Anda di halaman 1dari 18

MAKALA

Tumor Otak

Oleh

Putri Adetia

1733059

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Novita Daeli.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha Esa yang
telah memberikan rahmad serta nikmat-nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Tumor Otak”.

Makalah ini telah saya susun semaksimal mungkin dan mendapatkan


berbagai bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan
makalah ini untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya harap semoga makalah ‘Tumor Otak’ ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi siapapun yang membacanya.

Palembang, 07 Desember 2019

Penuli

DAFTAR ISI
BAB 1 ........................................................................................................................
PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan masalah ........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II .......................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................
A. Pengertian Tumor Otak ...............................................................................
B. Anatomi dan Fisiologi Otak .........................................................................
C. Klasifikaasi Tumor Otak .............................................................................
D. Etiologi pada Tumor Otak ...........................................................................
E. Manefestasi klinis Pada Tumor Otak .........................................................
F. Patoflow .........................................................................................................
G. Faktor Resiko padaTumor Otak ...............................................................
H. Komplikasi pada Tumor Otak ..................................................................
I. Pemeriksaan Penunjang pada Tumor Otak ..............................................
J. Penatalaksaan Medis Tumor Otak .............................................................
K. Konsep Asuhan Keperawatan pada Tumor Otak ...................................
BAB III .....................................................................................................................
PENUTUP ................................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumor otak atau tumor intrakranial adalah neoplasma atau proses desak
ruang yang timbuldi dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen
supratentorial maupun infratentorial. Di dalam hal ini mencangkup tumor-
tumor primer pada konteks, meningen, faskuler, kelenjar hipofise, epifise,
saraf otak,jaringan penyangga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh
lainnya.

Berdasarkan data stastistik sentral brain otak registry of united state 2009
angka insendensi tahunan tumor susunan saraf pusat di Amerika adalah 20,6
kaus per 100 ribu penduduk pertahun ( 7,3 per 100 ribu untuk tumor jinak, dan
13,3 per 100 ribu untuk tumor ganas ) dimana wanita lebih banyak ( 22,3)
dibanding dengan pria (18,8 ). Estimasi insidensi tumor susunan saraf pusat
primer adalah 69,720 kasus baru padah tahun 2013.data-data insidensi dari
negara-negara lainnya berkisar antara 7/13 per 100 ribu populasi per tahun
(jepang 9/100 ribu populasi pertahun, suedia 4/100 ribu populasi per tahun).

Insendensi tumor otak primer pada anak berbeda dengan kelompok


dewasa. Angka insidensi pada kelompok umur 0-19 tahun untur tomur primer
susunan saraf pusat adalah sebanyak 5,1 kasus per 100 ribu penduduk dimana
perbandingan wanita dan pria adalah 5,2 : 5,1, pada tahun 2013 di United
states, diperkirakan insiden tumor susunan saraf pusat primer sebanyak 4,300
dan 3, 050 di antaranya terjadi pada anak-anak dibawah 15 tahun.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian tumor otak?
2. Gaimana anatomi dan fisiologi tumor otak?
3. Jelaskan klsifikasi tumor otak?
4. jelaskan etiologi tumor otak?
5. Bagaimana manefestasi klinis tumor otak?
6. Jelaskan patoflow tumorotak?
7. Apa saja faktor resiko tumor otak?
8. Apa saja komplikasi tumor otak?
9. Jelaskan pemeriksaan penunjang tumor otak?
10. Jelaskan penatalaksanaan medis tumor otak?
11. Jelaskan konsep asuhan keperawatan tumor otak?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian tumor otak
2. Agar mahasiswa mengetahuii anatomi tentang tumor otak
3. Agar mahasiswa mengetahui klasifikasi tumor otak
4. Agar masiswa mengetahui etiologi tumor otak
5. Agar mahasiswa mengetahui manefestasi klinis tumor otak
6. Agar mahasiswa mengetahui patoflow tumor otak
7. Agar mahasiswa mengetahui apa saja faktor resiko tumor otak
8. Agar mahasiswa mengetahui komplikasi tumor otak
9. Agar masiswa mengetahui pemeriksaan penunjang tumor otak
10. Agar mahasiswa megetahui penatalaksanaan medis tumor otak
11. Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan tumor otak
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tumor Otak


