NIM : D1A017081
KELAS : A2
2019 / 2020
IUP ( IZIN USAHA PERTAMBANGAN )
Izin Usaha Pertambangan atau disingkat IUP adalah salah satu bentuk perizinan usaha yang diberikan oleh negara
kepada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan untuk melaksanan usaha pertambangan di wilayah
hukum negara Indonesia.
Izin tersebut meliputi aktifitas penyelidikan umum, aktifitas eksplorasi, penelitian kelayakan, pembangunan
konstruksi, aktifitas penambangan, pengolahan, proses pemurnian, penjualan, serta aktifitas-aktifitas pasca
tambang.
Pengelompokan IUP
1. Pertambangan Mineral
Pertambangan Logam
Pertambangan Batuan
2. Pertambangan Batubara
Dasar Hukum
Kewajiban untuk memiliki IUP oleh perusahaan yang akan melakuan aktifitas pertambangan didasarkan pada :
Undang-Undang Minerba No.4 Tahun 2009 pasal 1 angka 7 dan pasal 36 tentang pertambangan mineral
dan batubata.
Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2010 Pasal 6 dan pasal 29 mengenai pelaksanaan aktifitas usaha yang
bergerak pada bidang pertambangan mineral dan batubara.
Tahap penerbitan izin usaha pada bidang pertambangan dibagi menjadi dua tahap berdasarkan Undang-Undang
Minerba No. 4 tahun 2009 pasal 36 yakni IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi.
Izin Usaha Eksplorasi adalah perizinan usaha pertambangan yang meliputi aktifitas penyelidikan umum, aktifitas
eksplorasi, serta studi kelayakan.
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi adalah izin usaha yang meliputi aktifitas konstruksi, aktifitas
penambangan, aktifitas pengolahan serta pemurnian, pengangkutan penjualan.
Berikut tahap-tahap permohonan penerbitan IUP untuk aktifitas eksplorasi mineral logan serta batubara:
1. Pengajuan Permohonan
Sebelum mengajukan permohonan kepada pemerintah, suatu unit usaha pertambangan baik yang dikelola oleh
koperasi, perusahaan, atau perorangan harus telah menjadi menjadi pemeng lelang.
Setelah ditetapkan menjadi pemenang lelang, maka unit usaha tesebut dapat segera mengajukan permohonan izin
kepada pemerintah baik melalui mentri atau gubernur berdasarkan kewenangannya.
Selanjutnya, permohonan yang diajukan oleh pemenang lelang dengan menyertakan segala dukumen-dokumen
kelengkapannya akan diverifikasi oleh petugas yang menerima permohonan.
Apabila dalam tahap verifikasi tersebut didapatkan kekurangan, maka akan dikembalikan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
Selanjutnya, pihak pemohon akan melengkapi semua kekuarangan persayaratan dan kembali melakukan
pengajuan permohonan baru.
Apabila semua persyaratan telah dinyatakan lengkap, maka pemohon akan diberikan tanda terima. Selanjutnya,
dokumen-dokumen pemohon akan dilanjutkan ke bagian teknis untuk selanjutnya dilakukan evaluasi.
2. Proses Evaluasi
Dokumen dari pihak pemohon yang telah diterimah selanjutnya akan dievaluasi pada bagian unit teknis baik dari
aspek administrasi, lingkungan, teknis, hingga aspek finansial.
Apabila ditemukan kekuarangan saat proses evaluasi maka pihak pemohon akan diberikan tenggat waktu hingga
5 hari untuk melengkapi dan memperbaiki setiap kekurangan yang ditemukan saat evaluasi.
Apabila dalam jangka waktu 5 hari pihak pemohon tidak dapat melengkapi kekurangan yang dimaksud maka
dokumen pemohon akan dikembalikan.
Apabila dokumen pemohon telah dinyatakan layak atau telah lulus tahap evaluasi, maka petugas pada unit teknis
akan mempersiapkan surat keputusan penerbitan IUP eksplorasi dari menteri atau gubernur berdasarkan
kewenangannya.
3. Tahap Penerbitan Izin
Penerbitan IUP untuk pemohon yang telah melalui tahap evaluasi akan ditandatangani oleh pihak kementrian atau
gubernur masing-masing daerah berdasarkan kewenangannya.
IUP yang telah ditandatangani akan diberikan penomoran serta penanggalan berdasarkan pada tata naskah dinas
terkait.
Selanjutnya, dokumen IUP asli akan diberikan kepada pihak pemohon dan salinan dari IUP tersebut akan di
simpan sebagai arsip.
Persyarata mengenai permohonan penerbitan IUP telah diatur dalam PP No.23 tahun 2010 pasal 23 mengenai
persyaratan IUP.
Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa persyaratan IUP Eksplorasi mineral, logam dan batu bara meliputi
persyaratan administratif, lingkungan, teknis, serta finansial.
Pasal 1 angka 10 "Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan
usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas."
Adapun pasal 20 dimaksud adalah "Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR"
Penerima Izin Pertambangan Rakyat
Pasal 67
(1) Bupati/walikota memberikan IPR terutama kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok
masyarakat dan/atau koperasi.
(2) Bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaan pemberian IPR sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Untuk memperoleh IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon wajib menyampaikan surat
permohonan kepada bupati/walikota.
(2) IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
Pasal 76 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”) menyatakan bahwa
IUPK terdiri atas dua tahap:
a. IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan;
b. IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta
pengangkutan dan penjualan.
Selanjutnya diatur bahwa pemegang IUPK dapat melakukan sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan
sebagaimana diatur di atas.
Pasal 77 UU Minerba mengatur bahwa setiap pemegang IUPK Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUPK
Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usaha pertambangannya. IUPK Operasi Produksi ini akan diberikan
pada badan usaha berbadan hukum Indonesia yang telah memiliki data hasil kajian studi kelayakan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hukumpertambangan.com/izin-usaha-tambang/izin-usaha-pertambangan-khusus-iupk/
http://asevysobari.blogspot.com/2016/11/izin-pertambangan-rakyat.html
https://toriolo.com/izin-usaha-pertambangan-iup/
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/izin-usaha-pertambangan-iup-pengertian-dan-persyaratan-mendapatkan-
iup-48