalam
satuan waktu tertentu. Apabila intensitasnya tinggi berarti hujan lebat, dan
intensitas juga dapat menjadi dasar dalam memperkirakan dampak hujan seperti
banjir, longsor dan efeknya terhadap makhluk hidup.

Untuk mengukur besarnya curah hujan, digunakan alat yang disebut penakar
hujan (rain gauge). Alat ini merupakan alat yang terdiri dari corong dan tabung
penampung. Curah hujan diukur dalam skala milimeter (mm) atau sentimeter
(cm).

Dari pengukuran curah hujan akan didapatkan beberapa data yang kemudian
diolah menjadi tiga jenis hasil pengukuran seperti berikut:

 Jumlah curah hujan harian, yaitu hasil pengukuran hujan selama 24 jam.
 Jumlah curah hujan bulanan, yaitu jumlah total curah hujan harian selama
sebulan.
 Jumlah curah hujan tahunan, yaitu jumlah total curah hujan harian selama
12 bulan.

6
Gambar 1 Grafik curah hujan perbulan

Dan dari grafik di atas maka dapat kita ketahui bahwa menurut data selama 2007-
2016 dari bulan januari hingga desember diketahui bahwa curah hujan di
kabupaten mempawah termasuk dalam yang memiliki curah hujan tinggi. Dimana
selama tahun 2007 – 2016 diketahui bahwa naik turunnya curah hujan selalu
berubah ubah dengan sangat cepat. Pada bulan september sampai desember
dimana curah hujan sangat tinggi dan curah hujan terendah terjadi pada bulan
januari.

Gambar 2 Grafik curah hujan pertahun

7
Dari grafik di atas dapat disimpulkan curah hujan rata-rata tahunan sangat
bervariasi .Fluktuasi rata rata curah hujan pertahun cendrung sama. Pada tahun
2010 terjadi peningkatan cukup tinggi dan kembali menurun pada tahun 2012.
Data menunjukkan bahwa selama satu tahun tersebut diperoleh bahwa lebih
banyak bulan basah dibanding bulan kering

Gambar 3 Grafik curah hujan perminggu

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan perminggu tertinggi
terjadi di bulan Juni dan mengalami penurunan terendah pada bulan agustus. Data
menunjukan bahwa selama 4 minggu dalam kurun satu bulan pada tahun 2007
diperoleh bahwa lebih banyak bulan kering dibanding bulan basah.

Data Curah Hujan Bulanan Stasiun Meteorologi Mempawah (2007-2016)


JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2007 225,2 56,2 96 188,5 212,3 409,7 221,2 82,9 339,4 308,1 384,7 303,3
2008 194,5 38,4 245,9 302,7 267,2 198,7 384,2 232 129,4 576,6 264,7 439,3
2009 229,6 53,7 142,4 366,6 63,5 254,9 35,1 124,3 85,7 290,7 518,6 326,9
2010 103,7 264,8 157,5 113,5 221 449,2 474,8 234,2 370,4 212,6 364,2 433,1
2011 192,3 65 94,9 236,4 293,4 149,5 118,4 119,2 187,9 247,4 327,5 319,6
2012 183,7 115,1 254,4 191,8 199,3 54,7 219,9 88,1 55,9 185,4 216,8 319,3
2013 100,3 329,4 51,1 348,2 8,6 103,4 307,9 200,8 78,9 98,7 385,2 376,5
2014 54,3 1,1 95,9 75,9 245,7 161,9 16,4 337,5 181,2 264,4 263 273,7
2015 304,1 128,8 151,2 121,9 278,6 258,1 201,5 41,1 112 166,8 256,6
2016 315,9 528 235,2 130,3 725,6 310,9 368,5 68,6 194 240,1 256,6 282,8
CH TOT 1903,6 1580,5 1524,5 2075,8 2515,2 2351 2347,9 1528,7 1628,5 2536 3148,1 3331,1
Rerata 190,36 158,05 152,45 207,58 251,52 235,1 234,79 152,87 162.85 253,6 314,81 333,11
DKB BL BL BL BB BB BB BB BB BL BB BB BB

Jumlah BB Berurutan 8 Pada Stasiun Meteorologi Mempawah


Jumlah BL Berurutan 4 memiliki iklim A1
Tabel 1 data curah hujan dengan metode oldeman

8
Dari tabel metode oldeman diatas menyatakan Bulan basah lebih banyak dari pada
bulan lembab. Pada tabel di atas ada 8 bulan basah dan ada 4 Bulan lembab,
Sehingga pada stasiun Meteorlogi Mempawah pada tahun 2007 hingga 2016
termasuk dalam iklim A1.

Tabel 2 data curah hujan dengan metode schimidt=furguson

Pada tabel diatas Bulan basah lebih banyak dari pada Bulan kering. Jumlah Bulan
kering ada 12 dengan rerata 1,2 dan jumlah bulan basah ada 95 dengan rerata 9,5.
Jika rerata Bulan kering dibagi dengan jumlah rerata bulan basah maka hasilnya
adalah 0,126 dimana angka tersebut lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari 0,143
sehingga pada stasiun Meteorologi Mempawah masuk dalam kelas ikliim sangat
basah.

9
B. Suhu
Suhu merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan organisme dipermukaan bumi. Kondisi
permukaan bumi sangat bervariasi baik jenis maupun bentuk
permukaannya. Dengan adanya variasi tersebut maka penerimaan energi
matahari berbeda-beda . mengingat radiasi matahari merupakan radiasi
gelombang pendek yang sekitar 15% diserap langsung oleh atmosfer,
maka energi tersebut merupakan salah satu dari bagian energi yang akan
menentukan suhu dipermukaaan bumi.
Sebelum melangkah lebih jauh perlu dijelaskan tentang pengertian
dari 2 istilah yang berbeda tetapi sering dianggap sama,kedua istilah
tersebut adalah suhu dan panas. Dalam kenyataan sehari-hari jika
menyatakan suhu udara ataupun tubuh tidak berbeda bila menyatakan
panas. Sehubungan dengan kenyataan tersebut maka perlu dipisahkan
batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.
Suhu adalah ukuran dari energi kinetik yang dihasilkan oleh
adanya aktivitas pergerakan molekul yang terkandung oleh suatu benda,
yang biasanya dinyatakan dalam satuan celcius, fahreinheit,reamur, dan
kelvin.
Panas adalah jumlah total dari energi kinetik yang dihasilkan oleh
aktivitas pergerakanmolekul yang teerkandung oleh suatu benda, yang
biasanya dinyatakan dalam satuan cal/watt/joule dll

10
Gambar 4 Grafik suhu minimum perbulan

Rata rata suhu minimum di setiap bulannya antara tahun 2007-2016 berada di
derajat yang berbeda, untuk bulan januari tahun 2007 hingga 2016 rata rata masih
stabil, begitu juga pada bulan februari, maret april, mei, juni hingga desember
pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2014, 2015, dan 2016 masih
berada diangka yang stabil. Derajat meningkat tinggi pada bulan april pada tahun
2013 dan menurun pada titik terendah terjadi pada bulan september tahun 2013.

Gambar 5 Grafik suhu minimum pertahun

11
Suhu paling tinggi terjadi pada tahun 2010 yang berada di angka 24,4 Dan suhu
terendah terjadi pada tahun 2013 yang berada diangka 21,3.

Gambar 6 Grafik suhu maksimum perbulan

Suhu maksimum meningkat tajam pada bulan April tahun 2013, dan suhu
menurun drasti pada bulan maret tahun 2009.

Gambar 7 Grafik suhu maksimum pertahun

12
Suhu tertinggi terjadi pada tahun 2007, 2010,2011,2012 dan 2016 yang berada di
angka yang sama yaitu derajat 30, suhu mengalami penurunan pada tahun 2009
yang berada diangka 24,5.

Gambar 8 Grafik suhu rata rata perbulan

peningkatan terjadi pada mei dan juni & penurunan pada september tahun 2013.
Sedangkan untuk bulan lain di tahun yang berbeda suhu masih stabil.

