Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEILANS

PUSKESMAS RAWANG KOTA PADANG

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SURVEILANS


TUBERKULOSIS (TB) DI PUSKESMAS RAWANG TAHUN 2019

OLEH :

KELOMPOK 1

NAMA ANGGOTA :

AGRI MILA FINOZA 1611212038


ASYIFA DELILA 1611212027
DINA PUTRI 1611212020
FARADILA ANINDA RAESA 1611212043

DOSEN PENGAMPU :
ADE SUZANA EKA PUTRI, S.K.M., M.CommHealthSc., Ph.D
VIVI TRIANA, S.K.M., MPH
YUDI PRADIPTA, S.K.M., MPH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Surveilans mahasiswa peminatan Epidemiologi dan


Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas :

Kelompok : 1 (satu)

Nama Mahasiswa : 1. Agri Mila Finoza (1611212038)

2. Asyifa Delila (1611212027)

3. Dina Putri (1611212020)

4. Faradila Aninda Raesa (1611212043)

Tempat Praktikum : Puskesmas Rawang

Dari Tanggal : 8 Februari 2019 sampai 14 Mei 2019

i
Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah Pembimbing Lapangan

Ade Suzana Eka Putri, SKM., M.CommHealthSc, Ph.D Mesra Hayati, A.md.Kep.
NIP. 198106052006042001 NIP. 196705171987032003

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktikum Surveilans mahasiswa peminatan Epidemiologi dan


Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas :

Kelompok : 1 (satu)

Nama Mahasiswa : 1. Agri Mila Finoza (1611212038)

2. Asyifa Delila (1611212027)

3. Dina Putri (1611212020)

4. Faradila Aninda Raesa (1611212043)

Tempat Praktikum : Puskesmas Rawang

Dari Tanggal : 8 Februari 2019 sampai 14 Mei 2019

iii
Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah Pembimbing Lapangan

Ade Suzana Eka Putri, SKM., M.CommHealthSc, Ph.D Mesra Hayati, A.md.Kep.
NIP. 198106052006042001 NIP. 196705171987032003

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Surveilans di Puskesmas Rawang Padang dalam rangka memenuhi salah satu
tugas perkuliahan Praktikum Surveilans.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing dan Kepala


Puskesmas beserta Pembimbing Praktikum Surveilans di Puskesmas Rawang
Padang serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak dalam
meningkatkan pengetahuan. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 14 Mei 2019

Tim Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 4

BAB II ANALISIS SITUASI PELAKSANAAN SURVEILANS DI


PUSKESMAS RAWANG .................................................................. 5

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Rawang .................................................... 5

2.1.1 Kondisi Geografis ............................................................................. 5

2.1.2 Kondisi Demografi ............................................................................ 6

2.1.3 Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi ............................................. 8

2.1.4 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan ................................... 12

2.2 Bagian Surveilans Kesehatan Masyarakat ............................................. 14

2.2.1 Jenis Surveilans dan Penanggung Jawab ........................................ 14

2.2.2 Alur Surveilans Epidemiologi ......................................................... 15

2.2.3 Diseminasi Data .............................................................................. 17

BAB III SURVEILANS TB DI PUSKESMAS RAWANG KOTA PADANG


............................................................................................................ 19

3.1 Pengumpulan Data TB ........................................................................... 19

3.2 Analisis Data .......................................................................................... 22

vi
3.2.2 Kasus TB Berdasarkan Wilayah
(Kelurahan)24..................................20

3.2.3 Kasus TB Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 25

3.2.4 Kasus TB Berdasarkan Kelompok Umur ........................................ 25

3.2.5 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Pekerjaan ................................. 26

3.2.6 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Riwayat Pengobatan ................ 27

3.2.7 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Status Merokok ....................... 27

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 29

4.1 Keterbatasan Pelaksanaan Praktikum .................................................... 29

4.2 Pembahasan Pengumpulan Data dan Analisis Data .............................. 29

4.2.1 Pengumupulan Data ......................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Analisis Data ................................................................................... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 32

5.2 Saran ...................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk Puskesmas Rawang Tahun 2018 .............................. 6

Tabel 2. 2 Distribusi Sasaran Program Perkelurahan.............................................. 6

Tabel 2. 3 Jumlah Sarana Umum .......................................................................... 12

Tabel 2. 4 Sarana Pendidikan ................................................................................ 13

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh


infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Terdapat beberapa
spesies Mycobacterium, antara lain : Mycobacterium tuberculosis, M. africanum,
M. bovis, M. leprae dan sebagainya yang dikenal juga sebagai Bakteri Tahan
Asam (BTA). Tuberkulosis dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
transmisi udara (droplet dahak pasien tuberkulosis). Pasien yang terinfeksi
Tuberkulosis akan memproduksi droplet yang mengandung sejumlah basil kuman
TB ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil
kuman TB tersebut dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis. Mengingat pentingnya
penatalaksanaan TB, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s bersama dengan
malaria dan HIV/AIDS (Kemenkes, 2015).

Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia.


Faktanya, tuberkulosis adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian dari
agen infeksi tunggal. Pada tahun 2017 tuberkulosis menyebabkan sekitar 1,3 juta
kematian diantara bukan penderita HIV dan 300.000 kematian penderita TB
dengan HIV. Berdasarkan laporan WHO (2015) bahwa penyakit TB menduduki
peringka kedua penyebab kematian utama global setelah HIV. Diperkirakan
terdapat 10 juta orang penderita TB pada tahun 2017 di dunia. Dimana 5,8 juta
adalah laki-laki, 3,2 juta adalah perempuan dan 1 juta penderita TB adalah anak-
anak. Kasus TB meliputi semua kelompok umur di seluruh negara, tetapi secara
keseluruhan 90% adalah orang dewasa (berusia ≥ 15 tahun). Sebesar 9% penderita
HIV (72% di Afrika), dan dua pertiganya di delapan negara : India (27%), Cina
(9%), Indonesia (8%), Filipina (6%), Pakistan (5%), Nigeria (4%), Bangladesh
(4%), dan Afrika selatan (3%). Negara-negara tersebut ditambah dengan 22
negara lainnya termasuk dalam daftar 30 negara tertinggi dengan beban TB yang
terhitung sebesar 87% kasus di dunia (WHO, 2018).

1
Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun
2014, masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor
tiga di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan
jumlah kematian sekitar 100.000 pertahun (WHO, 2015). Berdasarkan laporan
data hingga Mei 2018 bahwasanya terdapat 420.994 kasus baru TB di Indonesia
pada tahun 2017. Dimana penderita TB pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan perempuan. Hal ini selaras dengan hasil survei prevalensi
Tuberkulosis yang meyatakan bahwa prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi
dibandingkan pada perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki lebih terpapar pada
faktor resiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat.
Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok
sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014, prevalensi TBC
dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk
berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per
100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas (Kemenkes, 2018).

Di puskesmas Rawang, TB BTA(+) menempati tiga posisi teratas untuk

kasus penyakit menular terbanyak Puskesmas Rawang dengan jumlah 44 kasus

pada tahun 2018 (Laptah Puskesmas Rawang, 2018). Salah satu indikator yang

digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu

proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap

jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut

(Kemenkes, 2015). Adapun pencapaian angka cakupan pengobatan semua kasus

TB (CDR) di Puskesmas Rawang masih dibawah nilai indikator yaitu 33,8 dengan

nilai indikatornya adalah 50. Sehingga hal ini sejalan dengan Rapat Kerja

Kesehatan Daerah (Rakerkesda) dimana Percepatan Eliminasi Tuberkulosis

merupakan salah satu prioritas utama dalam menjaga kualitas pelayanan kesehatan

bagi masyarakat dengan penguatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

(dinkes.padang.go.id), maka Puskesmas Rawang dengan giat menjalankan

2
program penjaringan suspek TB untuk mendeteksi dini potensi penyakit TB agar

dapat segera ditangani dan dicegah perluasan jangkauan penularannya melalui

pemberdayaan kader dalam program ‘Kader Peduli TB’. Hal ini menjadi implikasi

atas peningkatan kasus TB Paru secara signifikan dari bulan Januari-Desember

pada tahun 2018, untuk 2 dari 3 wilayah kerja Puskesmas Rawang yaitu :

Kelurahan Rawang dan Keluarahan Mata Air, dimana secara bersama-sama para

kader melaksanakan aksi ‘Ketuk Pintu’ dan ‘Investigasi Kontak’ dalam menjaring

terduga penderita TB. Hal ini menjadikan Puskesmas Rawang menempati urutan

ke 3 tertinggi jumlah penderita TB per wilayah kerja puskesmas di Kota Padang

(Laporan DKK Padang, 2018)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melihat bagaimana


distribusi dan trend perkembangan dari hasil penjaringan kasus TB pada bulan
Januari-April 2019 di wilayah kerja Puskesmas Rawang, Kecamatan Padang
Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang hendak


dipaparkan dalam laporan ini adalah “Surveilans Tuberkulosis (TB) di Puskesmas
Rawang Kota Padang pada bulan Januari-April tahun 2019”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diperolehnya pengalaman dan pemahaman secara langsung dari


pelayanan kesehatan tentang surveilens puskesmas, yaitu Surveilens
Tuberkulosis di Puskesmas Rawang pada bulan Januari-April tahun 2019.

3
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan surveilens wajib yang dilakukan oleh


puskesmas rawang

2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data surveilens di


Puskesmas Rawang

3. Mahasiswa mampu menganalisa data surveilens di Puskesmas Rawang

4. Mahasiswa mampu menyajikan hasil analisa data surveilens di


Puskesmas Rawang

5. Mahasiswa mampu menginterprestasikan hasil analisis data di


Puskesmas Rawang

4
BAB II
ANALISIS SITUASI PELAKSANAAN SURVEILANS DI PUSKESMAS
RAWANG

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Rawang

2.1.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Rawang Kecamatan Padang Selatan berlokasi di Komplek


Perumahan Jundul Rawang Kecamatan Padang Selatan dengan wilayah kerja
Puskesmas terdiri dari 3 kelurahan dengan letak geografis bervariasi antara
perbukitan, dataran dan pantai dengan luas wilayah lebih kurang 4,13 Km².

Secara topografi dan pertanggungjawaban wilayah kerja Puskesmas


Rawang berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Seberang


Padang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Bungus.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Pegambiran dan Puskesmas Lubuk Begalung
d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas

PUSKESMAS RAWANG
DI KEC. PADANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2015
KELURAHAN :
1 1. KEL. ALANG LAWEH
2. KEL. RNH.PRK RUMBIO
2
5 3. KEL. BLKG PONDOK
3
4. KEL. PSR. GADANG
4
5. KEL. SEB. PADANG
6. KEL. SEB. PALINGGAM
7 7. KEL. BTG. ARAU
6 8. KEL. BKT. GADO-GADO
9. KEL. MATA AIR
8 10. KEL RAWANG
11. KEL. AIR MANIS
9 12. KEL. TLK. BAYUR

10
KETERANGAN :
11
PUSKESMAS RAWANG
12
5 PUSKESMAS SEBR.PADANG

PUSKESMAS PEMANCUNGAN
Pemancungan.

2.1.2 Kondisi Demografi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawang tahun 2018 berjumlah


26.298 jiwa. Terdiri dari laki – laki 13.154 jiwa dan perempuan 13.144 jiwa.
Adapun jumlah penduduk per kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah
ini :

Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk


Puskesmas Rawang Tahun 2018

No Nama Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Rawang 5.478 5.543 11.021

2 Mata Air 6.393 6.354 12.747

3 Teluk Bayur 1.283 1.247 2.530

Jumlah 13.154 13.144 26.298

Tabel 2. 2 Distribusi Sasaran Program Perkelurahan


Puskesmas Rawang Tahun 2018

No Data Sasaran Rawang Mata Air Teluk Bayur Puskesmas

Penduduk 11.021 12.747 2.530 26.298

1 Ibu Hamil 215 246 51 512

2 Ibu Hamil Resti 41 50 10 101

3 Ibu Bersalin 205 235 49 489

4 Ibu Nifas 205 235 49 489

5 Kelahiran Hidup 204 233 48 485

6
6 Bayi (0 - 5 bulan) 80 92 19 191

7 Bayi (0 - 11 bulan) 198 228 48 474

8 Balita ( 6 - 11 bulan ) 118 136 29 283

9 Baduta (12 - 23 bulan) 188 221 48 457

Anak Balita (12 - 59


10 751 869 187 1.807
bln)

11 Batita (24 - 59 bulan) 577 666 139 1.382

12 Balita (0 - 59 bulan ) 949 1.097 235 2.281

13 PUS 2.156 2.346 625 5.127

14 WUS 1993 1908 717 4618

15 Lansia 1.015 1.172 246 2.433

16 Lansia Resiko Tinggi 234 274 68 576

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawang sebagian besar


beragama Islam. Warga non muslim, umumnya adalah kaum pendatang dari
luar propinsi. Di tengah perbedaan suku, agama dan budaya, aktifitas sosial dan
peribadatan penduduk berjalan dengan baik. Mata pencaharian penduduk
beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh, pedagang, wiraswasta, pegawai
swasta, pegawai negeri, ABRI dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh
umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga yang terdapat di
beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke
bawah, juga berjalan sangat dinamis. Dengan banyaknya sarana pendidikan
diwilayah kerja Puskesmas Rawang juga berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat terutama remaja seperti masalah kesehatan reproduksi dan
narkoba.

7
2.1.3 Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi

2.1.3.1 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS RAWANG TAHUN 2018


Kepala Puskesmas

dr. Viona Putria

Kasub Bag. Tata Usaha

Pejabat Teknis Rida Oktiana Z, SKM

Ns. Lusina Novita,S.Kep


Keuangan Simpus
Kepegawaian Rumah Tangga

Rida Oktiana
1. Bendahara BOK: 1.
Z,SKM 1. Inventaris/aset Perencanaan
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan
Penanggung Jawab UKM & & evaluasi :
Perorangan LISA ANGGRINA, Fera Anggrina
Keperawatan Kesmas
dr. Imaline A.Md.Keb  Revila
drg. Angely Falen 2. Bendahara JKN:  drg.Angely
Penanggung Jawab
A. Esensial
Falen
1. PJ BP UMUM Upaya Kesehatan Putri Eka Sari Shah  Risdal
1. PJ PROMKES : Ainsyah
2. Umum Mayanti
Yesmi Yetti Jejaring dan Bencana 3.Pembantu
Eva Lidya  Aidawati
2. PJ KESLING : Surmayeni Bendahara:
2. PJ BP KES GIGI & MULUT
Emalini,S.SiT
3. PJ GIZI : Erina Yunita drg. Hewi Markdeni
Zulkifli
4. PJ KIA – KB
2. SP2TP : -
3. PJ KIA IBU
4. Akuntansi :
a. KIA Ibu : Nelly Yusnita Nelly Yusnita
1 .Pustu Rawang
4. PJ KIA ANAK Oki Yolanda Friska
Ermatati
Aryumice

5. PJ KB
2. Poskeskel Rawang
8
Yusmaini
Yulia Rahmi
6. PJ IMUNISASI

Wahyuni Yusar 3. Pustu Mata Air


7. PJ LABORATORIUM
Revilla Septiana Nst
B Pengembangan
1. PJ UKS :Erina Yunita

2. PJ JIWA & NAPZA : Lusina


Novita

3. PJ GIGI MASY

a. UKGMD

drg. Angely Falen

b. UKGS

drg. Angely Falen

4. PJ HATRA : Sri Indah Kesuma

5. PJ KESORGA : Emalini

6. PJ KES.KERJA : Surmayeni

7. PJ KES INDRA : Yesmi Yetti

8. PJ KES LANSIA : Lisa Anggrina

9. PJ KES (HAJI) : Yesmi Yetti

9
2.1.3.2 Tugas dan Fungsi

a) Tugas Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan


untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b) Fungsi Puskesmas

Tugas pokok Puskesmas sebagaimana tercantum pada Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelengarakan fungsi :

(a) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.

(b) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas berwenang untuk :

(a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

(b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.


(c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan.
(d) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelaksanaan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
(e) Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasikan dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

10
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector lain
terkait.
(f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas.
(g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
(h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu dan cakupan pelayanan kesehatan.
(i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat
termasuk dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Dalam penyelenggaraan fungsi sebagaimana dimaksud di atas,


puskesmas berwenang untuk :
(a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
(b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
(c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu,keluarga dan kesehatan masyarakat.
(d) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien,petugas dan pengunjung.
(e) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi.
(f) Melaksanakan rekam medis.
(g) Melaksanakan pencatatan , pelayanan dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
(h) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
(i) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
(j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
system rujukan.

11
2.1.4 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

2.1.4.1 Sarana Umum

Sarana Ibadah : Masjid dan Mushalla

Sarana Lingkungan : Perumahan, Tempat-Tempat Umum (TTU),


Tempat Pengolahan Makanan (TPM), Sarana
Air Bersih (SAB) dan Sarana Pembuangan Air
Limbah (SPAL) Sarana pendidikan; dari TK
hingga PT, Madrasah Ibtidaiyah, SLB, Panti
Asuhan dan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini).

Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari sarana kesehatan milik


pemerintah, UKBM dan swasta. Sarana kesehatan pemerintah selain
Puskesmas Rawang juga terdapat 2 Puskesmas Pembantu. Sedangkan
UKBM berupa Posyandu berjumlah 25 dan 1 Pos Kesehatan Kelurahan
Untuk sarana pelayanan kesehatan swasta antara lain adalah :

o Klinik Swasta : 2 Buah


o Dokter Praktek Umum : 3 Orang
o Dokter Gigi Praktek Swasta : 2 Orang
o Bidan Praktek Swasta : 3 Orang
o Kader aktif : 100 Orang
o Posyandu Balita : 25 Pos
o Posyandu Lansia : 6 Pos
o Posbindu : 3 Pos
o Batra : 18

Tabel 2. 3 Jumlah Sarana Umum

Puskesmas Rawang Tahun 2018


12
No. Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah

1 Mesjid dan Mushalla 32

2 Panti Asuhan 2

3 Restoran dan Rumah Makan (TPM) 162

4 Rumah Penduduk 5402

5 Tempat-tempat umum (TTU) 102

6 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 4

7 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 5402

8 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 5402

9 Salon/Pangkas 20

10 Perkantoran 8

11 Damiu 18

Wilayah kerja Puskesmas Rawang memiliki sarana pendidikan dari


berbagai jenjang, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan lanjutan yang tersebar di 3 kelurahan. Semua murid dan siswa di
semua sarana pendidikan dasar dan lanjutan adalah sasaran pelayanan
kesehatan Puskesmas Rawang, melalui program-program UKS, UKGS,
KIA-Anak dan Imunisasi. Data sarana pendidikan tahun 2018 secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Sarana Pendidikan


Puskesmas Rawang Tahun 2018

NO. KELURAHAN PAUD & TK SD/MIN SMP/MTS SMA/MA

1 Rawang 4 8 0 0

13
2 Mata Air 6 6 3 3

3 Teluk Bayur 2 0 0 0

Total 12 14 3 3

2.1.4.2 Sarana dan prasarana Khusus

Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat


dalam wilayah kerja, Puskesmas Rawang memiliki sarana dan prasarana
yang cukup. Secara umum sarana dan prasarana tersebut meliputi:

- Sarana fisik gedung


- Sarana transport
- Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan
- Sarana penunjang administrasi dan sistem informasi

Puskesmas Rawang memiliki 1 buah Puskesmas induk, 2 buah


Puskesmas Pembantu, dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja
Puskesmas Rawang, yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Rawang


2. Puskesmas Pembantu Mata Air
3. Pos Kesehatan Kelurahan Teluk Bayur

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas


Rawang mempunyai 1 buah kendaraan roda empat ( Puskel ) dan 3 buah
kendaraan roda dua.

2.2 Bagian Surveilans Kesehatan Masyarakat

2.2.1 Jenis Surveilans dan Penanggung Jawab

Berikut jenis- jenis Surveilans Kesehatan di Puskesmas Rawang dan


penanggung jawabnya berdasarkan sasaran penyelenggaraan :

14
1) Surveilans Penyakit Menular : Mesra Hayati

• Filariasis - Diare
Mesra
• Malaria - Campak
Hayati
• Tifoid

Wahyuni • PD3I
Yusar • Rabies

Aidawati • DBD

Lusina • Tuberkulosis
Novita • Kusta

2) Surveilans Penyakit Tidak Menular : Aidawati

3) Surveilans Kesehatan Lingkungan : Surmayeni

4) Surveilans Kesehatan Matra : Tria Taurina

5) Surveilans Kesehatan Haji : Yesmi Yetti

2.2.2 Alur Surveilans Epidemiologi

Puskesmas Rawang tidak memiliki struktural kelompok surveilans yang


bergerak dalam survei penyakit bersama. Akan tetapi kegiatan surveilans yang
dilakukan adalah perorangan sesuai penanggung jawab masing-masing
program yang ada di puskesmas. Hal ini berarti, dalam melakukan kegiatan
surveilans penyakit dilakukan oleh penanggung jawab program yang
bersangkutan. Sementara dalam sebuah instansi kesehatan yang memiliki
wilayah kerja yang luas seperti Puskesmas Rawang perlu adanya sebuah
kelompok surveilans yang tugas khusus dalam pengelompokkan surveilans
penyakit agar penanggung jawab program kesehatan yang ada di puskesmas
Rawang bisa terfokus pada program kesehatan yang diampunya.

15
Walaupun demikian, petugas puskesmas Rawang tetap memiliki alur
pelaporan surveilans. Berikut adalah alur pelaporan surveilans petugas
Puskesmas Rawang :

Laporan Kasus (buku register, Laporan Warga, Pustu,


Puskel, dll)

Kompilasi Data (Buku Laporan Kegiatan, Laporan


Pertanggungjawaban)

Analisis dan Interpretasi

Pelaporan Ke Dinas Kesehatan Terkait

Keputusan

Tindak Lanjut

Gambar 1 Alur Surveilans Epidemiologi Puskesmas Rawang

Dari gambar dapat dilihat, beberapa alur kegiatan sebelum adanya


tindak lanjut dalam surveilans Epidemiologi Puskesmas Rawang . Selain alur
tersebut, di Puskesmas Rawang juga ada alur pencatatan dan pelaporan sebuah
kasus penyakit dari puskesmas Rawang dan diteruskan pada instansi kesehatan
yang lebih tinggi sebagai bentuk pertanggungjawaban dari Puskesmas Rawang.

Berikut adalah alur pelaporan surveilans Puskesmas Rawang :

16
Gambar 2 Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Puskesmas Rawang

Saat terjadi suatu kasus di lapangan, baik itu dalam bentuk KLB
ataupun wabah dan masalah lainnya, Puskesmas Rawang memiliki tim
intervensi yang tergabung dalam tim intervensi yang disebut dengan Tim
Gerak Cepat. Adapun tim- tim penyokong Tim Gerak Cepat ini adalah :

1. Tim Surveilans

2. Pemegang Program Kesehatan Lingkungan

3. Bidan Siaga ataupun Pembina Wilayah yang terjadi kasus

4. Dokter

5. Apotik dan Laboratorium jika diperlukan

2.2.3 Diseminasi Data

Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok


target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran,

17
menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasidata
surveilans adalah penyebaran informasi yang baik dan dapat memberikan
informasi yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah
kebijakan, upaya pengendalian serta evaluasi progrm, contohnya pada
Puskesmas Rawang dilakukan dengan cara :

1. Membuat laporan hasil kajian yang disampaikan kepada atasan

2. Membuat laporan kajian untuk seminar dan pertemuan/ lokmin

3. Stakeholder/ pembuat kebijakan

4. Menyebarkan informasi pada tokoh masyarakat

5. Melakukan tindak lanjut untuk promosi kesehatan

18
BAB III
SURVEILANS TB DI PUSKESMAS RAWANG KOTA PADANG

3.1 Pengumpulan Data TB

3.1.1 Pengumupulan Data

Berdasarkan PMK No 45 tahun 2014 pengumpulan data dilakukan


dengan cara aktif dan pasif.

1. Pengumpulan data secara aktif

Pengumpulan data secara aktif dilakukan dengan cara mendapatkan data


secara langsung dari fasilitas layanan kesehatan, masyarakat, atau sumber data
lainnya, melalui kegiatan penyelidikan epidemiologi, surveilans aktif
puskesmas/rumah sakit, survei khusus dan kegiatan lainnya.

Di Puskesmas Rawang pengumpulan data secara aktif dilakukan sesuai


dengan cara pengumpulan yang ada di PMK No 45 tahun 2014. Untuk
mendapatkan data secara langsung dari fasilitas layanan kesehatan, masyarakat
dan sumber data lainnya dilakukan melalui kegiatan :

a) Kegiatan penyelidikan epidemiologi

Kegiatan penyelidikan epidemiologi ini di awali ketika adanya suspect


yang ditemukan melalui program ketuk pintu oleh kader, penjaringan yang
dilakukan di perusahaan perusahaan atau adanya laporan suspect langsung
ke puskesmas maka pihak penanggung jawab program TB akan turun
lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Di puskesmas
rawang penanggung jawab program TB dalam sistem surveilans merangkap
menjadi penanggung jawab surveilans TB. Sehingga penyelidikan
epidemiologi dilakukan oleh penanggung jawab program TB sekaligus
surveilnas TB. Untuk penyelidikan epidemiologi sendiri di Puskesmas
Rawang lebih fokus pada pencarian kasus dan tidak terlalu fokus pada
pencarian sumber penularan.

19
b) Surveilans aktif

Surveilans aktif yang dilakukan oleh Puskesmas Rawang dengan


melakukan pencatatan secara terus menerus setiap kejadian baik kejadian
kesakitan maupun kematian. Pencatatan diakukan ketika ada kasus yang
ditemukan dari hasil ketuk pintu yang dilakukan oleh para kader.

c) Ketuk Pintu

Ketuk pintu adalah suatu kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan


oleh kader TB terlatih untuk memberikan informasi mengenai TB sekaligus
melakukan skrining/penapisan gejala TB pada semua anggota keluarga
yang ditemui saat itu (minimal 1 orang dewasa), dan jika dari hasil
skrining/penapisan ditemukan gejala TB (1 gejala utama TB atau 3 gejala
tambahan) maka akan diberikan surat rujukan untuk periksa dahak di
Fasyankes terdekat.

Program Ketuk Pintu ini di lakukan oleh kelompok ‘Kader Peduli TB’
yang anggotanya terdiri dari kader-kader TB di Puskesmas Rawang yang
sudah diberikan pelatihan. Dengan memberdayakan kader yang sudah
dilatih dan diberikan sosialisasi mengenai TB maka setiap kader
bertanggung jawab untuk menjaring ‘suspect’ yang terduga yang kemudian
dilaporkan kepada Penanggung Jawab TB untuk ditindak lanjuti dalam
penyelidikan epidemiologi. Sampai saat ini terdapat 8 kader peduli TB.
Masing-masing kader memiliki wilayah kerja yang berbeda-beda. Ketika
terdapat suspect maka kader bersama Penanggung Jawab TB turun ke
lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi termasuk memeriksa
20 rumah sekitar lingkungan suspect. Masing masing kader diberi form dan
tabung sputum. Selain bertanggung jawab untuk menjaring suspect para
kader juga melakukan pengawasan terhadap pasien TB di wilayahnya.

Proses pelaksanaan Ketuk Pintu :

1. Kader mengunjungi rumah penduduk sesuai dengan rute yang


sudah ditentukan

20
2. Kader memberikan informasi seputar TB terutama penjelasan
penyakit TB (gejala TB, cara penularan, cara pengobatan, tes dahak
dst )

3. Kader melakukan skrining TB pada semua anggota rumah, jika ada


1 gejala utama atau 3 gejala tambahan, maka orang tersebut diberi
surat rujukan untuk diperiksa dahak.

4. Kader mengisi dan mencatat semua hasil kunjungannya yang


kemudian diberikan kepada Koordinator Lapangan untuk direkap

5. Koordinator Lapangan membuat rekapan dan melaporkan ke Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Pengumpulan data secara pasif

Pengumpulan data secara pasif dilakukan dengan cara menerima data


dari fasilitas layanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya, dalam
bentuk rekam medis, buku register pasien, laporan data kesakitan/kematian,
laporan kegiatan, laporan masyarakat dan bentuk lainnya.

Pengumpulan data secara pasif di Puskesmas Rawang dilakukan dengan


cara menerima data dari fasilitas layanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya.

 Untuk fasilitas kesehatan data dikumpulkan melalui buku register pasien,


poli KIA, poli umum dan e-pus.

 Untuk data dari fasilitas kesehatan lainnya seperti klinik Arumsari, Bayu
Samudera dan lain-lain di dapatkan dari hasil laporan dari mereka ketika
ditemukannya suspect. Kemudian pihak klinik akan memberikan surat
pengantar ke puskesmas untuk dilakukan uji laboratorium

 Selain itu juga bekerjasama dengan KKP Padang dan perusahaan-


perusahaan di wilayah kerja Pusekesmas Rawang dalam proses penjaringan.
Ketika ada suspect maka pasien akan diminta untuk registrasi untuk
melkukan pemeriksaan dan pengobatan di puskesmas Rawang.

21
Adapun untuk jenis data yang dikumpulkan berupa data kesakitan dan
kematian yang didapatkan melalui pemantauan form TB.

Pelaksanaan pengumpulan data di Puskesmas Rawang untuk sumber


datanya diperoleh dari Individu berdasarkan data registrasi dan rekam medik
pasien, dan dari fasilitas pelayanan kesehatan yang diperoleh dari data klinik yang
bekerja sama dengan Puskesmas Rawang.

Alur pelaporan surveilans TB di puskesmas Rawang diawali dengan


registrasi pasien. Dimana pasien ini berasal dari pasien yang memiliki inisiatif
sendiri, rujukan dari klinik dan Dokter Praktik Mandiri, hasil penjaringan suspect
di perusahaan dan hasil program ketuk pintu yang dilakukan oleh kader.
Kemudian akan dilakukan konfirmasi kasus melalui pemeriksaan laboratorium,
setelah itu ditangani oleh penanggung jawab program TB. Kemudian didata dan
dilakukan pelaporan ke bagian surveilans sekali sebulan.

3.2 Analisis Data

3.2.1.1 Kasus TB Berdasarkan Bulan

Jumlah Kasus TB Berdasarkan Bulan


8
7
6
5
4
3
2
1
0
Januari Februari Maret April

Januari Februari Maret April

22
Berdasarkan grafik diatas bahwasanya pada bulan Januari hingga
Februari jumlah kasus masih menetap pada angka yang sama yakni 7 kasus
terdeteksi, sementara pada bulan Maret mengalami penurunan menjadi 6
kasus dan pada bulan April mengalami penurunan yang cukup signifikan
menjadi 3 kasus. Dari grafik diatas bahwa berdasarkan hitungan triwulan
(Januari-Maret) penemuan kasus TB dikatakan stabil berada pada angka 6-
7. Hal ini mencukupi indikator CDR (Case Detection Rate) sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Adapun pada bulan April jumlah penemuan
kasus adalah sebanyak 3 kasus.

23
3.2.2 Kasus TB Berdasarkan Wilayah (Kelurahan)

Berdasarkan gambar diatas jumlah kasus TB berdasarkan kelurahan


pada wilayah kerja Puskesmas Rawang terbanyak berada pada kelurahan Mato
Aie yakni sebanyak 11 kasus, diikuti dengan kelurahan Rawang sebanyak 7
kasus dan kelurahan Teluk Bayua sebanyak 5 kasus.

24
3.2.3 Kasus TB Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Kasus TB Kecamatan Rawang


Berdasarkan Jenis Kelamin

22%

78%

Laki-Laki Perempuan

Berdasarkan diagram diatas, jumlah penderita kasus TB berdasarkan


kategori jenis kelamin lebih banyak dialami oleh laki-laki yakni sebanyak 18
orang atau sebesar 78% dan pada perempuan sebanyak 5 orang atau sebesar
22%.

3.2.4 Kasus TB Berdasarkan Kelompok Umur

0
JUMLAH KASUS

BALITA ANAK ANAK REMAJA AWAL REMAJA AKHIR


DEWASA AWAL DEWASA AKHIR LANSIA AWAL LANSIA AKHIR

25
Berdasarkan tabel diatas, distribus kasus TB berdasarkan umur menurut
Depkes RI (2009) bahwa penderita TB terbanyak berada pada kelompok usia
dewasa akhir dan lansia awal yakni masing-masing sebanyak 5 kasus. Diikuti
dengan kelompok usia dewasa awal dan lansia akhir masing-masing sebanyak
4 kasus, remaja akhir sebanyak 3 kasus, balita dan remaja awal masing-masing
sebanyak 1 kasus. Sementara pada anak-anak tidak ditemukan kasus TB
sampai bulan April 2019.

3.2.5 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Pekerjaan

Jumlah Kasus TB Berdasarkan Pekerjaan

Lainnya

Buruh

Supir

IRT

0 2 4 6 8 10 12 14

Jumlah Kasus TB Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas, distribusi kasus TB berdasarkan kategori


pekerjaan paling banyak dialami oleh buruh sebanyak 13 kasus, IRT sebanyak
5 kasus, kategori lainnya (wiraswasta, pedagang, dan tidak bekerja) sebanyak 3
kasus, dan supir sebanyak 2 kasus.

26
3.2.6 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Riwayat Pengobatan

Riwayat Pengobatan
Putus Berobat
Kambuh 4%
9%

Baru
87%
Baru Kambuh Putus Berobat

Berdasarkan tabel diatas, bahwa jumlah kasus TB berdasarkan riwayat


pengobatan terbanyak didapatkan dari kasus baru sebesar 87%, kasus dari
pasien kambuh sebesar 9%, dan kasus dari pasien yang putus berobat
sebelumnya sebesar 4%.

3.2.7 Kasus Kelompok TB Berdasarkan Status Merokok

Status Merokok

13%

26%
61%

Merokok Tidak Merokok Tidak Diketahui

27
Berdasarkan tabel diatas, distribusi kasus TB berdasarkan status
merokok bahwasanya 61% pasien dengan kasus TB berstatus perokok aktif,
26% tidak merokok dan 13% data tidak diketahui.

28
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Keterbatasan Pelaksanaan Praktikum

Kurangnya pemahaman pada mahasiswa pratikum mengenai pelaksanaan


surveilans di Puskesmas Rawang disebabkan karena minimnya saran dan arahan
dari pembimbing lapangan yang mana dikarenakan pembimbing lapangan
memiliki banyak tugas pokok sesuai dengan tanggung jawab yang telah
diamanahkan.

4.2 Pembahasan Pengumpulan Data dan Analisis Data

4.2.1 Analisis Data

Berdasarkan grafik yang dipaparkan sebelumnya terdapat gambaran


distribusi kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Rawang yakni kelurahan Mata
Air, Rawang dan Teluk Bayur berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.

Pada grafik distribusi kasus TB berdasarkan waktu dikatakan bahwa


jumlah kasus TB yang terdeteksi pada bulan Januari dan Februari berada pada
angka yang sama yakni 8 kasus, sementara pada bulan Maret sedikit
mengalami penurunan menjadi 7 kasus dan pada bulan April mengalami
penurunan yang cukup signifikan hingga 3 kasus. Hal ini disebabkan pada
periode Januari hingga Maret program penjaringan TB yakni “Kader Peduli
TB” sedang berlangsung secara optimal mengingat akan dilaksanakannya
peringatan hari TB sedunia yang menjadi faktor pemicu motivasi pada masing-
masing kader. Adapun pada bulan April mengalami penurunan yang cukup
signifikan dikarenakan pada periode sebelumnya selain melaukan penjaringan
terduga TB kader juga menyampaiakn promosi kesehatan mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat, melakukan pendekatan informal dan persuasif kepada
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pribadi mengenai pentingnya
menjaga kesehatan dan segera memeriksakan diri apabila terdapat gejala-gejala
yang mengarah pada gejala TB.

29
Pada grafik distribusi kasus TB berdasarkan wilayah kelurahan
didapatkan kesimpulan bahwa kelurahan Mata Air merupakan wilayah
terbanyak untuk pendeteksian kasus TB, lalu diikuti dengan kelurahan Rawang
dan Teluk Bayur. Hal ini dikarenakan masyarakat yang tinggal di wilayah Mata
Air cenderung memiliki tingkat mobilisasi yang tinggi sehingga
memungkinkan terjadinya penularan baik dari luar maupun dari dalam sendiri.
Adapun pada wilayah Rawang, terdapat beberapa lokasi dimana jarak rumah
penduduk yang sangat rapat, diikuti dengan faktor sanitasi yang tidak baik
yang menjadi penyebab penualaran bakteri TB. Sama hal nya pada wilayah
Teluk Bayur dimana aspek lingkungan seperti polusi dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat menjadi faktor pemicu penularan TB.

Pada grafik distribusi kasus TB berdasarkan variabel orang


dikelompokkan menjadi beberapa kategori yakni berdasarkan jenis kelamin,
kelompok usia, pekerjaan, riwayat pengobatan, dan status merokok.

Pada grafik kasus TB berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil bahwa


laki-laki lebih banyak menjadi penderita penyakit TB dibandingkan perempuan
yakni sebesar 78% : 22%. Hal ini disebabkan laki-laki cenderung memiliki
tingkat mobilisasi yang tinggi dikarenakan tuntutan pekerjaan. Selain itu
kebiasaan merokok yang tinggi pada laki-laki juga menjadi penyebab terkena
TB.

Pada grafik kasus TB berdasarkan umur dinyatakan bahwa pada


kelompok usia yang paling banyak terjaring adalah pada kelompok dewasa
akhir dan lansia awal, dimana masing-masing sebanyak 5 kasus. Hal ini
dikarenakan kelompok usia tersebut merupakan fase dimana seseorang aktif
dan produktif dalam melakukan pekerjaan. Lalu diikuti dengan kelompok
dewasa awal dan lansia akhir dimana masing-masing sebanyak 4 kasus, remaja
akhir 3 kasus, remaja awal 1 kasus dan balita 1 kasus. Pada kelompok remaja
akhir dan dewasa awal hal ini masih erat kaitannya dengan faktor pekerjaan
dan tingkat mobilisasi yang memungkinkan terjadinya penularan TB. Adapun
pada kelompok lansia akhir dimana kondisi tubuh secara fisiologis mulai
rentan terhadap berbagai penyakit. Sementara pada remaja awal dan balita

30
penularan terjadi diakibatkan kontak dengan anggota keluarganya yang
menderita TB.

Pada grafik kasus TB berdasarkan pekerjaan dibagi menjadi 4 jenis


yakni buruh, supir, ibu rumah tangga dan lainnya (pedagang, wiraswasta, dan
tidak bekerja). Didapatkan hasil bahwa penderita TB terbanyak berprofesi
sebagai buruh sebanyak 10 kasus. Hal ini disebabkan buruh memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi dan beban kerja yang berat. Pekerjaan sebagai buruh
menuntut seseorang untuk siap dipekerjakan dimana ia dibutuhkan. Lalu diikuti
dengan profesi ibu rumah tangga sebanyak 5 kasus, lainnya (wiraswasta,
pedagang, dan tidak bekerja) sebanyak 3 kasus dan supir sebanyak 2 kasus.
Adapun untuk profesi lainnya, jumlah kasus yang ada tidak cukup signifikan
untuk ditarik kesimpulan, hal ini dikarenakan penularan TB disebabkan oleh
berbagai faktor, sehingga penularan yang terjadi dapat dipicu oleh berbagai
kondisi selain pekerjaan.

Pada grafik kasus TB berdasarkan riwayat pengobatan jumlah kasus TB


yang terdeteksi paling banyak merupakan kasus baru yakni sebesar 87% lalu
diikuti dengan pasien yang kambuh sebesar 9% dan sebesar 4%, pasien yang
pernah berobat sebelumnya namun terhenti dan terjaring masih menderita TB.
Hal ini merupakan suatu hasil yang positif dari penggalakan program
penjaringan TB di puskesmas Rawang. Sehingga kasus yang sering luput dari
perhatian masyarakat dan sering tidak timbul di permukaan dapat di deteksi
sejak dini dan dicegah potensi penularannya secara optimal.

Pada grafik kasus TB berdasarkan status merokok didapatkan hasil


bahwa 61% penderita TB berstatus sebagai perokok aktif, 26% tidak merokok
dan 13% tidak diketahui. Hal ini dapat dikaitkan dengan dampak buruk yang
dihasilkan dari substansi rokok dan partikel asap rokok itu sendiri yang
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang, sehingga seseorang dapat
menjadi rentan terhadap penyakit.

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengumpulan data kasus TB di Puskesmas Rawang dilakukan secara aktif


dan pasif. Pengumpulan secara aktif dilakukan dengan mendapatkan langsung
data dari masyarakat melalui program ‘Kader Peduli TB’ dalam aksi ‘Ketuk
Pintu’ dan ‘Investigasi Kontak’. Pengumpulan secara pasif melalui penerimaan
laporan data dari klinik dan bidan yang bekerja sama, buku registrasi pasien, e-
pus, poli umum dan poli anak.

Total kasus TB yang didapatkan dari bulan Januari-April 2019 adalah


sebanyak 23 kasus. Dimana berdasarkan distribusi wilayah, kelurahan Mata Air
merupakan wilayah dengan kasus TB tertinggi diikuti dengan Kelurahan Rawang
dan Teluk Bayur. Berdasarkan periode waktu bahwa jumlah deteksi kasus TB
mengalami penurunan dari Januari-April dimana puncak tertinggi berada pada
bulan Januari dan Februari. Berdasrkan distribusi orang bahwa jenis kelamin laki-
laki lebih banyak menderita TB, dewasa akhir dan lansia awal merupakan
kelompok usia yang paling banak menderita TB, buruh merupakan jenis pekerjaan
yang paling banyak terdeteksi penderita TB. Berdasarkan riwayat pengobatan
bahwa kasus TB baru yang paling banyak terdeteksi, dan berdasarkan status
merokok bahwa penderita TB lebih banyak didapatkan pada orang yang merokok.

5.2 Saran

Semoga dengan adanya laporan praktikum surveilans ini dapat


memberikan gambaran tentang surveilens TB di Puskesmas Rawang Kota Padang
sehingga bentuk tindak lanjut berupa evaluasi kinerja dan program kesehatan
dapat diterapkan lebih baik lagi. Kemudian diharapkan laporan ini dapat menjadi
referensi bagi pembaca.

32
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin_tb.pdf

http://www.pusdatin.kemkes.go.id/pdf.php?id=18101500001 diakses pada tanggal


30 April 2019 pukul 13.45 WIB

World Health Organization. (2015). Global tuberculosis report 2015, 20th ed.
|World Health Organization. http://www.who.int/iris/handle/10665/191102

World Health Organization. (2018). Global tuberculosis report 2018, 20th ed.
World Health Organization.
https://www.who.int/tb/publications/global_report/en/

https://dinkes.padang.go.id diakses pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 01.47 WIB

33

Anda mungkin juga menyukai