Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN MENGENAI SUSUT BERAT

DAN KARAKTERISTIK KENTANG YANG DISIMPAN


PADA SUHU RENDAH
Oleh :
IR.A.A. MADE SEMARIYANI, MSi, IR. LUH SURIATI, Msi
IR. I NYOMAN RUDIANTA, M. Agb
Semariyanimega@yahoo.com

ABSTRACK

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian


Universitas Warmadewa pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016. Tujuan
dilaksanakan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menjabarkan perubahan susut berat
dan karakteristik kentang yang disimpan pada suhu rendah. Penelitian menggunakan Rancang
Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor I : suhu penyimpanan yang
terdiri dari tiga level yaitu 8 ± 2°C (coolbox), 12 ± 2°C (refrigerator), dan -3 ± 2°C (freezer)
dan faktor II : lama penyimpanan (4, 8, dan 12 hari). Masing-masing kombinasi perlakuan
diulang sebanyak dua kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi/interaksi antara perlakuan suhu dan
lama penyimpanan menunjukan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Perlakuan suhu
penyimpanan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) pada kadar air, vitamin C, dan
kadar pati kentanag, tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot kentang.
Lama penyimpanan memberikan pengaruh tidak nyata pada kadar air kentang. Rata-rata susut
bobot berkisar antara 0,4469% - 1,0703%, kadar air berkisar antara 81,2770% - 85,3442%,
vitamin C (2,7233% - 3,0545%) dan kadar air pati berkisat antara 6,3004% - 8,4908%.
Penyusutan berat kentang tertinggi terdapat pada penyimpanan pada suhu -3 ±2°C (freezer).
Penyimpanan kentang yang paling efektif untuk mempertahankan berat dan karakteristik
kentang yaitu pada suhu 12 ±2°C (refrigerator) dengan lama penyimpanan empat hari.
Perlakuan suhu penyimpanan tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap kadar pati
kentang, tetapi perakuan lama penyimpanan menurunkan kadar pati seiring dengan semakin
lamanya penyimpanan.

RINGKASAN

Penanganan pasca panen bahan pertanian yang kurang baik akan menyebabkan
mudah rusaknya bahan hasil pertanian sehingga akan berakibat pada kerugian yang tidak
diinginkan. Pada dasarnya kerusakan bahan pertanian lepas panen disebabkan oleh adanya
aktifitas respirasi dan transpirasi. Penyimpanan suhu rendah paling banyak dipolih sebagai
model penangan pasca panen karena mampu menekan laju resoirasi dan transoirasi bahan.
Penyimpanan suhu rendah dapat dilakukan dengan cara menyimpan bahan dalam coolbox,
refrigerator, freezer, dan lain-lain.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan susut bobot dan karakteristik
kentang yang disimpan pada suhu rendah sehingga diharapkan dapat diketahui suhu dan lama
penyimpana terbaik untuk mempertahankan berat dan karakteristik kentang.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) pola faktorial yang
terdiri dari dua faktor yaitu faktor I : suhu penyimpanan yang terdiri dari tiga level yaitu

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


coolbox (8 ± 2°C), refrigerator (12 ± 2°C), dan freezer (-3 ± 2°C), dan faktor II : lama
penyimpanan (4, 8, dan 12 hari). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak dua
kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah susut berat, kadar
air, vitamin C dan kadar pati kentang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan kentang yang paling efektif untuk
mempertahankan berat dan karakteristik kentang yaitu dalam refrigerator (12 ± 2°C) dengan
lama penyimpanan empat hari. Kombinasi atau interaksi antara perlakuan suhu dan lama
penyimpanan menunjukan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Perlakuan suhu
penyimpanan memberikan pengaruh tang tidak nyata (P>0,05) pada kadar air, vitamin C, dan
kadar pati kentang, tetapi berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap susut bobot kentang.
Lama penyimpanan memberikan pengaruh memberikan pengaruh tidak nyata pada vitamin C
dan kadar pati kentang, nyata (P<0,05) pada susut bobot fsn dsnhsy nyata pada kadar air
kentang.
Rata-rata susut bobot berkisar antara 0,4469% - 1,0703%, kadar air berkisar antara
81,2770% -85,3442%, vitamin C (2,7233% - 3,0545%) dan kadar pasti berkisar antara
6,3004% - 8,4908%.
Penyusutan bobot kentang tertinggi terdapat pada penyimpanan dalam suhu -3 s/d 2°C
(freezer). Penyimpanan kentang yang paling efektif untuk mempertahankan berat dan
karakteristik kentang yaitu dalah refrigerator denegan lama penyimpanan empat hari.
Perlakuan suhu penyimpanan tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap kadar pati
kentang, tetapi perlakuan lama penyimpanan menurunkan kadar pati secara nyata.

Kata kunci : Kentang, Teknologi pasca panen (GHP),


Karakteristik dan massa simpan sayur-sayuran

Pendahuluan Pasca panen berkaitan erat dengan


penanganan hasil pertanian setelah panen.
1.1 Latar Belakang Pujimulyani (2009) menyatakan bahwa
Dewasa ini masih banyak ditemukan pasca panen adalah suatu kegiatan yang
persoalan-persoalan terkait dengan dimulai dari bahan setelah dipanen sampai
membusuknya hasil-hasil pertanian yang siap untuk dipasarkan atau digunakan
menyebabkan kerugian yang besar bagi konsumen dalam kondisi masih segar atau
para petani. Resiko rusaknya hasil siap dioleh lebih lanjut dalam industri.
pertanian banyak terjadi pada saat bahan Tujuan kegiatan pasca panen umbi-umban
pangan tersebut didistribusikan dan pada adalah mengurangi atau menekan tingkat
saat penyimpanan. Apabila persoalan ini kehilangan hasil panen umbi-umbian.
tidak dapat ditangani dengan serius maka Salah satu sayur yang memerlukan
akan memberi dampak yang kurang baik penanganan pasca panen yang baik adalah
terhadap harga jual atau kualitas bahan kentang (Solanum tuberosum). Samadi
pangan. Persoalan bagaimanakah (2007) mengemukakan bahwa kerusakan
perlakuan yang baik terhadap bahan lepas panen pada kentang dapat terjadi
pangan setelah dipanen sehingga dapat akibat gangguan fisiologis tanaman,
mempertahankan atau mengurangi seperti adanya penguapan (transpirasi),
menurunnya kualitas bahan sangatlah pernapasan (respirasi), bertunasnya umbi,
berkaitan erat dengan apa yang disebut dan umbi menjadi kelewat masak. Akibat
dengan pasca panen gangguan fisiologis, umbi kentang

