Anda di halaman 1dari 11

PENATALAKSANAAN NEURO SENSO DAN TERAPI LATIHAN

PADA DELAY DEVELOPMENT DI GRIYA FISIO BUNDA NOVY


YOGYAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada
Jurusan D3 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

FADLILAH KHASANAH
J100 140 001

PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN NEURO SENSO DAN TERAPI LATIHAN PADA


DELAY DEVELOPMENT DI GRIYA FISIO BUNDA NOVY
YOGYAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FADLILAH KHASANAH
J100140001

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen pembimbing

Dwi Rosella Komalasari, S.Fis., M.Fis

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN NEURO SENSO DAN TERAPI LATIHAN PADA


DELAY DEVELOPMENT DI GRIYA FISIO BUNDA NOVY
YOGYAKARTA

OLEH

FADLILAH KHASANAH
J100140001

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadyah Surakarta
Pada hari Kamis, 15 Juni 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dwi Rosella Komalasari, S.Fis., M.Fis ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2. Wijianto, SSt.FT., M.Or ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Maskun Pudjianto, SMPH., M.Kes ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

(Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes)


NIK.786/ NIDN. 0617117301

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya

Surakarta, 07 Juli 2017


Penulis

FADLILAH KHASANAH
J100140001

iii
PENATALAKSANAAN NEUROSENSO DANTERAPI LATIHAN PADA
KASUS DELAY DEVELOPMENT DI GRIYA FISIO BUNDA NOVY
YOGYAKARTA

Abstrak
Keterlambatan tumbuh kembang (Delay Development) adalah apabila terdapat
keterlambatan pada salah satu atau beberapa dari aspek perkembangan yaitu
motorik kasar, motorik halus, berbicara, perilaku sosial. Untuk mengetahui
pelaksanaan fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot dan aktivitas
fungsional dengan menggunakan modalitas neurosenso dan terapi latihan.
Neurosenso dan terapi latihan dapat mempertahankan kekuatan otot dan aktivitas
fungsional. Setelah melakukan 5 kali terapi dengan durasi 60 menit setiap terapi,
belum ada peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional
pada pasien Delay Development. Hasil kekuatan otot T0: X hingga T5: X.
Sedangkan hasil keterlambatan tumbuh kembang T0 hingga T5 tidak adanya
perubahan pada semua sektor. Belum ada peningkatan kekuatan otot, belum ada
peningkatan kemampuan fungsional, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu
penulis dalam pemberian terapi.

Kata Kunci :Delay Development, Neurosenso, Skala Children’s Memorial


Hospital Chicago USA

Abstrak
The developmental delay if there is the delay within one the motorist development
aspect, speak and social behavior. To know the physiotherapy application on
increasing the muscle maintain and functional activity by using modality exercise
therapy. Neurosenso and exercise therapy to incres strength and functional
activity. After doing therapy 5 times with duration 60 minutes in the first times of
therapy, there has been no increase in muscle and functional activity. Incres
strenght T0: X - T5: X. While the result of growth delay T0 – T5 there is same at
all sector. There has been no increasen in muscle and functional activity, this is
due to time constraints in therapy.

Keywords :Delay Development, Neurosenso, Scale Children’s Memorial


Hospital Chicago USA

1. PENDAHULUAN
Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang berpengaruh bagi setiap
kehidupan anak, maka sangat penting untuk memperhatikan seluruh aspek
pendukung yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Masalah pertumbuhan anak yang sering dijumpai yaitu Delay
Development (DD). Delay Development yaitu suatu ketertinggalan secara

1
signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau
perkembangan sosial seorang anak apabila dibandingkan dengan anak normal
seusianya. Anak delay development akan tertunda dalam mencapai satu atau
lebih perkembangan kemampuannya (Wahyono, 2008).
Keterlambatan tumbuh kembang anak biasanya terlambat
perkembangan motorik. Perkembangan motorik yaitu proses tumbuh
kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini
berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Sehingga,
setiap gerakan sesederhana apapun merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem yang ada di dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak (Izza, 2010).

2. METODE
Penatalaksanaan fisioterapi pada An. A dengan kasus Delay Development
dilakukan sebanyak 5 kali terapi. Teknologi intervensi yang digunakan antara
lain sebagai berikut:
2.1 Neurosenso
Neurosecnso adalah untuk mendorong perkembangan motorik dan
personal anak (Nawang, 2010). Neurosenso mempunyai tujuan
mengaktifkan motor program yang dialami dan genetik dan seluruh
mekanisme perkembangan anak, mengaktifkan brain body intregation
mechanisme, membuat exercise terpadu yang bersifat individual untuk
anak-anak dan orang dewasa yang memiliki masalah dalam
perkembangan gerak, emosi, motifasi dan pembelajaran.
2.2 Terapi Latihan
Terapi latihan adalah suatu usaha pengobatan fisioterapi yang
dalam pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh baik
secara aktif atau pasif (Kisner, 2007). Tujuannya untuk memelihara dan
mengembalikan kualitas tonus normal, untuk memudahkan gerakan-
gerakan yang disengaja, diperlukan dalam aktifitas sehari-hari.

2
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan laporan status klinis pada pasien An. AR yang berusia
9 bulan 2 hari dengan diagnosa Delay Development didapatkan
permasalahan berupa: (1) Keterlambatan tumbuh kembang, (2)
Kelemahan otot AGA dan AGB, (3) Hypotonus postural. Setelah
dilakukan fisioterapi dengan neuorsenso dan terapi latihan sebanyak 5
kali didapatkan hasil sebagai berikut
3.1.1 Hasil penilaian kekuatan otot dengan childern memorial hospital
Tabel 1 Evaluasi kekuatan otot
Group Otot T0 T1 T2 T3 T4 T5
Shoulder Dextra X X X X X X
Shoulder Sinistra X X X X X X
Elbow Dextra X X X X X X
Elbow Sinistra X X X X X X
Wrist Dextra X X X X X X
Wrist Sinistra X X X X X X
Hip Dextra X X X X X X
Hip Sinistra X X X X X X
Knee Dextra X X X X X X
Knee Sinistra X X X X X X
Ankle Dextra X X X X X X

Keterangan:
X : Kekuatan normal, ada kontraksi dan gerakan yang terjadi cukup
kuat
O : Bila tidak ada kontraksi.
T : Bila ada kontraksi namun tidak ada gerakan
R : Gerakan yang terjadi merupakan reflek
Evaluasi pada pemeriksaan awal (T0) sampai pemeriksaan akhir (T5)
didapatkan nilai kekuatan otot dengan childern memorial hospital tidak

3
ada perubahan pada nilai kekuatan otot. Kekuatan otot pasien tidak
mengalami perubahan, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.
Dimana pada (T0) didapatkan nilai “X” (Kekuatan normal, ada kontraksi
dan gerakan yang terjadi cukup kuat).
3.1.2 Keterlambatan tumbuh kembang
Pemeriksaan yang telah dilakukan menggunakan DDST
menunjukkan adanya keterlambatan tumbuh kembang yang ditandai
dengan adanya beberapa delay pada beberapa sektor berikut ini
Tabel 2 Evaluasi DDST
Sektor T0 T1 T2 T3 T4 T5
Personal social 2 2 2 2 2 2
Adaptif – Motorik halus 5 5 5 5 5 5
Bahasa 3 3 3 3 3 3
Motorik kasar 5 5 5 5 5 5

Hasil yang didapat setelah dilakukan terapi sebanyak 5 kali tidak


menunjukkan hasil yang signifikan dimana pada sektor (1) Personal
sosial: 2 delay, (2) Adaptif-Motorik halus: 5 delay, (3) Bahasa: 3 delay,
(4) Motorik kasar: 5 delay, dimana dalam 2 sektor atau lebih terdapat 2
delay atau lebih maka dikatakan anak mengalami keterlambatan tumbuh
kembang yaitu ABNORMAL. Hasil tersebut diperoleh melalui
interpretasi pengukuran DDST yaitu (1) ABNORMAL bila 2 sektor atau
lebih masing-masing dengan 2 delay atau lebih. (2) ABNORMAL bila 1
sektor memiliki 2 delay atau lebih ditambah 1 sektor dengan 1 delay dan
dalam sektor tersebut semua item yang terpotong garis usia tidak lulus
semua. (3) QUESTIONABLE bila 1 sektor dengan 2 delay atau lebih, (4)
QUESTIONABLE bila 1 sektor atau lebih masing-masing dengan 1
delay dan dalam sector yang sama semua item yang terpotong garis usia
tidak lulus. (5) UNTESTABLE bila penolakan anak yang menyebabkan
hasil test abnormal / questionable.

4
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kekuatan Otot
Dengan diberikan interverensi neurosenso dan terapi
latihan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada anak
delay development terutama untuk memperbaiki kekuatan otot.
Setelah dilakukan 5 kali evaluasi pada pemeriksaan awal (T0)
sampai akhir (T4) didapatkan hasil kekuatan otot dengan
Childern’s Memorial Hospital tidak ada perubahan kekuatan otot
baik berupa penurunan maupun peningkatan kekuatan otot. Hal
ini dikarenakan untuk meningkatkan kekutan otot pada anak
delay development butuh waktu yang lama dengan intensitas yang
rutin serta sering. Neurosenso mempunyai tujuan untuk
memberikan stimulus memperkuat serta meningkatkan tonus otot
melalui taktil berupa sentuhan dan usapan ringan sehingga
merangsang sensoris pasien, memperbaiki serta mengontrol
emosi pasien, serta memperkenalkan pasien bagian-bagian
anggota tubuhnya melalui rangsangan sensoris sebelum memulai
latihan motoris (Takarini, 2011).
3.2.2 Keterlambatan Tumbuh Kembang
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan belum
adanya perubahan pada evaluasi pertama (T0) hingga akhir (T4).
Hal ini bukanlah karena penerapan yang kurang tepat tetapi
dikarenakan waktu terapi yang amat singkat, selain itu
kesempatan fisioterapi untuk memantau kegiatan pasien sehari-
hari yang sangan terbatas dan kurang optimal. Penatalaksanaan
terapi latihan pada kondisi delay development memerlukan waktu
yang lama dan juga harus terjaga keseimbangan kontinutitasnya.
Terapi latihan dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada
anak delay development apabila dilakukan secara rutin dalam
seminggu 5kali dalam waktu 12minggu dan diikuti dengan home
programi (Tanget et al., 20011).

5
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasien An. AR dengan diagnosa delay development setelah
dilakukan terapi sebanyak 5 kali di GFBN Yogyakarta, dengan
menggunakan intervensi berupa neurosenso dan terapi latihan didapatkan
hasil sebagai berikut: Tidak adanya peningkatan maupun penurunan
kekuatan otot serta kemampuan fungsional anak tidak mengalami
perubahan.
4.2 Saran
Suatu terapi dapat berhasil apabila semua aspek yang berkaitan
dapat saling mendukung, baik terapis, intervensi yang dipilih, orangtua
anak, serta anak itu sendiri. Pemeberian intervensi pada anak delay
development harus dilakukan sedini mungkin agar permasalahn yang ada
dapat segera diatasi dan tidak berujung pada kondisi yang fatal.
Saran yang dapat penulis berikan disini adalah sebagai berikut:
4.2.1 Saran bagi orang tua pasien
4.2.1.1 Melanjutkan terapi anak di GFBN Yogyakarta
4.2.1.2 Disiplin melakukan home program dari fisioterapi
4.2.1.3 Menambah asupan makan dan meningkatkan mutu gizi
anak
4.2.1.4 Memberikan motifasi penuh dan dukungan kepada anaknya
4.2.2 Saran untuk fisioterapi
4.2.2.1 Fisioterapis diharuskan mengetahui dan mamahami hal-
hal penting yang berhubungan dengan kondisi pasiennya
4.2.2.2 Cermat dan teliti dalam melihat permasalahan yang ada
pada pasiennya
4.2.2.3 Memberikan intervensi yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan
4.2.2.4 Mampu mengevaluasi kondisi pasien dengan benar

6
DAFTAR PUSTAKA

Izza.2010. Hubungan Berat Badan Saat Lahir Dengan Kejadian Obesitas


Pada Siswa Kelas 1 SD Hj. Isriati Kota Semarang. Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Diponegoro.

Khan dan Underhill. 2006. Physical Therapy Services in The Developmental


Dissabilities. USA : Charles Thompson Publisher

Kisner C, Colby L. A, 2007. Theurapeutic Exercise Foundation and Techniques


5th Edition, F.A Davis Company, Philadelphia.

Perna, R.,&Loughan, A. 2013.Early Developmental Delays: A Cross Validation


Study. J PsycholAbnorm Child.vol. 1, issue. 2.

Soejiningsih. 2012.Tumbuh Kembang Anak. Edisi Kedua. Penerbit Buku


Kedokteran: Jakarta

Takarini, N. 2011. Materi Perkuliahan Pediatri. Poltekkes progdi DIV Surakarta.

Wahyono, Y. 2008. Makalah Pelatihan Nasional Pediatri, Pendekatan metode


NDT Pada Anak Dengan Gangguan Neurologis. Surakarta: Panitia
Pelatihan IKM DIV Transfer 2008.

Wandasari, A. 2016. Penatalaksanaan Terapi Latihan untuk Stimulasi Motorik


Kasar pada Development Delay. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi
Fisioterapi, Politeknik Kesehatan Surakarta.

Waspada, Edy. 2010. FT. Pediatri II. Surakarta: Universitas Muhammadyah


Surakarta Prodi Fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai