Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN KINERJA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR


DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN


LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
perkenan-Nya, Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Tahun 2016 ini dapat kami selesaikan.

Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
Laporan Kinerja ini.

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006


tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016
merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian
kinerja yang termuat dalam laporan ini merupakan realisasi dari target-target kinerja
yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang telah ditandatangani pada awal tahun
2016.

Secara umum, pelaksanaan dari rencana kegiatan pada Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah selama tahun 2016 sudah
berjalan dengan baik. Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan seluruh unit kerja di

i
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, Laporan Kinerja ini tentunya
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami memohon masukan dan kritik
konstruktif demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga Laporan Kinerja ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terkait.

Jakarta, Januari 2017


Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Wahyu Utomo

ii
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR v
RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1


B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI ................................ 2
C. ASPEK STRATEGIS ........................................................................ 4
D. ISU STRATEGIS .............................................................................. 4
E. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................ 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6

A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 .................................. 6


B. RENCANA KERJA TAHUN 2016 .................................................... 9
C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ............................................. 12
D. PENGUKURAN KINERJA ................................................................ 14

iii
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 16

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .................................................... 16


1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ......................... 17
2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DARI WAKTU KE WAKTU ...... 39
B. REALISASI ANGGARAN .................................................................. 40

BAB IV PENUTUP 45

LAMPIRAN 47

iv
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah ................................. 3
Gambar 2 Skema Perencanaan Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah .......................................................................................... 7
Gambar 3 Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi ......................................... 15
Gambar 4 Peta Kesesuaian Lahan KSEP Merauke ..................................... 35

TABEL
Tabel 1 Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016 ........... 9
Tabel 2 Pengelompokan IKU dan Sasaran Strategis Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah dalam Perjanjian Kinerja 2016 ..................................... 14
Tabel 3 Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016 ........... 16
Tabel 4 Realisasi IKU Tahun 2014 - 2016 ............................................... 39
Tabel 5 Realisasi Anggaran per Kegiatan Tahun Anggaran 2016 .......... 40

v
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016 merupakan wujud
pertanggungjawaban atas komitmen yang telah dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja (PK) 2016 untuk melaksanakan tugas dengan efektif, transparan, dan
akuntabel yang berorientasi pada hasil (outcome) berdasarkan Sasaran Strategis
dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan, dipantau, dan dievaluasi
secara periodik.

Di dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Deputi Bidang Koordinasi


Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah telah menetapkan empat
Sasaran Strategis (SS), yaitu: 1) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan
di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah; 2) Terwujudnya
pengendalian kebijakan di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan
wilayah; 3) Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar
Pulau Jawa; dan 4) Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang
diusulkan.

Demi mendukung terwujudnya implementasi program kerja utama, telah


ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdiri dari: (1) Tingkat (indeks)
efektivitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka
percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah; (2)
Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah yang diimplementasikan; (3) Jumlah kawasan strategis
ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar Pulau Jawa; dan (4) Jumlah proyek
infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Berdasarkan hasil capaian kinerja Tahun 2016, Deputi Bidang Koordinasi


Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat menyelesaikan tugas
dan fungsinya dengan BAIK, sebagaimana yang dijelaskan dalam Bab III laporan ini,

vi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

melalui perhitungan komposit indeks dari masing-masing program kerja utama


yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.

Berdasarkan pengukuran capaian kinerja tahun 2016, Deputi Bidang


Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah telah
menunjukkan hasil kinerja (outcome) yang BAIK, sebagaimana dipaparkan dalam
tabel berikut:

Sasaran Strategis 1
Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Tingkat (indeks) efektivitas koordinasi dan pelaksanaan


sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan 4 4 100%
pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah

Sasaran Strategis 2
Terwujudnya Pengendalian Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Persentase rekomendasi kebijakan percepatan


pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah 80% 91,67% 115%
yang diimplementasikan

Sasaran Strategis 3
Terwujudnya Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Baru di Luar Pulau Jawa

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan


2 3 150%
industri) di luar pulau Jawa

Sasaran Strategis 4
Tercapainya Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas yang Diusulkan

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang


ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan 7 7 100%
Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

vii
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merupakan unit kerja eselon I
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi
dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian
pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di
bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Komitmen yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri


Koordinator Bidang Perekonomian dan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada awal tahun 2016 dilaksanakan
dan dituangkan dalam Laporan Kinerja yang merupakan pemenuhan amanat
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja menjabarkan capaian-capaian target indikator kinerja Deputi


Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam
melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2016 sebagai alat kendali dan
pemacu peningkatan kinerja setiap bagian di lingkungan Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Selain untuk
memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja juga merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

1
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5


Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi,
dan tata kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

2. Tugas Pokok

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/
Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan
pengembangan wilayah.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan


kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang
percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;
b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait
dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan

2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

wilayah;
c. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan
infrastruktur sumber daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi
multimoda;
d. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan
perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan
kawasan strategis ekonomi;
e. Pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan
permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis
ekonomi;
f. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan
tanah dan pembiayaan infrastruktur; dan
g. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan
infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Asdep Asdep Asdep Asdep Asdep


Infrastruktur Telematika Sistem Penataan Perumahan,
Sumber Daya dan Transportasi Ruang dan Pertanahan
Air Utilitas Multimoda KSE dan PI

Bid. Bidang Bidang


Konservasi Bidang Bidang Perumahan
Sistem
SDA dan Telematika Penataan dan
Transportasi
Pengendalian Ruang Pertanahan
Jalan
DRA

Bidang Bidang
Bidang Bidang
Pendayaguna Bidang Sistem
Pengembang Pembiayaan
an Sumber Utilitas Transportasi
an KSE Infrastruktur
Daya Air Non Jalan

Bidang
Program dan Kelompok Jabatan Fungsional
Tata Kelola

Gambar 1
Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah

3
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

C. ASPEK STRATEGIS

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian. Perannya merupakan dasar untuk
mengkoordinasikan, mensinkronisasikan, mengendalikan, dan menjamin
suksesnya pencapaian kinerja jangka panjang bagi Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian guna mendukung kinerja pembangunan nasional
sebagaimana yang telah ditetapkan Presiden dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019.

Untuk mewujudkan good governance dan tercapainya target kinerja


Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang sudah ditetapkan, Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai posisi strategis
mengkoordinasikan, mensinkronisasikan, dan mengendalikan program-
program pembangunan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.
Posisi strategis tersebut menjadi arah gerak Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam menentukan
Sasaran Strategis yang akan dituju. Sasaran Strategis dimaksud adalah
sebagai berikut:

1. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang percepatan


infrastruktur dan pengembangan wilayah;

2. Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang percepatan infrastruktur dan


pengembangan wilayah;

3. Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar Pulau


Jawa; dan

4. Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan.

D. ISU STRATEGIS

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


dengan posisi strategisnya sebagai organisasi dituntut untuk mampu

4
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 1

menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai


tujuan Kementerian, yaitu: pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, dan kinerja organisasi yang baik. Permasalahan atau tantangan
yang dihadapi merupakan isu strategis yang harus diselesaikan sebagai wujud
kinerja Tahun 2016. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya antara lain sebagai berikut:

1. Rendahnya kapasitas tampungan air per kapita per tahun, menurunnya


ketersediaan air dan tingginya alih fungsi lahan;
2. Belum meratanya infrastruktur dan aplikasi telematika serta sarana dan
prasarana utilitas;
3. Masih rendahnya kualitas infrastruktur transportasi di Indonesia yang
berakibat pada tingginya biaya logistik dan kelancaran distribusi barang dan
jasa;
4. Belum terintegrasinya program-program nasional nawacita, RPJMN, dan
Program Strategis Nasional dalam rencana tata ruang serta masih
terjadinya tumpang tindih dan konflik pemanfaatan ruang; dan
5. Rumitnya proses perizinan pembangunan perumahan sehingga
menghambat tercapainya target pembangunan satu juta rumah.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab Satu menyajikan penjelasan umum kedudukan Deputi Bidang Koordinasi


Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, identifikasi aspek
strategis dan isu strategis yang merupakan masalah yang akan terjawab
melalui kinerja 2016. Bab Dua memaparkan perencanaan kinerja yang akan
menguraikan tahapan secara ringkas penentuan indikator-indikator yang
tertuang dalam dokumen perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Bab Tiga
menjabarkan akuntabilitas kinerja yang terdiri dari capaian kinerja dan
realisasi anggaran yang digunakan untuk mencapai kinerja tersebut. Sebagai
penutup akan diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah-langkah di masa mendatang untuk meningkatkan kinerja.

5
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

BAB 2
PERENCANAAN KINERJA

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan,
penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur
dan pengembangan wilayah. Pokok-pokok program dan kegiatan dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berpedoman pada dokumen perencanaan
yang tertuang di dalam:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;

2. Rencana Strategis Tahun 2015-2019;

3. Rencana Kerja Tahun 2016; dan

4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur


dan Pengembangan Wilayah 2015-2019 merupakan perencanaan jangka
menengah organisasi yang berisi gambaran sasaran atau kondisi hasil yang
akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan Renstra Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
mengacu pada RPJMN Tahun 2015-2019, khususnya terkait dengan prioritas
“Meningkatkan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur
prioritas”. Penjabaran strategi jangka menengah untuk menuju hasil yang
dicita-citakan dapat dipetakan dalam bagan berikut:

6
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Gambar 2
Skema Perencanaan Kinerja di Lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Visi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan


Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai dengan tugas
dan fungsinya adalah ”Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan ekonomi di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah
yang efektif dan berkelanjutan”. Visi ini menunjukkan bahwa sebagai bagian
dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai tugas untuk
mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan program/ kegiatan
pengembangan perekonomian nasional yang mandiri, berkeadilan, dan
berkelanjutan.

7
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Dalam rangka pencapaian visi tersebut, dibutuhkan tindakan nyata melalui


penetapan misi yang disesuaikan dengan peran Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Misi Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah adalah
“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan
kebijakan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang percepatan infrastruktur dan
pengembangan wilayah”.

Berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai, Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian mempunyai tujuan, yaitu “Sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang infrastruktur
dan pengembangan wilayah yang efektif dalam meningkatkan daya saing
perekonomian”. Dengan dirumuskannya tujuan ini maka Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat secara
tepat mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi untuk mewujudkan visi
dan misinya.

Berdasarkan tujuan yang telah direncanakan maka agar terukur dan dapat
dicapai secara nyata, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah menentukan sasaran strategis. Sasaran strategis
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.
Sasaran Strategis 2
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah.
Sasaran Strategis 3
Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar
pulau Jawa.
Sasaran Strategis 4
Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan.

8
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

B. RENCANA KERJA 2016

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah


menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat program, kegiatan, sasaran
kegiatan beserta indikatornya, target, dan sumber/alokasi pendanaan.
Kemudian Rencana Kerja dirinci lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). Di dalam RKA/KL termuat Rincian
Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok
belanja.

Secara ringkas Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran 2016 dijabarkan
dalam matriks sebagai berikut:

Tabel 1
Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016

Pagu setelah
Self Blocking
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Pagu Awal 2016 Self Blocking
2016
2016

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Koordinasi Kebijakan 4 Rekomendasi
Urusan Infrastruktur
Sumber Daya Air

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian Urusan 4 Rekomendasi
Infrastruktur Sumber
Daya Air
Koordinasi
Kebijakan
Tersusunnya Laporan
Bidang
Hasil Pelaksanaan 6.934.001.000 1.785.518.000 5.148.483.000
Infrastruktur
Sosialisasi Kebijakan 3 Laporan
Sumber Daya
Bidang Infrastruktur
Air
Sumber Daya Air

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Dalam
Rangka Peningkatan
JWG Indonesia - 12
Singapura Untuk Rekomendasi
Pengembangan BBK
(Batam-Bintan-
Karimun) dan KEK
(Kawasan Ekonomi
Khusus) Lainnya di

9
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Pagu setelah
Self Blocking
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Pagu Awal 2016 Self Blocking
2016
2016
Indonesia

Tersusunnya
Rekomendasi
8 Rekomendasi
Kebijakan Telematika
dan Utilitas
Koordinasi
Kebijakan
Bidang 3.020.000.000 386.872.000 2.633.128.000
Tersusunnya
Telematika dan
Rekomendasi Hasil
Utilitas
Pengendalian
5 Rekomendasi
Pelaksanaan
Kebijakan Telematika
dan Utilitas

Tersusunnya
Rekomendasi
4 Rekomendasi
Kebijakan Sistem
transportasi multimoda

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian
2 Rekomendasi
Sosialisasi Kebijakan
Sistem transportasi
multi moda

Tersusunnya Laporan
Hasil Pelaksanaan
Sosialisasi Kebijakan 2 Laporan
Sistem transportasi
multi moda
Koordinasi
Kebijakan
Sistem 5.550.000.000 536.309.000 5.013.691.000
Tersusunnya
Transportasi
Rekomendasi
Multi Moda
Kebijakan Percepatan
2 Laporan
Pengembangan Sistem
Transportasi
JABODETABEK

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sistem
Transportasi 1 Rekomendasi
JABODETABEK

10
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Pagu setelah
Self Blocking
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Pagu Awal 2016 Self Blocking
2016
2016

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Koordinasi dan
12
Sinkronisasi Kebijakan
Rekomendasi
Bidang Penataan
Ruang Dan Kawasan
Strategis Ekonomi

Koordinasi
Kebijakan Tersusunnya
Penataan Rekomendasi Hasil
Ruang dan Pemantauan dan 12.240.000.000 4,498,085,000 7.741.915.000
Kawasan Evaluasi Pelaksanaan 8 Rekomendasi
Strategis Kebijakan Penataan
Ekonomi Ruang Dan Kawasan
Strategis Ekonomi

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi Kebijakan
Penataan Ruang Dan 1 Laporan
Kawasan Strategis
Ekonomi

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Perumahan,
5 Rekomendasi
Pertanahan Dan
Pembiayaan
Infrastruktur

Tersusunnya
Koordinasi
Rekomendasi
Kebijakan
Pengendalian
Perumahan,
Pelaksanaan
Pertanahan, 4 Rekomendasi 3.050.000.000 355.967.000 2.694.033.000
Kebijakan Perumahan,
dan
Pertanahan Dan
Pembiayaan
Pembiayaan
Infrastruktur
Infrastruktur

Tersusunnya Laporan
Hasil Sosialisasi
Kebijakan Perumahan,
2 Laporan
Pertanahan Dan
Pembiayaan
Infrastruktur

Tersusunnya
Rekomendasi 3 Rekomendasi
Koordinasi
Kebijakan MP3EI
Percepatan
dan Perluasan
4.456.000.000 686.099.000 3.769.901.000
Pembangunan
Tersusunnya Hasil
Ekonomi
Pengendalian
Indonesia 3 Rekomendasi
Pelaksanaan Kebijkan
Proyek-Proyek P3EI
yang akan

11
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Pagu setelah
Self Blocking
Kegiatan Sasaran Kegiatan Target Pagu Awal 2016 Self Blocking
2016
2016
ditindaklanjuti

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi /
1 Laporan
diseminasi Kebijakan
MP3EI

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Ekonomi 7 Rekomendasi
Terkait Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil Pre
FS / Revisi Pre FS 7 Rekomendasi
Koordinasi
Proyek Infrastruktur
Kebijakan
Prioritas
Percepatan
7.863.605.000 8.851.150.000 59.012.455.000
Penyediaan
Infrastruktur
Tersusunnya Hasil
Prioritas
Pemantauan dan
Evaluasi Pelaksanaan 1 Rekomendasi
Kebijakan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi Kebijakan
1 Laporan
Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Total 103.113.606.000 17.100.000.000 86.013.606.000

Sumber : Rencana Kerja 2016 (diolah)

C. PERJANJIAN KINERJA 2016

Perjanjian Kinerja (PK) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang


merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelolanya. Tujuan dibuatnya Perjanjian Kinerja adalah
sebagai berikut:

- untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai


wujud nyata komitmen antara pemberi amanah dengan penerima amanah;

12
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

- sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan


sasaran organisasi;

- menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

- sebagai dasar pemberian reward and punishment atau penghargaan dan


sanksi.

Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik


Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan memedomani Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan


instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Perjanjian Kinerja pada Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah ditetapkan hingga level Eselon II. Untuk level eselon di
bawahnya hingga pelaksana, kontrak kinerja individu tertuang dalam Sasaran
Kerja Pegawai. Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja
Utama (IKU). Penyusunan IKU disesuaikan dengan level organisasi atau
kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Oleh karena itu
Indikator Kinerja dan Target Tahunan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja
adalah merupakan Indikator Kinerja Utama tingkat Eselon I yang telah
ditetapkan dan merupakan penjabaran dari Renstra. Indikator Kinerja Utama
(IKU) Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

13
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Tabel 2
Pengelompokan IKU dan Sasaran Strategis
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah dalam Perjanjian Kinerja 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target


SS.1 Terwujudnya koordinasi dan Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi 4
sinkronisasi kebijakan di dan pelaksanaan sinkronisasi
bidang Percepatan kebijakan dalam rangka percepatan
Infrastruktur dan pembangunan infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah pengembangan wilayah
SS.2 Terwujudnya pengendalian Persentase rekomendasi kebijakan 80%
kebijakan di bidang percepatan pembangunan
Percepatan Infrastruktur dan infrastruktur dan pengembangan
Pengembangan Wilayah wilayah yang diimplementasikan
SS.3 Terwujudnya pengembangan Jumlah Kawasan strategis ekonomi 2
kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar
baru di luar pulau Jawa pulau Jawa
SS.4 Tercapainya penetapan Jumlah proyek infrastruktur prioritas 7
proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite
yang diusulkan percepatan penyediaan infrastruktur
prioritas (KPPIP)
Sumber : Perjanjian Kinerja 2016

D. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2016 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja
dengan realisasinya. Metode perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)
diperoleh dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia.
Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui
nilai NKO, dan standar perhitungan polarisasi kinerja IKU ditetapkan sesuai
dengan Peraturan Menteri Koordinator Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.

14
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2

Formula perhitungan NKO adalah sebagai berikut:

Realisasi
NKO = × 100%
Target

Adapun Status Kinerja NKO ditandai dengan pemberian warna sesuai nilai
NKO, yaitu sebagai berikut:

Hijau Kuning Merah


• X ≥ 100 • 80 ≤ X < 100 • X < 80%
(memenuhi (belum (tidak
ekspektasi) memenuhi memenuhi
ekspektasi) ekspektasi)

Keterangan: Perhitungan lebih lanjut dijelaskan pada lampiran pendukung

Gambar 3
Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi

15
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI


1

Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2016 dilakukan dengan cara
membandingkan target dengan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Tingkat capaian kinerja Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun
2016 berdasarkan hasil pengukurannya dapat disajikan dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel 3
Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016

Sasaran Strategis 1
Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

Tingkat (indeks) efektivitas koordinasi dan


pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam
4 4 100%
rangka percepatan pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah

Sasaran Strategis 2
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah

16
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

Persentase rekomendasi kebijakan


percepatan pembangunan infrastruktur dan
80% 94,67% 118,34%
pengembangan wilayah yang
diimplementasikan

Sasaran Strategis 3
Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar Pulau Jawa

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

Jumlah kawasan strategis ekonomi baru (KEK,


2 3 150%
kawasan industri) di luar Pulau Jawa

Sasaran Strategis 4
Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional


yang ditetapkan komite percepatan 7 7 100%
penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)

1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sasaran Strategis 1:
“Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang percepatan
infrastruktur dan pengembangan wilayah ”

Capaian sasaran strategis ini diukur dengan tingkat (indeks) efektivitas


koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah, dimana pada tahun 2016
ditargetkan sebanyak 107 usulan kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian melalui:

a) Pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri;

b) Penetapan peraturan dan keputusan Pemerintah/Presiden/Menteri


Koordinator Bidang Perekonomian; dan

17
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

c) Surat Edaran yang sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang


Perekonomian kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah.

Selama tahun 2016 telah terealisasi sebanyak 95 usulan kebijakan yang


ditindaklanjuti dari 107 usulan kebijakan yang ditargetkan. Dengan demikian,
capaian sasaran strategis ini berdasarkan perhitungan tingkat (indeks) telah
mencapai indeks 4 dari target 4 yang telah ditetapkan. Rincian dan
perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang
juga menjadi satu kesatuan dengan laporan ini.

Koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan percepatan pembangunan


infrastruktur dan pengembangan wilayah yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

1. Dalam rangka mendorong percepatan penyelesaian kebijakan dan regulasi


bidang sumber daya air, telah disusun beberapa rekomendasi kebijakan, di
antaranya:

a. Pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program


Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara, melalui Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 79 Tahun 2016;

b. Rancangan Peraturan Presiden tentang Perubahan Atas Peraturan


Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan
Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum;

c. Menerbitkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, No. S-


44/M.EKON/02/2016, tanggal 26 Februari 2016, kepada Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, perihal Pendataan dan
Pengembangan Sistem Irigasi, yang bertujuan untuk mendorong
percepatan pendataan kinerja layanan irigasi secara lengkap per satuan
sistem irigasi sehingga dapat digambarkan lahan prioritas irigasi yang
prima dan handal untuk percepatan produksi padi nasional;

18
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

d. Surat Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, No. S-


602/SES.M.EKON/10/2016 tanggal 31 Oktober 2016, kepada Dirjen
Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dan Dirjen Cipta Karya
Kementerian PUPR, perihal Penegasan Alokasi DAK untuk Proyek KPBU
SPAM Umbulan, yang bertujuan untuk mendorong penegasan dukungan
DAK dari Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR dan Kementerian
Bappenas, sebagai upaya percepatan pelaksanaan financial close SPAM
Umbulan;

e. Surat Menteri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, No.: S-


781/M.EKON/03/2016, tanggal 31 Maret 2016, Kepada Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan perihal Audit Komprehensif
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam, yang bertujuan untuk memberikan informasi menyeluruh
dalam rangka penataan KPBPB Batam selama masa transisi;

f. Surat Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, No. S-


580/SES.M.EKON/10/2016, tanggal 20 Oktober 2016, kepada Kepala
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, perihal Pelaksanaan
Audit Lanjutan BP Batam, yang bertujun untuk melakukan audit
terhadap unit usaha pengelolaan air dan limbah BP Batam;

g. Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan


Pengembangan Wilayah, No. S-14/D.VI.M.EKON/02/2016, tanggal 3
Februari 2016, kepada Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian
PUPR, perihal Ijin Prakarsa Raperpres Perubahan Atas Perpres No. 29
tahun 2009, yang bertujuan untuk menegaskan kementerian yang akan
menjadi prakarsa Raperpres Perubahan Perpres 29 tahun 2019;

h. Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan


Pengembangan Wilayah, No. S-94/D.VI.M.EKON/07/2016, tanggal 19
Juli 2016, kepada beberapa pejabat Es 1 di Kementerian PUPR,
Kementerian ATR/BPN, Pemerintah Daerah dan Direktur Utama PT.
Perkebunan Nusantara VIII, perihal Percepatan Penyelesaian Kendala

19
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Pembangunan Bendungan Karian dan Bendungan Sindang Heula di


Provinsi Banten, yang bertujuan untuk percepatan penyelesaian
pembangunan Bendungan Karian dan Sindang Heula;

i. Terms of Reference for the Working Group on Batam, Bintan and


Karimun and other Special Economic Zones in Indonesia, yang
ditandatangani oleh Plt. Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dan Chairman of Singapore
Economic Development Board pada tanggal 4 Agustus 2016 di Batam

j. Melaksanakan Financial Close SPAM Umbulan pada tanggal 30


Desember 2016 dengan agenda penandatanganan perjanjian
pembiayaan antara Direktur Utama PT. SMI, Presiden Direktur IIF dan
Dirut PT. Meta Adhya Tirta Umbulan;

k. Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian tentang Kebijakan Penyediaan


Jaringan Irigasi pada tanggal 19 Februari 2016 dengan agenda
pendataan dan pengembangan sistem irigasi;

l. Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian tentang Pangan pada tanggal 5


April 2016 dengan agenda koordinasi peningkatan sistem irigasi dalam
rangka mendukung ketahanan pangan;

m. Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian tentang Lahan, Irigasi dan


Alsintan pada tanggal 28 November 2016 dengan agenda koordinasi
luasan daerah irigasi dan sawah beririgasi;

n. Rapat Koordinasi perihal Pembahasan Status Kelembagaan Badan


Pengusahaan Bintan, Tanjung Pinang, dan Karimun pada tanggal 28
September 2016;

o. Rapat Koordinasi perihal Tindak Lanjut Pembahasan Status


Kelembagaan Badan Pengusahaan Bintan, Tanjung Pinang, dan
Karimun pada tanggal 23 Desember 2016;

20
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

p. Rapat Koordinasi Keberlanjutan Kebijakan Pemberian Jaminan dan


Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat pada tanggal 24 Februari 2016
dengan agenda Pembahasan terhadap pending matters terkait
penetapan status dana Pemerintah Daerah kepada PDAM dalam
Raperpres tentang Perubahan Perpres Nomor 29 Tahun 2009;

q. Rapat Koordinasi Pembahasan Pembiayaan melalui Perbankan Dan


Penyelesaian Piutang Negara kepada PDAM pada tanggal 26 Mei 2016
dengan agenda penyampaian Progres Keberlanjutan Perpres No. 29
Tahun 2009;

r. Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Bendungan


pada tanggal 29 Agustus 2016 dengan agenda progres pelaksanaan
pembangunan bendungan beserta permasalahannya serta update revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk mengakomodir rencana
pembangunan bendungan;

s. Rapat Koordinasi Mingguan Persiapan Financial Close Proyek KPBU


SPAM Umbulan pada tanggal 18 Oktober 2016 yang membahas
mengenai pemenuhan persayaratan dilaksanakannya financial close
SPAM Umbulan diantaranya dukungan Kementerian PUPR, perjanjian
PDAB dan 3 PDAM yang belum melakukan penandatanganan;

t. Rapat Koordinasi Mingguan Persiapan Financial Close Proyek KPBU


SPAM Umbulan pada tanggal 27 Oktober 2016 yang membahas hasil
laporan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan
persyaratan penandatanganan PKS Gubernur Jawa Timur dengan
Walikota Pasuruan;

u. Rapat Koordinasi Mingguan Persiapan Financial Close Proyek KPBU


SPAM Umbulan pada tanggal 10 November 2016 dengan agenda
progres pelaksanaan pengadaan lahan, addendum AMDAL, Perjanjian
Kerjasama Walikota Pasuruan dan Gubernur Jawa Timur;

21
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

v. Rapat Koordinasi Mingguan Persiapan Financial Close Proyek KPBU


SPAM Umbulan pada tanggal 16 November 2016 dengan agenda
pembahasan pemenuhan CP perjanjian PDAB – PDAM Kabupaten
Pasuruan;

w. Rapat Koordinasi Mingguan Persiapan Financial Close Proyek KPBU


SPAM Umbulan pada tanggal 7 Desember 2016 dengan agenda
Pemenuhan pending matter dalam rangka persiapan Financial Close
Proyek KPBU SPAM;

x. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Working Group (WG) Batam-Bintan-


Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lainnya di
Indonesia 2015-2019 pada tanggal 23 Februari 2016 dengan agenda
pembahasan penyusunan Terms of Reference (TOR) dan Joint Action
Roadmap (JAR);

y. Rapat Koordinasi Finalisasi Terms of Reference (TOR) dan Penyusunan


Joint Action Roadmap (JAR) pada tanggal 9 Desember 2016;

z. Senior Official Meeting of Six Bilateral Economic Working Groups


Indonesia-Singapore pada tanggal 10 Mei 2016 dengan agenda
pembahasan penyampaian laporan perkembangan Working Group
Pengembangan Batam-Bintan- Karimun (BBK) d an Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) lainnya di Indonesia dan rencana tindak lanjut kerjasama
periode 2015-2019 sebagai bahan Joint Report to Leaders;

aa. Ministerial Meeting of Six Bilateral Economic Working Groups Indonesia-


Singapore pada tanggal 30 Mei 2016 dengan agenda pembahasan
penyampaian Joint Report to Leaders sebagai bahan pertemuan
Leaders’ Retreat atau Kepala Negara;

bb. 9th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun


(BBK) and other Special Economic Zones (SEZs) in Indonesia pada
tanggal 4 Agustus 2016 dengan agenda pembahasan (i) penyampaian

22
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

perkembangan kebijakan FTZ Batam; (ii) diskusi pembahasan Joint


Action Roadmap (JAR); dan (iii) penandatanganan Terms of Reference;

cc. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Working Group on Batam-


Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lainnya di
Indonesia Tahun 2016 pada tanggal 11 Oktober 2016 dengan agenda
pembahasan (i) penyampaian dan evaluasi potensi dan peluang
investasi FTZ BBK; dan (ii) penyususnan paket/model kebijakan
investasi di FTZ BBK.

2. Dalam rangka mendorong percepatan penyelesaian kebijakan dan regulasi


bidang penataan ruang, telah disusun beberapa rekomendasi kebijakan, di
antaranya:
a. Percepatan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan revisi Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang. Kedua percepatan revisi tersebut dilakukan dalam rangka
mendorong percepatan pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional
dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-
2019 dan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Proyek
Strategis Nasional yang belum sesuai dengan rencana tata ruang baik di
Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
b. Percepatan penetapan Perda RTRW Provinsi. Hingga Desember 2016,
telah ditetapkan 30 Perda RTRW Provinsi. Adapun provinsi yang belum
menetapkan Perda RTRW-nya yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan
Riau, dan Kalimantan Utara.
c. Percepatan penyelesaian Peraturan Presiden di antaranya Penetapan
Peraturan Presiden tentang Batas Sempadan Pantai dan Peraturan
Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di
Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Utara yang telah mencapai proses paraf menteri dan
legalisasi di Sekretariat Kabinet.

23
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

d. Percepatan pelaksanaan Kebijakan Satu Peta dengan ditetapkannya


Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta dengan Tingkat Ketelitian Peta Skala
1:50.000.

3. Dalam rangka mendorong percepatan penyelesaian kebijakan dan regulasi


bidang perumahan, pertanahan, dan pembiayaan infrastruktur, telah
disusun beberapa rekomendasi kebijakan, di antaranya:
a. Dalam rangka menghimpun dan menyediakan dana murah jangka
panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam
rangka memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau, telah
diterbitkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan
Perumahan Rakyat. Dengan adanya peraturan ini, negara menjamin
pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal yang layak dan terjangkau
bagi warga negara. Kebijakan tersebut diterbitkan untuk menghimpun
dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk menunjang
pembiayaan perumahan.
b. Dalam rangka mempercepat proses dan mengurangi biaya perizinan
pembangunan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) agar dapat mendorong pengembang dalam upaya pencapaian
target Program Sejuta Rumah, telah diterbitkan Paket Kebijakan
Ekonomi XIII yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. Dengan adanya peraturan ini, negara
mengupayakan tercapainya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal bagi
masyarakat. Kebijakan tersebut diterbitkan untuk mempercepat
penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
c. Untuk mempercepat penyelesaian proyek strategis nasional, telah
dilakukan penetapan Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2016
tentang Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum dalam rangka Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional. Dengan adanya peraturan ini, diharapkan dapat mempercepat
proses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

24
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Kebijakan tersebut ditetapkan dalam rangka percepatan penyediaan


pendanaan oleh Pemerintah atas pengadaan tanah pada Proyek
Strategis Nasional.
d. Dalam rangka kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha
dalam penyediaan infrastruktur di daerah, telah diterbitkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Pembayaran
Ketersediaan Layanan (Availability Payment) dalam rangka Kerjasama
Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur di Daerah. Kebijakan tersebut bertujuan untuk
menyediakan skema pengembalian investasi yang menarik minat Badan
Usaha untuk bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam
penyediaan infrastruktur melalui Kerjasama Pemerintah Daerah dengan
Badan Usaha.

4. Dalam rangka percepatan pembangunan sistem transportasi multimoda,


telah dilakukan penetapan sebagai berikut:
a. Finalisasi substansi Memorandum of Understanding (MoU)
Pembangunan Infrastruktur Penunjang Kegiatan Industri di Cikarang-
Bekasi. Seluruh pihak yang terlibat dalam penandatanganan MoU, di
antaranya Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Pemerintah Kabupaten Bekasi, dan kawasan industri, telah menyetujui
substansi MoU tersebut. MoU dibutuhkan agar proses lelang untuk
proyek-proyek yang terdapat di MoU dapat segera dilakukan.
b. Penyelenggaraan Jalan Tol Trans Jawa, Non Trans Jawa, dan Trans
Sumatera. Koordinasi penyelenggaraan jalan tol dengan Kementerian
PUPR, BUMMN, dan pihak terkait lainnya untuk memenuhi target
penambahan 1.000 km jalan tol.
c. Koordinasi penyusunan dan penetapan Peraturan Presiden untuk
percepatan penyelenggaraan perkeretaapian di beberapa kota di
Indonesia, di antaranya penetapan Perpres percepatan LRT Sumatera
Selatan, LRT Jabodebek, LRT DKI Jakarta, serta penyusunan LRT
Bandung Raya dan Trem Surabaya.

25
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

d. Pengembangan transportasi perkotaan dan TOD pada kota dan


kabupaten di wilayah Jabodetabek melalui studi JUTPI yang dilakukan
melalui koordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten setempat
serta JICA.
e. Koordinasi penyusunan Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2016
tentang Penetapan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang sebagai
Proyek Strategis Nasional. Peraturan ini dibuat guna mempercepat
proses pembangunan Pelabuhan Patimban. Dalam Peraturan ini diatur
mengenai penetapan Pelabuhan Patimban sebagai Proyek Strategis
Nasional dan di dalamnya diatur juga mengenai skema pembiayaan
yang akan digunakan guna pembangunan pelabuhan tersebut.
f. Koordinasi penyusunan Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2016
tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak di Sektor Perhubungan yang
merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2015.
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur secara lebih rinci mengenai jenis
dan besarnya pendapatan yang dapat ditarik oleh Kementerian
Perhubungan guna meningkatkan pelayanan di sektor transportasi.

5. Dalam rangka mendorong percepatan penyelesaian kebijakan dan regulasi


bidang telematika dan utilitas, telah disusun beberapa rekomendasi
kebijakan, di antaranya:
a. Penyusunan Peta Jalan Perdagangan Berbasis Elektronik (Paket
Kebijakan Ekonomi XIV);
b. Koordinasi Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi Telematika Untuk
Ekonomi Rakyat;
c. Komitmen terkait Impor Ponsel tanpa TKDN dan ber-TKDN Rendah;
d. Pembahasan Peraturan tentang Layanan dan Konten di Internet (Over
The Top);
e. Penyiapan Pembuatan Satelit Inarsat Pertama; Revisi PP 52 dan 53
tahun 2000 tentang Penyelanggaraan Telekomunikasi dan Penggunaan
Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit;
f. Koordinasi Pemantapan dan Konsepsi RPP Transaksi Perdagangan
Melalui Sistem Elektronik (TPMSE);

26
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

g. Koordinasi Penyusunan RaPerpres Percepatan PLTSa; Koordinasi


Percepatan Penyusunan RPP Sampah Spesifik;
h. Koordinasi Penyusunan Rekomendasi Integrasi Hulu Hilir Percepatan
Pengelolaan Sampah, Air Limbah, dan Drainase di Kawasan Sepanjang
Bantaran Sungai Ciliwung; dan
i. Koordinasi Kelembagaan Pengelolaan Sampah.

Sasaran Strategis 2:
“Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang percepatan infrastruktur dan
pengembangan wilayah ”
Capaian sasaran strategis ini diukur dengan persentase rekomendasi kebijakan
percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang
diimplementasikan, dimana pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 80%
rekomendasi kebijakan yang diimplementasikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian melalui:

a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri;

b) penetapan peraturan dan keputusanPemerintah/Presiden/Menteri


Koordinator Bidang Perekonomian; dan
c) Surat Edaran yang sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian kepada para pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah.

Selama tahun 2016, dari 75 rekomendasi kebijakan yang ditargetkan, telah


terealisasi 71 rekomendasi kebijakan yang implementasikan. Dengan demikian,
capaian kinerja sasaran strategis ini mencapai angka 94,67% dari target 80% yang
telah ditetapkan. Rincian dan perhitungan capaian sasaran strategis tersebut
disajikan dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan dengan Laporan ini.

27
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Adapun rekomendasi pengendalian kebijakan percepatan pembangunan


infrastruktur dan pengembangan wilayah yang dapat diimplementasikan selama
tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka mendorong percepatan pelaksanaan program-program strategis


nasional, telah disusun beberapa rekomendasi kesesuaian tata ruang melalui
penerbitan surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan/atau Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, yaitu:
a. Rekomendasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik (PLTU, PLTGU) di
Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat serta Kabupaten
Bangka Barat, Bangka Belitung.
b. Rekomendasi rencana pembangunan SUTET 500 kV di Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Riau.
c. Rekomendasi rencana pembangunan kawasan industri kelapa sawit di
Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, kawasan industri plup dan paper di
Kabupaten Pelalawan, Riau, dan rencana pengembangan industri migas PT. CPI
di Riau.
d. Rekomendasi rencana pembangunan infrastruktur perhubungan berupa
pembangunan High Speed Train Jakarta-Bandung dan pembangunan
Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.

2. Beberapa rekomendasi terkait bidang perumahan, pertanahan, dan


pembiayaan infrastruktur melalui penerbitan surat Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian dan/atau Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah, yaitu:

a. Dalam rangka percepatan pelaksanaan program pembangunan pemerintah,


pemberian kemudahan dalam berusaha, serta pemberian perlindungan
kepada masyarakat berpenghasilan rendah, Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan
dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan beserta Perubahannya.
Dengan kebijakan ini diharapkan bahwa harga jual properti menjadi lebih
murah sehingga semakin banyak masyarakat yang mampu membeli rumah.

28
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

b. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103


Tahun 2015, Pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai tata cara
pemberian, pelepasan, atau pengalihan hak atas pemilikan rumah tempat
tinggal atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia
melalui Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2016. Kebijakan ini diterbitkan untuk
mendorong investasi di sektor properti dan memberikan percepatan,
ketepatan, dan kepastian bagi investor.

c. Dalam rangka kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha dalam


penyediaan infrastruktur di daerah, telah diterbitkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 260 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran
Ketersediaan Layanan pada Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam rangka Penyediaan Infrastruktur. Kebijakan ini diterbitkan
untuk mengatur tata cara perencanaan dan penyiapan skema pembayaran
ketersediaan layanan pada proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU).

3. Rekomendasi terkait bidang sumber daya air melalui penerbitan surat Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian dan/atau Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, yaitu:

a. Tim Gugus Tugas Penyelesaian Kendala Target Pencapaian Pembangunan


Bendungan Prioritas, melalui Keputusan Menteri Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 188 Tahun 2016;

b. Rancangan Peraturan Presiden tentang Dewan Sumber Daya Air Nasional;

c. Rancangan Keputusan Presiden tentang Keanggotaan Dewan Sumber Daya


Air Nasional;

d. Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Nomor: S-


38/M.EKON/02/2016, tanggal 15 Februari 2016, kepada Direktur Utama
PT Surya Bangun Pertiwi, perihal Ijin Pembangunan Estuary Dam Teluk
Bintan, yang menjelaskan bahwa skenario pemenuhan kebutuhan air pada

29
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Wilayah Sungai Pulau Batam-Bintan telah diatur dalam Peraturan Menteri


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/PRT/M/2015.

e. Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan


Pengembangan Wilayah, No. S-96/D.VI.M.EKON/07/2016, tanggal 27 Juli
2016, kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR,
perihal Air Baku untuk Kebutuhan di Kawasan Industri, yang bertujuan
menindaklanjuti surat dari General Manajer PT Batamindo Investment
Cakrawala terkait pemenuhan Air Baku untuk Kebutuhan di Kawasan
Industri Batamindo.

f. Rapat Koordinasi Pembahasan Usulan Pembangunan Estuary Dam Teluk


Bintan untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku di Pulau Bintan dan Pulau
Batam pada tangal 09 Februari 2016 dengan agenda Pembahasan Neraca
Air di Wilayah Sungai Kepulauan Riau dan RTRW Provinsi Kepulauan Riau.

4. Dalam rangka rekomendasi kebijakan pada pembangunan Jalan Tol Trans


Sumatera, pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta,
pembangunan Light Rail Transit (LRT) di beberapa wilayah, dan pengelolaan
transportasi di wilayah Jabodetabek melalui koordinasi dan pelaksanaan
sinkronisasi telah diterbitkan beberapa peraturan yaitu di antaranya:

a. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan


Presiden Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta
Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan. Kebijakan tersebut
dikeluarkan untuk menegaskan bahwa PT Waskita Karya selaku penyedia
prasarana LRT dapat melaksanakan pembangunan sesuai dengan standar
teknis yang ditetapkan Kementerian Perhubungan meskipun perjanjian belum
ditandatangani. Selain itu, dijelaskan juga, sistem pembayaran atas pengalihan
prasarana oleh Kementerian Perhubungan serta penugasan PT KAI sebagai
penyelenggara sarana, sistem tiket otomatis, dan pengoperasian LRT.
b. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan
Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan

30
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Bekasi. Kebijakan tersebut menjelaskan pola penyelenggaraan pembangunan


prasarana LRT dengan menggunakan pola Design and Built serta menggunakan
standar gauge. Pelaksanaan pembangunan prasarana LRT akan dilakukan oleh
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya dapat melaksanakan
pembangunan berdasarkan persetujuan teknis dan pengawasan oleh
Kementerian Perhubungan meskipun perjanjian belum ditandatangani. Selain
itu, dijelaskan juga sistem pembayaran yang dilakukan pemerintah terhadap
pengalihan prasarana yang telah dibangun oleh PT. Adhi Karya. Pemerintah juga
menugaskan PT KAI untuk melaksanakan penyelenggaraan sarana, sistem tiket
otomatis, serta pengoperasian dan perawatan prasarana.
c. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan
Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Kebijakan tersebut menjelaskan pelaksanaan pembangunan prasarana
perkeretaapian akan dilakukan oleh BUMD secara bertahap dengan
menngunakan lebar rel standar gauge, termasuk pendanaan BUMD serta
sistem pembayaran atas pengalihan prasarana. Penyelenggaraan sarana
perkeretaapian juga akan dilakukan oleh BUMD. Selain itu, untuk meningkatkan
keterjangkauan tarif, Pemerintah DKI Jakarta dapat memberikan subsidi dalam
penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik sesuai peraturan perundang-
undangan yang dialokasikan pada APBD dalam bentuk Belanja Subsidi.
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Pendelegasian
Wewenang Menteri Perhubungan kepada Kepala Badan Pengelola Transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
e. Dalam rangka percepatan pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta,
maka telah dilakukan rapat-rapat dan audiensi percepatan pembangunannya.
Pada tanggal 9 Agustus 2016 sudah diresmikan untuk pengoperasiannya oleh
Menteri Perhubungan. Pembangunan Terminal 3 ini diharapkan dapat
mengurangi kepadatan penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta yang
dioperasikan oleh Garuda Indonesia.
f. Dalam rangka percepatan pembangunan Terminal Multi-Purpose Kuala Tanjung
maka telah dilakukan rapat-rapat untuk percepatan pembangunannnya serta
telah diterbitkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomi kepada Otorita

31
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Asahan, perihal Penetapan HPL Otorita Asahan. Selain itu telah diterbitkan juga
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Penanaman Modal
Negara untuk PT. Inalum pada lahan di Kuala Tanjung. Peraturan ini dibuat
untuk mempercepat pembangunan terminal multi-purpose Kuala Tanjung yang
diharapkan akan jadi cikal bakal Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan
difungsikan sebagai hub internasional.

5. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis percepatan


pembangunan infrastruktur bidang Telematika dan Utilitas, telah dilakukan
kegiatan pengendalian yaitu sebagai berikut:

a. Pemantauan Implementasi Rencana Pitalebar Indonesia terkait Peraturan


Presiden Nomor 96 Tahun 2014;
b. Pemantauan dan Evaluasi Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi TIK untuk
Ekonomi Rakyat;
c. Pengendalian revisi Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit.*
d. Pemantauan Pelaksanaan Infrastruktur bersama/sharing di daerah;
e. Percepatan Implementasi Kebijakan Sanitary Landfill;
f. Percepatan Pembangunan PLTSa terkait Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2016.
Adapun yang belum ditidaklanjuti adalah revisi Peraturan Pemerintah Nomor 52
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit
Satelit dikarenakan ada permohonan dari stakeholder untuk ditunda.

32
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Sasaran Strategis 3:

“Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru


di luar Pulau Jawa ”
Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah kawasan strategis
ekonomi baru di luar pulau Jawa yang dikembangkan, dimana pada tahun 2016
ditarget sebanyak 2 kawasan strategis ekonomi baru yang dapat dikembangkan.
Penetapan tersebut dilakukan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam
Rapat Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan
Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Selama tahun 2016, dari 2 strategis ekonomi baru yang ditargetkan, telah
terealisasi 3 kawasan strategis ekonomi baru yang dapat dikembangkan. Dengan
demikian, persentase capaian kinerjanya telah mencapai 150%. Rincian dan
perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang
menjadi satu kesatuan dengan Laporan ini. Adapun kawasan strategis ekonomi
baru di luar pulau Jawa yang dikembangkan pada tahun 2016 adalah sebagai
berikut:

1. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Perbatasan di Kabupaten Belu,


Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7


Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Kawasan Perbatasan
menginstruksikan kepada K/L terkait untuk melakukan percepatan
pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan sarana penunjang di
kawasan perbatasan, salah satunya adalah PLBN Motaain yang terletak di
Kabupaten Belu. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan
pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan Kabupaten Belu untuk
menunjang pembangunan PLBN dan diharapkan dapat menjadi pusat
pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar Pulau Jawa.

Untuk mencapai kegiatan tersebut, telah dilakukan koordinasi dan sinkronisasi


dengan Kementerian/Lembaga terkait pengembangan kawasan strategis
ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu yaitu berupa rapat–rapat koordinasi,

33
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas isu–isu dalam pengembangan


kawasan perbatasan, kunjungan lapangan ke Kabupaten Belu dan Pengelolaan
Pusat–Pusat Pertumbuhan Ekonomi (P5E) di kawasan perbatasan negara di
Kabupaten Belu, sosialisasi grand design rencana pengembangan kawasan
strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi dan FGD yang dilakukan disimpulkan


pengembangan kawasan strategis di Motaain, Belu direncanakan sebagai
pusat peternakan dilihat dari potensi daerahnya. Pusat peternakan tersebut
direncanakan untuk dibangun di kawasan Sonis Laloran seluas 250 Ha sesuai
dengan Peraturan Bupati Belu Nomor 17/HK/2012 tentang Penetapan
Kawasan Peternakan Kapitan Meo dan Sonis Laloran sebagai Kawasan
Penggembalaan Umum. Lokasi Sonis Laloran sebagai pusat peternakan juga
telah sesuai dengan Perda Kabupaten Belu Nomor 6 Tahun 2011 tentang
RTRW Kabupaten Belu dimana diamanahkan sebagai kawasan strategis
Kabupaten dengan sudut kepentingan ekonomi.

2. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pangan (KSE-P) Merauke.


Pengembangan KSE-P Merauke dilatarbelakangi oleh arahan Presiden Jokowi
untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional pada tanggal
10 Mei 2015 serta penetapan Merauke sebagai salah satu KEK baru yang
akan dikembangkan di luar pulau Jawa pada RPJMN 2015-2019. Sebagai
tindak lanjutnya, dilakukan studi untuk merumuskan suatu kawasan strategis
yang berperan dalam mendorong peningkatan padi melalui pola mekanisasi
dan didapatkan total luasan pengembangan area pangan sebesar 1,2 juta ha.
Kawasan strategis ini direncanakan sebagai area pendukung (hinterland) dari
KEK Merauke (yang diarahkan sebagai sentra industri pangan) dan berfungsi
untuk menjamin supply bahan baku ke KEK, sehingga selanjutnya diperlukan
blue print penyiapan dan pengembangan area hinterland tersebut.
Pengembangan KSE-P Merauke juga disertai dengan konsep pengelolaannya,
yang melibatkan Pemerintah, Badan Usaha, dan Masyarakat. Pengelolaan KSE-
P Merauke direncanakan akan dilakukan melalui Badan Otoritas yang
berfungsi sebagai fasilitator antara Pemerintah, Dunia Usaha, dan Masyarakat.
Pengelolaan ini dilakukan dengan pendekatan 1 manajemen untuk 1 kluster

34
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

(10.000 ha). Pada lahan 10.000 ha tersebut, dibuat konsep pemanfaatan


dengan Perusahaan Inti mengelola maksimal 50% dari luas lahan, Petani
Plasma mengelola maksmimal 20% dari luas lahan, sedangkan sisanya
diperuntukkan sebagai water catchment area.

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian rencana tata ruang Perda RTRW


Provinsi, dari total rencana pengembangan KSEP Merauke seluas ±1,2 juta Ha,
seluas ±743 ribu Ha telah sesuai dengan rencana tata ruang. Selanjutnya
diperlukan pembahasan lebih lanjut dengan Kementerian LHK terkait
mekanisme kehutanan di KSEP Merauke.

Gambar 4.
Peta Kesesuaian Lahan KSEP Merauke

Pada tahap pertama direncanakan penyiapan KSE-P Merauke seluas 203.765


Ha yang terdiri dari lahan yang telah berstatus APL (revitalisasi) dan lahan yang
berstatus HPK (pembukaan lahan baru), sedangkan pembangunan KEK
Merauke akan dilakukan di Salor seluas ±183 Ha. Terkait dengan rencana
pembangunan KEK Merauke, saat ini sedang dalam tahap penyelesaian

35
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

persyaratan pengusulan pembentukak KEK, diantaranya penyelesaian


masterplan, studi kelayakan ekonomi dan finansial, serta AMDAL, dan
ditargetkan penetapannya Desember 2016.

Pemerintah Kabupaten Merauke memiliki keterbatasan anggaran untuk


membiayai pembangunan infrastruktur kawasan, meliputi jaringan drainase,
air bersih dan listrik, sistem pengeolaan air limbah dan persampahan, serta
fasilitas kawasan. Dukungan penyediaan infrastruktur wilayah, meliputi:

1. Peningkatan jalan akses dari KEK ke Pelabuhan Merauke (Peningkatan


status jalan menjadi jalan nasional dengan fungsi arteri primer dan kelas
jalan menjadi kelas I sehingga dapat dilalui angkutan peti kemas);

2. Percepatan pengembangan Pelabuhan Merauke sesuai dengan


kebutuhan pengembangan KEK;

3. Penyediaan listrik dan air bersih sesuai dengan kebutuhan pengembangan


KEK.

3. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi di Walini


Rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi Walini diprakarsai oleh
Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Surat Rektor ITB kepada Presiden
Nomor 066/I1.A//LL/2014, tanggal 28 Januari 2014 perihal Permohonan
Dukungan Afdeling Panglejar untuk Green Techno Art Campus ITB. Pada surat
tersebut Rektor ITB memohon dukungan Presiden agar lahan PTPN 8 (Afdeling
Panglejar) dapat dialihkan untuk lokasi Green Techno-Art Campus ITB seluas
939,8 ha. Rencana pengembangan Green Techno Art Campus ITB
diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan sarjana teknik dan sains
untuk mendukung program pembangunan Indonesia.

Dengan luas kampus Ganesha seluas 29,7 Ha, ITB meluluskan 4000 sarjana
per tahun. ITB membutuhkan pembangunan fasilitas – fasilitas pendidikan
baru guna meningkatkan angka lulusan sarjana teknik dan sains. Pada Tahun
2015, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyurati Presiden
Republik Indonesia dengan surat Nomor 567/I1.A/LL/2015, tanggal 14
Desember 2015 perihal Permohonan Dukungan Alih Status Kawasan

36
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Perkebunan (Afdelling Panglejar) – Walini seluas 350 Ha bagi Green Techno-Art


Campus ITB.

Kawasan Strategis Ekonomi Walini, selain direncanakan untuk pengembangan


perluasan kampus ITB, juga terdapat rencana pembangunan jalur kereta cepat
Jakarta-Bandung (KCIC) yang terintegrasi dengan pembangunan Kota Baru. Di
kawasan Walini secara umum terdapat beberapa rencana pengembangan,
yaitu:

 Penetapan trase jalur kereta cepat yaitu Jakarta – Walini – Bandung sesuai
dengan Peraturan Presiden No 107 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan
Bandung

 Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mewujudkan Kota Raya


Walini

 Rencana menjadikan Walini sebagai Kawasan Pengembangan (Transit


Oriented Development)

Rencana pembangunan Green Techno-Art Campus ITB sesuai dengan


Penjelasan Pasal 6 ayat (3) huruf (a) Perda No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Bandung Barat yaitu pengembangan di WP Cikalongwetan,
meliputi: prioritas investasi agroindustri, asia afrika village, pusat
pemerintahan, rekreasi, gedung pertemuan, rumah sakit internasional, pusat
perdagangan daging, musium perhubungan, pengembangan kampus hijau ITB
untuk mengembangkan kawasan sesuai dengan arahan RTRW KBB.

Telah dilakukan beberapa rapat koordinasi terkait surat–surat permohonan


dukungan Afdeling Panglejar untuk Green Techno Art Campus ITB dari ITB
tersebut, dengan beberapa poin penting, yaitu:

 Pada tahun 2014 master plan lahan Kawit yang dikelola PTPN VIII telah
dilakukan review dan meminta pendampingan dari Jamdatun terkait
permohonan ITB untuk memakai lahan PTPN VIII. Hasil pendampingan dari
Jamdatun adalah mekanisme hibah tidak dimungkinkan, harus terdapat
ganti rugi terhadap lahan tersebut.

37
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

 Paska terbitnya Peraturan Presiden No. 107 tahun 2015 tentang


Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara
Jakarta dan Bandung, yang mana di dalam Pasal 9 ayat (1) butir b
ditetapkan trase jalur Jakarta – Walini – Bandung, PT. PSBI (Pilar Sinergi
BUMN Indonesia) konsorsium 4 BUMN yaitu Wijaya Karya Tbk, Jasa Marga
Tbk, Pt Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara VIII
melalui PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina) yang merupakan anak
perusahan PT. PSBI menyewa lahan jangka panjang seluas 1.270 ha
(Oktober 2015)

 Lahan afdelling panglejar yang sekarang berada pada pengelolaan PT. KCIC
sudah memiliki master plan terbaru yang sedang dilakukan review. Terdapat
beberapa stake holder yang ingin mengembangkan lahan di lahan tersebut
yaitu PT PSBI untuk pembangunan stasiun transit, ITB untuk pembangunan
Green Campus dan Kabupaten Bandung Barat untuk pembangunan hutan
raya Asia Afrika.

 Pada dasarnya hibah untuk ITB terkait pembangunan Green Campus tidak
dimungkinkan, dikarenakan aset dimiliki oleh Kementerian BUMN. Konsep
yang dapat dilakukan adalah konsep kerja sama dengan mekanisme sesuai
dengan PerMen BUMN No : Per-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman
Pendayagunaan Aset Tetap BUMN.

Dalam rangka penyelesaian beberapa kendala dalam pengembangan Kampus


ITB di Walini, telah dilakukan Rapat Terbatas tanggal 23 November 2016 yang
dipimpin oleh Presiden RI dengan kesimpulan dan arahan agar pengembangan
Kampus ITB di Walini seluas 400 Ha dapat dilaksanakan dan berbagai kendala
yang dihadapi dapat diselesaikan secepatnya. Nantinya direncanakan gedung
perkuliahan,pusat riset, laboratorium, pusat inkubasi, technopark serta asrama
akan terintegrasi di kawasan tersebut.

38
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Sasaran Strategis 4:

“Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan”


Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah proyek infrastruktur prioritas
nasional yang ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP), dimana pada tahun 2016 ditargetkan sebanyak 7 proyek prioritas
yang dapat ditetapkan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat
Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan
Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dari 7 proyek prioritas yang ditargetkan selama tahun 2016, telah terealisasi
penetapan sebanyak 7 proyek prioritas yang ditindaklanjuti dengan penyelesaian
OBC (Outline Business Case) sebagai rekomendasi pelaksanaan Peraturan
Pemerintah terkait. Dengan demikian, persentase capaian kinerja Sasaran
Strategis 4 adalah sebesar 100%.

2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DARI WAKTU KE WAKTU

Untuk melihat kecenderungan peningkatan kinerja antar waktu, perlu


membandingkan capaian kinerja yang diperoleh pada tahun ini (2016) dengan
tahun-tahun sebelumnya. Berikut disampaikan Tabel Realisasi Capaian IKU Tahun
2014-2016.
Tabel 4
Realisasi IKU Tahun 2014-2016

Realisasi
IKU Keterangan
2014 2015 2016

Tingkat (indeks) efektivitas koordinasi


dan pelaksanaan sinkronisasi
kebijakan dalam rangka percepatan 4 4 4
pembangunan infrastruktur dan
pengembangan wilayah

39
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Persentase rekomendasi kebijakan


percepatan pembangunan
91,27% 85,71% 94,67%
infrastruktur dan pengembangan
wilayah yang diimplementasikan

Jumlah kawasan strategis ekonomi


baru (KEK, Kawasan Industri) di luar - 4 3
pulau Jawa

Jumlah proyek infrastruktur prioritas


nasional yang ditetapkan Komite
- 30 7
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP)

B.REALISASI ANGGARAN

Pada tahun 2016, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan


Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendapat
pagu anggaran sebesar Rp86.013.606.000,- dan anggaran yang terealisasi adalah
sebesar Rp85.441.226.878,- atau terserap sebesar 99,33%. Realisasi anggaran
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.

Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran pada tahun 2015, realisasi anggaran
pada tahun 2016 mengalami kenaikan, dimana realisasi anggaran pada tahun
2015 adalah sebesar 66,74% sedangkan realisasi anggaran tahun 2016 adalah
sebesar 99,33%. Kenaikan realisasi anggaran tersebut terutama disebabkan
karena adanya pemotongan pagu anggaran (self-blocking) Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang mencapai
Rp17.100.000.000,- atau sekitar 16,58% dari pagu anggaran semula.

40
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Tabel 5
Realisasi Anggaran per Kegiatan Tahun Anggaran 2016

Realisasi
Pagu setelah Self
Kegiatan
Blocking 2016 Penyerapan Sisa %

Koordinasi Kebijakan
Bidang Infrastruktur
Rp 5,148,483,000 Rp 4,962,744,908 Rp 185,738,092 96.39%
Sumber Daya Air

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Koordinasi Kebijakan Rp 3,235,901,000 Rp 3,117,776,618 Rp 118,124,382 96.35%
Urusan Infrastruktur
Sumber Daya Air
Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian Urusan
Rp 469,015,000 Rp 459,861,823 Rp 9,153,177 98.05%
Infrastruktur Sumber
Daya Air

Tersusunnya Laporan
Hasil Pelaksanaan
Sosialisasi Kebijakan
Rp 670,731,000 Rp 625,857,167 Rp 44,873,833 93.31%
Bidang Infrastruktur
Sumber Daya Air

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Dalam
Rangka Peningkatan
JWG Indonesia -
Singapura Untuk
Pengembangan BBK Rp 772,836,000 Rp 759,249,300 Rp 13,586,700 98.24%
(Batam-Bintan-
Karimun) dan KEK
(Kawasan Ekonomi
Khusus) Lainnya di
Indonesia

Koordinasi Kebijakan
Rp 2,633,128,000 Rp 2,583,941,947 Rp 49,186,053 98.13%
Telematika dan Utilitas

Tersusunnya
Rekomendasi
Rp 1,442,657,000 Rp 1,419,591,478 Rp 23,065,522 98.40%
Kebijakan Telematika
dan Utilitas

41
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Realisasi
Pagu setelah Self
Kegiatan
Blocking 2016 Penyerapan Sisa %

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Pengendalian
Pelaksanaan Rp 1,190,471,000 Rp 1,164,350,469 Rp 26,120,531 97.81%
Kebijakan Telematika
dan Utilitas

Koordinasi Kebijakan
Sistem Transportasi Rp 5,013,691,000 Rp 4,995,177,924 Rp 18,513,076 99.63%
Multimoda

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Sistem Rp 2,057,027,000 Rp 2,052,493,414 Rp 4,533,586 99.78%
transportasi multi
moda

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian
Rp 1,369,439,000 Rp 1,356,569,974 Rp 12,869,026 99.06%
Sosialisasi Kebijakan
Sistem transportasi
multi moda

Tersusunnya Laporan
Hasil Pelaksanaan
Sosialisasi Kebijakan Rp 178,865,000 Rp 178,769,000 Rp 96,000 99.95%
Sistem transportasi
multi moda

Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sistem Rp 960,761,000 Rp 960,511,516 Rp 249,484 99.97%
Transportasi
JABODETABEK

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian
Pelaksanaan
Rp 447,599,000 Rp 446,834,020 Rp 764,980 99.83%
Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sistem
Transportasi
JABODETABEK

Koordinasi Kebijakan
Penataan Ruang dan Rp 7,741,915,000 Rp 7,629,122,423 Rp 112,792,577 98.54%
Kawasan Strategis
Ekonomi

42
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Realisasi
Pagu setelah Self
Kegiatan
Blocking 2016 Penyerapan Sisa %

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Koordinasi dan
Sinkronisasi Kebijakan Rp 6,682,921,000 Rp 6,572,859,067 Rp 110,061,933 98.35%
Bidang Penataan
Ruang Dan Kawasan
Strategi Ekonomi
Tersusunnya
Rekomendasi Hasil
Pemantauan dan
Evaluasi Pelaksanaan
Rp 618,187,000 Rp 616,541,363 Rp 1,645,637 99.73%
Kebijakan Penataan
Ruang Dan Kawasan
Strategi Ekonomi

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi Kebijakan
Penataan Ruang Dan
Rp 440,807,000 Rp 439,721,993 Rp 1,085,007 99.75%
Kawasan Strategi
Ekonomi

Koordinasi Kebijakan
Perumahan,
Pertanahan, dan Rp 2,694,033,000 Rp 2,624,012,878 Rp 70,020,122 97.40%
Pembiayaan
Infrastruktur
Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Perumahan,
Pertanahan Dan Rp 1,404,033,000 Rp 1,355,865,590 Rp 48,167,410 96.57%
Pembiayaan
Infrastruktur

Tersusunnya
Rekomendasi
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan Perumahan, Rp 880,000,000 Rp 860,620,026 Rp 19,379,974 97.80%
Pertanahan Dan
Pembiayaan
Infrastruktur

Tersusunnya Laporan
Hasil Sosialisasi
Kebijakan Perumahan,
Pertanahan Dan Rp 410,000,000 Rp 407,527,262 Rp 2,472,738 99.40%
Pembiayaan
Infrastruktur

Koordinasi Percepatan
dan Perluasan
Rp 3,769,901,000 Rp 3,701,788,734 Rp 68,112,266 98.19%
Pembangunan
Ekonomi Indonesia

43
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 3

Realisasi
Pagu setelah Self
Kegiatan
Blocking 2016 Penyerapan Sisa %

Tersusunnya
Rekomendasi
Rp 2,780,958,000 Rp 2,722,631,019 Rp 58,326,981 97.90%
Kebijakan MP3EI

Tersusunnya Hasil
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijkan
Proyek-Proyek P3EI Rp 722,926,000 Rp 714,581,199 Rp 8,344,801 98.85%
yang akan
ditindaklanjuti

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi /
diseminasi Kebijakan Rp 266,017,000 Rp 264,576,516 Rp 1,440,484 99.46%
MP3EI

Koordinasi Kebijakan
Percepatan
Rp 59,012,455,000 Rp 58,944,438,064 Rp 68,016,936 99.88%
Penyediaan
Infrastruktur Prioritas
Tersusunnya
Rekomendasi
Kebijakan Ekonomi
Rp 27,940,577,000 Rp 27,919,419,804 Rp 21,157,196 99.92%
Terkait Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Tersusunnya
Rekomendasi Hasil Pre
FS / Revisi Pre FS
Rp 22,040,959,000 Rp 22,033,695,298 Rp 7,263,702 99.97%
Proyek Infrastruktur
Prioritas

Tersusunnya Hasil
Pemantauan dan
Evaluasi Pelaksanaan
Rp 6,098,215,000 Rp 6,067,747,443 Rp 30,467,557 99.50%
Kebijakan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Tersusunnya Laporan
Sosialisasi Kebijakan
Rp 2,932,704,000 Rp 2,923,575,519 Rp 9,128,481 99.69%
Penyediaan
Infrastruktur Prioritas
Total Rp 86,013,606,000 Rp 85,441,226,878 Rp 572,379,122 99.33%

44
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 4

BAB 4
PENUTUP

Pada tahun 2016, berbagai pencapaian dan keberhasilan telah diraih oleh Deputi
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Pencapaian
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada
tahun 2016 didapatkan dengan kerja keras dan bantuan kerjasama dari semua pihak,
khususnya sinergi dari seluruh unsur Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam melakukan sinkronisasi dan
koordinasi perencanaan, penyusunan, dan implementasi kebijakan di bidang
infrastruktur dan pengembangan wilayah melalui mekanisme pembagian kerja yang
efektif dan penggunaan data bersama (data sharing).

Berbagai tantangan maupun hambatan akibat krisis ekonomi, tuntutan efisiensi


keuangan negara, dinamika sosial dan politik berusaha dihadapi dengan berpegang
teguh pada Visi dan Misi yang telah dicanangkan dan keinginan untuk menyukseskan
program dan kegiatan demi mendukung tercapainya sasaran dan tujuan
pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

Pada akhirnya “Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah”


sebagaimana yang ditetapkan sebagai Sasaran Strategis (SS) Deputi Bidang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat ditingkatkan
sehingga disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa secara
bertahap dapat dikurangi.

45
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 4

Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah akan terus melakukan peningkatan kinerja
dalam rangka meningkatkan hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja pada masa yang akan
datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja, hasil penilaian/evaluasi kinerja pada
tahun 2016 ini akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja di tahun
2017.

Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2016 ini, diharapkan dapat
memberikan informasi kepada pimpinan dan seluruh pihak yang terkait dengan tugas
dan fungsi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan pada
periode berikutnya.

46
Manual
Perhitungan Indeks Efektivitas Koordinasi dan Pelaksanaan Sinkronisasi
Kebijakan
IKU Deputi VI 1
Definisi Indikator : Indikator pembebanan tingkat efektivitas koordinasi dan
Kinerja pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka
percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan
wilayah terdiri dari tujuh kegiatan yang berasal dari Asdep
Infrastruktur Sumber Daya Air, Asdep Telematika dan
Utilitas, Asdep Sistem Transportasi Multi Moda, Asdep
Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep
Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur,
KP3EI/OMP, dan KPPIP.

Satuan : Indeks

Teknik Menghitung : Nilai indeks koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi


didasarkan pada jumlah keseluruhan nilai efektivitas
persentase unit kegiatan
Indeks Nilai ∑ Kriteria
4 85 =< n =< 100 Sangat Baik
3 65 =< n < 85 Baik
2 45 =< n < 65 Kurang Baik
1 n < 45 Kurang

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air, Asdep Telematika


dan Utilitas,
Asdep Sistem Transportasi Multimoda, Asdep Penataan
Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep
Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur,
KP3EI dan KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Lampiran I
Manual
Perhitungan
Persentase rekomendasi Kebijakan yang di Implementasikan

IKU Deputi VI 2
Indikator Persentase Rekomendasi Kebijakan Percepatan
Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
yang di implementasikan merupakan akumulasi dari
pencapaian Indikator di tujuh kegiatan yang dilaksanakan
masing-masing unit kerja dengan bobot: (i) Kegiatan
Definisi Indikator
: Infrastruktur Sumber Daya Air; (ii) Kegiatan Telematika dan
Kinerja
Utilitas; (iii) Kegiatan Sistem Transportasi Multi Moda; (iv)
Kegiatan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis
Ekonomi; (v) Kegiatan Perumahan, Pertanahan dan
Pembiayaan Infrastruktur; (vi) Kegiatan KP3EI; dan (vii)
Kegiatan KPPIP.

Satuan : %

Gabungan atau penjumlahan capaian masing-masing


Teknik Menghitung :
bidang

Sifat Data IKU : Maximize

Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air, Asdep Telematika


dan Utilitas,
Asdep Sistem Transportasi Multimoda, Asdep Penataan
Sumber Data :
Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep
Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur,
KP3EI, dan KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Lampiran I
Manual
Perhitungan Pengembangan kawasan strategis ekonomi baru diluar Pulau Jawa

IKU Deputi VI 3
Terwujudnya jumlah kawasan strategis ekonomi baru yang
Definisi :
diusulkan (KEK, Kawasan Industri) di luar Pulau Jawa

Satuan : Nilai

Jumlah kawasan yang telah ditetapkan menjadi Kawasan


Teknik Menghitung :
Strategis ekonomi baru

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Lampiran I
Manual
Perhitungan
Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas yang diusulkan

IKU Deputi VI

Jumlah penetapan proyek infrastruktur prioritas nasional


Definisi :
yang ditetapkan oleh KPPIP

Satuan : Jumlah

Teknik Menghitung : Jumlah proyek inf prioritas nasional yang ditetapkan KPPIP

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Lampiran I
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Tabel 1

Rekapitulasi Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang Ditindaklanjuti oleh Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian (SS.1)

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur


1 6 4
Sumber Daya Air

Koordinasi Percepatan Pelaksanaan


2 Program Pembangunan Terpadu Pesisir
Ibukota Negara

Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan


Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota
3
Negara, melalui Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Nomor 79 Tahun 2016

Koordinasi kebijakan Penyediaan dan


4
Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


5 No. S-44/M.EKON/02/2016 perihal Pendataan
dan Pengembangan Sistem Irigasi

Koordinasi Peningkatan Akses Air Minum


6
Layak

Surat Sekretaris Kementerian Koordinator


Bidang Perekonomian No. S-
7
602/SES.M.EKON/10/2016 perihal Penegasan
Alokasi DAK untuk Proyek KPBU SPAM Umbulan

Pelaksanaan Penandatanganan Financial Close


Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
8
SPAM Umbulan pada tanggal 30 Desember
2016

Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, No. S-
9 14/D.VI.M.EKON/02/2016 perihal Ijin Prakarsa
Raperpres Perubahan Atas Perpres No. 29 tahun
2009
Koordinasi Penyelesaian Kendala
10
Pembangunan Bendungan

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan


Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, No. S-
94/D.VI.M.EKON/07/2016 perihal Percepatan
Penyelesaian Kendala Pembangunan
11
Bendungan Karian dan Bendungan Sindang
Heula di Provinsi Banten, yang bertujuan untuk
percepatan penyelesaian pembangunan
Bendungan Karian dan Sindang Heula

Koordinasi Kebijakan dalam rangka


12 peningkatan JWG Indonesia – Singapura 3 3
untuk pengembangan BBK dan KEK lainnya

Koordinasi Working Group Pengembangan


13
Batam – Bintan – Karimun

Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


No. 78.1/M.EKON/03/2016 perihal
14 Pelaksanaan Audit Lanjutan BP Batam, yang
bertujun untuk melakukan audit terhadap unit
usaha pengelolaan air dan limbah BP Batam

Surat Sekretaris Kementerian Koordinator


Bidang Perekonomian, No. S-
580/SES.M.EKON/10/2016 perihal
15
Pelaksanaan Audit Lanjutan BP Batam, yang
bertujun untuk melakukan audit terhadap unit
usaha pengelolaan air dan limbah BP Batam

Terms of Reference for the Working Group on


Batam, Bintan and Karimun and other Special
Economic Zones in Indonesia, yang
ditandatangani oleh Plt. Deputi Bidang
16
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah dan Chairman of
Singapore Economic Development Board pada
tanggal 4 Agustus 2016 di Batam

17 Revisi PP RTRW Nasional 1 1

Revisi PP 15 Tahun 2010 tentang


18 1 1
Penyelenggaraan Penataan Ruang

19 Peninjauan Kembali RTR Jabodetabekpunjur 1 0

Percepatan Penyelesaian Perpres Batas


20 1 1
Sempadan Pantai

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Percepatan Penyelesaian Perpres RTR Kawasan


Perbatasan Negara di Provinsi Sulawesi Utara,
21 Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah, 1 1
Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi
Kalimantan Utara

22 Penyelesaian RPP Perencanaan Ruang Laut 1 1

23 Penyelesaian RPP RTRL Nasional 1 0

Percepatan penyelesaian Perda RTRW Provinsi


24 1 1
Riau

Percepatan penyelesaian Perda RTRW Provinsi


25 1 1
Kepulauan Riau

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


26 1 1
PLTU Tahap 2 di Kabupaten Indramayu

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


27 pabrik rayon di komplek industri PT. RAPP Kab. 1 1
Pelalawan, Provinsi Riau

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


28 Bandara Karawang dan High Speed Train (HST) 1 1
Jakarta-Bandung

Penyelesaian konflik addendum AMDAL PT. CPI,


29 1 1
Riau

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


30 perkebunan kelapa sawit PT. PSS dan PT.SPK, 1 1
Sijunjung, Sumatera Barat

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


31 PLTU Tanjung Jati A, Kabupaten Cirebon, Jawa 1 1
Barat

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


32 SUTET 500 kV Mandirancan-Indramayu-Cibatu 1 1
Baru/Deltamas

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


33 1 1
SUTET 500 kV Bandung Selatan Incomer

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


34 1 1
SUTET 500 kV Ungaran-Mandirancan

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


35 SUTET 500 kV New Aur Duri - Peranap – 1 1
Perawang

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


36 1 1
Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat

Penyelesaian konflik rencana pembangunan


37 1 1
PLTGU Bangka Peaker 100 MW, Bangka-Belitung

Percepatan Pengembangan Kawasan


38 1 1
Perbatasan Negara di Belu, NTT

Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi


39 Pertanian (KSEP) Merauke dan Percepatan 1 1
Penetapan KEK Merauke

Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi di


40 Walini, Bandung Barat (Green Techno Campus 1 1
ITB)

Penyelesaian Perpres Percepatan Pelaksanaan


41 1 1
Kebijakan Satu Peta

Peta Jalan Sistem Perdagangan Berbasis


42 1 1
Elektronik (Roadmap e-Commerce)

Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi TIK


43 1 1
untuk Ekonomi Rakyat

Komitmen terkait Impor Ponsel tanpa TKDN dan


44 1 0
ber-TKDN Rendah

Pembahasan Peraturan tentang Layanan dan


45 1 0
Konten di Internet (Over The Top)

46 Penyiapan Pembuatan Satelit Inarsat Pertama 1 1


Revisi PP 52 dan 53 tahun 2000 tentang
Penyelanggaraan Telekomunikasi, dan
47 1 1
Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan
Orbit Satelit

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Koordinasi dan Pemantapan Konsepsi RPP


48 Transaksi Perdagangan Melalui Sistem 1 1
Elektronik

Koordinasi Penyusunan RaPerpres Percepatan


49 1 1
PLTSa

Koordinasi Percepatan Penyusunan RPP Sampah


50 1 0
Spesifik

Koordinasi Penyusunan Rekomendasi Integrasi


Hulu Hilir Percepatan Pengelolaan Sampah, Air
51 1 1
Limbah, Dan Drainase Di Kawasan Sepanjang
Bantaran Sungai Ciliwung

52 Koordinasi Kelembagaan Pengelolaan Sampah 1 1

Penyusunan Paket Kebijakan Ekonomi XIII


53 1 1
tentang Pembangunan Perumahan Untuk MBR

Pembahasan Penyusunan Undang – Undang


54 1 1
Tabungan Perumahan Rakyat

Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah


55 1 1
Tabungan Perumahan Rakyat

Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah


56 1 0
tentang Rumah Negara

Mendorong penyederhanaan perizinan, prosedur


57 dan pesyaratan dalam pembangunan 1 1
perumahan

Pembahasan Skema Kerjasama Pemerintah dan


58 1 1
Badan Usaha dalam Pembangunan Rusunawa

59 Pemantauan Progres Program Sejuta Rumah 1 1

Pembahasan penyusunan Peraturan Presiden No


60 102 Tahun 2016 tentang Pendanaan 1 1
Pengadaan Tanah
Pembahasan penyusunan PP No 34 Tahun 2016
61 1 1
tentang PPHTB

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Pembahasan Pelaksanaan Program Reforma


62 1 1
Agraria

Mendorong penyederhanaan perizinan, prosedur


63 dan pesyaratan dalam pengadaan tanah untuk 1 1
pembangunan infrastruktur

64 Penyelesaian permasalahan sengketa tanah 1 1

Pembahasan peraturan turunan atas Peraturan


Presiden No 38 Tahun 2015 seperti
65 1 1
Permendagri terkait Availability Payment untuk
daerah

Mendorong penyederhanaan perizinan, prosedur


66 dan pesyaratan dalam pelaksanaan KPBU dan 1 1
pembiayaan infrastruktur

Rekomendasi kajian Project Delivery Partnership


67 (PDP) Dalam proyek kerjasama pemerintah 1 0
dengan badan usaha di Indonesia

Rekomendasi Studi Kelembagaan Pendanaan


68 1 0
dalam Pengadaan Infrastruktur di Indonesia

69 Rekomendasi kajian Skema Pembiaayaan KPBU 1 0

Koordinasi evaluasi kinerja penyelenggaraan


70 1 1
skema KPBU dalam pembangunan infrastruktur

Debottlenecking hambatan dalam pembangunan


71 1 1
proyek – proyek infrastruktur.

72 Membahas progres pelaksanaan BPWS 1 1

Membahas usulan proyek Asian Infrastructure


73 1 1
Investment Bank (AIIB)

Penyusunan Rencana Induk Transportasi


74 1 1
Jabodetabek (RITJ)

75 Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa

76 a. Solo-Ngawi 1 1

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

77 b. Semarang-Solo 1 1

78 c. Ngawi-Kertosono 1 1

79 Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu 1 0

80 Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra

81 a Medan-Binjai 1 1

82 b. Palembang=Indralaya 1 1

83 c. Bakauheni-terbanggi Besar 1 1

84 d. Pekanbaru-Kandis-Dumai 1 1

85 e. Terbanggi Besar-Pematang Panggang 1 1

86 f. Pematang Panggang-Kayu Agung 1 1

87 g. Palembang-Tanjung Api api 1 1

88 h. Kisaran-Tebing Tinggi 1 1

89 i. Kayu Agung-Palembang-Betung 1 1

90 j. Medan-Kualanamu-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi 1 1

91 Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung 1 1

92 Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda 1 1

93 Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang 1 1

94 Monitoring Persiapan Angkutan Lebaran 2016 1 1

95 Pembangunan MRT Jakarta 1 1

96 Pembangunan LRT Jabodebek 1 1

97 Pembangunan LRT DKI Jakarta 1 1

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

98 Pembangunan LRT Sumatera Selatan 1 1

Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas


99 1 1
Selatan Jawa

Pembangunan KA Purukcahu-Bangkuang,
100 1 1
Kalimantan Tengah

101 Pembangunan Jalur Kereta Api Kalimantan Timur 1 1

Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-


102 1 1
Parepare

Pembangunan KA Trem Surabaya dan LRT


103 1 1
Bandung

MoU Pembangunan Infrastruktur Penunjang


104 1 1
Kegiatan Industri di Cikarang-Bekasi

105 Studi JUTPI 2 1 1

106 Pembangunan Bandara Kertajati 1 1

Pengembangan Pelabuhan Baru Pantai Utara


107 1 1
Jawa Barat

108 Pembangunan terminal peti kemas Kalibaru 1 1

Pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara


109 1 1
Soekarno Hatta

Rencana Pemanfaatan Kanal Cikarang Bekasi


110 1 1
Laut

Pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala


111 1 1
Tanjung

Revisi Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2015


tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
112 1 1
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Perhubungan
Pembangunan Pelabuhan Hub Internasional
113 1 1
Kuala Tanjung

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Koordinasi dan Sinkronisasi


No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

Pembangunan Pelabuhan Hub Internasional


114 1 1
Bitung

Pembangunan Bandara Hub Internasional


115 1 1
Kualanamu

Pengembangan Bandara Hub Internasional


116 1 1
Makassar

TOTAL 107 95

Indeks Nilai ∑ Kriteria

4 85 =< n =< 100 Sangat Baik


Persentase Efektivitas Koordinasi
3 65 =< n < 85 Baik dan Sinkronisasi

2 45 =< n < 65 Kurang Baik

1 n < 45 Kurang 88,79

Keterangan: Persentase Efektivitas Koordinasi


dan Sinkronisasi Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah 88,73 ≈ Indeks 4

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Tabel 2

Rekapitulasi Pengendalian Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur


dan Pengembangan Wilayah yang Ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian (SS.2)

Pengendalian
No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti
Pengendalian pelaksanaan Kebijakan
1 Percepatan Pembangunan Infrastrukrur 5 4
Sumber Daya Air
Tim Gugus Tugas Penyelesaian Kendala
Target Pencapaian Pembangunan
Bendungan Prioritas, melalui Keputusan
2
Menteri Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Nomor 188 Tahun
2016
Proses Penerbitan Rancangan Peraturan
3 Presiden tentang Dewan Sumber Daya Air
Nasional
Proses Penerbitan Rancangan Keputusan
4 Presiden tentang Keanggotaan Dewan
Sumber Daya Air Nasional
Surat Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, No. S-38/M.EKON/02/2016
5
perihal Ijin Pembangunan Estuary Dam Teluk
Bintan
Surat Deputi Bidang Koordinasi Percepatan
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,
6
No. S-96/D.VI.M.EKON/07/2016 perihal Air
Baku untuk Kebutuhan di Kawasan Industri
7 Revisi PP RTRW Nasional 1 1

Percepatan Penyelesaian Perpres Batas


8 1 1
Sempadan Pantai
Percepatan penyelesaian Perda RTRW
9 1 1
Provinsi Riau
Percepatan penyelesaian Perda RTRW
10 1 1
Provinsi Kepulauan Riau
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
11 1 1
PLTU Tahap 2 di Kabupaten Indramayu
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
12 pabrik rayon di komplek industri PT. RAPP 1 1
Kab. Pelalawan, Provinsi Riau
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
13 Bandara Karawang dan High Speed Train 1 1
(HST) Jakarta-Bandung

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Pengendalian
No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti
Penyelesaian konflik addendum AMDAL PT.
14 1 1
CPI, Riau
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
15 perkebunan kelapa sawit PT. PSS dan 1 1
PT.SPK, Sijunjung, Sumatera Barat
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
16 PLTU Tanjung Jati A, Kabupaten Cirebon, 1 1
Jawa Barat
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
17 SUTET 500 Kv Mandirancan-Indramayu- 1 1
Cibatu Baru/Deltamas
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
18 1 1
SUTET 500 Kv Bandung Selatan Incomer
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
19 1 1
SUTET 500 Kv Ungaran-Mandirancan
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
20 SUTET 500 Kv New Aur Duri – Peranap – 1 1
Perawang
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
21 1 1
Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat
Penyelesaian konflik rencana pembangunan
22 PLTGU Bangka Peaker 100 MW, Bangka- 1 1
Belitung
Percepatan Pengembangan Kawasan
23 1 1
Perbatasan Negara di Belu, NTT
Percepatan Pembangunan Kawasan
24 1 1
Perbatasan
Penyelesaian Perpres Percepatan
25 1 1
Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta
Pemantauan Implementasi Rencana
26 1 1
Pitalebar Indonesia
Program Sinergi Aksi Pemanfaatan Aplikasi
27 1 1
TIK untuk Ekonomi Rakyat
Revisi PP 52 dan 53 tahun 2000 tentang
Penyelanggaraan Telekomunikasi, dan
28 1 0
Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan
Orbit Satelit
Pemantauan Pelaksanaan Infrastruktur
29 1 1
bersama/sharing
Percepatan Implementasi Kebijakan Sanitary
30 1 1
Landfill
Percepatan Pembangunan PLTSa terkait
31 1 1
Perpres 18 tahun 2016
Pembahasan Rancangan Peraturan
32 1 1
Pemerintah tentang Rumah Negara

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Pengendalian
No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti
Perancangan Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional tentang Tata Cara Pemberian,
33 Pelepasan, atau Pengalihan Hak Atas 1 1
Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau
Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan
di Indonesia
34 Pemantauan Progres Program Sejuta Rumah 1 1

Pembahasan Penyusunan RPP HGU HGB dan


35 1 1
Hak Pakai atas Tanah
Pembahasan Penyusunan RPP Penertiban
36 1 1
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
Mendorong penyederhanaan perizinan,
37 prosedur dan pesyaratan dalam pengadaan 1 1
tanah untuk pembangunan infrastruktur
Pemantauan Progress Pengadaan Tanah
38 1 1
Proyek – proyek Infrastruktur
Sosialisasi Peraturan Presiden No 38 Tahun
2015 dan berbagai peraturan pendukungnya
39 tentang Kerjasama Pemerintah dengan 1 1
Badan Usaha dalam rangka
penyelenggaraan rumah susun bagi MBR
Mendorong penyederhanaan perizinan,
40 prosedur dan pesyaratan dalam pelaksanaan 1 1
KPBU dan pembiayaan infrastruktur
Koordinasi evaluasi kinerja penyelenggaraan
41 skema KPBU dalam pembangunan 1 0
infrastruktur
Debottlenecking hambatan dalam
42 1 1
pembangunan proyek – proyek infrastruktur.

43 Membahas progres pelaksanaan BPWS 1 1


Penyusunan Rencana Induk Transportasi
44 Jabodetabek (RITJ) 1 1

45 Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa

46 c. Solo-Ngawi 1 1

47 d. Semarang-Solo 1 1

48 e. Ngawi-Kertosono 1 1

49 Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Pengendalian
No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

50 a. Medan-Binjai 1 1

51 b. Palembang=Indralaya 1 1

52 c. Bakauheni-terbanggi Besar 1 1

53 d. Pekanbaru-Kandis-Dumai 1 1

54 e. Terbanggi Besar-Pematang Panggang 1 1

55 f. Pematang Panggang-Kayu Agung 1 1

56 g. Palembang-Tanjung Api api 1 1

57 h. Kisaran-Tebing Tinggi 1 1

58 i. Kayu Agung-Palembang-Betung 1 1

j. Medan-Kualanamu-Lubuk Pakam-Tebing
59 1 1
Tinggi

60 Pembangunan Jalna Tol Serang-Panimbang 1 1

Monitoring Persiapan Angkutan Lebaran


61 1 1
2016

62 Pembangunan MRT Jakarta 1 1

63 Pembangunan LRT Jabodebek 1 1

64 Pembangunan LRT DKI Jakarta 1 1

65 Pembangunan LRT Sumatera Selatan 1 1

Pembangunan Jalur Kereta Api Bandara


66 1 1
Soekarno Hatta (PT KAI)
Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Lintas
67 1 0
Selatan Jawa
Pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-
68 1 1
Parepare

69 Pembangunan Bandara Kertajati 1 1

Pengembangan Pelabuhan Baru Pantai Utara


70 1 1
Jawa Barat

Lampiran 2
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Pengendalian
No Uraian
Diusulkan Ditindaklanjuti

71 Pembangunan terminal peti kemas Kalibaru 1 1

Pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara


72 1 1
Soekarno Hatta
Rencana Pemanfaatan Kanal Cikarang
73 1 1
Bekasi Laut
Pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala
74 1 1
Tanjung
Pembangunan Pelabuhan Hub Internasional
75 1 1
Kuala Tanjung
Pembangunan Pelabuhan Hub Internasional
76 1 1
Bitung

77 Pembangunan Bandara Tjilik Riwut 1 1

78 Pengembangan Pelabuhan Tenau Kupang 1 1

TOTAL 75 71

Keterangan:
Persentase Efektivitas
Persentase Efektivitas Pengendalian Deputi Pengendalian
Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah:
94,67
71/75 x 100% = 94,67%

Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai