Anda di halaman 1dari 14

1

A. Latar Belakang Masalah

Hari Hak Konsumen Sedunia jatuh setiap tanggal 15 Maret 2019.

Peringatan ini berawal dari pidato Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy di

depan Kongres pada 15 Maret 1962. Ia menyatakan, konsumen adalah kelompok

yang amat mempengaruhi hampir setiap keputusan ekonomi publik dan swasta.

Artinya sebagai konsumen, kita bukan hanya perlu bijak dalam berbelanja, tapi

juga diperbolehkan bersikap kritis dan berani menyampaikan pendapat. Sedangkan

dari sisi yang berlawanan dengan konsumen yaitu penyedia produk dan jasa,

semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik agar jumlah konsumennya

terus bertambah.1

Lalu 20 April diperingati sebagai hak konsumen nasional, yang berarti hak

sebagai konsumen merupakah hal yang penting dalam sektor roda ekonomi. Tetapi,

mungkin dari kita tidak tahu hak-hak sebagai konsumen barang dan atau jasa, jangan

sampai kamu sebagai konsumen yang merasa di rugikan dan hanya diam saja dan pasrah

atau hanya melaporkan ke penjual tanpa tanggapan yang jelas. di Indonesia sendiri sudah

memiliki badan khusus, yaitu Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) yang

berada di bawah naungan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Oleh sebab itu, kita

sebagai konsumen harus mulai cerdas dengan mengetahui hak-hak yang kita miliki sebagai

konsumen jika ingin membeli dan bertransaksi baik itu secara online maupun

secara offline atau langsung.

1
Sindhi Aderianti. Sering Terlupakan, Ini 5 Hak Kita Sebagai Konsumen. 2019.
https://www.cekaja.com/info/sering-terlupakan-ini-5-hak-kita-sebagai-konsumen/. Diakses pada tanggal
10/12/2019
2

Berdasarkan UU Perlindungan konsumen pasal 4, hak-hak konsumen

sebagai berikut :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi

barang dan/atau jasa.

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi jaminan yang

dijanjikan.

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa.

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan.

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif.

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian jika

barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak

sebagaimana mestinya.

Saat berbelanja, tak selamanya mendapatkan produk yang sesuai dengan

harapan. Pun demikian ketika menggunakan jasa yang tak selalu menyenangkan.
3

Kesalahan itu bersumber dari pemilik usaha, maka sudah sepatutnya sebagai

konsumen untuk memperjuangkan hak-hak kita.

Konsumen selain memiliki hak yang sudah diatur oleh undang-undang,

konsumen juga memiliki kewajiban yang sudah diatur dalam undang-undang.

Sehingga kita tidak semena-mena menuntut hak konsumen saja kepada si produsen

atau penjual barang.

Berdasarkan UU Perlindungan konsumen pasal 5, kewajiban konsumen

sebagai berikut :

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

Sehingga, dapat diartikan jika sebagai konsumen kita juga harus mengikuti

panduan produk yang disediakan oleh pihak produsen dan/atau penjual, karena

kerusakan dan kecelakaan yang disebabkan oleh kelainan konsumen tidak

ditanggung oleh produsen dan/atau penjual.2

Sedangkan menurut Consumer International ada 8 (Delapan) hak

konsumen, yaitu:

2
Atenda. Hak-hak Konsumen Di Indonesia. 2019. https://www.atenda.id/berita/Hak-hak-
Konsumen-Di-Indonesia/12. Diakses pada tanggal 11/12/2019.
4

1. Hak tentang memperoleh kepuasan akan kebutuhan dasar seperti

ketersediaan makanan layak, pakaian, perawatan kesehatan,

pendidikan, ketersediaan air, dan sanitasi.

2. Hak untuk mendapatkan produk dan layanan yang aman dan tidak

membahayakan diri sendiri.

3. Hak untuk mendapat informasi (fakta dan penjelasan) tentang

produk yang ditawarkan terutama bila terjadi kesalahpahaman

membaca label.

4. Hak untuk memilih produk dan layanan berkualitas dengan harga

yang kompetitif.

5. Hak untuk didengar pendapatnya. Dalam rangka pengembangan

produk barang dan jasa, pemerintah sebagai regulator wajib untuk

mendengar dan mengakomadasi kepentingan konsumen.

6. Hak untuk mendapat ganti rugi. Konsumen berhak untuk menerima

klaim sesuai dengan nominal yang dirugikan. Termasuk menerima

kompensasi untuk kekeliruan, barang cacat, atau layanan jasa yang

tidak memuaskan.

7. Hak untuk memperoleh informasi dan prosedur pemakaian sebelum

konsumen membuat keputusan memilih produk dan layanan. Hak

konsumen ini wajib diberikan penyedia produk dan jasa sebagai

bentuk pertanggungjawaban pada hak dasar konsumen.

8. Hak untuk hidup di lingkungan yang sehat. Dimana konsumen

berhak untuk hidup dan beraktivitas tanpa pencemaran yang


5

membahayakan kesehatan. Baik di generasi sekarang maupun yang

akan datang.3

B. Rumusan Masalah

1. Apa hak-hak konsumen yang sering diabaikan?

2. Apa Kewajiban Konsumen?

C. Pembahasan

1. Hak-hak Konsumen yang sering diabaikan

Hak sebagai konsumen memiliki landasan hukum yang kuat. Bahkan,

semua itu diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia yang

berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat

(1), Pasal 27 , dan Pasal 33.

Sayangnya, masih banyak orang yang kurang menyadari apa saja hak-

hak konsumen tersebut. Padahal masyarakat perlu memproteksi dirinya juga

sebagai konsumen. Terlebih kegiatan jual-beli yang kini semakin luas dengan

munculnya berbagai marketplace dan e-commerce. Demi kesejahteraan

bersama, ini poin-poin yang termasuk dalam hak konsumen yang sering

diabaikan berikut ini:

3
Dini Runis. Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen. 2015.
https://www.kompasiana.com/dininuris/552e5f7d6ea834c1578b4584/konsumen-cerdas-paham-
perlindungan-konsumen. Diakses pada tanggal 11/12/2019
6

a. Hak memilih barang

Konsumen memiliki hak penuh untuk memilih barang yang

nantinya akan digunakan atau dikonsumsi. Tidak ada yang berhak

mengatur pilihan tersebut, sekalipun itu produsen terkait.

Begitupun hak dalam meneliti kualitas barang yang hendak dibeli.

b. Hak mendapat kompensasi dan ganti rugi

Ini juga tak kalah pentingnya, yakni masalah ganti rugi.

Banyak produk – produk di pasaran yang ternyata tidak sesuai

standar kualitas yang berlaku. Hak ini perlu diperjuangkan,

mengingat sering pula ditemukan penjual online yang barang

aslinya jauh berbeda dengan gambar. Konsumen memiliki hak

untuk mendapatkan kompensasi maupun ganti rugi atas kerugian

yang diterimanya dari transaksi semacam itu.

c. Hak mendapat barang/jasa sesuai kondisi dan jaminan yang

dijanjikan.

Sebagai konsumen, kamu pun berhak untuk mendapat

produk dan layanan sesuai dengan kesepakatan di awal. Misalnya

ketika berbelanja online, apabila terlampir layanan gratis ongkos

kirim, maka penerapannya harus sedemikian. Bila tidak, kamu

berhak menuntut hak tersebut

d. Hak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur

Poin ini tentunya amat penting bagi konsumen, guna

mengetahui apa saja informasi terkait produk yang dibelinya.


7

Produsen dilarang menutupi beberapa informasi terkait produk

maupun layanannya.

Sebagai contoh, kandungan komposisi pada produk

makanan, syarat dan ketentuan pembelian, harga, diskon dan

informasi – informasi lain yang harus diketahui oleh konsumen.

e. Hak dilayani dan diperlakukan tanpa diskriminasi

Dalam melayani konsumen, tak jarang ada perusahaan yang

sengaja memilih – milih prioritasnya. Semisal ketika seorang public

figure didahulukan ketika hendak melakukan treatment di salon

kecantikan.

Hal ini mestinya tidak boleh terjadi, sebab perilaku

diskriminatif terhadap konsumen merupakan salah satu bentuk

pelanggaran atas hak konsumen.4

2. Kewajiban Konsumen

Kewajiban konsumen sesuai Pasal 5 UU Perlindungan Konsumen:

1. Membaca atau mengikuti petunjuk/informasi dan prosedur pemakaian.

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

4
Sindhi Aderianti. Sering Terlupakan, Ini 5 Hak Kita Sebagai Konsumen. 2019.
https://www.cekaja.com/info/sering-terlupakan-ini-5-hak-kita-sebagai-konsumen/. Diakses pada tanggal
10/12/2019
8

D. Kesimpulan

Di Indonesia, masalah perlindungan konsumen masih cenderung timpang.

Terbukti dengan banyaknya kasus-kasus yang hingga kini belum juga tuntas.

Beberapa diantaranya mungkin sepele, tapi jika ditelaah lagi ternyata hal tersebut

mengancam hak konsumen. Semisal penggunaan formalin pada makanan segar.

Sebagai konsumen tentunya kita merasa amat dirugikan, terlebih lagi para pelaku

banyak memanfaatkan aksinya untuk dapat meraup keunutungan usaha yang lebih

Tahun lalu, salah satu e-commerce raksasa Indonesia bahkan dengan tegas

memberhentikan sejumlah karyawannya atas kasus fraud. Di program flash sale,

karyawan tersebut menahan 49 produk dengan cara membelinya untuk

kepentingan pribadi. Dimana seharusnya, barang-barang itu hanya boleh dijual

kepada konsumen selama promo berlangsung pada 15-17 Agustus 2018. Bagi

pihak perusahaan, kepentingan dan kepercayaan konsumen merupakan aspek yang

perlu menjadi prioritas utama, sehingga pemecatan harus dilakukan.5

Walaupun sudah ada hukum yang mengatur tentang perlindungan

konsumen dan sudah disosialisasikan, nyatanya masih banyak masyarakat di

indonesia yang tidak menyadari bahwa mereka mempunyai hak sebagai konsumen

yang dilindungi oleh hukum.

Berdasarkan catatan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)

hanya 38% konsumen Indonesia yang menyadari bahwa mereka mempunyai hak

5
Ibid.
9

dan 11% diantaranya mengetahui bahwa hak tersebut dilindungi Undang-undang.

Artinya ada sekitar 62% masyarakat Indonesia yang belum tahu soal hak-hak

konsumen.

Pelanggaran terhadap hak konsumen masih banyak terjadi misalnya produk

yang kadaluarsa, berat tidak sesuai, barang cacat, barang mengandung bahan

berbahaya, daging sapi glonggongan, daging sapi campur celeng, ayam tiren, dan

ayam berformalin. Setidaknya, pada pengawasan pemerintah Tahap VI yang

dilakukan selama bulan November – Desember 2012 lalu telah ditemukan 100

produk yang diduga tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Dari 100 produk tersebut

sebanyak 8 produk di antaranya diduga melanggar persyaratan terkait Standar

Nasional Indonesia (SNI), 29 produk diduga melanggar ketentuan Manual dan

Kartu Garansi (MKG), 62 produk diduga melanggar ketentuan label dalam Bahasa

Indonesia, serta 1 produk yang tidak memenuhi ketentuan produk yang diawasi

distribusinya.

Sementara hasil pengawasan yang dilakukan oleh Kemendag secara

keseluruhan selama kurun waktu tahun 2012 telah ditemukan 621 produk yang

diduga tidak memenuhi ketentuan. Jumlah temuan ini meningkat sebesar 28

produk dibandingkan tahun 2011. Dari temuan tersebut 61% merupakan produk

impor dan 39% merupakan produksi dalam negeri.

Berdasarkan jenis pelanggarannya sebesar 34% produk diduga melanggar

persyaratan SNI, 22% diduga melanggar MKG, 43% diduga melanggar ketentuan

label dalam Bahasa Indonesia, serta 1% diduga tidak memenuhi ketentuan produk

yang diawasi distribusinya.


10

Sedangkan berdasarkan kelompok produk yang diduga tidak memenuhi

ketentuan, sebanyak 39% merupakan produk elektronika dan alat listrik, 20%

produk alat rumah tangga, 13% produk suku cadang kendaraan, serta sisanya

adalah produk bahan bangunan, produk makanan minuman dan Tekstil dan Produk

Tekstil (TPT). Oleh karena itu semua masyarakat selaku konsumen harus bisa

menjadi konsumen yang cerdas, teliti, dan cermat dalam memilih barang-barang

yang akan dikonsumsi. Selain itu, setiap orang juga harus mengetahui hak dan

kewajibannya sebagai konsumen yang baik. Kita juga harus tahu bahwa konsumen

mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi oleh Undang-undang dan

mengetahui akses ke lembaga perlindungan konsumen untuk memperjuangkan

hak-haknya. Dengan pengetahuan ini maka tingkat kesadaran masyarakat dalam

melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya bisa menjadi lebih tinggi.

Kiat menjadi konsumen cerdas :

1. Tegakkan hak dan kewajiban selaku konsumen

Konsumen diajarkan untuk kritis dan berani memperjuangkan

haknya apabila barang/jasa yang dibelinya tidak sesuai dengan standar

yang dipersyaratkan dan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, tetapi

konsumen juga harus mengerti kewajibannya sebagaimana tercantum

pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

2. Teliti Sebelum Membeli


11

Konsumen diajarkan selalu mempunyai kebiasaan untuk teliti atas

barang dan/atau jasa yangditawarkan/tersedia di pasar. Minimal secara

kasat mata dapat digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

dari barang dan/ atau jasa tersebut, dan bila kurang jelas/paham, dapat

menyampaikan untuk bertanya atau untuk memperoleh informasi atas

barang dan/atau jasatersebut. Berdasarkan hal ini, dapat diperoleh

gambaran umum atas barang dan/atau jasa yang ditawarkan di pasar.

3. Perhatikan label, Manual dan Kartu Garansi (MKG), dan masa

kadaluarsa

a. Label

Barang yang dijual sebaiknya terbungkus rapi dan disertai label.

Dalam label dicantumkan antara lain: kondisi/keadaan, kegunaan,

komposisi, manfaat, aturan pakai, masa berlaku, dan identitas pelaku

usaha. Untuk produk yang berkaitan dengan Kesehatan, Keselamatan,

Keamanan dan Lingkungan (K3L) harus memuat informasi: simbol

bahaya, pernyataan kehati-hatian dan atau peringatan yang jelas.

Wajib label berbahasa Indonesia PEMERINTAH melalui

Peraturan Menteri Perdagangan No. 22/M-DAG/PER/5/2010 tanggal

21 Mei 2010, memberlakuan wajib label berbahasa Indonesia bagi

produk yang beredar di Indonesia sebagai langkah meningkatkan

perlindungan konsumen. Permendag ini merupakan perbaikan atas

Permendag No. 62/M-DAG/PER/12/2009. Produk yang akan

diedarkan atau diperdagangkan di pasar Indonesia harus sudah


12

mencantumkan berbagai informasi/keterangan produk dalam label

berbahasa Indonesia.

Seratus tiga buah produk yang wajib mencantumkan label

berbahasa Indonesia adalah:

1. Elektronika keperluan rumah tangga, telekomunikasi dan

informatika (46 produk);

2. Sarana bahan bangunan (8 produk);

3. Keperluan kendaraan bermotor (suku cadang dan lainnya) (24

produk);

4. Daftar jenis barang lainnya (25 produk) a.l. kabel listrik, kaos

kaki, alas kaki dan produk kulit, saklar, mainan anak, serta

pakaian jadi.

Aturan ini akan menjamin bahwa konsumen dapat segera

memperoleh hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur atas

produk yang dibeli, dipakai, digunakan atau dimanfaatkan. Bagi

barang impor pencantuman label diberlakukan sejak produk

memasuki daerah pabean, sedangkan untuk barang produksi dalam

negeri pencantuman label diberlakukan saat barang akan beredar di

pasar.

b. Manual dan Kartu Garansi

Bila membeli produk telematika dan elektronika harus

dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan

garansi purna jual dalam Bahasa Indonesia.


13

Petunjuk penggunaan (manual) adalah buku, lembaran atau

bentuk lainnya yang berisi petunjuk atau cara menggunakan (dalam

bahasa Indonesia) produk telematika dan elektronika. Petunjuk

penggunaan harus memuat : nama dan alamat produsen/importer, merk,

jenis,tipe dan model produk, cara penggunaan sesuai produk, dan

petunjuk pemeliharaan.

Kartu jaminan/garansi purna jual dalam bahasa Indonesia

adalah kartu yang menyatakan adanya jaminan ketersediaan suku

cadang serta fasilitas dan pelayanan purna jual produk telematika dan

elektronika.

Teliti untuk melihat manual dan kartu garansi yang setidaknya

mengandung informasi:

a. Masa garansi

b. Biaya perbaikan gratis selama masa garansi yang diperjanjikan

c. Pemberian pelayanan purna jual berupa jaminan ketersediaan suku

cadang dalam masa garansi dan pasca garansi

d. Nama dan alamat pusat pelayanan purna jual (service centre)

e. Nama dan alamat tempat usaha produsen (perusahaan/pabrik) untuk

produk dalam negeri dan

f. Nama dan alamat tempat usaha importir untuk produk impor.6

6
Dini Runis. Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen. 2015.
https://www.kompasiana.com/dininuris/552e5f7d6ea834c1578b4584/konsumen-cerdas-paham-
perlindungan-konsumen. Diakses pada tanggal 11/12/2019.
14

DAFTAR PUSTAKA

Internet
Sindhi Aderianti. Sering Terlupakan, Ini 5 Hak Kita Sebagai Konsumen. 2019.
https://www.cekaja.com/info/sering-terlupakan-ini-5-hak-kita-sebagai-
konsumen/. Diakses pada tanggal 10/12/2019.

Atenda. Hak-hak Konsumen Di Indonesia. 2019. https://www.atenda.id/berita/Hak-hak-


Konsumen-Di-Indonesia/12. Diakses pada tanggal 11/12/2019.

Dini Runis. Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen. 2015.


https://www.kompasiana.com/dininuris/552e5f7d6ea834c1578b4584/konsumen-
cerdas-paham-perlindungan-konsumen. Diakses pada tanggal 11/12/2019.

Anda mungkin juga menyukai