Anda di halaman 1dari 20

REFLEKSI KASUS

MILIARIA RUBRA

Pembimbing :

dr. Dono Utoro, Sp.KK

Penulis :

Ira Vini Gloria Franky

112017122

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I. R. SAID SUKANTO
PERIODE 4 NOVEMBER – 7 DESEMBER 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

Miliaria merupakan suatu bentuk yang umum untuk suatu sumbatan saluran keringat
yang mengakibatkan air keringat tertahan didalam kulit yaitu pada epidermis dan papilla
dermis, yang terjadi secara mendadak dan menyebar secara alami, hal ini terjadi pada
kondisi panas dan lembab. Miliaria dapat terjadi pada pria dan wanita, semua ras dan
semua usia. Miliaria kristalina dan miliaria rubra relatif lebih sering ditemukan pada bayi
dan anak-anak, tetapi pada keadaan yang cocok semua bayi dapat terkena miliaria.
Pajanan panas yang lama, lingkungan yang lembab seperti pada daerah tropis dan
pekerjaan tertentu serta setelah sakit panas akan mendukung terjadinya miliaria. Juga
celana yang tertutup rapat merupakan suatu keadaan yang disukai untuk berkembangnya
miliaria misalnya pada daerah popok, terlalu lama berbaring.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Miliaria adalah kelainan kulit (Dermatitis) akibat retensi kelenjar keringat ekrin
yang ditandai dengan adanya vesikel milier.

ETIOLOGI
1.Immaturitas dari saluran ekrin : Neonatus dipikirkan mempunyai saluran ekrin yang
immatur yang memudahkan terjadinya ruptur ketika keringat keluar. Ruptur ini
mengakibatkan terjadinya miliaria.
2.Kurangnya penyesuaian diri terhadap iklim : Miliaria biasanya terjadi pada individu
yang pindah dari iklim tidak tetap ke iklim tropis. Kondisi ini biasanya berubah setelah
individu tinggal di kondisi panas dan lembab selama beberapa bulan.
3.Kondisi panas dan lembab : Iklim tropis, perawatan neonatus di inkubator, dan
demam mungkin dapat menyebabkan miliaria.
4.Latihan : Beberapa stimulus untuk berkeringat dapat menyebabkan miliaria.
5.Obat : Bethanecol, obat yang dapat menyebabkan keringat, isotretinoin, obat yang
menyebabkan diferensiasi folikel dilaporkan dapat menyebabkan miliaria.
6.Bakteri : Staphylococci berhubungan dengan miliaria, dan antibiotik dapat mencegah
miliaria.
7.Pseudohipoaldosteronisme tipe I : PHA I merupakan gangguan akibat resisten
terhadap mineralokortikoid yang memicu kehilangan sodium klorida secara besar
melalui sekresi kelenjar ekrin. Hal ini berhubungan dengan episode berulang miliaria
rubra pustular.
8.Radiasi ultraviolet : Beberapa peneliti menemukan bahwa miliaria kristalina terjadi
pada kulit yang terekspos sinar ultraviolet.

PATOGENESIS
Patogenesis miliaria kurang dimengerti, namun miliaria adalah akibat obstruksi
saluran keringat ekrin. Retensi keringat ini menyebabkan kebocoran keringat menuju
jaringan sekitar saluran keringat, menyebabkan erupsi. Lokasi sumbatan dalam
saluran keringat dapat menentukan tipe miliaria yang timbul.

3
1. Sumbatan superfisial di dalam stratum korneum akan menghasilkan miliaria
kristalina. Saluran yang berada di bawah sumbatan pecah dan timbul vesikula kecil
putih seperti Kristal jernih. Atap vesikula terdiri dari stratum korneum.
2. Jika sumbatan lebih dalam yakni di dalam epidermis dan saluran keringat yang
pecah ada di dalam epidermis. Tipe ini dikenal dengan miliaria rubra. Miliaria ini
ditandai dengan eritem dan rasa gatal. Tanda ini adalah akibat dari vasodilatasi dan
rangsangan reseptor gatal oleh enzim yang keluar dari sel epidermis karena keringat
yang masuk ke dalam epidermis.
3. Jika sumbatan terletak lebih dalam lagi, dibagian dermo-epidermal junction,
vesikula terjadi terletak di dalam dermis bagian superfisial, ini dikenal dengan
miliaria profunda. Apabila miliaria rubra terjadi berulang atau terjadi infeksi sekunder
maka terbentuk miliaria pustulosa.