Gambar 9 Grafik suhu rata rata pertahun

13
Pada tahun2007, 2009, 2010, 2011, 2014, 2015 dan 2016 suhu lebih cendrung stabil
artinya tidak ada yang mengalami peningkatan yang signifikan. suhu mengalami
penurunan pada tahun 2013.

C. Penentuan musim hujan dan kemarau


Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering
terjadi atau mencolok, misalnya musim hujan adalah rentang waktu yang
anyak terjadi hujan, musim kemarau rentang waktu yang sedikit hujan ,
musim dingin rentang waktu dengan suhu udara selalu rendah dan musim
panas rentang waktu dengan suhu udara selalu tinggi. Di Indonesia yang
paling dikenal adalah musim yang didasarkan atas seringnya atau
banyaknya curah hujan sehingga dikenal musim hujan dan musim
kemarau.
Untuk menandai musim hujan dan musim kemarau tersebut Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggunakan kriteria
banyaknya curah hujan selama setiap sepuluh hari atau yang sering
disebut dengan "dasarian". Penetapan dasarian dimulai dari tanggal 1
Januari. Dasarian pertama adalah satuan waktu sepuluh hari dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 10 Januari, dasarian kedua dari tanggal 11
Januari sampai sampai dengan tanggal 20 Januari. Untuk bulan yang
memiliki jumlah hari 31, dasarian ketiga ditetapkan dari tanggal 21
sampai dengan tanggal 31, sedangkan untuk bulan Februari, dasarian
ketiga dari tanggal 21 sampai dengan tanggal 28 atau 29 Februari.
Awal musim didefinisikan sebagai dasarian awal mulainya musim.
(BMKG) mengeluarkan aturan bahwa untuk permulaan musim kemarau,
jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter
dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim
kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur)
dari normalnya (rata-rata 1981-2010). Sedangkan untuk permulaan musim
hujan, jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih
dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya.
Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih
lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1981-2010).

14
Awal musim hujan atau kemarau di setiap daerah untuk setiap
tahunnya berbeda-beda tergantung pada faktor kondisi dan tatanan cuaca
lainnya dalam skala besar. Panjang musim pun di setiap daerah berbeda-
beda sesuai dengan letak geaografisnya, unsur cuaca/iklim Indonesia
mempunyai variasi musiman. Variasi musiman tersebut dapat jelas
terlihat pada curah hujan. Oleh karena itu di Indonesia dikenal dengan
musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut dibedakan dari
banyaknya curah hujan. Pada umumnya sewaktu matahari berada di
belahan bumi selatan dari bulan Oktober sampai Maret , curah hujan akan
lebih banyak jika dibandingkan sewaktu matahari berada di belahan bumi
utara dari bulan April sampai september. Namun, di daerah-daerah
tertentu belum tentu demikian karena adanya faktor lokal.

Gambar 10 Grafik dasarian tahun 2007-2016

15
bulan
tahun
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
2007 147,5 20,9 56,8 2 49,7 4,5 46 34,5 16 31,9 105,8 50,8 37,2 23,3 151,8 44,1 265,5 100,1
2008 45,4 0 149,1 32,3 1,9 4,2 54,2 188,2 3,5 31,6 149,3 121,8 2,1 2,4 262,7 137,9 36,8 24
2009 157,6 40,2 31,8 31,5 7 15,2 55,8 50,6 36 197,1 166,1 3,4 18,6 44,9 0 4,6 42,4 207,9
2010 59 14 30,7 36,1 197,6 31,1 8,6 124 24,9 26 16,7 70,8 110,2 25,5 85,3 190,7 197,9 60,6
2011 73,1 43,8 75,4 26,3 19,9 18,8 0 41 53,9 0,3 18,5 217,6 78,2 157,5 57,7 85,5 45,4 18,6
2012 50,6 80,1 53 18,9 55,3 40,9 141 40,8 72,6 30,9 40,6 120,3 3,2 13,4 182,7 50,5 0 4,2
2013 41,8 4,2 54,3 121,8 174,8 32,8 2,8 0,8 47,5 240,7 39,1 68,4 0 0 8,6 41,9 50,1 11,4
2014 42 12,3 0 0 0 1,1 10,7 46,3 38,1 29,7 0,3 45,9 124,3 31,8 89,6 133 19,5 9,4
2015 75,9 188,6 39,6 78,7 50,1 0 18,9 66,5 65,8 72,9 29,2 19,8 87,2 13,4 178 85,9 169,7 2,5
2016 106 119,3 90,6 77,1 164,4 51,3 139,4 23 72,8 18,3 84,1 27,9 235,9 159,9 329,8 3,1 275,2 32,6
Tabel 3 Data dasarian bulan Januari-Desember

tahun JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 350


2007 34,3 66 120,9 0 44,7 38,2 252,5 25,7 61,2 59,2 60,6 188,3 157,8 144,4 82,5 83,4 158,9 61
2008 138,2 161,2 84,8 68 20,2 143,8 94,4 31,9 3,1 148,3 187 241,3 25,3 120,3 119,1 238,5 91 109,8
2009 21,4 0 13,7 0 122,9 1,4 4,8 80,9 0 86,6 110,5 93,6 123,6 222 173 49,9 113,9 163,1
2010 273,1 170,3 31,4 43,4 97,5 93,3 110,4 13,8 246,2 59,5 2,8 150,3 67 127,6 169,6 231,6 146,5 55 300
2011 69,2 47,2 2 4,5 84,8 29,9 21,8 143 23,1 85,6 63,6 98,2 141 59,3 127,2 90,4 46,7 182,5
2012 70,1 119,2 30,6 0 38,5 49,6 54,8 0 1,1 7,8 136,3 41,3 84,7 55 77,1 110,6 106,7 102
2013 145,9 128,2 33,8 131 6,4 63,4 45,9 30,7 30,7 11,4 11,4 30,7 170,5 104,2 110,5 85,3 154,5 136,7
2014 5,7 10,7 0 26,2 162,6 148,7 10,1 85,9 85,2 1,7 99 163,7 164,8 62 36,2 88,5 61,9 123,3 250
2015 0 0,7 200,8 2,5 38,6 0 3,7 1 1 17,9 6,7 87,4 36,9 79,7 50,2 45,4 152,7 152,7
2016 0 160,3 208,2 0 0 68,6 149,1 32,1 12,8 27,6 143,2 69,3 139,5 48,3 97,1 120,5 52 110,3

Berdasarkan tabel dasarian di atas bahwa Musim Kemarau terjadi pada


Bulan januari 1 hingga september 2 pada tahun 2007 Dan pada September 3
hingga Desember akhir terjadi musim Hujan. Untuk tahun 2008 Musim kemarau
terjadi pada bulan januari 1 hingga februari akhir kemudian dilanjukan musim
hujan pada maret awal hingga April akhir, Kemudian di lanjutkan musim kemarau
pada awal Mei hingga akhir juni diikuti Musim Hujan pada Awal Agustus hingga
Akhir Desember.
Untuk tahun 2009 di awali dengan musim kemarau pada awal januari
hingga akhir februari kemudian terjadi musim hujan pada awal maret hingga April
minggu kedua dan di ikuti musim kemarau kembali pada bulan April minggu
ketiga hingga bulan september minggu pertama dan kemudian terjadi musim
hujan pada Bulan september minggu kedua hingga Akhir bulan desember.

16
Untuk tahun 2010 diawali musim kemarau pada awal januari hingga
minggu kedua bulan mei kemudian terjadi musim hujan pada minggu ketiga bulan
mei hingga Akhir bulan Desember.
Pada tahun 2011 terjadi musim kemarau pada awal januari hingga minggu
kedua bulan april, kemudian terjadi musim hujan pada akhir bulan april hingga
awal bulan juni, pada minggu kedua bulan juni terjadi musim kemarau hingga
akhir bulan september dan pada awal oktober hingga akhir desember terjadi
musim hujan.
Pada tahun 2012 terjadi musim kemarau yang begitu lama yakni pada awal
bulan januari hingga awal bulan oktober dan pada minggu kedua bulan oktober
terjadi musim hujan hingga akhir bulan desember. Selanjutnya pada tahun 2013 di
awali dengan musim hujan pada awal januari hingga minggu ke-2 februari yang
kemudian diikuti musim kemarau pada minggu ke-3 februari hingga akhir bulan
oktober dan pada awal september hingga akhir desember terjadi musim kemarau.
Pada tahun 2014 diawali dengan musim kemarau yang panjang pada awal
januari hingga awal agustus yang diikuti musim hujan pada minggu ke-2 agustus
hingga akhir desember. Untuk tahun 2015 pada awal januari hingga awal april
terjadi musim hujan kemudian terjadi musim kemarau pada minggu kee-2 april
hingga minggu ke-2 mei, pada akhir mei hingga minggu ke-2 juni terjadi musim
hujan kembali, selanjutnya terjadi musim kemarau pada akhir bulan juni hingga
minggu kedua bulan oktober. Untuk tahun 2016 terjadi musim hujan yang panjang
diawali pada bulan januari hingga awal bulan september kemudian terjadi musim
kemarau yang singkat pada minggu kedua bulan september hingga awal bulan
oktober dan pada minggu ke-2 bulan oktober hingga akhir bulan desember terjadi
musim hujan.

17
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Selama praktikum Agroklimatologi kami mempelajari beberapa alat yang


digunakan dalam menentukan faktor klimatologi seperti Sesame Dan Decagon.
Kami juga mempelajari cara menghitung data BMKG sekaligus menganalisis data
tersebut. Curah hujan yang kecil akan mengakibatkan kesetimbanagan air di suatu
wilayah mengalami defisit yang cukup besa. Untuk mengukur besarnya curah
hujan, digunakan alat yang disebut penakar hujan (rain gauge). Alat ini
merupakan alat yang terdiri dari corong dan tabung penampung. Curah hujan
diukur dalam skala milimeter (mm) atau sentimeter (cm).

Suhu adalah ukuran dari energi kinetik yang dihasilkan oleh adanya
aktivitas pergerakan molekul yang terkandung oleh suatu benda, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan celcius, fahreinheit,reamur, dan kelvin. Awal musim
didefinisikan sebagai dasarian awal mulainya musim. (BMKG) mengeluarkan
aturan bahwa untuk permulaan musim kemarau, jumlah curah hujan dalam satu
dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian
berikutnya. Sedangkan untuk permulaan musim hujan, jumlah curah hujan dalam
satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa
dasarian berikutnya

Saran

Alat – alat klimatologi besar manfaatnya bagi pertanian, alangkah baiknya


jika kita sebagai mahasiswa dapat mempelajari alat-alat tersebut secara baik
sehingga dapat mempergunakannya untuk kepentingan pertanian. Akan lebih baik
lagi seandainya Universitas menyediakan alat – alat tersebut dengan layak di
laboratorium pertanian sehingga mahasiswa dapat mempergunakan atau
mempelajari alat – alat tersebut di bidang pertanian secara maksimum dan dapat
memudahkan mahasiswa untuk melakukan praktikum Agroklimatologi secara
maksimum pula. Tak hanya dekagon dan sesame yang harus dipelajari baik secara
materi ataupun praktikum tetapi juga alat klimatologi lainnya

18
DAFTAR PUSTAKA

Ida Nurul Hidayati, Suryanto. 2015. “Pengaruh perubahan iklim terhadap


produksi
Pertanian dan stategi adaptasi pada
Lahan rawan kekeringan”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.42-52

Muhammad Zaki Alif. 2017. “Pengaruh Dosis Mikoriza Dan Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Bawang Merah”. Skripsi. Fakultas
Pertanian, Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah
Malang.

Prof. Dr. H. Zulkarnain. 2014. Dasar dasar Hortikultura. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

Gunarsih. 2001. Klimatologi pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Bina
Aksara: Jakarta
Irwan, D.Z. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Bumi
Aksara: Jakarta
Buckman Brady. 1982. Dasar Klimatologi. Jakarta: Erlangga
Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar Dasar Klimatologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

19
LAMPIRAN

Gambar 11 Decagon

20
Gambar 12 Sesame

21
Contoh Suhu minimum januari 2007

01/01/2007
01/01/2007 29,7 24,2
02/01/2007
02/01/2007 30,10 25
03/01/2007
03/01/2007 30,10 25,4
04/01/2007
04/01/2007 27 29,73
25 24,93
05/01/2007
05/01/2007 30,2 24,6
06/01/2007 30,1
06/01/2007 25,1
07/01/2007 30,9
07/01/2007 25,2
08/01/2007 31,5
08/01/2007
09/01/2007 34,1
24,8
09/01/2007
10/01/2007 31,6 24,2
10/01/2007
11/01/2007 31,5 25
31,33
11/01/2007
12/01/2007 30,8 25,1 24,56
12/01/2007
13/01/2007 29,5 24,6
13/01/2007
14/01/2007 30,3 23,6
15/01/2007
14/01/2007 30,8 24,6
16/01/2007
15/01/2007 30,8 24,4 29,7 31,1
17/01/2007
16/01/2007 32,1 24,8 24,49 24,1
18/01/2007 31,7 31,67
17/01/2007 25,4
19/01/2007 32,1
18/01/2007 24,9 24,69
20/01/2007 32,1
19/01/2007 24,4
21/01/2007 32,1
20/01/2007
22/01/2007 29,8
24,6
21/01/2007
23/01/2007 30,4 24,3
22/01/2007
24/01/2007 30 25,6
23/01/2007
25/01/2007 30,8 24,1
24/01/2007
26/01/2007 31,1 24,5
30,49
25/01/2007
27/01/2007 30,8 23,7
28/01/2007
26/01/2007 30 24,1
29/01/2007 29,4
23,99
27/01/2007 24,2
30/01/2007
28/01/2007 30,8 23,1
31/01/2007
29/01/2007 31,8 24,1
Tabel 4 Data suhu maksimum Januari 2007
30/01/2007 22,7
31/01/2007 23,8

22
01/01/2007 26,7
02/01/2007 26,90
03/01/2007 27,80
04/01/2007 25,60 27
05/01/2007 27,10
06/01/2007 27,40
07/01/2007 27,50
08/01/2007 27,60
09/01/2007 27,80
10/01/2007 27,90
11/01/2007 27,40 27,31
12/01/2007 26,80
13/01/2007 26,50
14/01/2007 27,2
15/01/2007 26,9
16/01/2007 27,3 26,78 26,9
17/01/2007 27,5
18/01/2007 27,7 27,27
19/01/2007 27,4
20/01/2007 27,1
21/01/2007 27
22/01/2007 26,2
23/01/2007 26,6
24/01/2007 26
25/01/2007 26,6
26/01/2007 27,4
26,39
27/01/2007 26,1
28/01/2007 25,2
29/01/2007 26,2
30/01/2007 26,3
31/01/2007 27,3
Tabel 5 Data shu rata rata Januari 2007

23
01/01/2007 82
02/01/2007 85
03/01/2007 76
04/01/2007 90 83,29
05/01/2007 83
06/01/2007 83
07/01/2007 84
08/01/2007 80
09/01/2007 79
10/01/2007 82
11/01/2007 85 82,43
12/01/2007 86
13/01/2007 84
14/01/2007 81
15/01/2007 84
16/01/2007 84 82,97 82,8
17/01/2007 82
18/01/2007 83 83,14
19/01/2007 81
20/01/2007 84
21/01/2007 84
22/01/2007 91
23/01/2007 84
24/01/2007 88
25/01/2007 81
26/01/2007 81
83
27/01/2007 87
28/01/2007 89
29/01/2007 80
30/01/2007 77
31/01/2007 72
Tabel 6 Data kelembaban rata rata Januari 2007

24
01/01/2007 97,3
02/01/2007 14,6
03/01/2007 5,8
04/01/2007 12,1 21,07
05/01/2007 16,2
147,50
06/01/2007 0
07/01/2007 1,5
08/01/2007 0
09/01/2007 0
10/01/2007 0
11/01/2007 0 1,57
12/01/2007 5,8
13/01/2007 0,2
14/01/2007 5
15/01/2007 6,9
20,90
16/01/2007 3 7,26 7,75
17/01/2007 0
18/01/2007 0 1,44
19/01/2007 0
20/01/2007 0
21/01/2007 0,2
22/01/2007 0
23/01/2007 0
24/01/2007 1
25/01/2007 21
26/01/2007 0 56,80
5,66
27/01/2007 3,5
28/01/2007 1,4
29/01/2007 27,3
30/01/2007 2,4
31/01/2007 0
Tabel 7 Data curah hujan Januari 2007

25
01/01/2007 2,2
02/01/2007 5,5
03/01/2007 5,19
04/01/2007 2,2 3,41
05/01/2007 1,6
06/01/2007 0
07/01/2007 6,7
08/01/2007 7,7
09/01/2007 3,5
10/01/2007 4,4
11/01/2007 8 4,47
12/01/2007 4,7
13/01/2007 5
14/01/2007 3,5
15/01/2007 4,6
16/01/2007 7,4 4,30 4,7
17/01/2007 7,8
18/01/2007 4,6 6,30
19/01/2007 7,2
20/01/2007 3
21/01/2007 7,7
22/01/2007 0
23/01/2007 2,8
24/01/2007 3
25/01/2007 2,7
26/01/2007 5,5
3,41
27/01/2007 2,6
28/01/2007 3,1
29/01/2007 0,8
30/01/2007 5,6
31/01/2007 8

Tabel 8 Data lama penyinaran Januari 2007

26
01/01/2007 3
02/01/2007 3
03/01/2007 3
04/01/2007 3 2,86
05/01/2007 3
06/01/2007 3
07/01/2007 2
08/01/2007 2
09/01/2007 2
10/01/2007 2
11/01/2007 1 2,00
12/01/2007 2
13/01/2007 2
14/01/2007 3
15/01/2007 3
16/01/2007 2 2,26 2,0
17/01/2007 3
18/01/2007 2 2,29
19/01/2007 2
20/01/2007 2
21/01/2007 2
22/01/2007 0
23/01/2007 2
24/01/2007 2
25/01/2007 1
26/01/2007 2
2,00
27/01/2007 2
28/01/2007 2
29/01/2007 2
30/01/2007 3
31/01/2007 4

Tabel 9 Data kecepatan angin rata rata Januari 2007

27
Kecepatan angin terbesar

01/01/2007 5
02/01/2007 5
03/01/2007 5
04/01/2007 5 4,86
05/01/2007 6
06/01/2007 4
07/01/2007 4
08/01/2007 3
09/01/2007 2
10/01/2007 3
11/01/2007 4 4,29
12/01/2007 3
13/01/2007 5
14/01/2007 10
15/01/2007 5
16/01/2007 5 4,03 3,7
17/01/2007 4
18/01/2007 3 3,86
19/01/2007 3
20/01/2007 3
21/01/2007 4
22/01/2007 4
23/01/2007 4
24/01/2007 4
25/01/2007 2
26/01/2007 3
3,40
27/01/2007 3
28/01/2007 3
29/01/2007 3
30/01/2007 4
31/01/2007 4
Tabel 10 Data kecepatan angin Januari 2007

28
01/01/2007 300
02/01/2007 330
03/01/2007 310
04/01/2007 280 302,86
05/01/2007 300
06/01/2007 350
07/01/2007 250
08/01/2007 260
09/01/2007 80
10/01/2007 300
11/01/2007 270 234,29
12/01/2007 270
13/01/2007 260
14/01/2007 200
15/01/2007 270
16/01/2007 270 228,06 225,7
17/01/2007 270
18/01/2007 360 257,14
19/01/2007 270
20/01/2007 90
21/01/2007 270
22/01/2007 360
23/01/2007 10
24/01/2007 360
25/01/2007 90
26/01/2007 270
151
27/01/2007 30
28/01/2007 20
29/01/2007 30
30/01/2007 330
31/01/2007 10
Tabel 11 Data arah angin saat kecepatan makasimum Januari 2007

29

Anda mungkin juga menyukai