Oleh
Nuril Qomariyah
P17221181003
Makalah ini di periksa dan di setujui untuk di presentasikan pada tanggal 20 september 2019
Menyetujui,
Dosen pembimbing keperawatan anak
.................................................................
NIP.........................................
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang ,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya ,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayahnya kepada kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Miningitis.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini .untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya .oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari semua pihak agar saya dapat memperbaiki makalh ini
Akhir kata saya berharap smoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian miningitis ............................................................................. ............3
2.2 anatomi fisiologi otak ........................................................................................ 3
2.3 klasifikasi miningitis .......................................................................................... 4
2.4 etiologi miningitis..............................................................................................6
2.5 tanda dan gejala miningitis.................................................................................6
2.6 patofisiologi miningitis.......................................................................................7
2.7 pemeriksaan penunjang miningitis.....................................................................9
2.8 penatalaksanaan medis miningitis.....................................................................10
2.9 konsep asuhan keperawatan miningitis.............................................................10
2.9.1 pengkajian.................................................................................................11
2.9.2 diagnosa keperawatan...............................................................................11
2.9.3 rencana keperawatan.................................................................................11
2.9.4 evaluasi.....................................................................................................12
iii
Daftar Rujukan ....................................................................................................... 14
Lampiran ...................................................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut.
1
2
1.1 Tujuan
PEMBAHASAN
Meningitis adalah inflamasi pada miningen atau membrane (selaput) yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis penyebabnya meliputi bakteri,piogenik yang disebabkan oleh bakteri
membentuk pus,terutama meningokokus,pneumokokus,dan basil influenza.kedua yaitu virus
yang di sebabkan oleh agen agen virus yang sangat berfariasi.yang ketiga adalah organism
jamur(muttaqin,2008).
Sistim syaraf manusia mempunyai struktur yang sangat kompleksdengan berbagai fungsi
yang berbeda dan saling mempengaruhi.satu fungsi syaraf terganggu secara fisiologis akan
berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain.sistim syaragh di kelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu susunan syaraf pusat/central nervous system (CNS) dan susunan syaraf
perifer/peripheral nervous sytem (PNS).susunan syaraf pusat terdiri dari otak dan medulla
spinalis,sedangkan syaraf perifeir terdiri atas syaraf-syaraf yang keluarr dari medulla spinalis 31
pasang.menurut fungsinya syaraf perifer di bagi atas saraf efferent (sensori) dan efferent
(motorik).saraf efferent ( sensorik)menghantarkan informasi dari reseptor-reseptor khusus yang
berada pada organ permukaan atau bagian dalam ke otak.saraf efferent ( motorik )menyampaikan
informasi dari otak ke medulla spinalis ke organ-organ tubuh seperti otot rangka,otot jantung,otot
–ototbagian dalam kelenjar-kelenjar.saraf motorik mempunyai memiliki dua subdivisi
yaitu,devisi somatic ( volunteer )berperan dalam interaksi antara tubuh dengan lingkungan
luar.serabut saraf pada otot rangka .devisi otonomik(involunter)mengendalikan seluruh respon
involunter pada otot polos,otot jantung dan kelenjar denga cara mentrasmisi implus syaraf
melalui dua jalur yaitu syaraf simpatis yang berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis.dan syaraf parasimpatis yang berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis
(tarwoto,2009)
3
4
(cairan serebo spinal) lapisan luar terdapat ,lapisan tengah di sebut arakhnoid dan lapisan sebelah
dalam di sebut piameter(syaifuddin,2006).
Meningen adalah merupakan jaringan membrane penghubung yang melapisi otak dan
medulla spinalis.ada tiga lapisan meningen yaitu durameter,arachnoid,dan pia meter.durameter
adalah lapisan yang liat,kasar dan memiliki dua lapisan membrane.arachnoid adalah membrann
bagian tengah,tipis dan berbentuk seperti laba-laba.sedangkan piameter adalah lapisan paling
dalam ,tipis,merupakan membrane vaskuleryang membungkus seluruh permukaan otak.antara
lapisan satu dengan lapisan yang lainnya terdapat ruang meningeal yaitu ruang epidural
merupakan ruang antara tengkorak dan lapisan luar durameter.ruang subdural yaitu ruang antara
lapisan durameter dengan membrane arachnoid,ruang subarachnoid yaitu ruang antara arachnoid
dengan piameter pada ruang subarachnoid ini terdapat cairan serebrospinalis
(CSF)(tarwoto,2009).
a) Meningitis serosa
Radang selaput otak arachnoid dan piameter yang di sertai cairan otak yang
jernih.penyebab terseringnya adalah mycobacterium tuberculosa.penyebab lainnya
lues ( sifilis ),virus,toxoplasma,gondhii dan ricketsia.miningitis tubercolosa masih
sering di jumpai di Indonesia ,pada anak dan orang dewasa.miningitis tuberculosa
terjadi akibat komplikasi penyebab tuberculosis primer,biasanya dari paru-
paru.miningitis bukan terjadi karena terinfeksi selaput otak langsung menyebar
hemotogen,tetapi bisa sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan
otak,sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga
arachnoid.
Gambar klinik pada penyakit ini mulai pelan.terdapat panas yang tidak terlalu
tinggi,nyeri kepala dan nyeri kuduk,terdapat rasa lemah,berat badan yang menurun
,nyeri otot,nyeri punggung,kelainan jiwa seperti halusinasi .pada pemeriksaan akan di
jumpai tanda rangsangan selaput otak seperti kaku kuduk dan brudzinski.dapat terjadi
hemiparese dan kerusakan saraf otak yaitu N III, N IV,N VI,N VII,N VIII sampai
akhirnya kesadaran menurun (firdasari ,20011).
b) Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otakdan medulla
spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus,di sebabkan oleh kuman non spesifik
dan non virus .penyakit ini lebih sering di dapatkan pada anak dari pada orang
dewasa.miningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit
lain.kuman secara hematogen sampai ke selaput otak.misalnya pada penyakit-
penyakit faringotonsilitas ,pneumonia,bronchopneumonia,endokarditis dan lain-
lain.dapat pula sebagai perluasan perkontinuitatum dari peradang organ/jaringan di
dekat selaput otak,missalnya abses otak,otitis media,mastoiditis dan lain-
lain.penyebabnya antara lain,diplococcus pneumonia,staphylococcus
aureus,haemophilus influenza,Escherichia coli,klebsiella pnemuniae dan peudomanas
aeruginosa.
A . Bakteri
5) Virus,enterovirus(80%),CMV,arbovirus,dan HSV.
- Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningjkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan perubahan karakteristik tanda-
tanda vital ,pernafasan tidak teraratur,sakit kepala,muntah,penurunan
tingkat kesadaran.
2.6 Patofisiologi
Infeksi menyebar secara secara faskuler dari focus infeksi di tempat lain .misalnya
organism dari nasopharink menyerang pembulu darahy yang mendasari menyebrangi BBB,dan
berkembang biak dalam CSF.Invasi dengan ekstensi langsung dari infeksi di paranasal dan sinus
matoid.oraganisme juga bisa masuk dengan implantasi langsung setelah ada luka tembus.fraktur
tengkorak yang menyebabkan pembukaan ke dalam kulit atau sinus,fungsi lumbal atau prosedur
bedah ,kelainan anatomi seperti spina bifida,atau benda asing sebagai perangkat ventrikularr
eksternal.setelah tertanam,organisme menyebar ke CCSF,di mana infeksi menyebar ke seluruh
ruang subarachnoid.proses infeksi seperti yang terlihat pada infeksi bakteri:akumulasi sel radang
eksudasi darah putih,dan berbagai tingkat kerusakan jaringan.otak menjadi hyperemic dan
edema,dan seluruh permukaan otak di tutupi oleh lapisan eksudat purulen yang bervariasi dengan
jenis oraganisme.sebgai contoh,eksudat meningokokus paling di tandai selama parientel,oksipital
dan daerah cerebellar:tebal,eksudat fibrinous infeksi pneumokokus terbatas terutama pada
permukaan otak,terutama lobus interior:dan eksudat infeksi streptokokus mirip dengan infeksi
pneumokokus,tapi tipis.sebagai infeksi meluas ke ventrikel,nanah tebal,fibrin,atau perlengketan
dapat menutup dan menghalangi CSF (Wilson,2007).
8
Resiko jatuh
Peningkatan TIK
Resiko infeksi
(paramitha,2011)
9
Komplikasi
a. Hidrosefalus
b. Infark serebral
c. Syndrome waterhouse friederichsen:hipotensi,perdarahan kulit dan kelenjar adrenal
d. Defisit saraf kranial
e. Ensefalitis
f. Abses otak
g. Kerusakan visual
h. Deficit inlektual
i. Kejang
j. Endokarditis
k. Pneumonia
l. Gangguan pembekuan darah
m. Syok septic
n. Efusi subdural
o. Demam yang memanjang
p. Peningkatan intrakranial
c. CT kepala
Penggunaannya terbatas,di lakukan bila diagnosis belim pasti dan untuk
menyingkirkan penyebab lain (misal,tumor fossa posterior),keputusan untuk
melakukan CT scan tidak boleh menunda pemberian antibiotik
(schneeweisse,2007).
d. Pemeriksaan laboratorium
1. Glikosa serum : meningkat (miningitis)
2. LDH serum : meningkat (miningitis bakteri)
3. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)
1. Isolasi
Terapi anti mikroba : antibiotic yang di berikan di dasarkan pada hasil
kultur,di berikan dengan dosis tinggi melalui intravena.
Mempetahankan hidrasi optimum : mengatasi kekurangan cairan dan
mencegah kelebihan.cairan yang dapat yang edema.
Mencegah dan mengobati komplikasi : aspirasi sfusi subdural (pada bayi)
Mengontrol kejang : pemberian terapi antiepilepsi
Mempertahankan ventilasi
Mengurangi meningkatnya tekanan intra cranial
Penatalaksaan syok bakterial
Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
Memperbaiki anemia.
(Suriadi & Rita : 2006)
Menurut muscari (2005) proses keperawatan pada anak dengan gangguan sistim
persyarafan meliputi pengkajian,diagnosa,perencanaan,implementasi dan evaluasi.berikut adalah
penjelasan sari 5 tahapan proses keperawatan.
11
1. Pengkajian
Pengkajian nurologis anak-anak harus berdasarkan tingkat perkembangan anak
dan berupaya untuk menentukan apakah masalah bersifat akut atau kronis,difus
atau fokal,stabil atau progresif.riwayat kesehatan dari anak biasanya melihat
gejala-gejala utama yang mencakup :sakit kepala,pingsang dan pusing,perubahan
tingkat kesadaran,cara berjalan.
Pemeriksaan fisik berupa tanda-tanda fital,ukur lingkar kepala pada semua
anak yang berada di bawah dua tahun dan pada anak-anak yang lebih besar ketika
di anjurkan misalnya di duga terjadi peningkatan tekanan intrakranial.kaji tanda-
tanda vital karena perubahan ttv (hipertensi,takikardi yang mengarah ke bradi
kardi dan apnea )merupakan tanda-tanda lanjut dari peningkatan TIK.
Inpeksi kaji tingkat kesadaran (kesadaran penuh,bingung,disorientasi
,latergi,apatis,stupor atau koma).penampilan umum,perilaku,efek/mood,interaksi
dan bicara.perubahan perilaku dapat dapat menjadi tanda awalgangguan
neurologi.perhatikan adanya kehilangan memori,masalah bicara,atau kebiasaan
yang tidak lazim.kaji perkembangan ,perhatikan adanya perubahan pada area
(kognitif,psikososial,motorik kasar,motorik halus).kaji fungsi syaraf kranial
seperti respon pupil.observasi adanya keanehan ,gerakan abnormal seperti
tremor,aktivitas kejang,serta masalah sensorik,motorik.palpasi dan kaji tonus dan
kekuatan otot.kaji indra sensasi dan letaknya,kaji tendondan refleks superfisial.
2. Diagnosa
1. Perubahan perfusi jaringan
2. Resiko cidera
3. Perubahan proses pikir
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
5. Gangguan gambaran tubuh
3. Perencanaan
a) Anak akan mempertahankan untuk memperbaiki tingkat kesadaran dan
mempetahankan TIK yang normal.
b) Anak akan mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal dan bebas dari
cidera.
12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15