Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN MININGITIS

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak

Oleh

Nuril Qomariyah

P17221181003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGAM STUDI STr KEPERAWATAN LAWANG
SEPTEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini di periksa dan di setujui untuk di presentasikan pada tanggal 20 september 2019

Menyetujui,
Dosen pembimbing keperawatan anak

.................................................................
NIP.........................................

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang ,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya ,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayahnya kepada kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Miningitis.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini .untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya .oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari semua pihak agar saya dapat memperbaiki makalh ini

Akhir kata saya berharap smoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Malang, September 2019

ii
DAFTAR ISI

Lembar pengesahan..................................................................................................i

Kata Pengantar .........................................................................................................ii


Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian miningitis ............................................................................. ............3
2.2 anatomi fisiologi otak ........................................................................................ 3
2.3 klasifikasi miningitis .......................................................................................... 4
2.4 etiologi miningitis..............................................................................................6
2.5 tanda dan gejala miningitis.................................................................................6
2.6 patofisiologi miningitis.......................................................................................7
2.7 pemeriksaan penunjang miningitis.....................................................................9
2.8 penatalaksanaan medis miningitis.....................................................................10
2.9 konsep asuhan keperawatan miningitis.............................................................10
2.9.1 pengkajian.................................................................................................11
2.9.2 diagnosa keperawatan...............................................................................11
2.9.3 rencana keperawatan.................................................................................11
2.9.4 evaluasi.....................................................................................................12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... .......13
3.2 Saran ................................................................................................................ 13

iii
Daftar Rujukan ....................................................................................................... 14
Lampiran ...................................................................................................................

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Miningitis adalah radang pada selaput otak yang dapat di sebabkan oleh
bakteri,virus,parasit,jamur ,mingitis merupakan masalah medis yang serius serta
membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kematian.dan sampai saat ini masih
merupakan infeksi pada anak yang menakutkan menyebabkan mortalitas dan morbilitas
yang tinggi terutama di daerah berkembang( WHO,2005).miningitis terbagi menjadi dua
golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu mingitis serosa
merupakan radang selaput otak arachnoid dan piameter yang di sertai cairan otak yang
jernih,penyebab terseringnya adalah mycobacterium tuberculosa,yang kedua adalah
miningitis purulenta merupakan radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi
otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus,di sebabkan oleh
kuman non spesifik dan non virus.gejala miningitis di akibatkan dari infeksi dan
peningkatan Tik tanda dan gejala yang mucul biasanya sakit kepala dan demam(gejala
awal yang sering muncul) perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik,tidak
responsif,koma,kaku leher,kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna,kejang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut.

1. Apakah pengertian dari miningitis?

2. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi otak?

3. Apakasajakah klasifikasi miningitis ?

4. Bagaimanakah etiologi miningitis?

5. Apasajakah tanda dan gejala miningitis?

1
2

6. Bagaimanakah patofisiologi miningitis?

7. Apa sajakah pemeriksaan penunjang miningitis?

8. Bagaimana penata laksanaan medis dari miningitis?

9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan miningitis?

1.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut tujuan penulisan makalah ini.

1. Untuk mengetahui pengertian dari miningitis

2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi otak

3. Untuk mengetahui klasifikasi miningitis

4. Untuk mengetahui etiologi miningitis

5. Untuk mengetahui tanda dan gejala miningitis

6. Untuk mengetahui patofisiologi miningitis

7. Untuk mengetahu apa saja pemeriksaan penunjang miningitis

8. Untuk mengetahui bagaimana penata laksanaan medis miningitis

9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan miningitis


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 definisi meningitis

Meningitis adalah inflamasi pada miningen atau membrane (selaput) yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis penyebabnya meliputi bakteri,piogenik yang disebabkan oleh bakteri
membentuk pus,terutama meningokokus,pneumokokus,dan basil influenza.kedua yaitu virus
yang di sebabkan oleh agen agen virus yang sangat berfariasi.yang ketiga adalah organism
jamur(muttaqin,2008).

2.2 anatomi fisiologi otak

Sistim syaraf manusia mempunyai struktur yang sangat kompleksdengan berbagai fungsi
yang berbeda dan saling mempengaruhi.satu fungsi syaraf terganggu secara fisiologis akan
berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain.sistim syaragh di kelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu susunan syaraf pusat/central nervous system (CNS) dan susunan syaraf
perifer/peripheral nervous sytem (PNS).susunan syaraf pusat terdiri dari otak dan medulla
spinalis,sedangkan syaraf perifeir terdiri atas syaraf-syaraf yang keluarr dari medulla spinalis 31
pasang.menurut fungsinya syaraf perifer di bagi atas saraf efferent (sensori) dan efferent
(motorik).saraf efferent ( sensorik)menghantarkan informasi dari reseptor-reseptor khusus yang
berada pada organ permukaan atau bagian dalam ke otak.saraf efferent ( motorik )menyampaikan
informasi dari otak ke medulla spinalis ke organ-organ tubuh seperti otot rangka,otot jantung,otot
–ototbagian dalam kelenjar-kelenjar.saraf motorik mempunyai memiliki dua subdivisi
yaitu,devisi somatic ( volunteer )berperan dalam interaksi antara tubuh dengan lingkungan
luar.serabut saraf pada otot rangka .devisi otonomik(involunter)mengendalikan seluruh respon
involunter pada otot polos,otot jantung dan kelenjar denga cara mentrasmisi implus syaraf
melalui dua jalur yaitu syaraf simpatis yang berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis.dan syaraf parasimpatis yang berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis
(tarwoto,2009)

Meningen adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang


belakang,melindungi struktur syaraf halus yang membawa pembula darah dan cairan sekresi

3
4

(cairan serebo spinal) lapisan luar terdapat ,lapisan tengah di sebut arakhnoid dan lapisan sebelah
dalam di sebut piameter(syaifuddin,2006).

Meningen adalah merupakan jaringan membrane penghubung yang melapisi otak dan
medulla spinalis.ada tiga lapisan meningen yaitu durameter,arachnoid,dan pia meter.durameter
adalah lapisan yang liat,kasar dan memiliki dua lapisan membrane.arachnoid adalah membrann
bagian tengah,tipis dan berbentuk seperti laba-laba.sedangkan piameter adalah lapisan paling
dalam ,tipis,merupakan membrane vaskuleryang membungkus seluruh permukaan otak.antara
lapisan satu dengan lapisan yang lainnya terdapat ruang meningeal yaitu ruang epidural
merupakan ruang antara tengkorak dan lapisan luar durameter.ruang subdural yaitu ruang antara
lapisan durameter dengan membrane arachnoid,ruang subarachnoid yaitu ruang antara arachnoid
dengan piameter pada ruang subarachnoid ini terdapat cairan serebrospinalis
(CSF)(tarwoto,2009).

2.3 klasifikasi meningitis

a) Meningitis serosa

Radang selaput otak arachnoid dan piameter yang di sertai cairan otak yang
jernih.penyebab terseringnya adalah mycobacterium tuberculosa.penyebab lainnya
lues ( sifilis ),virus,toxoplasma,gondhii dan ricketsia.miningitis tubercolosa masih
sering di jumpai di Indonesia ,pada anak dan orang dewasa.miningitis tuberculosa
terjadi akibat komplikasi penyebab tuberculosis primer,biasanya dari paru-
paru.miningitis bukan terjadi karena terinfeksi selaput otak langsung menyebar
hemotogen,tetapi bisa sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan
otak,sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke dalam rongga
arachnoid.

Tuberkulosa ini timbul karena penyebaran mycobacterium tuberculosa.pada


meningitis tuberkulosa dapat terjadi pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobatan yang terlambat,dapat terjadi cacat neurologis berupa parase,paralysis
sapai deserebrasi,hydrocephalus akibat sumbatan,reabsorbsi berkurang.anak juga
menjadi tuli atau buta dan kadang-kadang menderita retardasi mental.
5

Gambar klinik pada penyakit ini mulai pelan.terdapat panas yang tidak terlalu
tinggi,nyeri kepala dan nyeri kuduk,terdapat rasa lemah,berat badan yang menurun
,nyeri otot,nyeri punggung,kelainan jiwa seperti halusinasi .pada pemeriksaan akan di
jumpai tanda rangsangan selaput otak seperti kaku kuduk dan brudzinski.dapat terjadi
hemiparese dan kerusakan saraf otak yaitu N III, N IV,N VI,N VII,N VIII sampai
akhirnya kesadaran menurun (firdasari ,20011).

b) Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otakdan medulla
spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus,di sebabkan oleh kuman non spesifik
dan non virus .penyakit ini lebih sering di dapatkan pada anak dari pada orang
dewasa.miningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit
lain.kuman secara hematogen sampai ke selaput otak.misalnya pada penyakit-
penyakit faringotonsilitas ,pneumonia,bronchopneumonia,endokarditis dan lain-
lain.dapat pula sebagai perluasan perkontinuitatum dari peradang organ/jaringan di
dekat selaput otak,missalnya abses otak,otitis media,mastoiditis dan lain-
lain.penyebabnya antara lain,diplococcus pneumonia,staphylococcus
aureus,haemophilus influenza,Escherichia coli,klebsiella pnemuniae dan peudomanas
aeruginosa.

Komplikasi pada meningitis purulenta dapat terjadi sebagai pengobatan yang


tidak sempurna / pengobatan yang terlambat .pada permulaan meningitis purulenta
adalah panas,menggigil,,nyeri kepala yang terus menerus,mual dan muntah,hilangnya
napsu makan,kelemahan umum dan rasa nyeri pada punggung dan sendi ,setelah 12-
24 jam timbul gambaran klinis meningitis yang lebih khas yaitu nyeri pada kudukdan
tanda-tanda rangsangan selaput otak seperti kaku kuduk dan brudzinski.bila terjadi
koma yang dalam tanda-tanda selaput otak akan menghilang,penderita takut akan
cahaya dan amat peka terhadap rangsangan,penderita sering gelisa,mudah terangsang
dan menunjukkan perubahan mental seperti bingung hiperaktif dan halusinasi .pada
keadaan yang berat dapat terjadi herniasi otak sehingga terjadi dilatasi pupil dan
koma (firdasari,2011).
6

2.4 Etiologi Miningitis

A . Bakteri

1) Neonatus sampai 2 bulan:GBS ,basili gram negative,Escherichia coli,liateria


monocytogenesis,S.agalactiae ( streptokokus gram B).

2) 1 bulan sampai 6 tahun:neisseria menigitidis (meningokokus),streptococcus


pneumonia.

3) > 6 tahun: neisseria meningitides,streptococcus pneumonia,parotitis (pre-


MMR)

4) Mycobacterium tuberculosis:dapat menyebabkanminingitis TB pada semua


umur.paling sering pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun.

5) Virus,enterovirus(80%),CMV,arbovirus,dan HSV.

2.5 Tanda dan gejala

1) Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK.

2) Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)

3) Perubahan pada tingkat kesadaran,tidak responsive dan kioma.

4) Iritasi miningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:

- Rigiditas nukal (kaku leher).upaya untuk fleksi kepala mengalami


kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

- Tanda kernik positif: ketika pasien di baringkan dengan paha dalam


keadaan fleksi kea rah abdomen,kaki tidak dapat di ektensikan sempurna.

- Tanda brudzinki: bila leher pasien di fleksikan maka di hasilkan fleksi


lutut dan pinggul.bila di lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat pada sisi ekstremitas yang
berlawanan.
7

- Mengalami foto pobia,atau sensitive yang berlebihan pada cahaya.

- Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningjkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan perubahan karakteristik tanda-
tanda vital ,pernafasan tidak teraratur,sakit kepala,muntah,penurunan
tingkat kesadaran.

- Demam tinggi tiba-tiba muncul

2.6 Patofisiologi

Infeksi menyebar secara secara faskuler dari focus infeksi di tempat lain .misalnya
organism dari nasopharink menyerang pembulu darahy yang mendasari menyebrangi BBB,dan
berkembang biak dalam CSF.Invasi dengan ekstensi langsung dari infeksi di paranasal dan sinus
matoid.oraganisme juga bisa masuk dengan implantasi langsung setelah ada luka tembus.fraktur
tengkorak yang menyebabkan pembukaan ke dalam kulit atau sinus,fungsi lumbal atau prosedur
bedah ,kelainan anatomi seperti spina bifida,atau benda asing sebagai perangkat ventrikularr
eksternal.setelah tertanam,organisme menyebar ke CCSF,di mana infeksi menyebar ke seluruh
ruang subarachnoid.proses infeksi seperti yang terlihat pada infeksi bakteri:akumulasi sel radang
eksudasi darah putih,dan berbagai tingkat kerusakan jaringan.otak menjadi hyperemic dan
edema,dan seluruh permukaan otak di tutupi oleh lapisan eksudat purulen yang bervariasi dengan
jenis oraganisme.sebgai contoh,eksudat meningokokus paling di tandai selama parientel,oksipital
dan daerah cerebellar:tebal,eksudat fibrinous infeksi pneumokokus terbatas terutama pada
permukaan otak,terutama lobus interior:dan eksudat infeksi streptokokus mirip dengan infeksi
pneumokokus,tapi tipis.sebagai infeksi meluas ke ventrikel,nanah tebal,fibrin,atau perlengketan
dapat menutup dan menghalangi CSF (Wilson,2007).
8

Pathway keperawatan miningitis

Infeksi bakteri pada lapisan miningen penyumbatan pada ventrikel

Peningkatan produksi CSF penumpukan CSF NYERI

Peningkatan volume CSF

Gangguan mobilitas fisik imobilisasi peningkatan lingkar kepala kesadaran turun

Resiko jatuh

Peningkatan TIK

Resiko infeksi

Penurunan kesadaran kejang perfusi jaringan serebral nyri akut

(paramitha,2011)
9

Komplikasi

a. Hidrosefalus
b. Infark serebral
c. Syndrome waterhouse friederichsen:hipotensi,perdarahan kulit dan kelenjar adrenal
d. Defisit saraf kranial
e. Ensefalitis
f. Abses otak
g. Kerusakan visual
h. Deficit inlektual
i. Kejang
j. Endokarditis
k. Pneumonia
l. Gangguan pembekuan darah
m. Syok septic
n. Efusi subdural
o. Demam yang memanjang
p. Peningkatan intrakranial

2.7 Diagnosis Medik (pemeriksaan penunjang)

Pemeriksaan penunjang yang di lakukan adalah

a. Kultur darah : positif pada 40-50 % penyakit meningokokus, 80-90% meningitis


pneumokokus dan H.influenza bila belum mendapat antibiotik.
b. Pemeriksaan LCS
Miningitis bakterial : tekanan meningkat ,cairan keruh/berkabur,jumlah sel darah
putih dan protein meningkat glukosa meningkat,kultur positif berbagai jenis
bakteri.
Miningitis firus : tekanan bervariasi ,cairan CSS biasanya jernih,sel darah putih
meningkat,glukosa dan protein biasanya normal,kultur biasanya negatif,kultur
virus biasanya dengan prosedur khusus.
10

c. CT kepala
Penggunaannya terbatas,di lakukan bila diagnosis belim pasti dan untuk
menyingkirkan penyebab lain (misal,tumor fossa posterior),keputusan untuk
melakukan CT scan tidak boleh menunda pemberian antibiotik
(schneeweisse,2007).
d. Pemeriksaan laboratorium
1. Glikosa serum : meningkat (miningitis)
2. LDH serum : meningkat (miningitis bakteri)
3. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)

2.8 penata laksanaan medis

1. Isolasi
 Terapi anti mikroba : antibiotic yang di berikan di dasarkan pada hasil
kultur,di berikan dengan dosis tinggi melalui intravena.
 Mempetahankan hidrasi optimum : mengatasi kekurangan cairan dan
mencegah kelebihan.cairan yang dapat yang edema.
 Mencegah dan mengobati komplikasi : aspirasi sfusi subdural (pada bayi)
 Mengontrol kejang : pemberian terapi antiepilepsi
 Mempertahankan ventilasi
 Mengurangi meningkatnya tekanan intra cranial
 Penatalaksaan syok bakterial
 Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim
 Memperbaiki anemia.
(Suriadi & Rita : 2006)

2.9 Konsep asuhan keperawatan

Menurut muscari (2005) proses keperawatan pada anak dengan gangguan sistim
persyarafan meliputi pengkajian,diagnosa,perencanaan,implementasi dan evaluasi.berikut adalah
penjelasan sari 5 tahapan proses keperawatan.
11

1. Pengkajian
Pengkajian nurologis anak-anak harus berdasarkan tingkat perkembangan anak
dan berupaya untuk menentukan apakah masalah bersifat akut atau kronis,difus
atau fokal,stabil atau progresif.riwayat kesehatan dari anak biasanya melihat
gejala-gejala utama yang mencakup :sakit kepala,pingsang dan pusing,perubahan
tingkat kesadaran,cara berjalan.
Pemeriksaan fisik berupa tanda-tanda fital,ukur lingkar kepala pada semua
anak yang berada di bawah dua tahun dan pada anak-anak yang lebih besar ketika
di anjurkan misalnya di duga terjadi peningkatan tekanan intrakranial.kaji tanda-
tanda vital karena perubahan ttv (hipertensi,takikardi yang mengarah ke bradi
kardi dan apnea )merupakan tanda-tanda lanjut dari peningkatan TIK.
Inpeksi kaji tingkat kesadaran (kesadaran penuh,bingung,disorientasi
,latergi,apatis,stupor atau koma).penampilan umum,perilaku,efek/mood,interaksi
dan bicara.perubahan perilaku dapat dapat menjadi tanda awalgangguan
neurologi.perhatikan adanya kehilangan memori,masalah bicara,atau kebiasaan
yang tidak lazim.kaji perkembangan ,perhatikan adanya perubahan pada area
(kognitif,psikososial,motorik kasar,motorik halus).kaji fungsi syaraf kranial
seperti respon pupil.observasi adanya keanehan ,gerakan abnormal seperti
tremor,aktivitas kejang,serta masalah sensorik,motorik.palpasi dan kaji tonus dan
kekuatan otot.kaji indra sensasi dan letaknya,kaji tendondan refleks superfisial.
2. Diagnosa
1. Perubahan perfusi jaringan
2. Resiko cidera
3. Perubahan proses pikir
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
5. Gangguan gambaran tubuh
3. Perencanaan
a) Anak akan mempertahankan untuk memperbaiki tingkat kesadaran dan
mempetahankan TIK yang normal.
b) Anak akan mempertahankan tingkat kesadaran yang optimal dan bebas dari
cidera.
12

c) Anak akan bebas dari infeksi.


d) Anak akan menunjukkan tingkat perkembangan yang optimal.
4. Implementasi
a) Perbaiki penampilan jaringan serebral : monitor tanda-tanda vital,monitor skala
komapedriatik,pengkajian mata antara lain ukuran pupil,reaksi cahaya
b) Cegah cidera : lakukan tindakan pencegahan kejang berupa jauhkan benda-benda
yang berbahaya di sekitar anak,hiperekstensikan leher untuk mempertahankan
jalan nafas,atur posisi anak dengan dengan posisi miring untuk memungkinkan
sekresi mengalir dari mulut,amati waktu durasi kejang,pertahankan lingkungan
yang aman dengan membuang benda-benda yang berbahaya.
c) Cegah infeksi :lakukan tindakan pengendalian infeksi ,minimalkan kontak dengan
orang yang terinfeksi.
5. Evaluasi
a) Anak dapat mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesadaran
b) Anak terbatas dari cidera
c) Anak terbatas dari infeksi
d) Anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal
e) Anak kembali normal atau mengendalikan gejala-gejala sistim saraf pusat
f) Anak tidak mengalami sakit kepala dan leher
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Miningitis merupakan inflamsi pada miningen atau membran (selaput)yang mengelilingi


otak dan medula spinalis penyebabnya meliputi bakteri,piogenik yang di sebabkan olah bakteri
berbentuk pus,terutama meningokokus,pneumokokus,dan hasil influnza kedua yaitu virus yang
di sebabkan oleh agen-agen virus yang sangat berfariasi yang ketiga yaitu organisme jamur tanda
gejala yang muncul biasanya seperti penongkatan tik,sakit kepala dan demam,tidak
responsive,koma hal ini merupakan perubahan pada tingkat kesadaran,kejang,demam tinggi tiba-
tiba muncul dan pobia

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini di harapkan mahasiswa dapat memahami konsep


asuhan keperawatan miningitis dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang
telah di tekuni.hal tersebut di anjurkan agar mahasiswa keperawatan dapat memiliki kompetensi
yang tinngi dalam perawatan terhadap miningitis ,serta mampu menjalankan peranan perawatan
baik untuk sasaran perorangan ataupun komunitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arvin.B.K.(2000).Ilmu kesehatan anak Jakarta:EGC


Guyton,A.C.,dan Hail,J,E 2008.Buku Ajar fisiologi Kedokteran.Edisi 11 .jakarta:EGC
Muscari.M.E.(2005).Keperawatan pedriatik.edisi 3.jakarta:EGC
Muttaqin.A.(2008).Pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan sistim persyarafan.
jakarta :salemba
Perry & potter (2005),buku ajar fundamental keperawatan ,_edisi 4_jakarta:EGC
Smeltzer,Suzanne C dan brenda G.bare.(2001).keperawatan medikal bedah 2.
edisi 8.jakarta :EGC
Suratun.,Heryati.,Manurung S., & Raenah E.(2008).Klien gangguan
sistim muskuloskletal.jakrta:EGC
Suriadi Dan Yuliani.R.(2006).Asuhan keperawatan pada anak .edisi 2
jakarta :percetakan penebar swadaya
Syaifudin,(2006).anatomi fisiologi untuk siswa perawat.jakarta :EGC
Vaughans.B.W.(2013).Keperawatan dasar demystified.yogyakarta,Rapha publishing.

Wilson.H.(2007).Nursing care of infants and childern.edisi 8.VOL 2 Evolve Elseiver.

14
15

Anda mungkin juga menyukai