Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

Isolasi Sosial

Disusun Oleh :
Ahmad Fadilah
Ipah Nurhapit
Novia Nursoleha
Siti Masroh

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan


Stikes Dharma Husada Bandung
2019
ISOLASI SOSIAL

I. Definisi
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Menurut Carpenito (2001), Menarik diri adalah suatu usaha untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan kemudian menghindari
berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan ansietas !ang
berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman.Terjadinya perilaku menarik diri
dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. faktor perkembangan
dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri.
Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan
keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dariorang lain, lebih men!ukai
berdiam diri sendiri, kegiatan sehari hari hampir terabaikan.

II. Rentang Respon


Rentang Respon Menurut Stuart (2007). Gangguan kepribadian biasanya
dapat dikenali pada masa remaja atau lebih awal dan berlanjut sepanjang masa
dewasa. Gangguan tersebut merupakan pola respon maladaptive, tidak fleksibel,
dan menetap yang cukup berat menyababkan disfungsi prilaku atau distress yang
n
y
a
t
a
.

III. E
Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa
percaya pada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang
lemah serta represi rasa takut (Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W
& Sundeen, S,J (1998 : 345) Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep
dirirendah.Gangguan konsep diri:harga diri rendah adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227).
Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri
dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung
maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J
(1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.

III. Etiologi
Faktor perkembangan biologi dan sosiokultural merupakan faktor
presdisposisi terjadi perilaku menarik diri, kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri,tidak percaya pada orang lain,
ragu,takut salah,pesimis,putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,tidak
mampu merumuskan kegiatan dan merasa tertekan.keadaan ini menimbulkan
prilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,menghindar dari orang
lain,menyukai berdiam diri sendiri,kegiatan sehari-hari hampir terabaikan. Faktor
sosiokultural dan psikologis merupakan faktor presipitasi pada umumnya
mencangkup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti kehilangan yang
mempengaruhi kemampuan individu yang berhubungan dengan orang lain
menyebabkan ansietas. Faktor sosiokultural dapat ditimbulkan oleh menurunnya
stabilitas unit keluarga,berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya
merupakan ansietas,misalnya karena dirawat di Rs, faktor psikologis dapat
menimbulkan ansietas tinggi karena tuntutan untuk berpisah dengan orang terekat
atau kegagaglan orang lain untuk memenuhi kebutuhan.
IV. Tanda dan Gejala dari Isolasi Sosial
Menurut Budi Anna &Keliat (1998), tanda dan gejala Isolasi Sosial: MD
adalah sebagai berikut:
a. Apatis
b. ekspresi sedih
c. Aspek tumpul
d. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
e. Komunikasi kurang dan tidak ada.
f. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat
g. Tidak ada kontak mataK
h. klien sering menunduk
i. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
j. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap
k. Tidak melakukan kegiatan seharil
l. Sering tidur, posisi tidur klien seperti posisi tidur janin
m. Sedangkan Tanda dan Gejala menurut Townsend,1998 :
n. Sedih, afek tumpul
o. Menjadi tidak komunikatif
p. Asyik dengan pikirannya sendiri
q. Meminta untuk sendirian
r. Mengekspresikan perasaan kesendirian/penolakan
s. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga, orang lain.

V. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi


Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Hargadiri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. dimana gangguan hargadiri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
a. Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri
a) Faktor perkembangan tiap gangguan dalam pencapaian tugas
perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi
pencetus seseoarang sehingga mempunyai masalah respon sosial
menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga
bekerja sama dengan tenaga propisional untuk mengembangkan
gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan
stress keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi
masalah respon social menarik diri.
b) Faktor biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptve.
Genetik merupakan salah satu Faktor pendukung gangguan jiwa.
Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat
menyebabkan skizofrenia.
c) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang
tidak realitis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan
dengan gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).
b. Faktor Persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik
diri. Faktor- Faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a) Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas
unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b) Stressor psikologik ansietas berat yang berkepanjangan terjadi
bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan
untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhanya hal ini dapat menimbulkan ansietas tinggi
bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hubungan
(menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)
c) Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk
berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu
pengembangan hubungan dengan orang lain.
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan
kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit
berkomunikasi dengan orang lain.
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan
orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat
pada gangguan berhubungan dengan orang lain.
d) Stressor Fisik
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang
menarik diri dari orang lain
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau
malu sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain
(Rawlins, Heacock,1993)
VI. Psikodinamika
Etiologi
Pada setiap tahap tumbuh kembang individu terdapat tugas perkembangan
yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan hubungan sosial,setiap individu
harus melewati masa bayi yang sangat tergantung dengan orang yang terpercaya ,
masa sekolah anak dimuali mengenal hubungan yang lebih luas khususnya
sekolah, masa remaja dimana dekat dengan temannya tapi remaja
mengembangkan keinginan orang tua dan teman temannya, masa dewasa muda
adalah independen dengan teman atau orang tua individu belajar menerima dan
sudah matang dan mempunyai rasa percaya diri, sehingga sudah menjalani
hubungan dengan orang lain,masa dewasa tua masa dimana individu akan merasa
terbuka karena kehilangan dan mulai menyembunyikan perasaan terkait dengan
budaya. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon
sosial maladaptif. Ada pendapat yang mengatakan bahwa individu yang
mengalami masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya
dengan orang tua. ( gail,2006 )
Proses terjadinya masalah
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya prilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan, kecemasan.
Perasaan tidak berharga dapat menyebabkan individu makin sulit dalam
mengembangkan hubungan dengan orang lain. akibatnya klien menjadi mundur,
mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap
penampilan dan kebersihan diri sehingga individu semakin tenggelam dalam
perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku primitif antara lain
tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan,sehingga berakibat lanjut
menjadi halusinasi.halusinasi melatarbelakangi adanya komplik.
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh klien yang mengalami isolasi
sosial antara lain
a. Defisit perawatan diri
b. Resiko terjadinya gangguan persepsi sensori halusinasi

VII. Tingkah laku


1. Respon adaptif
a. Menyendiri
Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah dilakukan di
lingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara mengawasi diri dan
menentukan langkah berikutnya
b. Otonomi
Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide –
ide individu
2. Respon maladaptif
a. Kesepian
Kedaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka kepada orang lain.
b. Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain untuk mencari ketenangan sementara
waktu
c. Ketergantungan
Individu gagal dalam mengembangankan rasa percaya diri dan
kemampuan yang dimiliki
d. Manipulasi
Orang lain diperlakukan seperti objek hubungan terpusat pada masalah
pengendalian, berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan bukan
beroientasi pada orang lain.
e. Impulsif
Tidak mampu merencanan sesuatu tidak mampu belajar dari pengalaman ,
penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan.
f. Narkisisme
Hargadiri yang rapuh secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, sikaf egosentris,pencemburuan , marah jika orang
lain tidak mendung.
VIII. Mekanis Mekoping
Individu yang mengalami respon sosial maladaptif,menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan
dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Gail,2006) koping yang
berhubungan dengan gangguan kepribadian anti sosial antara lain : proyeksi,
merendahkan orang lain. koping ini berhubungan dengan gangguan kepribadian
ambang : formasi reaksi , isolasi, idealisasi orang lain dan merendahkan orang
lain.

IX. Sumber Koping


Menurut (gail 2006) sumber koping berhubungan dengan respon sosial maladaptif
meliputi : keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
Menurut (stuart and sundeen 1999) sumber koping yang dapat digunakan
meliputi : keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman ,
hubungan dengan hewan peliharaan,menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian musik atau tulisan.

X. Penatalaksanaan Umum
Keperawatan : terapi kelompok dan terapi lingkungan
Farmakologi : pemberian obat anti depresi, anti ansietas,anti psikotik,anti mania

XI. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual
maupun potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari
pengkajian adalah sebagai berikut :
-Isolasi sosial : menarik diri
-Gangguan konsep diri: harga diri rendah
-Resiko perubahan sensori persepsi
-Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain
-Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
-Intoleransi aktifitas.
-Kekerasan resiko tinggi.
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya
koping individu : koping defensif.

XII. Fokus Intervensi


A. Rencana tindakan keperawatan terdiri 3 asfek utama yaitu :
a. Tujuan umum
berfokus pada penyelesaian permasalahan dari diagnosa. Tujuan umum
dapat dicapai jika serangkaia tujuan khusus dapat dicapai.
b. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosa. Tujuan khusus
merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki
klien .umumnya kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi 3
aspek (stuart & sundeen ,1995) yaitu : kemampuan kognitif yang
diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari diagnosa keperawatan
,kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan
kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar klien percaya akan
kemampuan menyelesaiakan masalah.

c. Rencana tindakan keperawatan


Tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai tujuan khusus. tindakan keperawatan menggambarkan tindakan
keperawatan mandiri, kerjasama dengan klien, keluarga, kelompok dan
kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa lainnya.

XIII. Gambar
XIV. Pemeriksaan Diagnostik
Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor,therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.

XV. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Isolasi Sosial


a. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari ,
dependen
3. Faktor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang
tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan
malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn,
dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/
perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
-Genogram yang menggambarkan tiga generasi
-Konsep diri
b. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3.Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya
koping individu : koping defensif.
c. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
Tujuan umum :
Tidak terjadi perubahan sensori persepsi.
Tujuan khusus : klien dapat
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Menyebutkan penyebab menarik diri.
3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap, klien – perawat, klien –
kelompok, klien – keluarga.
5. Mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
6. Memberdayakan sistem pendukung.
7. Menggunakan obat dengan tepat dan benar.
d. Tindakan keperawatan :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
pada setiap pertemuan (topik yang akan dibicarakan, tempat berbicara, waktu
bicara).
2. Berikan perhatian dan penghargaan : temani klien waktu tidak menjawab,
katakan “saya akan duduk disamping anda, jika ingin mengatakan sesuatu
saya siap mendengarkan”. Jika klien menatap wajah perawat katakan “ada
yang ingin anda katakan?”.
Dengarkan klien dengan empati : berikan kesempatan bicara (jangan di buru-
buru), tunjukkan perawat mengikuti pembicaraan klien.
a. Bicara dengan klien penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
b. Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.
c. Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.
d. Bantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien untuk
bergaul.
e. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien (jika mungkin perawat
yang sama).
f. Motivasi / temani klien untuk berinteraksi / berkenalan dengan klien /
perawat lain. beri contoh cara berkenalan
g. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap (satu klien, dua klien, satu
perawat, dua perawat, dan seterusnya).
h. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok, sosialisasi.
i. Bantu klien melakukan aktivitas hidup sehari-hari dengan interaksi.
j. Fasilitas hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik.
k. Diskusikan dengan klien setiap selesai interaksi/kegiatan.
l. Beri pujian akan keberhasilan klien.
e. Evaluasi
Kriteria evaluasi :
1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam,
mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
2. Klien dapat dapat menyebutkan penyebab menarik diri berasal dari diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian dalam berhubungan
dengan orang lain.
4. Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap : Klien
dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain untuk diri sendiri dan orang lain.
5. Keluarga dapat berpartisipasi dalam merawat klien menarik diri.

Anda mungkin juga menyukai