Otak merupakan organ yang sangat penting karena ia
mengendalikan semua fungsi tubuh manusia. Selain paling penting, otak
juga merupakan organ yang paling rumit. Otak terdiri dari serebrum,
serebelum dan batang otak yang dibentukoleh mesensefalon, pons, dan
medulla oblongata. Jika kalvaria dan duramater disingkirkan maka
dibawah lapisan arachnoid mater kranialis dan piamater kranialis terlihat
gyrus, sulkus, dan fisura konteks serebri. Sulkus dan fisura konteks serebri
membagi hemisfer serebri menjadi daerah lebih kecing yang di sebut
lobus. (Moore dan Argur, 2007)
Otak adalah salah satu organ yang paling penting dalam tubuh kita.
Jika otak kita terganggu maka semua koordinasi di dalam tubuh juga
terganggu. Salah satu jenis penyakit otak yang harus kita waspadai yaitu
tumor otak.
Tumor otak adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal dimana
sel terus tumbuh dan bermultiplikasi secara tidak terkontrol. Tumor otak
termasuk neoplasma yang berasal dari meningenatau struktur tulang
intrakranial yang secara tidak langsung dapat memepengaruhi jaringan
otak. (Rajeswari dan Anandhakumar, 2011).
Tumor sistem saraf pusat mengambil prana sebesar 2-5% dari
semua jenis tumor dengan 80% di antaranya terjadi dintrakranial dan 20%
di medula spinalis. Pada anak-anak 70% tumor otak primer terjadi
infratentorial dan termasuk serebelum, mesencephalon, pons, dan medula
oblongata (molla, Baki, Afzal, Hossen, 2010).
B. Anatomi dan Fisiologi Otak

1. Serebrum (Otak Besar)


Serebrum adalah bagian paling besar pada otak yang terdiri dari
dua hemister, hemister kanan berfungsi untuk mengontrol bagian
tubuh sebelah kiri, dan hemister kiri berfungsi untuk mengontrol
bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing hemister terdiri dari
empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian
lukukan yang menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut
masing-masing adalah lobus frontal, lobus pariental, lobus oksipital,
dan lobus temporal.
a. Lobus Parietal
Merupakan lobus yang berada di bagian tengah serebrum.
Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis
dan bagian belakang oleh garis yang di tarik dari sulkus
parieoto oksipital keunjung posterior sulkus lateralis.
b. Lobus Frontal
Merupakan bagian lobus yang ada dibagain paling depan
serbrum. Lobus ini mencangkup semua korteks anterior
sulkus sentral dari rolando. Pada daerah ini terdapat area
motorik untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola
mata area broca sebagai pusat bicara dan area prefrontal
yang mengontrol ankivitas intelektual.
c. Lobus Temporal
Berada dibagian bawah dan dipisahkan dari lobus oksipital
oleh garis yang di tarik secara vertikal ke bawah dari ujung
atas sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam
keampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara.
d. Lobus Oksipital
Berada di bagian belakang lobus parietal dan lobus
temporal. Lobus ini berhubungan dengan rangsangan fisual
yang memeungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang di tangkap oleh retina
mata.
2. Serebrum (Otak Kecil)
Adalah komponen terbesar kedua otak. Serebelum terletak pada bagian
bawah belakang kepala, berada di belakang batang otak dan dibawah
lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas. Serebelum
merupakan pusat tubuh dalam mengontrol kualaitas gerakan.
Serebelum juga mengontrol banyak fungsi otomatis otak, di antaranya
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh.
3. Batang Otak
Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjng sampai medulla spinalis. Batang otak
bertugas untuk mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pernafasan,
kesadaran serta pola makan dan tidur.
4. Mesensefion (Otak Bagian Tengah)
Merupakan bagian teratas dari batang otak yang menghubungankan
serebelum, saraf kranial III dan IV diasosiasikan dengan otak tengah.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon pengeliatan, gerak
tubuh dan pendengaran.
5. Pons (bagian dari Batang Otak)
Pons ini berada di antara midbrain dan medulla oblongata. Pons
terletak di fissa kranial posterior.
6. Medulla Oblongata
Bagian paling bawah belakang dari batang otak yang akan berlanjut
menjadi medulan spinalis, medulla oblongata terletak juga fossa
kranial posterior.

C. Klasifikaasi Tumor Otak


Menurut (WH. Sastrosudarmao, 2010)
1. Glioma, yaitu kategori tumor yang dimulai dari organ otak atau bisa
pula dari tulang belakang. Tumor tersebut berasaldari sel-sel glial.
Glioma sendiri memiliki 3 klasifikasi yang berlainan, diantaranya:
a. Astrocytomas, yaitu kategori yang umum yang mampu di temukan
terhadap anak-anak dan orang dewasa. Berasal dari sel astroit.
b. Ependymomas, yaitu jenis tumor yang berasal dari sel ependymal.
c. Oligodendrogliomas, yaitu jenis tumor yang berkembang dari sel
oligodendrocytes yang menciptakan zat lemak putih menutupi
saraf kepala otak yang dinamakan myelin.
2. Craniopharyngiomas, yaitu tumor yang tumbuh pada basic otak atau di
atas kelenjar pitutari sehingga jaringan ditemukan.
Cranioipharyngiomas adalah jenis tumor yang tidak menyebar, namun
sel ini tumbuh di struktur yang utama sehingga menyebabkan kondisi
yang paling parah.
3. Meningioma, yaitu kategori yang umum yang di alami perempun dewa
dan lanjut usia, sel tumor tumbuh di jaringan yang menutupi membran
otak. Tumor miningiom rata-rata mempunyaisiat yang jinak.
4. Hemingioma, yaitu tumor yangjarang ditemukan, namun tumor ini
tumbuh dibelakngan otak sehingga menjadi yang paling sulit di obati.
Bahkan tumor ini sering juga di sebut dengan nama Sindrom Von
Hippel Lindau (VHL).
5. Schwannomas Vestibular atau Neuromas Akustik. SV ini tumbuh dari
sel-sel Schawan di luar saraf, sering terjadi dari telinga sampai menuju
otak. Tumor ini menyebabkan penderitanya mengalami gangguan
pendengaran.

D. Etiologi pada Tumor Otak


Tumor otak adalah sel abnormal dalam jaringan otak yang berada
di otak atau pada lokasi sekunder yang telah bermetastasi dari suatu
kanker lain di bagian tubuh mana saja. Kanker tumor tumbuh pada ruang
yang dibatasi tengkorak, pasien akan menunjukan tanda-tanda
meningkatnya tekanan intrakranial. Beberapa tipe sel berkembang lebih
cepat dibandingakan yang lainnya; pasien penderita kanker yang
berkembang cepat akan menunjukan gejala-gejala yang lebih cepat.

E. Manefestasi klinis Pada Tumor Otak


Menurut (WH. Sastrosudarmo, 2010)
1. Sakit kepala secara bertahap menjadi semakin sering dan semkin
parah
2. Mual dan muntah tanpa sebab
3. Gangguan ingatan
4. Kejang
5. Kesemutan, mati rasa di lenagn dan di kaki
6. Gangguan pengelihatan seperti, pengelihatan kabur
7. Masalah yang berhubungan dengan indra pendengaran
8. Gangguan keseimbangan, kesulitan untuk bergerak
F. Patoflow

Genetik Virus Zat kimia Radiasi

Pertumbuhan sel abnormal pada


otak
Massa pada cerebral

Infiltrasi jaringan pada cerebral

Suplai darah ke serebral


Volume otak meningkat

Nekrosis jaringan serebral


Obstruksi vena kraniad
Gangguan perfusi jaringan:
sebral Edema

Intoleransi aktivitas
TIK

Mual, muntah, Pusing, nyeri


Papiledema
Anoreksia kepala, takikardi

Gelisah, Depresi
Nutrisi: kurang dari
Paranoid Nyeri
kebutuhan tubuh

Ansietas
G. Faktor Resiko padaTumor Otak
1. Hereditas
Sindrom hereditas seperti von reckinghousen’s disease, tuberouse
sclerosis, retinobiostomo, multipe endocrine neoplasma bisa
meningkatkan resiko tumor otak. Gen yang terlibat bisa dikelompokkan
dalam dua kelas yaitu tumor-suppressore genes dan oncogens, selain itu
sindrom seperti turco dapat menimbulkan kecendrungan genetik untuk
glioma, tetapi hanya 2% (Mehta, 2011)
2. Radiasi
Radiasi jenis joinizing radiation bisa menyebabkan tumor otak jenis
neuroephella tumors, meningiomas, dan nerve sheat tumors. Selain itu
paparan terhadap sinar X juga dapat meningkatkan resiko tumor otak
(Keating, 2011).
3. Substansi-substansi Karsinogik
Penyelidikan tentang subtansi karsinogen sudah lama dan banyak di
lakukan. Kinitelah di akui bahwa ada substansi karsinogenik seperti
nitrosomides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor sistem
saraf pusat.
4. Virus
Infeksi virus bisa juga menyebabkan tumor otak. Contohnya seperti,
virus Epseien-barr
5. Gaya hidup
Penelitian telah menunjukan bahwa makanan seperti maknan yang
diawetkan, daging asap atau acar tampaknya berkolerasi dengan
peningkatan resiko tumorotak. disamping itu resiko tumor otak
menurun ketika individu makan lebih banyak buah dan sayuran (Stark-
Vance,et al, 2011).

H. Komplikasi pada Tumor Otak


1. Gangguan fisik neuorologis
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan tidur dan mood
4. Disdungsi seksual

I. Pemeriksaan Penunjang pada Tumor Otak


1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
4. Pemeriksaan CTScan
5. Pemeriksaan MRI

J. Penatalaksaan Medis Tumor Otak


1. Terapi Operatif
Tindakan operasi pada tumor otak (terutama yang ganas) bertujuan
untuk mendapatkan mendapatkan diagnosa pasti dan dekomperesi
internal mengingatkan bahwa obat-obatan anti edema otak tidak dapat
diberikan secara terus menerus.
2. Terapi Konservasi
Radioterapi untuk tumor susunan saraf kebanyakan menggunakan
sinar X dan sinar gamma disamping juga radiasi lainnya: seperti
protein vetrikel alfa, neuron, elektro maknetik yang mempunyai sifat-
sifat fisik yang sama dan dapat menimbulkan efek biologis yang
dihantarkan melalui produksi bangkitan radikal bebas pada target.
Keberhasilan terapi radiasi pada tumor ganas otak
a. Terapi yang baik tidak melakukan struktur kritis lainnya
b. Sensitifitas sel tumor dengan sel normal
c. Tipe sel yang disinar
d. Metastasis yang ada
e. Kemampuan sel normal untuk repopulasi
f. Restrukturisasi dan repatasi sel kanker sewaktu interval antara
radiasi
Kemoterapi peran pada kemoterapi selkanker ganas otak masih belum
mempunyai nilai keberhasilan yang bermakna sekali. Saat ini yang menjadi
titik pusat perhatian modalitas terapi ini adalah tumor otak jenis astrositoma
(gra III dan IV) glioblastoma dan astroitoma anaplastic beserta variannya.

