Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SOSIALISASI

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Safira Adiningsih (P17210173046)
Ilmi Damayanti (P17210174065)
Nur Indah Puspita D (P17210174070)
Siti Yusrifal Anggriyani (P17210174072)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya-
Nya proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal “Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (Taks)” ini dibuat untuk
memenuhi tugas mahasiswa dari mata ajar Keperawatan Jiwa.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
proposal ini di masa mendatang.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya
keperawatan. Dan semoga proposal ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
pembuatan proposal selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan para mahasiswa
khususnya keperawatan.

Lawang, 8 september 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan


orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu
yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
(Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka
peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau
penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan
lebih buruk. (Keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan
sosialisasi pada klien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian Terapi Aktifitas
Kelompok sosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena jumlah
klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyak meskipun TAK sosialisasi
sudah dilakukan.
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah
Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia
mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa,
masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %),
halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %)
(Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian
adaptasi optimal pasien. Di RSJ Provinsi Lampug sendiri prosedur TAKS sama halnya
seperti pada teori Budi Anna Keliat dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Dalam
kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan
sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas penulis tertarik membuat penelitian untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi
terhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayat menarik diri di
ruang Kemuning Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Widyodiningrat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g. Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang
TAKS yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang
digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptive.

B. JENIS – JENIS TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)

Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling banyak
ditemukan dikelompok sebagai berikut :

a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori).
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,
klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR) .
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik).
C. TUJUAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Depkes RI mengemukakan tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci sebagai


berikut:
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman dan
cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
b. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.
c. Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
prilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak
karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.
d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi
kognitif dan afektif.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi diri
tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b. Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada
waktu bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan
dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
c. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari, terdapat
kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.
D. ASPEK DARI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan
diberikan aktivitas kelompok adalah :
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan,
merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri,
menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
c. Aspek social
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan
bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat
lain ke satu klien lain
d. Aspek Fisik
Klien yang tidak mengalami gangguan pada fisiknya.

E. MODEL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

a. Focal conflict model.


Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada kelompok
individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami konflik dan
membantu penyelesaian masalah. Misal : adanya perbedaan pendapat antar anggota,
bagaimana masalah ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternatif
penyelesaian masalah.
b. Model komunikasi.
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya
komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu
meningkatkan ketrampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok. Tugas leader
adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada
kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota
bertanggungjawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis :
verbal, non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus
dipahami orang lain.
c. Model interpersonal.
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan
interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat
tingkah laku anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist
bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota
dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.
d. Model psikodrama.
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai
dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang
diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang
pernah dialami.

F. METODE DAN FOKUS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

a. Metode terapi aktivitas kelompok:


1. Kelompok didaktik
2. Kelompok social terapeutik
3. Kelompok insipirasi represif
4. Psikodrama
5. Kelompok interaksi bebas

b. Fokus terapi aktivitas kelompok


1. Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan adalah klien mampu
mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan
stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan
antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu
mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.
Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan
depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif,
dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

2. Sosialisasi
Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan
iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus eksternal yang berasal dari
lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Karakteritistik klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang,
harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai
pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat
membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.

3. Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,
stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi
realita, memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik
klien : gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari
realita, inisiati atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi
verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4. Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami kemunduran
sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan perhatian,
kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.
5. Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan
menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan perasaan
dan meningkatkan hubungan interpersonal.
G. TAHAP TAHAP DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota
dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan.
c. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
d. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang
berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
e. Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan
siapa dirinya.

c. Fase kerja

 Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
d. Fase terminasi

 Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami
terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

H. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

a. Mempersiapkan program TAK


b. Sebagai leader dan co leader
Tugas :
1. mempermudah komunikasi dan interkasi dengan jalan menciptakan situasi dan
suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya
2. mengarahkan proses aktivitas ke arah pencapaian tujuan dengan cara memberi
motivasi kepada anggota
3. menjelaskan dan mendemonstrasikan cara permainan
4. memberikan respon sesuai dengan perilaku klien
5. membacakan peraturan TAK.

c. Sebagai fasilitator
Tugas :
1. memperhatikan kehadiran dan motivasi anggota
2. mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota
3. mencegah hambatan
4. memfasilitasi kegiatan TAK

d. Sebagai Observer
Tugas :
1. mencatat dan mengamati
- jumlah anggota
- daftar hadir
- anggota yang terlambat
- topik diskusi
- anggota yang aktif
- anggota yang memberi pendapat atau ide

2. mengidentifikasi hal penting dalam proses


3. mencatat dan memotivasi
4. memprediksi respon anggota
5. mengatasi masalah yang timbul.

I. PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan observasi perilaku klien yang di kelola oleh perawat
2. Berdasarkan informan dan diskusi mengenai perilaku klien sehari hari
3. Melakukan kontrak pada klien untuk mengikuti TAK yang akan
dilakukan

J. KARAKTERISTIK KLIEN
Berdasarkan latar belakang dan tujuan tersebut makan karakteristik
klien yang akan dilibatkan dalam TAK ini adalah klien dengan masalah
isolasi sosial.
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

3.1 Rencana Kerja TAK Sosialisasi


A. Deskripsi
Terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.

B. Karakteristik
1. klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi
verbal
3. klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain
4. klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang sakit
fisik)

C. Indikasi masalah klien


 Klien isolasi sosial yang telah melakukan interaksi interpersonal
 Klien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespom sesuai
dengan stimulus

D. Alat
a. Hp
b. Musik/ lagu
c. Bola
d. Buku catatan dan pulpen
e. Jadwal kegiatan klien

E. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran/simulasi
F. Pengorganisasian
- Leader : Ilmi Damayanti
- Co. Leader : Siti Yusrifal Anggriyani
- Fasilitator : Safira Adiningsih
- Observer : Nur Indah Puspita Dewi

G. Setting
Tempat akan dibuat dalam bentuk lingkaran dengan klien duduk di kursi.
Leader , co leader, fasilitator, observer berada di samping masing masing
klien.

Keterangan :

: pasien

: leader

: co leader
: observer

: fasilitator

H. Analisa situasi
1. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Senin, 09 September 2019
Jam : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kemuning
Alokasi waktu : pembukaan (5 menit)
Pelaksanaan kegiatan (5 menit)
penutupan (5 menit)

2. Jumlah perawat
Mahasiswa : 4 orang
Perawat ruangan : 1 orang

3. Jumlah peserta : 3 orang

4. Pembagian tugas tim


Leader : Ilmi Damayanti
CO leader : Siti Yusrifal Anggriyani
Observer : Nur Indah Puspita Dewi
Fasilitator : Safira Adiningsih

I. Tata Tertib
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

K. Antisipasi masalah
1. Penanganan yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberikan kesempatan pada klien untuk menjawab
sapaan perawat ayau klien lain

2. Bila klien meninggalkan tempat tanpa pamit


a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien
c. Beri penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluan setelah itu boleh
kembali lagi.

3. Bila klien lain ingin ikut


- Berikan penjelasan ahwa permainan ini ditnjukan yang telah
dipiih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungin
dapat diikuti oleh klien tersebut
- Jika klien lain memaksakan, beri kesempatan untuk masuk
dengan tidak memberikan peran pada permainan berikut.
L. Evalasi dan Dokumentasi

1. Bentuk form evaluasi


a. Evaluasi input
1. tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader,
1 fasilitator, dan 1 observer
2. lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
3. peralatan berfungsi dengan baik
4. tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria
dan karakteristik untuk melakukan terap aktivitas keompok

b. Evaluasi Proses
1. leader menjelaskan aturan main dengan jelas
2. fasilitator menempatkan diri di tengan klien
3. obsever menempatkan diri di temoat yang memungkinkan
untuk dapat mengawasi jalannya permainan
4. 70% klien mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai

c. Evaluasi output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan
3 klien yang diamati , hasil diharapkan adalah sebagai berikut :
1. 70% klien yang mengikuti permainan aktif dari
awal sampai akhir permaianan
2. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non
verbal : bergerak mengikuti intruksi , ekspresi
wajah, berani kontak mata
3. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi
verbal dengan menyapa klien lain atau perawat,
mengungkapkan perasaan dan perawat.
4. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan
kegiatan kelompok
5. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial
lingkungannya
3.2. KEGIATAN TAK
SESI 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
A. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
B. Sasaran
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi
verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat
C. Nama peserta
- Ny. P
- Ny. H
- Ny. E
D. Alat
 Laptop
 Musik
 Bola pimpong
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan klien
E. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran/simulasi
F. Analisa situasi
1. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Senin, 09 September 2019
Jam : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kemuning
Alokasi waktu : pembukaan (5 menit)
Pelaksanaan kegiatan (5 menit)
penutupan (5 menit)

2. Jumlah perawat
Mahasiswa : 4 orang
Perawat ruangan : 1 orang

3. Jumlah peserta : 3 orang

4. Pembagian tugas tim


Leader : Ilmi damayanti
CO leader : Siti Yusrifal
Observer : Nur Indah Puspita Dewi
Fasilitator : Safira adiningsih

G. Langkah Kegiatan

1. Persiapan
a. Memilih klien yang sesuai dengan indiskasi isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik : salam dari perawat
b. Evaluasi / validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
o Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
o Menjelaskan aturan permainan
o Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta ijin kepada terapis
o Lama kegiatan 45 menit
o Setiap klien mnegikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola akan
di edarkan berlawanan dengan ara jarum jam dan pada saat musik
berhenti makan anggota kelompok yang memegang harus
memperkenalkan diri
b. Hidupkan musik dan edarka bola
c. Pada saat musik mati, anggota kelompok yang memegang bola
harus memperkenalkan nama, nama panggilan, asal dan hobi
d. Ulangi sampai semua anggota kelompok dapat giliran
e. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan taip anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari
hari
2. Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
2. Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan dokumentasi

1. Evaluasi
dilakukan ketika proses TAK berlangsung khsusnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1 , dievaluasi
kemampuan klien dalam memperkenalkan diri secara verbal dan
non verbal
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki ketika TAK pada
catatan proses keperawatan klien. Misalnya klien
memperkenalkan diri pada klien lain.
SESI 2 : berkenalan
A. Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
- Memperkenalkan diri sendiri, nama , nama panggilan , asal, hobi
- Menanyakan diri anggota kelompok : nama, nama panggilan, asal,
hobi.

B. Sasaran
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat

C. Nama peserta
- Ny. P
- Ny. H
- Ny. E

D. Alat
 Laptop
 Musik
 Bola pimpong
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan klien

E. Metode
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran/simulasi
F. Analisa situasi
1. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Senin, 09 September 2019
Jam : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Ruang Kemuning
Alokasi waktu : pembukaan (5 menit)
Pelaksanaan kegiatan (5 menit)
penutupan (5 menit)

2. Jumlah perawat
Mahasiswa : 4 orang
Perawat ruangan : 1 orang

3. Jumlah peserta : 3 orang

4. Pembagian tugas tim


Leader : Ilmi damayanti
CO leader : Siti Yusrifal
Observer : Nur Indah Puspita Dewi
Fasilitator : Safira adiningsih

G. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien yang sesuai dengan indiskasi isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik : salam dari perawat
b. Evaluasi / validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
b. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
c. Menjelaskan aturan permainan
1. Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta ijin kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mnegikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. hidupkan musik
b. saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenaan dengan anggota kelompok yang ada
di sebelah kanan dengan cara
- memberi salam
- menyebutkan nama, nama panggila, asal, hobi
- menanyakan nama, nama panggilan, asal, hobi lawan bicara
- dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. ulangi a dan b sampai semua anggota keompok mendapat giliran
d. putar kembali musik dan edarkan bola . pada saat musik dimatikan ,
minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yag di sebelah kanannya kepada
kelompok yaitu nama lengkap, nama panggilan,asal, hobi dan tempis
sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
f. Beri pujian untuk keberhasilan anggota kelompok dengan tepuk tangan

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Menganjurkan taip anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain dalam kehidupan sehari hari
2. Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2. Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi dan dokumentasi


a. Evaluasi
Dilakukan ketika proses TAK berlangsung khsusnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1 , dievaluasi kemampuan klien
dalam berkenalan secara verbal dan non verbal

b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki ketika TAK pada
catatan proses keperawatan klien. Misalnya klien memperkenalkan diri
pada klien lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 SESI 1 : TAKS


KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

a. Kemempuan verbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
Ny. E Ny. H Ny. P
1 Menyebutkan nama √ √ √
lengkap
2 Menyebutkan nama √ √ √
panggilan
3 Menyebutkan asal √ √ √
4 Menyebutkan hobi √ √ √
Jumlah 4 4 4

b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
Ny. E Ny. H Ny. P
1 Kontak mata √ √
2 Duduk tegak √ √
3 Menggunakan bahasa tubuh √ √
yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari √ √ √
awal sampai akhir
Jumlah 4 2 3

Petunjuk
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa klien mengikuti sesi 1 TAKS dan
klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal.
4.2 SESI 2 : TAKS
KEMAMPUAN BERKENALAN
a. Kemempuan verbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama
panggilan
7 Menanyakan asal
8 Menanyakan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk
Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan pada
klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
 Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6, disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5
 Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK


pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7
untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : klien
mengikuti TAKS sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan non
verbal, anjurkan klien untuk berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.
DAFTAR PUSTAKA

Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta:EGC
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.
Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai