Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan ULANGAN TENGAH SEMESTER
mata kuliah FILSAFAT ILMU. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk
memenuhi syarat dan tugas guna mengikuti mata kuliah FILSAFAT ILMU.
Selanjutnya penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diperlukan untuk menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi
dan diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak yang
memerlukan khususnya mahasiswa, mahasiswi dan para pembaca umumnya,
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................v
3. Tujuan ................................................................................................................2
2. Epistemologi Empirisme.....................................................................................10
ii
7. Kebenaran absolutisme dan relativisme ............................................................19
1. Kesimpulan ........................................................................................................26
2. Saran ...................................................................................................................26
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
RINGKASAN
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah puas
dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap
jawaban-jawaban tersebut juga selalu memuaskan manusia. Ia harus mengujinya
dengan metode tertentu untuk mengukur apakah yang dimaksud disini bukanlah
kebenaranyang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu kebenaran
yang bisa diukur dengan cara-cara ilmiah.
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat
terpenting dalam memperoleh dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan
bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka
rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir.
Descartes merupakan orang pertama yang memiliki kapasitas filosofis yang sangat
dipengaruhi oleh fisika baru dan astronomi. Ia banyak menguasai filsafat Scholastic,
namun ia tidak menerima dasar-dasar filfasat Scholastic yang dibangun oleh para
pendahulunya. Dia berhasrat untuk menemukan “sebuah ilmu yang sama sekali baru
pada masyarakat yang akan memecahkan semua pertanyaan tentang kuantitas secara
umum, apakah bersifat kontinim atau terputus.”
v
KERANGKA LAPORAN
A. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Landasan Teori
a. Teori 1: Rasionalisme
c. Teori 3 : Positivisme
d. Teori 4 :fenomenologi
e. Teori 5 : Ontologi
f. Teori 6 : Aksiologi
2. Peneliti sebelumnya:
a. Rene decartes
b. John lock
vi
C. BAB 3 METODE
Berikut adalah cara saya dalam menganalisis data kuantitatif, ada beberapa
tahap;
a. Reduksi data, pada proses ini saya melakukan penyaringan data yang saya
peroleh dari internet.
D. BAB 4 PEMBAHASAN
1. Bahasan 1 : Bagaimana penjelasan filsafat rasionalisme ?
2. Bahasan 2 : Bagaimana penjelasan filsafat epistemologi dan empirisme ?
3. Bahasan 3: Bagaimana penjelasan filsafat positifisme ?
4. Bahasan 4 : Bagaimana penjelasan filsafat epistemologi modernism dan
epistemologi post modernisme ?
5. Bahasan 5 : Bagaimana penjelasan filsafat epistemologi fenomenologi ?
6. Bahasan 6 : Bagaimana penjelasan filsafat epistemologi instuisionisme ?
7. Bahasan 7 : Bagaimana penjelasan kebenaran absolutisme dan relatifisme ?
8. Bahasan 8 : Bagaimana penjelasan filsafat ontologi, epistemologi, dan aksiologi ?
vii
E. BAB 5 PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah
puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Rasionalisme
adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting
dalam memperoleh dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir.
2. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita harus
mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa makalah ini
bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran
dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah saya yang selanjutnya.
Selebihnya mohon dimaafkan apa bila ada kata ataupun bahasa yang kurang
berkenan, sekian yang dapat saya sampaikan Terima Kasih
viii
i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk itulah setiap manusia harus dapat berfikir filosofis dalam menghadapi
segala realitas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Filsafat
merupakan sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan.
Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat
menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan
kemanusiaan yang tinggi(actus humanus), bukan asal bertindak sabagaimana yang
biasa dilakukan manusia(actus homoni). Kebijaksanaan tidaklah dapat dicapai
dengan jalan biasa, ia memerlukan langkah-langkah tertenu, khusus, istimewa.
1
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat rasionalisme.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat epistemologi
dan empirisme.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat positifisme.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat epistemologi
modernism dan epistemologi post modernism.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat epistemologi
fenomenologi.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat epistemologi
instuisionisme.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan kebenaran
absolutisme dan relatifisme.
8. Mahasiswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Rasionalisme
Doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan atau
didapatkan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta,
bukan berasal dari pengalaman inderawi. Rasionalisme menentang paham
empirisme, karena kaum rasionalis berpendapat bahwa ada kebenaran yang
secara langsung dapat dipahami. Dengan kata lain, orang-orang yang menganut
paham rasionalis ini menegaskan bahwa beberapa prinsip rasional yang ada
dalam logika, matematika, etika, dan metafisika pada dasarnya benar.
2. Teori Epistemologi dan Empirisme
Epitemologi merupakan suatu teori pengetahuan yang fundamental. Kajian
tersebut sangat berguna bagi kehidupan manusia. Yang memuat secara
mendasar filosofis tentang asal, struktur metode dan tujuang ilmu pengetahuan.
Ia memperjelas hakikat kebenaran dan kriteriannya. Sehingga membantu
memperoleh kebenaran tersebut. Epistemolgi merupakan bangunan filsafat
yang sangat penting. Sehingga penulis tertarik untuk mengkajinya secara
mendalam. Sedangkan empirisme merupakan aliran ilmu pengetahuan dan
filsafat berdasarkan metode empiris. Atau teori yang mengatakan bahwa
pengetahuan didapat dengan pengalaman. Pengalaman merupakan serankaian
peristiwa apa yang terjadi pada manusia dan interkasinya dengan alam, diri
sendiri, sosial dan juga tuhan.
3. Teori Positivisme
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa
filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat
dialami sebagai suatu realitas. Ini berarti, yang disebut sebagai positif
bertentangan dengan sesuatu yang hanya ada di dalam angan-angan (impian),
atau terdiri dari sesuatu yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi
kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan bahwa
pengertian positivisme secara terminologis berarti suatu paham yang dalam
"pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang
benar-benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam
positivisme.
3
4. Teori Fenomenologi
sebuah disiplin ilmu dan studi inkuiri deskriptif yang meletakkan perhatiannya
pada studi atas penampakan (fenomena), akuisisi pengalaman, dan kesadaran.
Fenomenologi, singkatnya, adalah studi mengenai pengalaman dan bagaimana
pengalaman tersebut terbentuk. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
subjektif dan intensionalitasnya. Studi ini kemudian mengarahkan pada analisis
kondisi kemungkinan intensionalitas, latar belakang praktik sosial, dan analisis
bahasa.
5. Teori Ontologi
Salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi
tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani
yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato,
dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara
penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah
sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang
merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah
pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu
substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
6. Teori Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin di capai oleh aksiologi adalah
hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi berasal
dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.
B. Peneliti Sebelumnya
1. Rene Decartes
Menjadikan rasio sebagai sudut pandang dan basis pemikiran filosofisnya dalam
membangaun klaim-klaim kebenaran filosofisnya. Menurutnya,hanya rasio lah
yang mampu menjamin terwujudnya klaim-klaim kebenaran filosofisnya, lepas
dari selera atau kehendak subyektif dan emosionalitas yang buta. Sudut pandang
yang rasio akan mampu memberi arah dan pedoman pemikiran yang jelas dan
4
tegas ,karena rasio selalu bersikap kritis ntuk mencari kebenaran-kebenaran yag
murni dan obyektif.
2. John Lock
seorang filsuf dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan
empirisme. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal
sebagai filsuf negara liberal. Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke
dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Selain itu,
Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-
Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya
pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian
Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya
eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
5
Gambar 2.2 foto john lock
3. August Comte
7
BAB 3 METODE
Cara memperoleh data yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah data
primer yaitu dengan menggunakan data yang sudah tersedia atau di kumpulkan oleh
study sebelumnya.
Cara pengumpulan data yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah
dengan cara studi pustaka (library research). Artinya adalah bahwa setiap data yang
diperoleh bersumber dari data-data yang sifatnya sekunder yang berasal dari buku-
buku, jurnal, surat kabar, majalah, dan website yang memberikan informasiinformasi
yang relevan dan sesuai dengan tema serta permasalahan yang dibahas.
Berikut adalah cara saya dalam menganalisis data kuantitatif, ada beberapa tahap;
d. Reduksi data, pada proses ini saya melakukan penyaringan data yang saya
peroleh dari internet.
e. Penyajian data, setelah melakukan reduksi data saya akan melakukan penulisan
data, dengan kalimat yang mudah dipahami.
8
BAB 4 PEMBAHASAN
A. FILSAFAT RASIONALISME
1. Pengertian Rasionalisme
Visi Descartes telah menumbuhkan keyakinan yang kuat pada dirinya tentang
kepastian pengetahuan ilmiah, dan tugas dalam kehidupannya adalah
9
membedakan kebenaran dan kesalahan dalam semua bidang pelajaran. Karena
menurutnya “semua ilmu merupakan pengetahuan yang pasti dan jelas. Dalam
usahanya untuk mencapai kebenaran dasar tersebut Descartes menggunakan
metode “Deduksi”, yaitu dia mededuksikan prinsip-prinsip kebenaran yang
diperolehnya kepada prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya yang berasal
dari definisi dasar yang jelas. Sebagaimana yang ditulis oleh Robert C. Solomon
dan Kathleen M. Higgins dalam buku sejarah filsafat,“kunci bagi deduksi
keseluruhan Descartes akan berupa aksioma tertentu yang akan berfungsi
sebagai sebuah premis dan berada diluar keraguan. Dan aksioma ini merupakan
klaimnya yang terkenal Cogito ergo sum “Aku berpikir maka aku ada”.
B. EPISTEMOLOGI EMPIRISME
1. Pengertian Epistemologi
10
2. Pengertian Empirisme
Kata Empirisme berasal dari kata Yunani empeirikos yang berasal dari kata
empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata
Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. John locke
(1632-1704), bapak aliran ini pada zaman modern mengemukakan teori tabula
rasa yang secara bahasa berarti meja lilin. Maksudnya ialah bahwa manusia itu
pada mulanya kosong dari pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa
yang kosong itu.
3. Kelemahan-kelemahan Empirisme
a. Indera terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda itu kecil?
Tidak. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek tidak
sebagaimana adanya. Dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah.
b. Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara
panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang
salah juga.
c. Objek yang menipu, contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek ini sebenarnya
tidak sebagaimana ia ditangkap oleh alat indera; ia membohongi indera.
d.Berasal dari indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (mata) tidak
mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak
dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan.
C. FILSAFAT POSITIVISME
1. Pengertian Positivisme
11
dikatakan titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual
dan positif, sehingga metafisika ditolaknya, karena positif adalah dalam artian
segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-
pengalaman objektif bukannya metafisika yang merupakan ilmu pengetahuan yg
berhubungan dengan hal-hal yg nonfisik atau tidak kelihatan.
Positivisme memuat nilai-nilai dasar yang diambil dari tradisi ilmu alam, yang
menempatkan fenomena yang dikaji sebagai objek yang dapat dikontrol,
digeneralisasi sehingga gejala ke depan bisa diramalkan. Yang mana positivisme
menganggap ilmu-ilmu alam adalah satu-satunya ilmu pengetahuan yang secara
universal adalah valid. Jadi, ajaran di dalam filsafat positivisme dapat dipaparkan
sebagai berikut:
12
kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian
fisik-biologik.
b. Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji
kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang
nantinya tidak percaya kepada Tuhan, Malaikat, Setan, surga dan neraka.
Padahal yang demikian itu didalam ajaran Agama adalah benar kebenarannya
dan keberadaannya.
c. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak
dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic
semua hal itu dinafikkan.
d. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat
menemukan pengetahuan yang valid.
e. Positivisme pada kenyataannya menitik beratkan pada sesuatu yang nampak
yang dapat dijadikan obyek kajiaannya, di mana hal tersebut adalah
bergantung kepada panca indera.
f. Hukum tiga tahap yang diperkenalkan Comte mengesankan dia sebagai teorisi
yang optimis, tetapi juga terkesan lincah – seakan setiap tahapan sejarah
evolusi merupakan batu pijakan untuk mencapai tahapan berikutnya, untuk
kemudian bermuara pada puncak yang digambarkan sebagai masyarakat
positivistic.
Secara etimologi, modern berasal dari bahasa Latin Modermayang berarti masa
kini, terbaru atau mutakhir.60Secara terminologi modern berarti sikap, cara
berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Modernisme ditandai
dengan runtuhnya otoritas dari gereja serta menguatnya otoritas ilmu
pengetahuan.Karakteristik dari peradaban modernisme ditandai dengan
berkembangnya pemikiran yang berpondasi dari rasionalitas dan materialistik61.
Hal ini menjadikan mental dari manusia lebih mengandalkan rasio, dan
menganggap segala sesuatu yang berada di alam itu hanya untuk kebutuhan
manusia. Kelahiran dari aliran-aliran modernisme terjadi pada masa
13
renaisansyang berarti kelahiran kembali. Maksud dari kelahiran kembali adalah
kelahiran kembali pemikiran filosofis Yunani Kuno yang disembunyikan oleh
kalangan elit gereja.
2. Aliran-aliran Modernisme
Aliran dari modernisme terbagi atas beberapa bagian, namun induk dari segala
aliran modernisme itu terletak pada rasionalisme. Karena rasionalisme bertumpu
pada persoalan mengkaji sesuatu hal kepada akal.
a. Rasionalisme.
b. Empirisme
c. Kritisisme
d. Idealisme
Idealisme berasal dari kata Idea yang berarti cita-cita, gagasan, angan-
angan, paham, jiwa dan sebagainya. Idelisme berarti juga adalah suatu
14
paham serba cita atau roh. Idealisme menyatakan bahwa kenyataan itu
terdiri atas subtansi-subtansi sebagaimana yang terdapat pada jiwa.
e. Positivisme
Positivisme berdasar pada apa yang telah diketahui yang bersifat faktual
dan positif. Positivisme berasal dari kata positif yang berarti faktual atau
realitas. Positivisme adalah sebuah aliran yang hanya dapat menerima
sesuatu pengetahuan yang bersifat positif, faktual yakni yang dapat
diobservasi, survey, dan dapat dibuktikan secara eksperimental dan
menolak segala hal-hal yang bersifat metafisik yang tidak dapat dibuktikan
oleh ilmu pengetahuan.
f. Fenomenologi
g. Materialisme
3. Postmodernisme
15
postmodernime terdiri daridua kata yaitu postdan modern. Kata post yang berarti
later atau after. Namun menurut pengikut postmodernisme mengatakan bahwa
kata post itu berarti melampaui kematian modernisme. Sedangkan, secara
terminologi postmodernisme merupakan sebuah kritik atasmasyarakat modern
dan segala kegagalannya dalam memenuhi janji-janjinya. Postmodernisme
merupakan sebuah aliran pemikiran yang baru dan menjadi salah satu paradigma
baru atau sebuah antitesis dari perkembangan modernisme yang dianggap gagal
dan tidak relevan dalam perkembangan zaman.
16
E. EPISTEMOLOGI FENOMOLOGI
1. Pengertian Epistemologi Fenomologi
Kata fenomenologi berasal dari kata Yunani fenomenon yaitu suatu yang
tampak, yaitu terlihat karena bercahaya, yang di dalam bahasa Indonesia disebut
gejala. Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena,
atau segala sesuatu yang menampakkan diri. Sejak Edmund Husserl (1859-1938)
sebagai tokoh Fenomenologi, arti fenomenologi telah menjadi filsafat dan
menjadi metodologi berpikir, fenomenologi bukan sekedar pengalaman
langsung yang tidak mengimplisitkan penafsiran dan klasifikasi.
17
Kelebihan filsafat phenomenoligik diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :
Dari berbagai kelebihan tersebut, Fenomenologi sebenarnya juga tidak luput dari
berbagai kelemahan, seperti :
F. EPISTEMOLOGI INTUISIONISME
1. Pengertian Epistemologi Intuisionisme
18
2. Intuisionisme Sebagai Sumber Pengetahuan
Secara etimologi Absolutisme berasal dari kata berbahasa Inggris absolute dan
berbahasa Latin absolutus. Kata absolutus merupakan bentuk partisipium perfek
dari kata absolvere.Absolut secara harafiah dapat diartikan terlepas dari atau
bebas dari. Kata Latin absolutusberarti pula yang sempurnaatau lengkap. Dalam
pengertian ini, bila sesuatu dikatakan absolut berarti sesuatu itu tidak
membutuhkan yang lain untuk menjadi sempurna. Sedangkan secara
terminologi, absolut dan absolutisme mempunyai banyak pengertian yang harus
disesuaikan dengan tempat penggunaannya. Di antara pengertiannya yaitu:
19
d. Konsep yang digunakan dalam filsafat idealis untuk menunjukkan subyek
yang kekal, tidak terbatas, tidak bersyarat, sempurna dan tidak berubah.
Subyek ini tidak bergantung pada yang lain. Di dalam dirinya terkandung
segala sesuatu yang berada dan menciptakan segala sesuatu yang ada.
e. Keyakinan bahwa hanya ada satu penjelasan obyektif yang tepat dan tidak
berubah tentang realitas. Absolutisme dilawankan dengan relativisme dan
subyektivisme.
f. Dalam teori politik: rezim yang berkuasa mutlak. Orang dituntut untuk setia
kepada seorang penguasa atau klas yang berkuasa, tanpa mempersoalkannya.
2. Pendapat Tokoh Klasik dan Modern tentangAbsolutisme
a. Descartes menerapkan istilah ini pada prinsip yang jelas dengan sendirinya
dan proposisi yang tidak dibuktikan, yang dapat digunakan dalam mendeduksi
pemecahan masalah selanjutnya.
b. Fichte menerapkan masalah ini pada ego sebagai daya pemrakarsa
pengetahuan dan realitas.
c. Hegel menggunakan istilah ini untuk entitas pokok dalam sistemnya, yakin
Roh Absolut. Roh ini mempunyai dimensi kebenaran absolut dan keindahan
absolut. Hal ini menunjukkan suatu keseluruhan dan kelengkapan realitas,
yang kiranya terletak diluar pengalaman kita.
3. Analisis terhadap Absolutisme
20
4. Pengertian Realitivisme
Relativisme etika merupakan paham atau aliran pemikiran filsafat yang secara
tegas menolak pendapat yang mengatakan bahwa norma etika berlaku untuk
semua orang di mana saja.
b. Relativisme Budaya
c. Relativisme Agama
Lain halnya dengan relativisme etika dan budaya, inilah ujung dari paham
relativisme yang sangat mengkhawatirkan, yaitu relativisme agama.Paham ini
mengajarkan ketidakyakinan atau keraguan umat beragama terhadap
kebenaran agamanya sendiri. Inilah akar dari pemikiran Pluralisme Agama
yang mengakui kebenaran relatif dari semua agama.125Doktrin ini
mengajarkan bahwa agama tidak lagi berhak mengklaim mempunyai
kebenaran absolut, ia dipahami sama dengan persepsi manusia sendiri yang
relatif itu.
21
H. ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
1. Pengertian Ontologi
22
3. pandangan pemahaman tentang ontologi,diantaranya yaitu:
a. M o n o i s m e
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruhkenyataanitu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Thomas Davidson menyebut
dengan Block Universe
b. Dualisme
Paham ini menganggap bahwa benda terdiri dari dua macamhakikat sebagai
asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikatruhani, benda dan ruh, jasad
dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh,dan ruh bukan muncul dari benda.
c. Pluralism
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam
bentuk merupakankenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan
danmengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
d. Nihilisme
Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yangpositif. tidak
ada sesuatu pun yang eksis. Paham ini berpandangan bahwa segenap macam
bentuk merupakankenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan
danmengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
e. Agnotisisme
paham yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat
sesuatu dibalik kenyataannya. Manusia tidak mungkinmengetahui hakikat
batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manuisa
sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat tentang sesuatu yang
ada, baik oleh inderanya maupun oleh pikirannya.
4. Pengertian Epistemology
Epistemologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera
dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif,
metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis. Epistemologi
derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan.
23
Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan
logos,theory.Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai
masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.
25
BAB 5 PENUTUP
A.KESIMPULAN
Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah
puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang
sesungguhnya dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Rasionalisme
adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting
dalam memperoleh dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita harus
mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa makalah ini
bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran
dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah saya yang selanjutnya.
Selebihnya mohon dimaafkan apa bila ada kata ataupun bahasa yang kurang
berkenan, sekian yang dapat saya sampaikan Terima Kasih
26
DAFTAR PUSTAKA
27