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


mengalami penyusutan, baik berat bahan dan karakteristik kentang yang disimpan
maupun gizi. pada suhu rendah.
Untuk mencegah kerusakan lepas
panen tersebut, diperlukan teknik 1.3 Tujuan Penelitian
penyimpanan yang baik dan benar. Ada Penelitian ini bertujuan untuk
banyak cara penyimpanan yang dapat menganalisa dan menjabarkan
dilakukan agar kualitas umbi tetap baik perubahan susut berat dan karakteristik
sampai beberapa lama. Pada prinsipnya, kentang yang disimpan pada suhu
teknik penyimpanan ini adalah menekan rendah.
sekecil mungkin atau meniadakan
terjadinya respirasi dan transpirasi 1.4 Manfaat Penelitian
(Samadi, 2007). Pujimulyani (2009) Penelitain ini diharapkan dapat
menyatakan bahwa pemilihan suhu memberikan informasi mengenai cara
penyimpanan ditentukan oleh jenis penanganan pasca panen sayuran
bahannya, misalnya umbi-umbian yang khusunya kentang yang disimpan pada
secara umum mudah mengalami suhu rendah dalah upaya menekan
kerusakan, maka disimpan pada suhu susut berat dan mempertahankan
rendah (dingin). Penyimpanan pada suhu karakteristik kentang yang baik.
rendah dapat dilakukan dengan cara
menyimpan bahan dalam wadah seperti 1.5 Hipotesis
lemari es (refrigerator), cool box, dan Penyimpanan kentang pada suhu 12 ±
reezer, dengan tetap menjada agar suhu 2°C dengan waktu penyimpanan yang
penyimpanan relatif tetap. semakin singkat akan memperkecil
Deskripsi yang terlah dipaparkan di resiko susut berat serta menurunnya
atas menghantarkan bahwa setiap bentuk- karakteristik kentang.
bentuk penanganan pasca panen terhadap
hasil pertanian akan membawa dampak II. TINJAUAN PUSTAKA
atau pengaruh yang variatif terhadap bahan
itu sendiri. Oleh karena itu, penyimpanan 2.1 Tinjauan Umum Kentang
bahan pada suhu rendah dengan Tanaman Kentang (Solanum
menggunakan wadah penyimpanan yang tuberosum L.) merupakan tanaman
variatif akan memberi dampak yang semusim yang berbentuk semak,
variatif juga terhadap bahan yang termasuk Divisi Slrematophyta,
disimpan. Subdivisi Angiospermae, Kelas
Dengan latar belakang pemikiran Dicotyledonae, Ordo Tubliflorae, Famili
diatas serta dengan menggunakan kentan Solonaceae, Genus Solanum, dan Spesies
(Solanum tuberosum) sebagau ibyek, maka Solanum tuberosum (Beukema, 1977).
dalam penelitian ini akan diteliti tentang Di dunia terdapat hampir 4.000
susut berat dan karakteristik kentang yang jenis tanaman kentang, beberapa jenis
disimpan pada suhu rendah. diantaranya adalah jenis kentang merah,
jenis kentang putih, jenis kentang kuning
1.2 Perumusan Masalah (yukon), jenis kentang ungu, dan jenis
Adapaun permasalahan yang akan kentang biru. Di Inggris dapat ditemukan
dikaji dalam penelitian ini didasarkan pada 80 jenis kentang yang berbeda.
deskripsi/latar belakang penulisan diatas Sementara dalam dunia kulinari jenis
yaitu bagaimanakah perubahan susut berat kentang dibedakan atas sifat, seperti lilim

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


sifat tepung dan sipat mengenyangkan. kalsium dan fosfor bermanfaat untuk
Karenanya para juru masak akan pembentukan tulang dan gigi. Selain itu
menentukan olahan hidangan yang tepat juga mengandung zat besi (Fe) yang
untuk kentang berdasarkan tiga sifat bermanfaat dalam pembentukan sel darah
tersebut. Jenis kentang biru merupakan merah (haemoglobin) (Samadi, 1997)
jenis kentang yang mempunyai warna Untuk lebih lengkapnya, kandungan
kulit dan daging berwarna keunguan tapi gizi umbi kentang dapat dilihat pada
berubah menjadi biru setelah dimasak. Tabel 1 berikut ini, berdasarkan 100
Jenis kentang ini berasal dari Amerika gram kentang mentah
Selatan (Anneahira, 2010). Pujimulyani
(2009) membagi kualitas umbi kentang Tabel 1. Kandungan Gizi Kentang
berdasarkan cooking quality, sebagai Mentah per 100 gram
berikut: Tipe A (kentang dengan Jenis Jumlah Satuan
kandungan pati yang sangat rendah, Kandungan
ditandai dengan setelah kentang tersebut Air 77,8 g
direbus, maka teksturnya lembek), Tipe Energi/Kalori 83,0-85,0 kal
B (kentang dengan kandungan pati yang Kalsium 10,0 mg
rendah, ditandai dengan umbi kentang Protein 2,0 g
tersebut direbus, maka teksturnya agak Lemak 0,1 g
Karbohidrat 19,1 g
lembek), Tipe C (kentang dengan
Vitamin C 17,0 mg
kandungan pati sedang, ditandai setelah Vitamin B1 -25,0 mg
umbi kentang tersebut firebus maka Vitamin B2 0,085 mg
teksturnya agak merekah dan tampak Vitamin A 0,040 mg
kompak/padat), dan Tipe D (kentang (diabaikan)
dengan kandungan pati yang tinggi, Fosfor 60,0 mg
ditandai setelah umbi kentang tersebut Besi 0,8 mg
direbus, maka teksturnya nampak pecah- Bagian yang 85,0 %
pecah). dapat dimakan
Sumber : Soelarso (2007)
2.2 Kandungan Gizi Umbi Kentang
Melihat kandungan gizinya, 2.3 Pengaruh Suhu Terhadap
kentang merupakan sumber utama Kecepatan Respirasi
karbohidrat. Sebagai sumber utama Kerusakan pada umbi-umbian dipicu
karbohidrat, kentang sangat bermanfaat oleh adanya respirasi dan transpirasi.
untuk meningkatkan energi di dalam Respirasi adalah reaksi pemecahan
tubuh, sehingga manusia dapat oksidatif dari substrat yang komplek yang
melakukan aktivitas. Disamping itu, terdapat dalam sel, misal: senyawa pati,
karbohidrat sangat penting untuk gula, lemak, asam organik menjadi
meningkatkan proses metabolisme tubuh, molekul yang sederhana yaitu CO₂ dan
seperti proses pencernaan, dan H20, disertai pembentukan energi siap
pernafasan. Zat protein dalam tubuh pakai dalam bentuk ATP dan energi yang
manusia bermanfaat untuk membangun dibebaskan. Transpirasi adalah proses
jaringan tubuh, seperti otot-otot dan hilangnya kadar air dari bahan pertanian
daging. Sebagai sumber karbohidrat (Pujimulyani, 2009). Secara umum
kentang dapat meningkatkan energi. kecepatan respirasi naik dengan naiknya
Kandungan gizi lainnya seperti zat suhu. Oleh karena itu dengan cara

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


menurunkan suhu laju respirasi dapat mengalami proses metabolisme, yaitu
ditekan (Pujimulyani, 2009). suatu proses perombakan pati menjadi
Salunkhe dan Desai (1984) gula-gula sederhana dan proses tersebut
menjelaskan bahwa secara fisiologis dipengaruhi oleh tingkat laju respirasi
bagian tanaman yang dipanen dan perubahan pati menjadi gula-gula
dimanfaatkan untuk konsumsi segar adalah sederhana akan semakin cepat dan secara
masih hidup, dicirikan dengan adanya stimulan gula-gula sederhana akan
aktivitas metabolisme yang dinamakan digunakan sebagai energi dalam proses
respirasi. Respirasi berlangsung untuk respirasi (Trenggono dan Sutardi 1990).
memperoleh energi untuk aktivitas
hidupnya. Dalam proses respirasi ini, 2.4 Penanganan Pasca Panen
bahan tanaman terutama kompleks Menurut Pujimulyani (2009),
karbohidrat (pati, pectin, selulosa, dan penanganan pasca panen umbi-umbian
lain-lain) dirombak menjadi bentuk dengan penyimpanan suhu rendah selalu
karbohidrat yang paling sederhana (gula) dikombinasikan dengan prapenanganan
selanjutnya dioksidari untuk menghasilkan bahan pangan seperti: aging/curing,
energi. Hasil sampingan dari respirasi ini degreening, precooling (pra pendinginan),
adalah CO₂, uap air dan panas yang dapat waxing, sortasi/grading, pencucian,
mengakibatkan menurunnya mutu bahan. pengemasan, dan perlakuan furnigasi.
Kusdibyo dan Ashandi (2004) Setiap jenis penanganan awal sering
menyatakan penggunaan umbi kentang disesuaikan dengan jenis bahan atau
sebagai bahan baku produk olahan tidak komoditi yang akan ditangani. Khusu
selalu dapat dilakukan segera setelah untuk kentang, Pujimulyani (2009)
pemanenan, karena pada umumnya jarak menjelaskan bahwa metode penanganan
lokasi pertanaman kentang berjauhan yang cocok untuk dikombinasikan dengan
dengan lokasi industri pengolahan, penyimpanan suhu rendah pada kentang
sehingga penyimpanan seringkali hari adalah aging, precooling, pencucian dan
dilakukan baik ditingkat industri. pengemasan. Aging pada kentang
Penyimpanan umbi kentang sebagai bahan dilakukan untuk membentuk lapisan kulit
baku olahan juga dilakukan untuk maksud baru, sehingga akan melindungi terhadap
tertentu, seperti untuk menjaga kemungkinan transpirasi yang cepat. Pada
kesinamnungan proses industri. Seperti ini, aging akan menggunakan suhu 65°F
telah diketahui bahwa umbi kentang selama 2 hari suhu 45-50°F selama 10-12
merupakan hasil pertanian yang sifatnya hari.
mudah rusak karena setelah dipanen masih Bahan yang disimpan pada suhu
terus melakukan proses kehidupan dan dingin sebaiknya dilakukan pendinginan
kandungan airnya relatif tinggi yaitu ± pendahulan (pra pendinginan).
80% (Wiersema, 1989), sehingga mudah Pendinginan pendahulan bertujuan untuk
mengalami kerusakan. menghilangkan panas pada bahan yang
Penurunan kandungan pati dan berasal dari kebun (panas hasil reaksi
peningkatan kandungan gila reduksi di fisiologis). Hal ini perlu dihilangkan
dalam umbi kentang selama dalam karena penyimpanan suhu rendah tidak
penyimpanan merupakan bentuk dari dapat secara cepat tercapai suhu yang
kerusakan yang sangat besar pengaruhnya diinginkan, sehingga kalau bahan tang
terhadap mutu produk olahannya. Selama dimasukan kedalam ruang pendingin panas
dalam penyimpanan umbi kentang akan

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


akan lebih cepat rusak dibandingkan bahan mengandung vitamin C dan A, karena
yang telah dingin (Pujimulyani, 2009). cahaya maka terjadi oksidari sehingga
Tranggono dan Sutardi (1990) kandungan vitamin C menjadi menurun.
menyatakan bahwa pendinginan Kader et.al. (1985) menyatakan bahwa
pendahuluan dapat dilakukan secara faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi
komersial dengan berbagai cara. Pada meliputi faktor dalam (internal) dan faktor
prinsipnya menggunakan media yang luar(eksternal). Faktor internal meliputi
memberi alih panas dari produk ke media tingkat perkembangan, besarnya
pendinginan, seperti air, udara atau es. komoditas, kulit berlapis lilin (penutup
Prapendinginan yang dianggap cukup alami), tipe jaringan, dan komposisi kimia
memerlukan waktu antara 30 menit sampai jaringan. Sedangkan faktor eksternal
24 jam. meliputi suhu, oksigen, karbondioksida,
Dalam hal pengemasan, penggunaan lama penyimpanan, etilen, dan luka
pembungkus mempunyai keuntungan mekanis.
sebagai berikut: (a) melindungi bahan dari Oleh karena faktor-faktor (internal
kerusakan mekanis, (b) pencegahan maupun eksternal) di atas maka kecepatan
kontaminasi, serangga, dan debu; (c) respirasi yang berakibat pada perubahan
mengendalikan kualitas dan fisik, mutu dan gizi bahan pangan hasil
memperpanjang kesegaran; (d) membantu pertanian ditentukan oleh perlakuan
menaikan CO₂ dan menurunkan O₂ serta terhadap faktor-faktor tersebut di atas pada
memperlambat penuaan (Pantastico, waktu penanganan pasca panen
1989). (penyimpanan).

2.5 Susut Berat 2.6 Penyimpanan Suhu Rendah


Susut fisik terjadi pada umbi-umbian Pujimulyani (2009) memaparkan
terutama yang mengalami transpirasi bahwa pemilihan suhu penyimpanan
cepat, sehingga layu yang mengakibatkan ditentukan oleh jenis bahannya, misalnya
beratnya berkurang. Susut bagian yang sayur-sayuran yang seacara umum mudah
mengalami kerusakan, maka disimpan
dapat dimakan dapat disebabkan oleh
pada suhu rendah (dingin). Semakin lama
serangan jamur, bakteri maupun dampak komoditas disimpan pada suhu diatas suhu
dari masih berlangsungnya proses optimal akan menyebabkan semakin besar
respirasi. Susut mutu yaitu terjadinya kerusakan yang terjadi. Dan sebaliknya
kemunduruan mutu dari umbi-umbian, apabila terjdi penurunan suhu 1-2ºF )-
misalnya umbi kentang berubah waena 17,6-(-)17,2ºC) dari suhu 29ºF (-1,6ºC)
menjadi hijau karena terbentuknya solanin. akan menyebabkan pembekuan (freezing).
Faktor yang menyebabkan susut mutu Usaha membuat suhu ruang merata
adalah karena luka mekanis yang biasanya dengan menggunakan isolasi atau
mempercepat laju respirasi dan transpirasi, selalu menjaga beda suhu regrigan dengan
serangan bakteri, jamur, serangga dan suhu ruang tetap kecil. Selain itu
binatang pengerat. Susut mut juga dapat penumpukan umbi-umbian yang baik dan
sirkulasi udara yang cukup dapat
disebabkan oleh reaksi fisiologis setelah
membantu memperkecil variasi suhu dan
dipanen, misalnya : pada kentang tumbuh
ruang penyimpanan harus dilengkapi
tunas, akar pada wortel. termostat untuk mengontrol suhu. Menurut
Susut gizi pada umbi-umbian terjadi Fardiaz (1992), penggunaan suhu rendag
karena pengaruh faktor luar yaitu cahaya dalam pengawetan bahan makanan
dan suhu, misalnya umbi-umbian yang didasarkan pada kenyataan bahwa aktivitas

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


mikroorganisme dpaat diperlambat atau dingin, tetapi setelah dibiarkan beberapa
dihentikan pada suhu diatas suhu waktu pada keadaan yang lebih hangat
pembekuan yaitu berkisaran anatara -2ºC (diluar tempat pendinginan), mulai timbul
sampai 15ºC. Selanjutnya penyimpanan kelinan-kelinan sepeti lubang-lubang
bahan pangan pada suhu pembekuan cacat, perubahan warna di bagian dalam
rendah dapat dilakukan dengan tiga cara atau gagal masak (Mahendra,1984).
atau taraf suhu yang berbeda, yaitu suhu
chilling sekitar 10-15ºC, suhu refrigerator III. METODE PENELITIAN
(antara 0-2ºC sampai 5-7ºC), dan suhu 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
pembekuan yaitu suhu dibawah suhu 0ºC. Penelitian ini dilaksanakan pada
Selain itu, Mahendra (1984) bulan Desember 2015 sampai bulan Maret
menyatakan bahwa penyimpanan pada 2016 di laboratorium Teknolgi Pertanian,
suhu dingin diperlukan untuk bahan Fakultas Pertanian Universitas
pangan karena cara ini secara nyata daoat Warmadewa Denpasar.
mengurangi (a) kegiatan respirasi dan
metabolisme lainnya, (b) proses penuaan 3.2 Materi Penelitian
(ripening), pelunakan (softening) dan 3.2.1 Bahan
perubahan warna dan tesktur, (c) Bahan baku yang digunakan dalam
kehikangan air (transpirasi) dan kelayuan, penelitian ini adalah umbi kentang
(d) kerusakan karena bakteri, khamir, dan berukuran hampir sama yang diambil dari
kapang, (e) proses lain yang tidak petani kentang di daerah Baturiti, Tabanan
dikehendaki yang dapat mengakibatkan sebanyak 30 kg dan bongkahan es kecil
menurunnya mutu bahan pangan. yang digunakan sebagai bahan
prapendinginan sebanya ±15 kg. Umbi
2.7 Kerusakan Akibat Suhu Rendah kentang yang duambil adalah dari jenis
Mahendra (1984) menyebutkan Granola yang berumur kurang lebih 60
bahwa kerusakan (fisik maupun kimiawi) hari yang lebih cepat dari umur panen 90-
yang mungkin terjadi pada penyimpanan 100 hari, dengan bobot per umbi antara 40
suhu rendah adalah “chilling injury”, s/d 65 gram dan berdiameter antara 4 s/d7
“freezing injuri” dan freezer burn”. cm. Sedangkan bahan yang digunakn
Menurut Pujimulyani (2009), kerusakan untuk analisa adalah aquades, larutan
yang terjadi pada suhu rendah 0-12ºC, amilum 1%, NaOH 0,1 N, larutan Yodium
tetapi bukan suhu beku disebut ”chilling 0,01 N, dan phenolptalin, Pb-asetat, kristal
injuri”. Sebagai tambahan kerusakan ini K atau Na-oksalat, CuSO45H2O, CuSO4,
mungkin disebabkan oleh suatu toksin larutan tartrat alkalis, yang diperoleh dari
yang terdapat bahan pangan tersebut, dan Laboratorium Teknologi Pertanian
biasanya hal ini terjadi pada tanaman dari Universitas Udayana.
daerah tropis atau sub tropis. Sedangkan
freezing injuri (cacat suhu rendah) 3.2.2 Alat
disebabkan oleh pembekuan jaringan dan Alat-alat yang digunakan dalam
pembentukan kristal es pada suhu dibawah penelitian ini adlaah pisau stailes steel,
titik beku (Trenggono dan Sutardi,1990). thermos tempat es, thermometer, plastik
Pada umbi-umbian tertentu cling warp, nyiru, cool box, freezer dan
keruskaan terjadi pasa suhu rendag (0- kulkas sebagai ruang pendingin.
10ºC). Dan bukan pasa suhu beku. Ini Alat-alat yang digunakan untuk
disebabkan oleh karena pada suhu rendah analisa terdiri dari timbangan analitik, labu
umbi-umbian tertentu tidak dapat ukur, botol timbang, oven, eksikator,
dilakukan metabolisme secara normal. kertas saring, gelas piala 400 ml, gelas
Biaanya komoditi yang disimpan kelihatn arloji, kaca asbes, krus Gooch, blender,
bagus jika baru dikeluarkan dari suhu yang gelas ukur, Erlenmeyer, pipet tetes, pipet

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


volume, corong, perangkat titrasi serta bahan ke kantong plastik polietilen,
alat-alat lain yang diuraikan pada setiap penyimpanan dalam ruang pendingin dan
analisa. analisa.
a. Sortasi
3.3 Metode Penelitian Pada saat pembelian, kentang
3.3.1 Rancangan Penelitian terlebih dahulu disortasi atau
Di dalam penelitian ini dipilih untuk mendapatkan kentang
dipergunakan Rancangan Acak Kelompok yang tidak cacat dan berukuran
(RAK) pola faktorial dengan dua faktor. hampir sama sebanyak 30 kg.
b. Pencucian/Pembersihan
3.3.2 Perlakuan Penelitian Setelah disortasi, kentang dicuci
Perlakuan percobaan pada atau dibersihkan dari kotoran yang
penelitian ini adalah sebagai berikut. menempel pada permukaanya
Perlakuan wadah denagn suhu dengan air sumur sebanyak satu
penyimpanan yang terdiri dari tiga jenis kali pencucian.
yaitu : c. Precooling/pra pendinginan
T1 = Penyimpanan pada suhu 8±2ºC (Cool Kentang yang telah dicuci
box). kemudian disusun di dalam kotak
T2 = Penyimpanan pada suhu 12±2ºC pra pendinginan dan disimpan
(Refrigerator). selama 30 menit. Pada kotak pra
T3 = Penyimpanan pada suhu -3±2ºC pendinginan sebagian kentan dan
(Freezer). sebagiannnya lagi diatas lapisan.
d. Penirisan
Perlakuan lama penyimpanan (H) yang Kentang yang diangkat dari dalam
terdiri dari 3 level yaitu : kotak pra pendinginan ditiriskan
H1 = lama penyimpanan 4 hari diatas nyiru selama lebih kurang 10
H2 = lama penyimpanan 8 hari menit.
H3 = lama penyimpanan 12 hari e. Dibungkus dengan plastik Cling
Warp
Dari perlakua-perlakuan diatas makan Kentang yang telah ditiriskan
akan diperoleh kombinasi 3x3 = 9 kemudian dibungkus dengan
kombinasi perlakuan sebagai berikut. plastik cling warp dimana setiap
T1H1 T1H2 T1H3 kemasan berisi antara empat
T2H1 T2H2 T2H3 sampai enam buah umbi kentang.
T3H1 T3H2 T3H3 f. Penyimpanan dalam ruang
Masing-masing perlakuan diulang pendingin
sebanyak 2 kali sehingga didapat 18 unit Kentang yang telah dikemas
percobaan. kemudian dimasukkan ke dalam
wadah pendingin dengan suhu dan
3.4 Pelaksanaan Penelitian lama penyimpanan sesuai dengan
3.4.1 Tahap Persiapan perlakuan.
Sebelum melaksanakan peelitian g. Analisa
maka semua peralatan dan bahan yang Kentang analisa dilakukan dengan
akan digunakan disiapkan terlebih dahulu. cara menganalisa pengaruh setiap
perlakuan suhu dan lama
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian penyimpanan terhadap susut berat
Tahap pelaksanaan penelitia ini kentang.
terdiri dari beberapa tahap yaitu sortasi,
pencucian/pembersihan, precooling/
prapendinginan, penirisan, pemasukan

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
KENTANG Susut Berat = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥100%

b. Kadar Air (Sudarmardji et.al, 1997)


Sortasi Penentuan kadar air pada kentang
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pemanasan dengan cara sebagai berikut:
- Bahan yang telah dihaluskan
Pencucian/Pembersihan ditimbang sebanyak 100 g
dalam botol timbang
- Setelah itu bahan tersebut
Preecooling 30 menit dikeringkan dalam oven pada
suhu 100-105º selama 3-5 jam.
Kemudian bahan didinginan
Penirisan (10 menit) dan dalam eksikator dan ditimbang.
ditimbang Selanjutnya bahan dipanaskan
lagi dalam oven selama 30
menit, didinginkan dalam
eksikator dan ditimbang.
Dibungkus dengan plasti cling Perlakuan ini diulang sampai
warp tercapai berat kosntan (selisih)
penimbangan berturut-turut
kurang dari 0,2 mg.
- Pengurangan berat merupakan
Penyimpanan dalam ruang banyaknya air dalam bahan
pendingin sesuai lama dan
suhu perlakuan c. Pati (Sudarmardji et.al, 1997)
Pengamatan terhadap kadar pati
pada kentang dalam penelitian ini akan
Analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
- Contoh berupa bahan padat
yang telah dihaluskan
Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan ditimbang sebanyak 2-5 gram.
Penelitian Penyimpanan Kentang Pada Setelah itu ditambahkan 50 ml
Suhu Rendah aquades dan diaduk-aduk
selama 1 jam. Suspensi
3.5 Pengamatan kemudian disaring dengan
Untuk mengetahui pengaruh dari kertas saring dan dicuci dengan
masing-masing perlakuan, akan dilakukan aquades sampai volume filtrat
pengamatan secara objektif terhadap susut 250 ml. Filtrat ini mengandung
berat, kadar air, kadar pati dan vitamin C. karbohidrat yang larut dan
a. Susut Berat dibuang.
Berdasarkan Sudarmadji, et.al (1997), - Untuk bahan yang mengandung
pengamatan terhadap susut berat dilakukan lemak, maka pati yang terdapat
dengan cara menimbang umbi kentang sebagai residu pada kertas
sebelum dan sesudah mendapat perlakuan saring dicuci 5 kali dengan 10
suhu dan lama penyimpanan dalam ruang ml either, dibiarkan ether
pendingin. Adapun rumus yang digunakan menguap dari residu, kemudian
adalah sebagai berikut : dicuci lagi dengan 150 ml
alkohol 10% untuk

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


membebaskan lebih lanjut - Perhitungan
karbohidrat yang terlarut. -
𝑚𝑙 𝑦𝑜𝑑 0,01 𝑁 𝑥 0,88 𝑥 𝑃 𝑥 100
- Residu dipindahkan secara Kadar Vitamin C = 𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
kuantitatif dari kertas saring ke
dalam erlenmeyer dengan Keterangan :
pencucian 200 ml aquades dan N = Normalitas larutan yodium yang
tambahkan 20 ml HCl ± 25% digunakan (0,01253)
(Berat Jenis 1,125), ditutup P = Jumlah Pengenceran
dengan pendingin balik dan
dipanaskan di diatas penangas 3.6 Analisa Data
air mendidih selama 2,5 jam. Data-data yang diperoleh dari hasil
- Setelah dingin netralkan penelitian akan diuji dengan menggunakan
dengan larutan NaOH 45% dan analisa ragam dan apabila ada perlakuan
diencerkan sampai volume 500 yang berbeda nyata maka analisis akan
ml, kemudian disaring. dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Tentukan kadar gula yang Terkecil (BNT) pada taraf 5% dan 1%
dinyatakan sebagai glukosa dari (Hanafiah,2000) dengan Program SPSS V
filtrat yang diperoleh. 17.
Penentuan glukosa seperti pada
penentuan gula reduksi. Berat IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
glukosa dikalikan 0,9 4.1 Susut Berat
merupakan berat pati. Berdasarkan analisis statistik SPSS
V.17, perlakuan suhu penyimpanan
d. Kadar Vitamin C berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
Kadar vitamin C ditentukan terhadap susut berat kentang. Sedangkan
menurut metode (Sudarmadji et al,1997), pengaruh perlakuan lama penyimpanan
dengan cara sebagai berikut. memberikan pengaruh yang nyata
- Kentang ditimbang sebanyak (P<0,05). Sedangkan interaksi antara
100 gram dan dihancurkan perlakuan suhu dan lama penyimpanan
dalam waring blender sampai berpengaruh tidak nyata terhadap susut
diperoleh slurry, kemudian 30 g berat kentang (P>0,05). Nilai rata-rata
slurry ditimbang dan pengaruh perlakuan suhu dan lama
dimasukkan ke dalam labu penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 2.
takar 250 ml, ditambahkan Tabel 2. Nilai rat-rata pengaruh perlakuan
aquades sampai tanda tera. suhu dan lama penyimpanan terhadap
Kemudian disaring dengan susut berat (%) kentang.
kertas saring atau dengan Susut Berat (%) Rata-rata
sentrufuge untuk memisahkan Perlakuan 8±2ºC 12±2ºC -3±2ºC
(coolbox) (refrogerator) (freezer)
filtratnya. 4 Hari 0,4307 0,2411 0,7352 0,4690 a
- Sebanyak 25 ml filtrat diambil 8 Hari 0,3408 0,8468 1,6793 0,9556 b
dengan pipet dan dimasukkan 12 Hari 0,5691 0,493 0,7965 0,6195 ab
ke dalam erlenmeyer 125 ml, Rataan 0,4469 a 0,5270 b 1,0703 b
kemudian ditambahkan 2 ml Keterangan :
larutan amilum 1 % dan - Huruf yang sama dibelakang nilai-
ditambahkan 20 ml aquades. rata-rata pada baris atau kolom yang
- Kemudian dititrasi dengan 0,01 sama menunjukkan perbedaan yang
N standar yodium sampai tidak nyata (P>0,05).
terbentuk warna biru. Tiap 1 ml
yodium 0,01 N setara dengan
0,88 asam askorbat.

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


Pada Tabel 2 terlihat adanya
1.8
peningkatan susut berat nyata pada 1.6
penyimpanan dalam cool box tapi tidak 1.4
1.2

Susut Berat
nyata pada penyimpanan dalam 1 Cool Box
refrigerator dan freezer. Terjadinya 0.8
Refrigerator
0.6
peningkatan susut berat ini dikarenakan 0.4 Freezer

oleh masih berlangsungnya aktivitas 0.2


0
respirasi melalui metabolisme bahan 1 2 3
Lama Penyimpanan
pangan yang walaupun sudah disimpan
pada suhu yang rendah. Nilai rata-rata
penyusutan tertinggi terdapat pada
penyimpanan dalam freezer (1,03703%).
Masih berkaitan dengan lama
Tingginya peningkatan susut berat
penyimpanan, nilai rata-rata pengaruh
berat pada penyimpanan dalam freezer
lama penyimpanan bertentangan dengan
disebabkan karena kentang menjadi beku
pernyataan Pantastico (1989), dimana rata-
sehingga menyebabkan menurunnya kadar
rata susut berat hari keempat adalah
air di dalam bahan tersebut. Kristal es
0,4690% kemudian meningkat tajam
yang terbentuk di dalam maupun diantara
menjadi 0,9556% dihari kedelapan tetapi
sel dapat menyebabkan kerusakan fisis dan
menjadi 0,6195% dihari keduabelas. Hal
terpecahnya sel-sel (Sudjata dan
ini disebabkan karena pada hari kedelapan
Wisaniyasa,2001). Selanjutnya, bahan
pada kentang terjadi aktivitas respirasi
pangan yang beku setelah dikeluarkan dari
maksimal dan kembali mengalami
ruang penyimpanan akan mengalami
penurunan aktivitas respirasi pada hari
proses pencairan (thawing) karena adanya
keduabelas (Sudjata dan
perubahan suhu dari freezer ke dalam suhu
Wisaniyasa,2001).
kamar. Kristal es yang mencair ini akan
menjadi cairan yang dapat keluar dari
4.2 Kadar Air
bahan pangan. Disamping itu, pada saat
Dari hasil analisis statistik SPSS
thawing juga menyebabkan kecepatan
V.17, diperoleh bahwa interaksi perlakuan
kegiatan enzim dan memberikan
suhu dan lama penyimpanan menunjukkan
kesempatan bertumbuhnya mikroba pada
pengaruh yang berbeda tidak nyata
kentang. Hal-hal inilah yang dapat
(P>0,05). Demikian pula terjadi pada
menyebabkan tingginya peningkatan susut
perlakuan suhu penyimpanan terhadap
berat pada kentang yang disimpan dalam
kadar air kentang. Hal ini disebabkan oleh
freezer.
karena aktivitas respirasi masih dapat
Pada perlakuan lama penyimpanan
terjadi walaupun bahan sudah disimpan
terlihat adanya kehilangan susut berat yang
pada suhu rendah. Namun, perlakuan lama
berbeda nyata antara lama penyimpanan 4
penyimpanan berpengaruh sangat nyata
hari dan 8 hari, dan berbeda sangat nyata
(P<0,01) terhadap kadar air kentang.
antara lama penyimpanan 8 hari dan 12
Berikut adalah nilai rata-rata pengaruh
hari. Hal ini disebabkan oleh karena
perlakuan suhu dan lama penyimpanan
aktivitas respirasi masih tetap berlangsung
terhadap kadar air (%) kentang yang
tetapi secara perlahan walaupun laju
dideskripsikan atau digambarkan pada
respirasi dapat ditekan, sehingga semakin
Tabel 3.
lama dilakukan penyimpanan maka resiko
berkurangnya kadar air akibat kegiatan
respirasi menjadi semakin tinggi
(Pantastici,1989).

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


Tabel 3. Nilai rat-rata pengaruh perlakuan Lama penyimpanan hari kedelapan
suhu dan lama penyimpanan terhadap menyebabkan kehilangan kadar air yang
kadar air (%) kentang. paling besar (81,2770%). Hal ini
Susut Berat (%) Rata-rata disebabkan oleh karena aktivitas respirasi
Perlakuan 8±2ºC 12±2ºC -3±2ºC
(coolbox) (refrogerator) (freezer) maksimal terjadi pada hari kedelapan dan
4 Hari 83,4732 81,327 81,6769 82,1590b kembali menurun pada hari keduabelas
8 Hari 82,6973 81,2232 79,9105 81.2770 a
(Sudjata dan Wisaniyasa,2001).
12 Hari 84,8158 86,8493 84,3676 85,3442 b
Rataan 83,6621 a 83,1332 a 81,9850a
4.3 Vitamin C
Keterangan : Berdasarkan analisis statistik SPSS
- Huruf yang sama dibelakang nilai- V.17, diperoleh bahwa perlakuan suhu dan
rata-rata pada baris atau kolom yang lama penyimpanan serta kombinasi antara
sama menunjukkan perbedaan yang kedua perlakuan tersebut menunjukkan
tidak nyata (P>0,05). pengaruh yang berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap kadar vitamin C
Pengaruh suhu dan lama kentang. Pada Tabel 4 berikut ini akan
penyimpanan terhadap penurunan kadar ditunjukkan nilai rata-rata pengaruh suhu
air berjalan seiring dengan meningkatnya dan lama penyimpanan terhadap kadar
suhu berat. Hal ini disebabkan oleh karena vitamin C kentang.
pada proses respirasi terjadinya kehilangan
air sehingga berpengaruh terhadap susut Tabel 4. Nilai rata-rata pengaruh perlakuan
berat. suhu dan lama penyimpanan terhadap
Kehilangan kadar air pada kentang kadar vitamin C (%) kentang.
berpengaruh oleh adanya aktivitas Susut Berat (%) Rata-rata
repsirasi dan transpirasi. Aktivitas respirasi Perlakuan 8±2ºC 12±2ºC -3±2ºC
(coolbox) (refrogerator) (freezer)
pada kentang menyebabkan uap air 4 Hari 3,0022 2,6941 3,0287 2,9083b
terkondensasi ke permukaan bahan 8 Hari 3,2062 3,0599 2,8974 3,0545 a
(Sudjata dan Wisaniyasa,2001). 12 Hari 2,7928 2,7776 2,5997 2,7233 b
Rata-rata persentase kehilangan Rataan 3,0004 a 2,8438 a 2,8419a
kadar air terbesar terdapat pada
penyimpanan dalam freezer (81,9850%). Keterangan :
Hal ini disebabkan oleh karena kentang - Huruf yang sama dibelakang nilai-
yang disimpan dalam freezer menjadi beku rata-rata pada baris atau kolom yang
sehingga kristal-kristal es yang terbentuk sama menunjukkan perbedaan yang
dapat merusak jaringan di dalam maupun tidak nyata (P>0,05).
diantara sel. Rusaknya jaringa inilah yang
menyebabkan bahan tidak dapat menyerap Pada Tabel 4, terlihat bahwa
kembali cairan dari hasil pencairan kristal perlakuan suhu penyimpanan cool box
es pada saat thawing (Sudjata dan lebih efektif dalam mempertahankan kadar
Wisaniyasa,2001). vitamin C kentang (3,004%) daripada
penyimpanan dalam refrigerator
(2,8438%) dan freezer (2,8419%). Tetapi
88
ketiganya memberikan pengaruh yang
86

84
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadao
Kadar Air

82
Cool Box kadar vitamin C pada kentang. Lebih
80
Refrigerator besarnya vitamin C yang hilang pada
78
Freezer penyimpanan dalam freezer daripada
76
4 Hari 8 Hari 12 Hari
refrigerator dan cool box (meskipun
Lama Penyimpanan berbeda tidak nyata), disebabkan karena
suhu dalam freezer dapat membekukan

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


bahan pangan. Dalam bahan pangan beku, Tabel 4. Nilai rata-rata pengaruh perlakuan
kehilangan yang lebih besar dijumpai suhu dan lama penyimpanan terhadap
terutama pada vitamin C daripada vitamin kadar pati (%) kentang.
lainnya (Effendi,2009). Hal ini disebabkan Susut Berat (%) Rata-rata
Perlakuan 8±2ºC 12±2ºC -3±2ºC
oleh karena setelah dikeluarkan dari wadah (coolbox) (refrogerator) (freezer)
penyimpanan bahan akan mengalami 4 Hari 8,4001 8,4484 8,6238 8,4098b
8 Hari 8,1427 7,8804 8,2297 8,0842 a
pencairan (thawing) sehingga cairan yang
12 Hari 7,9206 5,1651 5,8157 6,3004 b
dihasilkan menyebabkan vitamin C cepat
Rataan 8,1544 a 7,1646 a 7,5564a
terlarut.
Hal ini analisis yang berupa data Keterangan :
kuantitaif pada Tabel 4 juga memberikan - Huruf yang sama dibelakang nilai-
gambaran adanya kecenderungan rata-rata pada baris atau kolom yang
penurunan vitamin C dengan semakin sama menunjukkan perbedaan yang
lama penyimpanan berbeda tidak nyata tidak nyata (P>0,05).
(P>0,05). Hal ini disebbakan karena
semakin lama dilakuakn penyimpanan Dari Tabel 5 terlihat bahwa perlakuan
menyebabkan vitamin C yang teroksidasi suhu penyimpanan memberikan pengaruh
semakin tinggi sehingga kadar vitamin c yang berbeda tidak nyata terhadap kadar
secara bertahap seiring dengan semakin pati pada kentang. Tetapi pada setiap
lamanya penyimpanan inilah yang perlakuan suhu penyimpanan
dikatakan oleh Winarno (1988) bahwa menunjukkan penurunan kadar pati seiring
vitamin C mempunyai sifat yang mudah dengan lama penyimpanan.
teroksidasi oleh udara. 9
Walaupun bahan sudah dibungkus 8
7
dengan cling warp, kehilangan vitamin C 6
Kadar Pati

5 Cool Box
akibat oksidasi masih bisa dimungkinkan 4
Refrigerator
karena pori-pori plastik pembungkus yang 3
2 Freezer
digunakan masih bisa ditembus udara. 1
0
4 Hari 8 Hari 12 Hari
3.5 Lama Penyimpanan
3
Kadar Vitamin C

2.5

2 Cool box
Pengaruh lama penyimpanan terhadap
1.5
Refrigerator
kadar pati kentang menunjukkan pengaruh
1
Freezer yang tidak nyata pada lama penyimpanan
0.5

0
4 dan 8 hari (P>0,05), tetapi nyata pada
4 Hari 8 Hari 12 Hari lama penyimpanan 12 hari (P>0,01).
Lama Penyimpanan
Penurunan kadar pati seiring dengan lama
penyimpanan disebabkan oleh karena
selama dalam penyimpanan disebabkan
4.4 Kadar Pati
Analisis statistik SPSS V.17, oleh karena selama penyimpanan umbi
menunjukkan bahwa perlakuan suhu kentang akan mengalami proses
penyimpanan memberi pengaruh berbeda metabolisme, yaitu suatu proses
tidak nyata terhadap kadar pati kentang perombakan pati menjadi gula-gula
(P>0,05). Tetapi perlakuan lama sederhana dan proses tersebut dipengaruhi
penyimpanan memberikan pengaruh oleh tingkat laju respirasi, semakin tinggi
berbeda nyata (P<0,05). Pada Tabel 5 laju respirasi, semakin tinggi laju repirasi
berikut akan ditunjukkan nilai rata-rata perubahan pati menjadi gula-gula
pengaruh suhu dan lama penyimpanan sederhana akan semakin cepat dan secara
terhadap kadar pati kentang. stimular gula-gila sederahana akan
diguanakn sebagai energi dalam proses

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


repsirasi (Tronggono,1990). Demikian DAFTAR PUSTAKA
pula seperti yang disampaikan oleh Onggo
(2002) bahwa selama penyimpanan, Fardiaz,S.1992. Mikrobiologi Pengolahan
karbohidrat (pati) akan dirombak menjadi Pangan Lanjutan. Departemen
molekul yang lebih kecil (gula) untuk Pendidikan dan Kebudayaan.
mendapatkan energi yang diperlukan Direktorat Jenderal Pendidikan
dalam proses respirasi. Tinggi IPB.
Irawan,M.A.2007. Karbohidrat. Sports
V. KESIMPULAN DAN SARAN Science Brief, Polton Sport Science
5.1 Kesimpulan and Performance Lab. Vol,1.
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut. Kitinoja, L. Dan A.A. Kader,2002.
1. Penyusutan berat kentang tertinggi Praktik-praktik Penanganan
terdapat pada penyimpanan suhu - Pascapanen Skala Kecil : Manual
3±2ºC (freezer) sebesar 1,6793% untuk Produk Hortikultura (Edisi
ke 4). Postharverst Horticulture
yang disimpan selama 8 hari.
Series No. 8
2. Penyimpanan kentang yang paling
efektif untuk mempertahankan Kusdibyo dan A.A. Ashandi,2004. Waktu
berat dan karakteristik kentang panen dan Penyimpanan Pasca
yaitu dalam suhu 12±2ºC Panen Untuk Mempertahankan
(refrigerator) dengan lama Mutu Umbi Kentang Olahan. Ilmu
penyimpanan empat hari. Pertanian Vol.3. Balai Penelitian
3. Perlakuan suhu penyimpanan tidak Tanaman dan Sayuran, lembang-
Bandung.
terlalu memberikan pengaruh
terhadap kadar pati kentang, tetapi Mutiarawati,T.2007. Penanganan Pasca
perlakuan lama penyimpanan Panen Hasil Pertanian. Workshop
menurunkan kadar pati seiring Pemandu Lapangan Pengolahan
dengan semakin lama dan Pemasaran Hasil Pertanian
penyimpanan, (SLPPHP). Dep.Pertanian.
Onggo,T.M.2002. Perubahan Komposisi
Pati dan Gula Dua Jenis Ubi Jalar
5.2 Saran “Cilembu” selama penyimpanan.
Jurusan Budidaya Pertanian,
Berikut ini adalah saran-saran yang fakultas Pertanian UNPAD.
dapat diberikan oleh penulis :
Pantastici, E.R.B.1989. Fisiologi Pasca
1. Kentang sebaiknya disimpan pada Panen, Penanganan dan
suhu 12±2ºC sehingga mampu Pemanfaatam Buah-buahan dan
menghambat terjadinya rerpirasi. Sayur-sayuran Tropika Subtropika.
2. Penyimpanan kentang untuk Penerjemah, Kamariyani. Gadjah
keperluan rumah tangga sebaikny Mada University Press.
disimpan dalam suhu refrigerator. Yogyakarta,
Pujumulyani,D.2009. Teknolgi
Pengolahan Sayur-sayuran dan
Buah-buahan. Graha Ilmu.
Yogaykarta.
Safaryani,N.,S.Haryani,.E.D.Hastuti.2007.
pengaruh suhu dan lama

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016


penyimpanan terhadap penurunan project dengan Jurusan Teknologi
kadar vitamin C Brokoli (Brassica Pertanian Fapertahut UNHAS.
oleracea L) : Buletin Anatomi dan
fisiologi Vol.XV, No.2. Trenggono dan Sutardi.1990. Biokimia
laboratorium Biologi Struktur dan dan Teknologi Pasca Panen.
fungsi tumbuhan Jurusan Biologi, Proyek Pengembangan Pusat
FMIPA UNDIP. Fasilitas bersama antar Univeristas
(Bank Dunia XVII) Pusat Antar
Samadi,B.2007. Kentang dan Analisis Universitas pangan dan Gizi UGM.
Usaha Tani . Kanisius. Yogyakarta.
Yogyakarta.
Trenggono.1992. Fisiologi Lepas Pasca
Sarjana,P.2008. Pengaruh Suhu Dingin Panen. Fakultas Teknologi
dan kemasan Plastik terhadap Pertanian UGM. Yogyakarta.
Mutu Simpan Buah Manggis
(Garcinia mangostonia L). Utama,I.M.S.2001. Penanganan
Fakultas Teknolgi Pertanian Pascapanen Buah dan Sayuran
Universitas Udayana. Segar. : “Forum Konsultasi
Teknologi” Dinas Pertanian
Sastrosupadi,A.2000. Rancangan Tanaman Pangan Provinsi Bali di
Percobaan praktis Bidang Hotel Puri Bali Utama Denpasar.
Pertanian. Edisi Revisi. Kanisius.
Yogyakarta. Utama,I.M.S.2005. Pasca Panen Produk
Segar Hortikultura. Workshop of
Soelarso,R.B.1997. Budidaya Kentang Postharvest Handling of
Bebas Penyakit. Kanisius. Hortikultura Crops conducted by
Yogyakarta. Indonesia Cold Chain Project.
Winrock International di
Sriningsih.I.G.A.M.1995. Pengaruh Lama Kabupaten Enrekang Propinsi
Prapendingin dan Penyimpanan Sulawesi Selatan.
dalam Ruang Pendingin terhadap
Susut Berat dan Karakteristik Wills, R.B.H.,T.H. Lee. D. Gragam,-.W.B.
Sayuran Brokoli. Jurusan Mc. Glasson and E.G. Hall.1981.
Teknologi Pertanian Universitas Postahrvest an Introduction and
Warmadewa Denpasar. Handling of Fruit and Vegetables.
New South Wales University Press.
Sudarmadji, S.B. Haryono dan Australia.
Suhardi.1997. Prosedur Analisa
Untuk Bahan Makanan dan Winarno,F.G.1988. Kimia Pangan dan
Pertanian, edisi ketiga. Liberty. Gizi, Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. Yogyakarta.
Sujatha, W. Dan Wisaniyasa, N.W. 2001. Yazid,E. dan Nursanti,L.2006. Penuntun
Pengantar Teknologi Pangan. Praktikum Biokimia Untuk
Program Studi Teknologi Pertanian Mahasiswa Analis. Penerbit
Universitas Udayana Denpasar. ANDI.Yogyarta
Tawali, A. et,al.2004. Pengaruh Suhu
Penyimpanan Terhadap Mutu
Buah-buahan Impor yang
dipasarkan di Sulawesi Selatan.
Kerjasama Indonesia Cold Chain

JURNAL PERTANIAN VOL.XVI NO.36 MARET 2016

Anda mungkin juga menyukai