Referat DM 2 (Baru)
Referat DM 2 (Baru)
PENADAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) atau disebut dengan kencing manis merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun akibat organ tubuh yaitu pankreas tidak dapat
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar
gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam
(hiperglikemia).1
Terdapat dua kategori utama diabetes mellitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 disebut juga dengan insulin-dependent ditandai dengan kurangnya
produksi insulin. Diabetes tipe 2, disebut juga dengan non insulin dependent,
disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh.1
Prevalensi diabetes mellitus pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 1,5-
2,3% dengan prevalensi di daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan dengan
perkotaan. Survei kesehatan rumah tangga tahun 2001 mendapatkan prevalensi DM
pada penduduk usia 25-64 tahun di Jawa dan Bali sebesar 7,5%. Pada tahun 2015, 415
juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di 1980an. Pada
tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta. Hampir 80% orang
diabetes ada di Negara berpenghasilan rendah dan menengah. 2
Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringat ketujuh di dunia untuk
prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia bersama dengan China, India,
Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang dengan
diabetes sebesar 10 juta. Prevalensi Lebih dari 60% laki-laki dan 40% perempuan
dengan diabetes meninggal sebelum berusia 70 tahun di wilayah regional asia
tenggara. Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga
di Indonesia. Di Indonesia menduduki peringkat kedua kematian akibat diabetes
mellitus. 2
Di Indonesia penyandang DM tipe 1 sangat jarang. Demikian pula di Negara
tropis lain. Hal ini ada hubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di
khatulistiwa. Lain hal nya dengan DM tipe 2 yang meliputi 90% dari semua populasi
diabetes, faktor lingkungan sangat berperan. DM tipe 2 di Indonesia akan meningkat
dengan drastis, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keturunan, kegemukan
atau obesitas, demografi berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Menurut American diabetes association (ADA) 2005, diabetes mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja inuslin atau keduanya.
1.2 klasifikasi
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut
- autoimun
- idiopatik
Tampak pada gambar diatas, dalam keadaan normal artinya kadar insulin
cukup dan sensitif, insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin yang ada pada
permukaan sel otot, kemudian membuka pintu masuk sel hingga glukosa dapat masuk
ke sel untuk kemudian dibakar menjadi energi/tenaga. Akibatnya kadar glukosa dalam
darah normal.
Pada diabetes dimana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada
keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resisten insulin), meskipun insulin ada dan
reseptor insulin juga ada, tapi karena ada kelainan dalam sel itu sendiri pintu masuk
sel tidak dapat terbuka hingga glukosa tida dapat masuk ke dalam sel untuk di bakar
(metabolisme). Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, dan kadar glukosa dalam
darah meningkat.
1.4 Penatalaksanaan
Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan
tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang : mencegah dan menghambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah
turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM ; yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani, intervensi farmakologis. Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani Selama beberapa waktu (2-4 minggu), apabila kadar glukosa
darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat oral
hipoglikemik (OHO) dan atau insulin suntik.
1.4.I Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah
terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi
aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam
menuju perubahan perilaku.
a. Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan di pelayanan kesehatan primer
yang meliputi :
- tentang perjalanan panyakit DM
- makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan
- penyulit DM dan risikonya
- intervensi non-farmakologis dan farmakologis serta target pengobatan
- cara pemantauan glukosa darah atau urin mandiri.
- Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemi
- Latihan jasmani yang teratur
- Pentingnya perawatan kaki
b. Materi edukasi pada tingkat lanjut dilaksanakan di pelayanan kesehatan
sekunder dan atau tersier, yang meliputi :
- mengenal dan mencegah penyulit akut DM
- pengetahuan mengenai penyulit menahun DM
- penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain
- pemeliharaan atau perawatan kaki.
Edukasi perawatan kaki diberikan secara rinci pada semua orang dengan ulkus
maupun neuropati perifer atau peripheral arterial disease (PAD).
1. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki termasuk di pasir dan di air
2. Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit
terkelupas, kemerahan atau luka
3. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya
4. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, dan oleshkan pelembab pada
kaki yang kering.
5. Potong kuku secara teratur dan tidak menggunting pinggir kuku
6. Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar
mandi
7. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan
pada ujung jari kaki.
8. Jika ada kalus atau mata ikan tipiskan secara teratur
9. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat
khusus.
10. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak
tinggi
11. hindari penggunaan bantal atau botol berisi air panas/batu atau terapi
ikan untuk menghangatkan kaki,
Tabel 4. Edukasi perawatan kaki pada penyandang DM