Anda di halaman 1dari 2

BAB II

KEANEKARANAGAMAN BAHASA

A. Masyarakat Bahasa dan Verbal Repertoire


Dalam sosiolinguistik, kajian yang mempelajari penggunaan bahasa sebagai system interaksi
verbal di antara pemakainya didalam masyarakat disebut sosiolinguistik interaksional, sedagkan
kajian mengenai penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan adanya ciri-ciri linguistic
didalam masyarakat pemakainya disebut sosiolinguistik korelasional ( Apel dalam Chaer dan
Augustina, 1995:46). Antara sosiolinguistik interaksional dan sosiolinguistik korelasional
memiliki keterkaitan yang sangat erat yang saling bergantung satu dengan yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena masyarakat sebagai anggotanya, sedangkan kemampuan suatu masyarakat
tutur terjadi dari himpunan kemampuan seluruh penutur didalam masyarakat.
Ada terdapat dua verbal repertoire yang dimiliki penutur yaitu :
 Verbal repertoire yang dimiliki oleh penutur secara individual
 Verbal repertoire yang merupakan milik masyarakat tutur secara keseluruhan

Jika suatu kelompok orang atau masyarakat memiliki verbal repertoire yang sama serta mereka
mempunyai penilaian yang sama terhadap pemakaian bahasa yang digunakan dalam masyarakat,
maka dapat dikatakan bahwa masyarakat itu sebagai masyarakat bahasa.

Masyarakat bahasa dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian berdasarkan verbal repertoire
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri antara lain sebagai berikut :

1. Masyarakat monolingual
Masyarakat monolingual adalah masyarakat yang hanya dapat berkomunikasi dengan satu
bahasa. Biasanya masyarakat monolingual ini terdapat di daerah yang terisolasi.
2. Masyarakat bingual
Masyarakat bingual adalah masyarakat yang lebih maju jika dibandingkan dengan
masyarakat monolingual. Hal ini karena masyarakat bingual dapat berkomunikasi dengan dua
bahasa. Artinya masyarakat bingual ini lebih bersifat komunikatif
3. Masyarakat multilingual
Masyarakat multilingual ini merupakan masyarakat yang menggunakan lebih dari dua bahasa
untuk berkomunikasi.

B. Faktor-Faktor Sosio-situasilional dan Variasi Bahasa


Penggunaan bahasa dapat dipengaruhi oleh factor-faktor nonlinguistic seperti factor social dan
factor situasional.
 Faktor social yang mempengaruhi pemakaian bahasa terdiri atas status social, tingkat
pendidikan, umur, jenis kelamin, dan lainnya.
 Factor situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa terdiri dari siapa yang
berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana dan mengenai masalah apa
(Fishman dalam Suwito,1982:3).

Dengan adanya kedua factor ini akan menyebabkan munculnya variasi bahasa.

Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola
yang menyerupi pola umum bahasa induknya (poedjosoedarmo dalam suwito, 1982;20).

Chaer dan Agustina (1995:83) membedakan variasi-variasi bahasa, antara lain

1. Variasi Bahasa dari Segi penutur


Variasi bahasa dari segi ini adalah variasi bahasa yang bersifat individu dan variasi bahasa dari
sekelompok individu yang jumlahnya relatif berbeda pada suatu tempat wilayah atau area. Variasi
bahasa yang bersifat individu disebut dengan idiolek sedangkan variasi bahasa dari sekelompok
individu disebut dialek.
Menurut konsep idiolek setiap individu memiliki idioleknya masing-masing dengan kata kata
lain, seitiap individu mempunyai sifat-sifat khas yang tidak dimiliki individu lain. Perbedaan ini
disebabkan oleh perbedaan fisik dan psikis.
Menurut konsep dialek variasi bahasa dari sekelompok individu yang merupakan anggota
masyarakat dari suatu daerah tertentu atau kelas social tertentu.
Labov dalam chaer dan agustina membedakan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat golongan,
status, dan kelas social penuturnya atas : aklorek,basilek,vulgar,slang,kolokial,jargon,argot dan
ken.
Alorek adalah variasi bahasa yang dianggap lebih tinggi daripada variasi social lainnya.
Contohnya bahasa jawa bagongan.
Basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahakan dianggap lebih
rendah. Contohnya variasi bahasa yang digunakan oleh penutur atau sekelompok penutur di
pasar.
Slang merupakan variasi bahasa yang bercirikan dengan kosakata yang baru ditemukan dengan
cepat berubah. Variasi bahasa ini digunakan oleh kaula muda atau kelompok social dan
professional untuk berkomunikasi dalam rahasia.
Kolokial merupakan variasi social yang digunakan penutur dalam percakapan sehari-hari.
Ungkapan-ungkapan kolokial ini sering digunakan dalam bahasa tulis.
Jargon

Segi pemakaian
Segi keformalan dan
Segi sarana.

Anda mungkin juga menyukai