KLASIFIKASI
Miliaria pertama kali diuraikan oleh Robinson pada tahun 1884. Kelainan ini
berdasarkan tingkat sumbatan saluran keringat. Miliaria dibagi menjadi:
1.Miliaria kristalina (MK) atau sudamina disebabkan oleh obstruksi pada saluran
keringat pada stratum korneum, dan muncul sebagai vesikel kecil jernih yang mudah
pecah.
2.Miliaria rubra (MR) atau prickly heat, heat rash, licken tropicus terjadi obstruksi
lebih dalam pada stratum Malpighi dan muncul berupa papula eritem yang gatal.
3.Miliaria profunda (MP) merupakan hasil kebocoran keringat menuju dermis
menyebabkan nodul yang gatal.

Gambar 1. Klasifikasi Miliaria berdasarkan letak obstruksi saluran keringat

4
EPIDEMIOLOGI
Miliaria crystallina adalah kondisi umum yang terjadi pada neonatus, dengan
puncaknya pada usia 1 minggu, dan pada individu yang demam atau mereka yang baru
saja pindah ke iklim panas dan lembab. Miliaria rubra juga umum terjadi pada bayi dan
orang dewasa yang pindah ke lingkungan tropis, bentuk ini terjadi pada sebanyak 30 %
dari orang yang terkena kondisi seperti itu. Miliaria profunda adalah suatu kondisi langka
yang terjadi pada hanya sebagian kecil dari mereka yang telah berulang menderita miliaria
rubra.
Data terbaik tentang kejadian miliaria pada bayi baru lahir adalah dari penelitian di
Jepang dengan sampel lebih dari 5000 bayi. Survei ini mengungkapkan bahwa miliaria
crystallina terjadi pada 4,5% dari neonatus , dengan usia rata-rata 1 minggu. Miliaria rubra
terjadi pada 4 % dari neonatus , dengan usia rata-rata 11-14 hari. Sebuah studi survei
tahun 2006 dari Iran menemukan kejadian miliaria 1,3 % pada bayi baru lahir. Sebuah
survei pasien anak di Northeastern India menunjukkan kejadian miliaria sebesar 1,6 %.
Di seluruh dunia, miliaria merupakan kelaianan kulit umum di lingkungan tropis,
terutama di kalangan orang-orang yang baru saja pindah ke lingkungan yang memiliki
temperature yang lebih tinggi. Miliaria menjadi masalah yang signifikan bagi personil
militer Amerika dan Eropa yang bertugas di Asia Tenggara dan Pasifik.
Miliaria dapat terjadi pada individu dari semua ras, meskipun beberapa studi
menunjukkan bahwa orang Asia yang memproduksi keringat lebih sedikit dibandingkan
kulit putih, cenderung kurang mengalami miliaria rubra. Predileksi jenis kelamin tidak ada
bukti. Miliaria rubra dan miliaria crystallina dapat terjadi pada orang dari segala usia,
tetapi penyakit ini paling umum pada bayi. Dalam sebuah survei di Jepang pada lebih
dari 5.000 bayi, miliaria crystallina terjadi pada 4,5% dari neonatus, dengan usia rata-rata
1 minggu. Miliaria rubra terjadi pada 4 % dari neonatus, dengan usia rata-rata 11-14 hari.

DIAGNOSIS
Diagnosis miliaria didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis.
GAMBARAN KLINIS
a. Miliaria Kristalina
Jenis ini mempunyai tanda khas, yakni vesikel kecil-kecil jernih seperti Kristal
dengan diameter 1-2 mm, menyerupai titik-titik air pada kulit dan tanpa eritem.
Biasanya tanpa symptom dan diketahui secara kebetulan pada waktu pemeriksaan
fisik. Sering terjadi pada daerah intertriginosa, seperti pada ketiak dan leher, serta

5
badan. Vesikel berkelompok, mudah pecah pada waktu mandi atau karena gesekan
ringan. Pada miliaria kristalina obstruksi terjadi di antara stratum korneum.

Gambar 2. Miliaria kristalina Gambar 3. Kristalina pada newborn


pada infant

Gambar 4. Miliaria kristalina


b. Miliaria Rubra
Miliaria rubra adalah miliaria yang paling umum, ditandai dengan papul eritem
yang gatal di sekitar pori-pori keringat. Miliaria rubra jarang mengenai muka dan
bagian volar kulit, tetapi mengenai permukaan kulit yang istrahat, terutama pada
bagian punggung dan leher. Rasa gatal, dan kadang rasa panas seperti terbakar,
biasanya timbul bersamaan dengan rangsangan yang menimbulkan keringat. Miliaria
rubra yang luas dan berat dapat menyebabkan hiperpireksia dan lelah karena panas
(heat exhaustion) serta pingsan.

Gambar 5. Miliaria rubra 6


c. Miliaria Pustulosa
Miliaria pustulosa merupakan varian dari miliaria rubra yang mengalami respon
inflamasi atau terjadi infeksi sekunder atau setelah terjadi serangan berulang-ulang
miliaria rubra sehingga terbentuklah miliaria pustulosa dengan gejala papul putih yang
dalam, sering terjadi pada ilkim tropis.

Gambar 6. Miliaria Pustulosa

d. Miliaria Profunda
Miliaria profunda merupakan akibat dari obstruksi saluran keringat pada zona
dermo-epidermal junction. Miliaria profunda ditandai dengan papul putih berukuran 1-
3 mm, predileksi terutama pada badan dan ekstremitas. Eritema dan gatal sangat
ringan atau tidak ada sama sekali.

Gambar 7. Miliaria profunda

PEMERIKSAAN KLINIS
Miliaria mempunyai banyak perbedaan secara klinis, oleh karena itu, beberapa tes
laboratorium cukup diperlukan.

7
Pemeriksaan Sitologik
Pada miliaria kristalina, pemeriksaan sitologik untuk kandungan vesikel tidak
didapatkan sel-sel radang atau sel giant multinukleat (seperti yang terdapat pada vesikel
dari penyakit herpes).
Pada miliaria pustulosa, pemeriksaan sitologik memperlihatkan adanya kandungan
dari sel-sel radang dan coccus gram positif. Tidak seperti eritema toksik neonatorum,
eosinofil tidak terlalu menonjol pada miliaria pustulosa.
Pemeriksaan Histopatologik
Pada miliaria kristalina, terdapat vesikel intrakorneal atau subkorneal yang
berhubungan dengan saluran keringat dan sumbatan keratin.
Pada miliaria rubra, vesikel spongiotik terdapat di dalam stratum spinosum, di
bawah sumbatan keratin dan infiltrat radang kronis terdapat di sekitarnya dan di dalam
vesikel serta mengelilingi dermis, infiltrasi limfositik perivaskuler dan vasodilatasi
terlihat pada dermis superfisial. Dengan perwarnaan khusus dapat terlihat coccus gram
positif di bawah dan di dalam sumbatan keratin. Pada saluran keringat intraepidermal
diisi dengan substansi amorf yang Periodic Acid Schiff (PAS) positif dan diastase
resistant.
Pada miliaria profunda, terlihat sumbatan pada daerah taut dermoepidermal dan
pecahnya saluran keringat pada dermis bagian atas dan juga adanya edema intraseluler
periduktal pada epidermis (spongiosis) serta infiltrat radang kronis.
Pada miliaria pustulosa, terdapat campuran infiltrat dengan sel-sel mononuklear dan
lekosit polimorfonuklear dan sumbatan ekrin pada taut dermoepidermal dengan
gangguan pada sistem ekrin dermal.

DIAGNOSIS BANDING
a. Eritema Neonatorum
Merupakan suatu eritema generalisata yang mencolok, yang terjadi
beberapa jam setelah lahir dan menghilang secara spontan dalam waktu 24-48
jam.
b. Folikulitis
Papul folikuler eritematosa atau pustule kecil seperti kepala peniti tanpa
mengenai kulit disekitarnya disertai dengan rambut dibagian tengahnya.
c. Papular Mucinosis

8
Biasanya pada usia 3-50 tahun, papul berwarna seperti kulit atau
eritematosa dengan diameter 2-4 mm, berbatas tegas, tersebar pada badan
terutama pada tangan, punggung tangan, badan bagian atas, wajah dan leher.
d. Kandidosis
Mengenai lipatan kulit terutama pada orang gemuk, berupa eritem yang
khas, sedikit basah yang dimulai pada lipatan yang dalam, tepinya tidak teratur.
Disertai rasa gatal dan nyeri yang hebat.
e. Infeksi Virus Herpes Simpleks
Vesikel berkelompok dan pustule diatas plak atau eritematosa serta edema.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional tetapi demam dan gejala
konstitusi biasanya ringan.
f. Eritema Toksikum
Lesi berupa macula eritematosa, dengan diameter 2-3 cm. lesi bervariasi
dari 1 atau 2 ratus. Tersebar pada badan, terutama bagian anterior badan, juga
pada wajah, bagian proksimal anggota gerak terutama paha. Kira-kira 10%
kasus disertai pustule atau vesikel.
g. Melanosis Pustular Neonatal Transien
Merupakan erupsi yang singkat berupa vesikel steril dan pustul yang
dikelilingi dengan eritema, didapatkan pada waktu lahir, vesikel mudah pecah
dan meninggalkan makula pigmentasi dikelilingi skuama dan menghilang
dalam minggu-minggu pertama kehidupan.

PENATALAKSANAAN
a. Non-Medikamentosa
Kunci pengobatan miliaria adalah menempatkan penderita di dalam lingkungan
yang dingin, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis, dan menyerap keringat
sehingga keringat bisa berkurang. Sumbatan keratin yang menutupi lubang keringat
akan berangsur lepas beberapa hari sampai 2 minggu. AC/pendingin ruangan/ruang
yang teduh bisa mencegah pada permulaan miliaria.

b. Medikamentosa
1. Miliaria kristalina
Untuk penatalaksanaan miliaria kristalina dapat diberikan bedak salisil 2%
untuk mengurangi gesekan, karena vesikel miliaria kristalina mudah pecah.

9
2. Miliaria rubra
Dapat diberikan bedak salisil 2% dan mentol ¼-2%. Losio Faberi dapat juga
digunakan, komposisinya sebagai berikut:
R/ As. Salisilat 1
Talc. Venet 10
Oxid. Zinc 10
Amyl. Oryzae 10
Spiritus ad. 200 cc
3. Miliaria Profunda
Dapat diberikan losio calamin dengan atau tanpa mentol 0,25%, dapat pula
resorsin 3% dalam alcohol.
4. Pemberian antihistamin dan anti inflamasi . Antibiotik sistemik seperti juga
diperlukan bila terjadi infeksi sekunder (miliaria pustulosa).

KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling umum dari miliaria adalah infeksi sekunder dan intoleransi
panas. Infeksi sekunder dapat muncul sebagai impetigo atau beberapa abses diskrit dikenal
sebagai staphylogenes periporitis.
Intoleransi panas yang paling mungkin untuk terjadi pada pasien dengan miliaria
profunda, akibat anhidrosis dari kulit yang terkena, kelemahan, kelelahan, pusing, dan
bahkan kolaps. Dalam bentuk yang paling parah intoleransi panas dikenal sebagai asthenia
anhidrosis tropik.

PROGNOSIS
Prognosis miliaria umunya baik, jika pasien dapat menghindari faktor predisposisi
misalnya lingkungan yang panas dan lembab. Kebanyakan pasien akan sembuh dalam
hitungan minggu setalah pasien pindah ke lingkungan yang lebih dingin.

10
BAB III
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : An.S
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cilitan
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pemeriksaan : 28 November 2019

II. Anamnesis
Autoanamnesis tanggal 28 November 2019, pukul 10.30 WIB, di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RS Bhayangkara Tk. I. R. Said Sukanto.

Keluhan Utama
Terdapat bintik-bintik kemerahan di kening,hidung,leher, punggung dan dada

Keluhan Tambahan
Gatal pada bintik-bintik kemerahan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien anak berusia 3 tahun, datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Bhayangkara Tk.
I. R. Said Sukanto diantar ibunya dengan keluhan timbul bintik-bintik kemerahan disertai
rasa gatal di kening, hidung,leher, punggung,dan dada sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). Ibu pasien mengatakan belum pernah seperti ini sebelumnya.
Keluhan bintik-bintik merah muncul secara tiba-tiba. Awalnya muncul di jidat kemudian
muncul di leher dan meluas sampai ke punggung juga dada pasien.Ibu os mengatakan
bintik-bintik merahnya meluas apabila suka digaruk pasien. Menurut ibu pasien anak
juga suka mengeluh rasa panas sangat kegerahan terutama malam hari sampai selalu
ingin buka baju saat merasa panas. Pasien suka bermain di luar rumah saat siang dan sore

11
hari hingga sering berkeringat dan tidak langsung mengganti pakaian jika basah karena
berkeringat. Apabila berkeringat rasa gatal bertambah dan os juga tidak ada riwayat
alergi sebelumnya. Demam, batuk, pilek disangkal ibu pasien.

Riwayat Pengobatan
Ibu pasien sudah sempat memberikan bedak salysil namun keluhan tidak berkurang

Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien belum pernah mengeluhkan hal serupa.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti ini.

Riwayat Atopi dalam Keluarga


Ibu pasien menyangkal anak maupun di keluarganya punya riwayat asma dan bersin-
bersin pagi hari.

Riwayat Sosial & Imunisasi


Menurut keterangan ibu pasien, pasien suka pergi bermain di luar rumah siang sampai
sore hari hingga berkeringatan hingga pakaian basah. Pasien menggunakan sabun bayi
untuk mandi. Riwayat imunisasi lengkap sesuai usia.

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Tampak sakit ringan
GCS : Compos mentis
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
Respirasi : Tidak dilakukan
Temperatur aksila : Tidak dilakukan
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 90 cm

Status Generalis
Kepala : Normocephal

12
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
THT : Tidak dilakukan
Toraks : Tidak dilakukan
Pulmo : Tidak dilakukan
Abdomen : Tidak dilakukan
Ekstremitas : Tidak dilakukan

Status Dermatologi dan Venerologi


1. Lokasi : Kening,Hidung,Leher, Punggung, Dada
2. Effloresensi :

Pada daerah kening,hidung,leher,punggung, dan dada terdapat lesi makula eritem


dengan papul multipel berukuran miliar, dan vesikel berukuran lentikuler berbatas tegas.

13
3. Mukosa : Tidak dilakukan
4. Rambut : Tidak dilakukan
5. Kuku : Tidak dilakukan
6. Kelenjar keringat : Tidak dilakukan
7. Saraf : Tidak dilakukan
8. Kelembapan kulit : Kering

IV. Diagnosis Banding


1.Folikulitis : radang folikel rambut disebabkan infeksi bakteri
Staphylococcus aureus, ditandai munculnya sejumlah benjolan kecil berwarna
kemerahan di kulit tempat rambut tumbuh. Benjolan dapat berisi nanah,
menimbulkan nyeri, sensasi gatal, atau terbakar. Lesi berupa makula eritematosa,
papula,pustula, dan krusta miliar sampai lentikular, regional sesuai dengan
pertumbuhan rambut.

V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

VI. Anjuran Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Histopatologik

VII. Resume
Pasien anak berusia 3 tahun, diantar ibunya dengan keluhan timbul bintik-bintik
kemerahan disertai rasa gatal di kening, hidung,leher, punggung,dan dada sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Keluhan bintik-bintik merah muncul
secara tiba-tiba. Awalnya muncul di jidat kemudian muncul di leher dan meluas sampai
ke punggung juga dada pasien.Ibu os mengatakan bintik-bintik merahnya meluas
apabila suka digaruk pasien. Menurut ibu pasien anak juga suka mengeluh rasa panas
sangat kegerahan terutama malam hari sampai selalu ingin buka baju saat merasa
panas. Pasien suka bermain di luar rumah saat siang dan sore hari hingga sering
berkeringat dan tidak langsung mengganti pakaian jika basah jika berkeringat rasa gatal
bertambah. Riwayat alergi (-), Riwayat atopi (-), Demam, batuk, pilek (-).

14
Pemeriksaan fisik didapatkan pada daerah kening,hidung,leher,punggung, dan dada
terdapat lesi makula eritem dengan papul multipel berukuran miliar, dan vesikel
berukuran lentikuler berbatas tegas.

VIII. Diagnosis Kerja


Miliaria Rubra

IX. Penatalaksanaan
Farmakoterapi
 Antihistamin: Cetirizin syrup 2 x 1 cth
 Caladine lotion dipakai 2 kali sehari sehabis mandi
Non Farmakoterapi
 Tidak menggaruk bintik-bintik kemerahan
 Mengurangi kegiatan bermain di luar rumah terutama di siang hari untuk mencegah
produksi keringat berlebih
 Berpakaian tipis yang menyerap keringat
 Apabila berkeringat segera dilap jika sampai basah segera ganti baju

X. Prognosis
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanactionam : bonam

15
ANALISIS KASUS DAN TEORI

Kasus Teori

Pasien anak berusia 3 tahun,  Miliaria merupakan suatu bentuk


diantar ibunya dengan keluhan yang umum untuk suatu
timbul bintik-bintik kemerahan sumbatan saluran keringat yang
disertai rasa gatal di kening, mengakibatkan air keringat
hidung,leher, punggung,dan dada tertahan didalam kulit yaitu pada
Definisi
sejak 1 minggu epidermis dan papilla dermis,
yang terjadi secara mendadak
dan menyebar secara alami, hal
ini terjadi pada kondisi panas
dan lembab.
Pasien berusia 3 tahun suka Miliaria rubra umum terjadi pada
bermain di luar rumah saat siang
bayi sampai orang dewasa yang
dan sore hari hingga sering
Etiologi dan berkeringat dan jika telah bermukim pada lingkungan tropis.
Faktor Risiko berkeringat rasa gatal bertambah
Iklim tropis dapat menyebabkan
miliaria

16
Tampak pada
 papul eritem yang gatal di
kening,hidung,leher,punggung, dan
sekitar pori-pori keringat.
dada terdapat lesi makula eritem
Manifestasi Miliaria rubra mengenai
Klinis dengan papul multipel berukuran
permukaan kulit terutama pada
miliar, dan vesikel berukuran
bagian punggung dan leher.
lentikuler berbatas tegas. Gatal (+),
Rasa gatal, dan kadang rasa
Rasa panas (+),
panas seperti terbakar, biasanya
timbul bersamaan dengan
rangsangan yang menimbulkan
keringat.

17
Anamnesis : Pasien anak berusia 3 Anamnesis :
tahun, diantar ibunya dengan Miliaria rubra: papul eritem yang
keluhan timbul bintik-bintik gatal di sekitar pori-pori keringat
kemerahan disertai rasa gatal di mengenai pada bagian wajah,
kening, hidung,leher, punggung dan leher. Rasa gatal, dan
punggung,dan dada sejak 1 minggu kadang rasa panas seperti terbakar,
SMRS. Anak juga suka mengeluh biasanya timbul bersamaan dengan
rasa panas sangat kegerahan rangsangan yang menimbulkan
sampai selalu ingin buka baju saat keringat.
merasa panas. Pasien suka bermain
di luar rumah hingga sering Pemeriksaan Fisik : Predileksi pada
berkeringat dan jika telah anggota badan seperti wajah,
Diagnosis
berkeringat rasa gatal bertambah leher,kulit kepala, badan
tidak langsung mengganti pakaian
Tampak makula eritematosa miliar
jika basah karena berkeringat.
dengan papul-papul ataupun dapat
Pemeriksaan Fisik : Tampak berupa vesikel-vesikel di atas makula
padakening,hidung,leher,punggung, tersebut.
dan dada terdapat lesi makula
eritem dengan papul multipel
berukuran miliar, dan vesikel Pemeriksaan Penunjang :

berukuran lentikuler berbatas tegas. Pemeriksaan Histopatologik

Pemeriksaan Penunjang : tidak


dilakukan

18
Medikamentosa Medikamentosa
 Antihistamin oral: Cetirizin  Pemberian antihistamin untuk
syrup 2 x 1 cth mengurangi gatalnya
 Caladine lotion  Calamine lotion
Non-Medikamentosa Non Medikamentosa
 Tidak menggaruk bintik-  Tidak menggaruk
Tatalaksana bintik kemerahan  Pakaian harus tipis dan
 Berpakaian tipis yang menyerap keringat
menyerap keringat  Mengganti baju jika sudah
 Apabila berkeringat segera basah karna keringat.
dilap jika sampai basah
segera ganti baju

 Quo ad vitam : bonam Prognosis baik bila dilakukan


 Quo ad functionam : tatalaksana dengan tepat.
bonam
Prognosis
 Quo ad sanactionam :
bonam

19
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi I. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin; 2003.

Menaldi SLSW, Bramono K, Indriani W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 2016. Edisi
ketujuh.

Widaty S, Soebono H, Niasari H, et all. Panduan praktik klinis (PERDOSKI). 2017.

Wolf K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. 2017. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology. 8th ed. US: McGraw-Hill Education

Siregar RS. 2014. Atlas Berwarna Saripati: Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta : EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai