Abstrak
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan
pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Kolestrol dibutuhkan untuk
membentuk hormon, vitamin D, dan substansi untuk mencerna makanan. Kolesterol
diproduksi oleh tubuh terutama di hati. Selain itu juga kolesterol ditemukan di makanan
seperti kuning telur, daging merah, dan sebagainya. Nilai normal untuk total kolesterol
<200mg/dL. Kelebihan kolesterol berbahaya bagi tubuh karena dapat mempengaruhi jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Artikel ini meneliti tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan total kolesterol, antara lain rokok, IMT, jenis
kelamin, dan stres. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel 130. Didapatkan hasil bahwa faktor-faktor
yang diteliti tidak ada hubungan bermakna dengan total kolesterol karena semua faktor yang
diteliti memiliki nilai p lebih dari batas kemaknaan ( 0.05). Hal ini berbeda dari literatur
sebelumnya, kemungkinan terjadi kesalahan teknis selama penelitian dan pengisian data.
Abstract
Cholesterol is a waxy fat that is found in the membrane and circulated thorugh the body.
Cholesterol which is made by the body, especially heart, is needed to build hormones, vitamin
D, and substances to digest food. Moreover, cholesterol is also found in eggyolk, red meat,
etc. Normal values for total cholesterol is <200mg/dL. Hypercholeterol is dangerous for the
body because it can affect the heart and vascular that will cause cardiovascular disease. This
article is a research about whether smoking, body mass index, sex, and stress affect total
cholesterol.This research is done with descriptive method with cross sectional approached
with 130 samples. The results show that all factors do not affect total cholesterol. P value >
0.05 ( level of significance) for all factors. These results show difference with the literature,
maybe there are mistakes while inputing the datas.
1
Pendahuluan
Kolesterol merupakan salah satu manifestasi dari masalah gizi lebih, yang perlu
mendapatkan perhatian karena prevalensi kolesterol meningkat dari tahun ke tahun, baik di
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. 1 Kadar kolesterol tinggi merupakan
salah satu problema yang sangat serius karena merupakan salah satu faktor resiko yang paling
utama untuk terjadinya penyakit jantung pada seseorang masalah lainya ialah pada seseorang
yang tekanan darah tinggi dan perokok. Resiko penyakit jantung koroner sesuai dengan
peningkatan kadar kolesterol darah, jika ada faktor lain (hipertensi dan perokok) maka resiko
akan lebih besar.
Dalam hal ini kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar
yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kelebihan kolesterol dalam darah akan
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. 1
Penyakit jantung menempati posisi kelima terbesar penyebab kematian di Indonesia.
Penyakit jantung dan stroke terjadi karena adanya penyumbatan dan pengerasan dalam
pembuluh darah arteri yang disebut arteroskelorosis. Penyumbatan ini disebabkan oleh kadar
LDL (Low Density Lipoprotein) yang tinggi dalam darah. Low Density Lipoprotein (LDL)
disebut juga kolesterol jahat karena kolesterol dalam LDL mudah melekat pada pembuluh
darah yang akan menyebabkan penumpukan lemak yang lambat-laun akan mengeras
(membentuk plak) dan menyumbat pembuluh darah. Arteroskelorosis merupakan suatu
pengendapan kolesterol pada lapisan intima dan media dari arteri-arteri. Jika hal ini
berlangsung lama dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri, sehingga menimbulkan
kekurangan aliran darah pada daerah distal dari arteri yang tersumbat oleh kolesterol.2
Kemudian dapat menyebabkan pembekuan darah kolesterol menjadi tinggi sehingga
menyebabkan kadar kolesterol meningkat.
Kerangka teori
Kolesterol merupakan komponen dari lemak. Kehadiran lemak dalam tubuh kita
sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh di samping
zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Sebagian besar kolesterol
yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan dari dalam tubuh, mencapai 80% dari total
kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan.3,4
2
Kolesterol sendiri memiliki beberapa jenis. Ada kolesterol LDL (Low Density
Lipoprotein) yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL sering disebut
sebagai kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya
kolesterol dalam arteri atau pembuluh darah.
Selain LDL, ada juga kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang mengangkut
kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang
kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati untuk diproses dan
dibuang. 5,6 Jadi HDL mampu mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi dari
aterosklerosis.
Manfaat Kolesterol
Kolesterol memiliki peranan penting dalam tubuh antara lain : 3
a. Kolesterol sebagai komponen lemak penting sebagai salah satu sumber tenaga
bagi tubuh selain karbohidrat dan protein.
3
b. Pola makan yang tidak seimbang salah satu penyebabnya.Makanan yang banyak
mengandung lemak jenuh dan kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol didalam darah. 2
c. Selain pola makan yang tidak seimbang, faktor keturunan, kelebihan berat badan,
kurangnya aktifitas fisik dan olahraga, komsumsi alkohol serta merokok
merupakan penyebab umum kolesterol tinggi, sementara kondidi penyakit yang
dapat memicu tingginya kolesterol darah adalah penyakit diabetes, penyakit ginjal
dan penyakit liver. 2
d. Trigliserida merupakan salah satu kolesterol jahat dalam tubuh yang bila
mengalami peningkatan melebihi kadar normal tubuh dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah jantung dan otak.hal
ini terjadi bila bersamaan dengan tingginya kadar LDL dan rendahnya kadar
HDL.1
Faktor resiko
a. Faktor yang tidak dapat dikontrol8
Jenis kelamin.
Jenis kelamin juga merupakan faktor penyebab kolesterol tinggi. Sebelum menopause,
wanita cenderung memiliki kolesterol rendah dibanding laki-laki. Tetapi setelah
menopause, produksi kolesterol LDL pada wanita cenderung meningkat. Pada pria,
kolesterol akan mudah naik setelah umur 50 tahun. pada wanita, kolesterol akan mudah
untuk naik setelah menopause.
b. Faktor yang dapat dikontrol1,2
Merokok
Masyarakat awam sudah banyak mengetahui bahwa merokok bisa merusak paru-paru
karena asap yang diisap langsung masuk ke paru-paru, namun banyak orang tidak tahu bahwa
rokok ternyata juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh manusia. Beberapa situs
kesehatan disebutkan bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin,
dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol buruk
(LDL) dalam darah.
Pada kebanyakan orang yang merokok ditemukan bahwa kadar HDL-nya rendah.
Berarti pembentukan kolesterol baik yang bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati
menjadi terganggu, sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar LDL-nya. Pada orang
4
yang merokok ditemukan kadar LDL-nya tinggi, berarti lemak dari hati justru dibawa kembali
ke jaringan tubuh.
Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam
satu batang rokok terdapat lebih kurang 4.000 jenis bahan kima, 40 persen di antaranya
beracun. Bahan kimia yang paling berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon
monoksida, dan logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat
proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini
bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung.
Selain memperburuk profil lemak atau kolesterol darah, rokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah dan nadi.
Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah
sehingga mudah menggumpal, mengganggu irama jantung dan kekurangan oksigen karena
karbon monoksida ( CO ). Bila orang tetap merokok setelah pemberian obat penghancur
bekuan darah (dibalon), akibatnya dia bisa mengalami penyumbatan kembali. Kemungkinan
itu dua sampai empat kali lebih tinggi daripada pasien yang berhenti merokok. Masalah yang
menonjol pada kebiasaan merokok di Indonesia adalah pada jenis rokok yang diisap, yakni
rokok kretek. Jenis rokok ini mempunyai kadar tar dan nikotin lebih tinggi tiga sampai lima
kali dibandingkan dengan rokok filter.
Rokok juga bisa menimbulkan efek kecanduan pada orang-orang yang
mengonsumsinya, rokok memiliki efek yangsama dengan morfin, yaitu efek adiksi
(ketagihan) dan habituasi (ketergantungan).
Stress
Ketika seseorang menderita stres, tubuhnya bereaksi dan membangkitkan tanda
bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh. Kadar
adrenalin dalam aliran darah meningkat. penggunaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik
tertinggi, gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam aliran darah, tekanan
darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan. Ketika glukosa tersalurkan ke otak,
kadar kolesterol naik, dan semua ini memunculkan masalah bagi tubuh.
5
normal dapat dipertahankan dan memungkinkan seseorang memiliki usia harapan hidup yang
lebih panjang. Seseorang dengan berat badan di bawah batas minimum (underweight atau
kekurusan) mempunyai resiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada di atas batas
maksimum (overweight atau kegemukan) mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit
degeneratif.
Adapun rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
Dari nilai IMT ini dapat diperkirakan status kondisi tubuh seseorang, apakan kurus
(underweight), normal, gemuk (overweight), maupun obesitas. Berikut merupakan batasan-
batasan IMT terhadap berbagai status gizi secara umum.
Tabel 1. Ambang Batas IMT Tingkat Asia.
Obesitas berkaitan dengan peningkatan konsentrasi lipid dan lipoprotein dalam darah.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki berat badan di atas normal
cenderung mengalami peningkatan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida dibandingkan
dengan mereka yang berat badannya normal.
6
Kerangka konsep
Jenis Kelamin
Kadar kolesterol
Stress
IMT
Merokok
Metode
Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik
dengan menggunakan studi cross sectional. Analitik cross sectional yaitu diketahui dengan
jelas mana yang jadi faktor risiko ( independen) yaitu, IMT, jenis kelamin, stress, merokok
dengan faktor efek ( dependen) yaitu, Kadar kolesterol serta menjelas kaitannya hubungan
sebab akibatnya. Penelitian cross sectional ini, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada
satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif,
penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain
pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta
tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu. Namun
penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan
kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda,
serta variabel dinamis yang mempengaruhinya.
Hasil Penelitian
A. Analisis Univariat
Tabel 1 menunjukkan nilai total kolesterol berkisar lebih sama dengan 200
mg/dl dengan rata-rata 237,16 mg/dl. Berdasarkan data sebagian besar memiliki kadar
kolesterol hiperkolesterol (93,8%) yaitu lebih sama dengan 200 mg/dl seperti terlihat
pada tabel berikut
7
Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut total kolesterol
Total kolesterol n % Mean Min Max
Normal 8 6,2
Hiperkolesterol 122 93,8 237,16 167.00 309,00
Total 130 100,0
Keterangan:
Normal = <200 mg/dl
Hiperkolesterol = >=200 mg/dl
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai total sampel yang merokok rata-rata 0,17.
Berdasarkan data ini 82,3% sampel tidak merokok sedangkan 17,7% pasien merokok.
Tabel 2. Distribusi frekuensi menurut rokok
Rokok N % Mean Min Max
Tidak 107 82,3 0,17 0,00 1,00
Ya 23 17,7
Total 337 100
8
Tabel 4 dibawah ini menunjukkan bahwa 68,5% yaitu sebanyak 89 orang dari
130 sampel jenis kelamin laki-laki dan 31,5% sampel jenis kelamin perempuan.
Tabel 4. Distribusi frekuensi menurut jenis kelamin
Jenis kelamin N % Mean Min Max
Laki-laki 89 68,5 0.31 0.00 1,00
Wanita 41 31,5
Total 130 100
Tabel 5 dibawah ini menjelaskan bahwa 55,4% yaitu sebanyak 72 sampel dari
130 sampel stress, dan 44,6% sampel tidak stress.
Tabel 5. Distribusi frekuensi menurut stress
Stress N % Mean Min Max
Tidak 58 44,6 0,55 0.00 1,00
Ya 72 55,4
Total 130 100
Analisa bivariat
Tabel 1 dimana Ho dari tabel dibawah ini tidak ada perbedaan total kolestrol antara orang
merokok dengan tidak merokok. Karena hasil dari table ada 1 sel yang nilainya lebih dari
20% dan nilai expectednya kurang dari 5 tablenya 2 x 2 maka yang di baca Fisher. Hasil
fisher 0,631. 0,631> 0,05 dan Ho diterima.
Chi-Square Tests
9
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 2 menggunakan tes anova karena membandingkan variable 3 kategori terhadap variable
numerik kalau T test membandingkan variable 2 kategorik terhadap numerik oleh karena itu
memakai anova. Di mana Ho= tidak ada hubungan antara IMT dengan total kolesterol.
Dimana P 0,890 > 0,05 jadi Ho diterima
Total Kolestrol
Subset for
alpha = 0.05
IMT N 1
Sig. .890
10
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.
b. Computed only for a 2x2 table
Table 4 dimana Ho dari tabel dibawah ini tidak ada perbedaan total kolestrol dengan stress.
Karena hasil dari table ada 1 sel yang nilainya lebih dari 20% dan nilai expectednya kurang
dari 5 tablenya 2 x 2 maka yang di baca Fisher. Hasil fisher 1.000. 1.000> 0,05 dan Ho
diterima.
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,57.
b. Computed only for a 2x2 table
11
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar kolesterol
dengan pola hidup merokok, indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan stres.
Saran
Dari hasil penelitian yang didapatkan, peneliti menyarankan meskipun tidak ada
hubungan antara kadar kolesterol dengan pola hidup merokok, indeks massa tubuh, jenis
kelamin, dan stres, namun diharapkan masyarakat tetap menjaga pola hidup yang sehat
dengan cara tidak merokok, menjaga berat badan agar tidak kurang maupun berlebih, dan
menghindari stres sebisa mungkin. Karena hal tersebut mungkin saja tidak berpengaruh
pada kadar kolesterol tapi dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh dan jalannya
metabolisme dalam tubuh.
12
Daftar pustaka
1. Tapan E. Kesehatan keluarga: penyakit degeneratif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2005; 25-8.
2. Bull E. Simple guide: kolesterol. Jakarta: Erlangga, 2007; 18-9.
3. Djing OG, Krisnatuti D, Mahendra B, Nilawati S. Care yourself, kolesterol. Jakarta:
Penebar Plus, 2008; 18-24.
4. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran: sebuah pengantar. Jakarta: EGC, 2004;
97-101.
5. Trisnadjaja D. Bebas kolesterol, demam berdarah dengan angkak. Jakarta: Niaga
Swadaya, 2006; 32.
6. Utami P. Solusi sehat mengatasi stroke. Jakarta: Agro Media Pustaka, 2009; 11.
7. Pedak M. Metode supernol menaklukan stress. Jakarta: Hikmah, 2009; 56.
8. Wijayakusuma HHM. Ramuan herbal penurun kolesterol. Jakarta: Pustaka Bunda, 2008;
5.
13
Lampiran
Frequencies
Statistics
Rokok
N Valid 130
Missing 0
Rokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Statistics
IMT
N Valid 130
Missing 0
Mean 22.7716
Median 22.6550
Mode 23.00
Variance 14.605
Range 15.20
Sum 2960.31
Frequencies
14
Statistics
IMT
N Valid 130
Missing 0
IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 130
Missing 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
15
Statistics
Stress
N Valid 130
Missing 0
Stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Statistics
Total Kolestrol
N Valid 130
Missing 0
Mean 2.3716E2
Median 2.4000E2
Mode 200.00
Variance 862.028
Range 142.00
Frequencies
Statistics
Kolestrol
N Valid 130
Missing 0
Mean .9385
16
Median 1.0000
Mode 1.00
Variance .058
Range 1.00
Kolestrol
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Kolestrol
Ya Count 2 21 23
17
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.
Crosstabs
Cases
Kolestrol
Ya Count 4 68 72
Chi-Square Tests
18
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,57.
Crosstabs
Cases
Kolestrol
wanita Count 2 39 41
19
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.
Oneway
ANOVA
Total Kolestrol
Multiple Comparisons
Tukey HSD Under Weight Normal Weight -.16922 7.55195 1.000 -18.0787 17.7403
20
Over Weight Under Weight 3.44572 8.55992 .915 -16.8542 23.7456
Bonferroni Under Weight Normal Weight -.16922 7.55195 1.000 -18.4910 18.1526
Homogeneous Subsets
Total Kolestrol
IMT N 1
Sig. .890
Crosstabs
Cases
21
Stress * Kolestrol Crosstabulation
Kolestrol
Ya Count 4 68 72
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,57.
Crosstabs
Cases
22
Kolestrol
wanita Count 2 39 41
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.
23
24