K. Konsep Asuhan Keperawatan pada Tumor Otak


1. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Data Demografi
Identitas klien yang harus di ketahui: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku atau bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala yang hilang timbul dan
durasinya makin meningkat.
3. Riwayat penyakit saat ini
Klien ngeluh sakit kepala pada saat berupah posisi dan dapat
meningkat dengan aktivitas, vertigo muntah royektil,
perubahan mental seperti, disorienntasi, latargi, penurunan
tingkat kesadan penurunan tingkat pengelihatan atau
pengelihatan doubel.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami pembedahan kepala atau traauma
kepala
5. Riawayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang di derita keluarga seperti penyakit
sekaranag yang sedang di adalami klien
6. Pengkajian psiko-sosial-spiritual
Perubahan kepribadian dan tingkah laku klien, perubahan
mental, kesulitan mengamvil keputusan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pernafasan BI (Breath)
Adanya peningkatan irama pernafasan (pola nafas tidak teratur)
dan sesak nafas terjadi karena tumor mendesak otak sehingga
hermiasi dan kompresi medulla oblongata.
b. Kardiovaskuler B2 (boold)
Desak ruang intracranial akan menyebabkan peningkatan tekanan
intracranial sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Selain itu terjadi ketidak teraturan irama jantungg (ireguler) dan
bradicardi klien tidak mengeluhkan nyeri dada.
c. Persyarapan B3 (brain)
1. Pengelihatan mata: penurunan pengelihatan dan hilangnya
ketajaman pengelihatan
2. Pendenganran telinga: terganggu jika mengenai lobus temporal
3. Penciuman hidung: mengeluh bau yang tidk biasnya
4. Pengecapan lidah: ketidak mampuan sensai (parathesia) atau
(anesthesia)
d. Perkemihan B4 (bladder)
Gangguan control spinar urine, kebersihan bersih.
e. Pencernaan B5
Mual dan muntah terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial
sehingga menekan pusat muntah pada otak
f. Muskoloskeletal B6 (bone)
Keterbatasan peregerakan anggota gerak karena kelemahan bahkan
kelumpuhan kemampuan pergerakan sendi bebas, kondisi tubuh
kelelahan.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan perembesan tumor peningkatan
tekanan intracranial
b. Ketidak efektipan pola nafas berhubungan dengan medulla
oblongata

4. Intervensi Keperawatan
NOC NIC
Tujuan: setelah di lakukan tindakan 1. Mengurangi atau
keperawatan selama 1x24 jam nyeri yang menghilangkan faktor-
dirasakan berkurang 1 atau dapat di adaptasi faktor
oleh klien dengan kriteria hasil yangmenimbulkan atau
a. Klien mengungkapkan nyeri yang meningkatkan
dirasakan berkurang atau dapat pengalaman nyeri
diadaptasi ditunjukan penurunan 2. Memilih dan
sakla nyeri Skala=2 mengimplemntasikan
b. Klien tidak merasa kesakitan satu jenis tindakan
c. Klien tidak gelisa (farmakologi, non
farmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
pertolongan nyeri
3. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri ketika
memilih strategi
pertolongan nyeri
4. Mendorong klien untuk
menggunakan
pengobatan nyeri yang
adekuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas mengenai TUMOR OTAK diatas dapat ditarik
kesimpulan seperti:
Otak adalah salah satu organ yang paling penting dalam tubuh kita.
Jika otak kita terganggu maka semua koordinasi di dalam tubuh juga
terganggu. Salah satu jenis penyakit otak yang harus kita waspadai
yaitu tumor otak. Otak merupakan organ yang sangat penting karena ia
mengendalikan semua fungsi tubuh manusia. Selain paling penting,
otak juga merupakan organ yang paling rumit. Otak terdiri dari
serebrum, serebelum dan batang otak yang dibentukoleh mesensefalon,
pons, dan medulla oblongata.

B. Saran
Dengan adanya makala keperawatan medikal bedah tentang tumor otak
ini harapanya bagi mahasiswa keperawatan bisa lebih mendeteksi,
mengidentifikasi, dan dapat membedakan tanda serta gejala pada
penyakit Tumor Otak.
DAFTAR PUSTAKA
Yueniwati Yuyun. 2017. Pencitraan Pada Tumor Otak : modalitas dan
interpretasinya.Malang : UB Media

Radinal. 2014. Primary Brain Tumor With Hemiparese Dexstra And Parese Nerve
II,III,IV,VI. Medula,80-84

Lestari, Y. 2017. Sistem Pakar Untuk Mendiaknosis Penyakit Tumor Otak


Menggunakan Metode Certainty Factor(CF). Jurnal Infotek, 82-86

Batticaca,F. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Pada Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

Purwanto, H. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Medikal Bedah II.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai