Anda di halaman 1dari 27

I.

Judul Percobaan : Analisis Vitamin C


II. Tanggal Percobaan : Senin, 26 Oktober 2015
III. Tujuan Percobaan : Menentukan kadar vitamin C di dalam sampel
IV. Dasar Teori :
Definisi Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air.
Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-buahan
terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100
mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi
kebutuhan dalam individu yang berbeda.

Gambar 1. Struktur molekul vitamin C


Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat
disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian
besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat
(bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi
bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila
bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).
Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat
yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara
kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam
diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C lagi.

1 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila
dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis.
Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya.
Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini
tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain.
Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kalogen
tersebut (Poedjiadi, 1994).

Gambar 2. Reaksi oksidasi vitamin C

Kegunaan Vitamin C Bagi Tubuh dan Makanan


Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan
yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan
untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan
penting dalam pembentukan kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen
yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu,
vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan
subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).

2 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit
dibebaskan oleh besi apabila diperlukan. Absorbsi besi dalam bentuk nonhem
meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C. Fungsi yang ketiga adalah
mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi. (Pauling, 1970).
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan
dengan metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan
sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui
cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam
empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan
menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat
berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran
dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan
konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).

Macam-Macam Analisa Vitamin C


Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu bahan
pangan yaitu metode titrasi dan metode spektrofotometri.
a. Metode Titrasi
1. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih
spesifik dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan
asam oksalat atau asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain
mengoksidasi vitamin C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari
larutan 2,6 dan asam metafosfat sangat mahal

3 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


2. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu
cara atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan
dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa
maka titran harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar
vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat
(Sastrohamidjojo, 2005).
3. Iodium
Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan
tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai
Iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum
sebagai indikatornya.
b. Metode Spektrofotometri
Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah
kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama
dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan metode
ini memiliki hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang
digunakan

Prinsip Analisa Titrasi Iodin


Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium
sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai
indikatornya. Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi
dengan suatu larutan iod standar.

Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan indikator


kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodin
dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan

4 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetra korida
dan kloroform.
Namun demikan larutan dari kanji lebih umum dipergunakan, karena
warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat
sensitiv untuk iodine. Dalam beberapa proses tak langsung banyak agen
pengoksida yang kuat dapat dianalisis dengan menambahkan kalium iodida
berlebih dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksida
yang membutuhkan larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium tiosulfat
biasanya digunakan sebagai titrannya.

Gambar 2. Reaksi vitamin C dengan iod

Vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan kadarnya dengan titrasi ini. Vitamin
C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomer 2 dan 3 sehingga
ikatan rangkap hilang (Harjadi,1990).

Perhitungan Kadar Vitamin C

Kadar Vitamin C ditentukan dengan cara iodometri, dimana vitamin C


mereduksi I2 menjadi I-. titik akhir titrasi ditentukan dari warna biru amilum.
Kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut .

𝑘 12 𝑘 𝑘 (12)
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 = 𝑘 0,88 𝑘𝑘 = 𝑘 𝑘𝑘
0,01

5 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


100 𝑘 𝑘 𝑘 100 %
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 =
𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 (𝑘𝑘)

Penjelasan Sampel

Cabai Hijau

Cabai merupakan sumber vitamin A, B, C dan E , serta ditambah mineral


seperti molibdenum, mangan, folat, kalium, thiamin, dan tembaga. Cabai berisi
tujuh kali lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan jeruk.

Di negara India, cabai telah dimasukkan kedalam obat-obatan Ayurvedic,


dan digunakan sebagai tonik untuk menangkal berbagai penyakit. Cabai juga baik
untuk membantu melangsingkan tubuh, karena kemampuannya membakar kalori
dengan mudah. Cabai juga merangsang nafsu makan, membantu untuk
membersihkan paru-paru, dan juga merangsang sistem pencernaan. Cabai
mengandung banyak senyawa kimia yan menakjubkan, yang diketahui memiliki
manfaat untuk pencegahan banyak penyakit.

Cabai mengandung senyawa seperti alkaloid, capsaicin, yaitu yang


memberikan rasa pedas yang kuat. Penelitian awal laboratorium pada hewan
percobaan menunjukkan, bahwa capsaicin memiliki anti-bakteri, anti-
karsinogenik, memiliki sifat analgesik dan anti-diabetes. Hal ini juga dapat
mengurangi kadar kolesterol HDL pada orang kegemukan.

Cabai rawit merah dan hijau yang segar adalah sumber yang kaya vitamin
C-. Pada 100 g cabai segar menyediakan sekitar 143,7 mg. Sedangkan cabai hijau
yang besar memiliki kandungan vitamin C sebesar 120 mg/100gr.

Apel

Apel adalah nama buah sekaligus nama dari pohonnya. Buahnya biasanya
berwarna merah kulitnya jika masak, namun bisa juga kulitnya hijau atau kuning.

6 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Kulitnya agak lembek dan tipis, daging buahnya keras. Buah ini memiliki
beberapa biji di dalamnya.
Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel
budidaya adalah keturunan dari Malus sieversii asal Asia Tengah, dengan sebagian
genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar).Dalam literatur, kandungan
vitamin C buah apel adalah sebesar 5mg/100gr.

V. Alat dan Bahan


 Alat – alat
 Mortar dan alu  Statif dan klem
 Labu ukur 100 mL  Gelas ukur 10 mL
 Erlenmeyer  Kaca arloji
 Buret 50 mL  Neraca analitik
 Pipa volume 10 mL  Gelas kimia

 Bahan
 Sampel buah apel
 Sampel cabai hijau
 Larutan amilum 1%
 Larutan I2 0,01 N
 Aquades

7 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


VI. Cara Kerja

Buah Apel
- di kupas
- di timbang sebanyak 8 gram
- di hancurkan dengan mortar + aquades

Slurry

- di ambil 10 mL
- di masukkan kedalam labu ukur 100 mL
- di tambahkan aquades sampai tanda batas
- di saring

Residu Filtrat

- di ambil 10 mL
- di masukkan kedalam Erlenmeyer
- di tambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes
- di tambahkan 20 mL aquades
- di titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
- dilakukan triplo

Volume larutan
standar iodium

8 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Cabai Hijau
- di kupas
- di timbang sebanyak 8 gram
- di hancurkan dengan mortar + aquades

Slurry

- di ambil 10 mL
- di masukkan kedalam labu ukur 100 mL
- di tambahkan aquades sampai tanda batas
- di saring

Residu Filtrat

- di ambil 10 mL
- di masukkan kedalam Erlenmeyer
- di tambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes
- di tambahkan 20 mL aquades
- di titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
- dilakukan triplo

Volume larutan
standar iodium

9 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


VII. Hasil Pengamatan

No. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
Reaksi asam askorbat dengan Kadar vitamin C buah
- buah apel : - buah apel I2: apel pada percobaan
Buah Apel
berwarna dihancurka ini adalah 58mg/100gr
- di kupas
hijau n : slurry dengan presentase
- di timbang sebanyak 8 gram - aquades : warna 0,055%.
- di hancurkan dengan mortar + aquades tak berwarna coklat
- amilum 1%: - ditambah
Slurry
tak berwarna aquades :
- di ambil 10 mL - larutan berwarna
- di masukkan kedalam labu ukur 100 mL iodium kuning
- di tambahkan aquades sampai tanda batas 0,01N : - filtrat apel
- di saring
berwarna +amilum
Filtrat kuning 1%:
- di ambil 10 mL (+++) berwarna
- di masukkan kedalam Erlenmeyer kuning
- di tambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes - ditambah
- di tambahkan 20 mL aquades aquades :
- di titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
berwarna Reaksi antara I2 dengan
- dilakukan triplo amilum:
kuning (-)
Volume larutan - di titrasi
standar iodium dengan I2:
berwarna
biru (+)
- Volume I2,
3 kali
- Amilum digunakan sebagai
pengulanga

10 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


No. Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
n: indikator titik akhir titrasi
V1 = 0,5 mL - Kadar vitamin C pada buah
V2 = 0,6 mL apel adalah sebesar
V3 = 0,5 mL 5mg/100gr. (Direktorat
Gizi Departemen RI, 1972)
Cabai Hijau
- cabai hijau : - cabai hijau Reaksi asam askorbat dengan Kadar vitamin C cabai
berwarna dihancurkan: I2: hijau pada percobaan
- di kupas
hijau slurry warna ini adalah
- di timbang sebanyak 8 gram - aquades : tak hijau 117,34mg/100gr
- di hancurkan dengan mortar + aquades berwarna - ditambah dengan presentase
- amilum 1%: aquades : 0,113%.
Slurry
tak berwarna berwarna
- di ambil 10 mL - larutan hijau
- di masukkan kedalam labu ukur 100 mL iodium - filtrat cabai
- di tambahkan aquades sampai tanda batas
0,01N : + amilum
- di saring
berwarna 1% :
Filtrat kuning berwarna
- di ambil 10 mL (+++) hijau
- di masukkan kedalam Erlenmeyer - ditambah
- di tambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes aquades :
- di tambahkan 20 mL aquades berwarna
- di titrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
hijau (-) Reaksi antara I2 dengan
- dilakukan triplo amilum:
- dititrasi
Volume larutan dengan I2 :
standar iodium berwarna
biru (++)
- Volume I2,

11 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


No. Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
3 kali - Amilum digunakan sebagai
pengulanga indikator titik akhir titrasi
n: Kadar vitamin C pada cabai
V1 = 1,1 mL hijau adalah sebesar
V2 = 1,0 mL 120mg/100gr. (Direktorat Gizi
V3 = 1,1 mL Departemen Kesehatan RI,
1972)

12 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


VIII. Analisis dan Pembahasan

Pada percobaan analisis vitamin C ini bertujuan untuk menentukan kadar


vitamin C pada sampel. Sampel yang kami gunakan adalah buah apel dan cabai
hijau. Pertama yang dilakukan adalah mengupas buah apel dan menghilangkan biji
cabai hijau lalu dipotong kecil dan di timbang menggunakan neraca analitik.
Sampel yang dibutuhkan adalah sebesar 8 gram. Setelah di timbang sampel
dihaluskan dengan menggunakan mortal alu dengan penambahan aquades sedikit
demi sedikit hingga terbentuk slurry. Slurry yang dibutuhkan sebanyak 10 mL,
lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL untuk dilakukan pengenceran.
Penambahan aquades pada labu ukur sampai tanda batas miniskus.
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan filtrat yang cukup digunakan
dalam proses titrasi. Selanjutnya dilakukan penyaringan terhadap larutan sampel
hasil pengenceran tersebut agar residunya benar – benar terpisah. Filtrat yang
didapatkan pada buah apel berwarna kuning kecoklatan sedangkan pada cabai
hijau filtrat berwarna hijau (-). Kemudian di masukkan 10 mL filtrat sampel
tersebut dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 3 tetes amilum 1% yang bertujuan
sebagai indikator penanda adanya titik akhir pada titrasi. Reaksi amilum dengan I2
:

Amilum bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk suatu


kompleks yang berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat
rendah.Kemudian ditambahkan 20 mL aquades lalu dilakukan titasi dengan larutan
standar I2 0,01N. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer
berubah warna dari larutan bening menjadi biru violet. Warna biru violet yang

13 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


dihasilkan merupakan reaksi antara iod dengan amilum menjadi iod-amilum
yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir.

Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C


yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan
berwarna biru karena pereaksi yang berlebih. Semakin banyak volume titrasi yang
diperlukan untuk menintrasi larutan sampel, maka dapat menandakan bahwa
semakin banyak pula kandungan kadar vitamin C pada sampel.
Adapun persamaan reaksi dari penambahan larutan standar iodium 0,01 N
pada larutan sampel buah apel dan cabai hijau, yaitu :

Proses titrasi dilakukan dengan langkah yang sama sebanyak tiga kali
pengulangan untuk mendapatkan volume titrasi yang semakin akurat. Volume
titrasi yang kami peroleh, yaitu pada sampel buah apel sebesar 0,5 mL, 0,6 mL,
dan 0,5 mL. Sedangkan pada sampel cabai hijau diperoleh volume titrasi sebesar
1,1 mL, 1,0 mL, dan 1,1 mL. Setelah didapatkan volume titrasi, kadar vitamin C
dapat ditentukan yaitu pada buah apel sebesar 58 mg per 100 gram air, sedangkan
pada cabai hijau sebesar 117,34 mg per 100 gram air (perhitungan terlampir).

𝑘 12 𝑘 𝑘 (12)
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 = 𝑘 0,88 𝑘𝑘 = 𝑘 𝑘𝑘
0,01

100 𝑘 𝑘 𝑘 100 %
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 =
𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 (𝑘𝑘)

14 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Berdasarkan literatur, dituliskan bahwa kandungan vitamin C pada cabai
hijau sebesar 120 mg/100gr (Departemen kesehatan RI,1972) sehingga hasil dari
percobaan telah sesuai dengan literatur yaitu sebesar 117,34 mg/100 gr meskipun
memiliki selisih sedikit. Sedangkan pada buah apel sebesar 5 mg per 100 gram Air
(Departemen Kesehatan RI,1972) sehingga hasil dari percobaan berbeda sangat
jauh dari literatur. Hal tersebut dapat dikarenakan kurang ketelitian di saat
penentuan titik akhir titrasi, I2 mengalami oksidasi, ataupun human error. Kadar
vitamin C pada buah apel yang sangat sedikit memungkinkan untuk sulitnya di
analisis dengan metode iodometri sehingga dapat dilakukan menggunakan metode
yang lain.

15 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan yaitu analisis vitamin C
menggunakan metode iodometri didapatkan hasil kadar vitamin C pada buah apel
sebesar 58 mg per 100 gram air, sedangkan pada cabai hijau sebesar 120 mg per
100 gram air.

X. Tugas dan Jawaban Pertanyaan


1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel !
Jawab :
Buah Apel
 Pada Erlenmeyer 1 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
0,5 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,44 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,44 𝑘𝑘 𝑘 = 4,4 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 4,4 𝑘𝑘 𝑘 = 55 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 Pada Erlenmeyer 2 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
0,6 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,528 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,528 𝑘𝑘 𝑘 = 5,28 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 5,28 𝑘𝑘 𝑘 = 66 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 Pada Erlenmeyer 3 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
0,5 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,44 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,44 𝑘𝑘 𝑘 = 4,4 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 4,4 𝑘𝑘 𝑘 = 55 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
𝑘𝑘
 Rata – rata kadar vit. C = 55+66+55 = 58
3 100𝑘𝑘

16 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Cabai Hijau
 Pada Erlenmeyer 1 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
01,1 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,968 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,968 𝑘𝑘 𝑘 = 9,68 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 9,68 𝑘𝑘 𝑘 = 121 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 Pada Erlenmeyer 2 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
1,0 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,88 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,88 𝑘𝑘 𝑘 = 8,8 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 8,8 𝑘𝑘 𝑘 = 110 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 Pada Erlenmeyer 3 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
1,1 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,968 mg (a)
100
Dalam 8 gram = 0,968 𝑘𝑘 𝑘 = 9,68 𝑘𝑘
10
100
Dalam 100 gram = 9,68 𝑘𝑘 𝑘 = 121 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 Rata – rata kadar vit. C = 121+110+121 = 117,34 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
3

2. Gambarkan stuktur vitamin C !


Jawab :

17 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi
vit. C !
Jawab :
Anemia
Kulit kering
Radang gusi (gingivitis)
Pendarahan internal
Penurunan sistem imun
Rasa nyeri otot dan mudah memar
Kerusakan pada jaringan jantung
Penurunan tingkat penyembuhan luka atau infeksi
Peningkatan sintesis kolesterol

4. Sebutkan Buah makanan yang mengandung Vitamin C !


Jawab :
Kandungan Vitamin C pada Buah (mg/100 gr) :
Jambu biji : 87 mg/100gr
Bengkoang : 20 mg/100gr
Apel : 5 mg/100gr
Belimbing : 35 mg/100gr
Jambu air : 5 mg/100gr
Kedondong : 10 mg/100gr
Mangga muda : 66 mg/100gr
Manggis : 2 mg/100gr
Nangka : 7 mg/100gr
Pisang raja : 10 mg/100gr
Sirsak : 20 mg/100gr
Dsb.
(sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1972)

18 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


5. Sebutkan peranan penting Vitamin C dalam tubuh !
Jawab :
Menjaga struktur kolagen
Membantu penyerapan zat besi
Sebagai antioksidan
Meningkatkan pembuangan feses atau kotoran
Mampu menangkal nitrit penyebab kanker
Menurunkan kadar kolesterol
Menurunkan tekanan darah
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

XI. Daftar Pustaka :


Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga
Anonim. 2012. Akibat Kekurangan Vitamin C. (online).
http://wikivitamin.com/penyakit-akibat-defisiensi-atau-kekurangan-
vitamin-c-asam-askorbat/. (diakses pada tanggal 30 Oktober 2015)
Anonim. 2015. Vitamin C. (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C.
(diakses pada tanggal 30 Oktober 2015)

Anna Poedjiadji. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit UI Press


Guyton, A . C . 2007. Biokimia untuk Pertanian. Medan : USU Press
Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Pauling, L. 1970. General Chemistry ed isi4. Jakarta : Gaya Baru
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press

19 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


LAMPIRAN DOKUMENTASI

No. Dokumentasi Langkah Kerja Keterangan


Setelah buah apel dikupas
lalu ditimbang 8 gram.

Potongan buah apel


dihaluskan menggunakan
mortal dan alu dengan
penambahan sedikit demi
sedikit aquades hingga
terbentuk slurry

Diambil 10mL slurry Slurry berwarna


yang terbentuk. coklat.

20 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Dimasukkan kedalam labu Larutan berwarna
ukur 100 mL untuk coklat.
diencerkan.

Larutan hasil pengenceran


disaring.

Filtrat diambil 10 mL. Residu berwarna


coklat, filtrate
berwarna kuning
kecoklatan.

10 mL filtrat dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer.

21 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Ditambahkan 3 tetes
amilum 1%

Ditambahkan 20 mL
aquades

Dilakukan titrasi dengan Larutan berwarna


larutan standar I2 0,01 N biru

Hasil titrasi dengan Larutan berwarna


iodium. biru

22 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Setelah biji cabai hijau
dibuang lalu ditimbang 8
gram.

Potongan cabai hijau


dihaluskan menggunakan
mortal dan alu dengan
penambahan sedikit demi
sedikit aquades hingga
terbentuk slurry

Diambil 10mL slurry Slurry berwarna


yang terbentuk. Lalu hijau
diencerkan ke dalam labu
ukur 100 mL.

Larutan hasil pengenceran Residu berwarna


disaring. hijau, filtrate
berwarna hijau (-)

23 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


Filtrat diambil 10 mL dan
dimasukkan dalam masing
– masing Erlenmeyer.

Ditambahkan 3 tetes Larutan berwarna


amilum 1% dan 20 mL hijau (-)
aquades.

Dilakukan titrasi dengan


larutan standar I2 0,01N.

Hasil titrasi Larutan berwarna


biru (++).

24 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


LAMPIRAN PERHITUNGAN

a. Kadar vitamin C buah apel


Volume titrasi dengan larutan standar I2 0,01 N :
Erlenmeyer 1 V = 0,5 mL
Erlenmeyer 2 V = 0,6 mL
Erlenmeyer 3 V = 0,5 mL
 Pada Erlenmeyer 1 :
I ×N I2
 Kadar vit. C =V 2 × 0,88
0,01
0,5 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,44 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,44 𝑘𝑘 𝑘 = 4,4 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 4,4 𝑘𝑘 𝑘 = 55 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,44×100%
=
10×8006 ,8
= 0,05%
 Pada Erlenmeyer 2 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
0,6 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,528 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,528 𝑘𝑘 𝑘 = 5,28 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 5,28 𝑘𝑘 𝑘 = 66 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,528×100%
=
10×8006 ,8
= 0,066%
 Pada Erlenmeyer 3 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
0,5 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,44 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,44 𝑘𝑘 𝑘 = 4,4 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 4,4 𝑘𝑘 𝑘 = 55𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8

25 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,44×100%
=
10×8006 ,8
= 0,05%
 Rata – rata kadar vit. C = 55+66+55 = 58 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
3
 Rata – rata % kadar vit. C = 0,05+0,066+0,05 = 0,055 %
3

b. Kadar vitamin C cabai hijau


Volume titrasi dengan larutan standar I2 0,01 N :
Erlenmeyer 1 V = 1,1 mL
Erlenmeyer 2 V = 1,0 mL
Erlenmeyer 3 V = 1,1 mL
 Pada Erlenmeyer 1 :
I ×N I2
 Kadar vit. C =V 2 × 0,88
0,01
1,1 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,968 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,968 𝑘𝑘 𝑘 = 9,68 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 9,68 𝑘𝑘 𝑘 = 121 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,968×100%
=
10×8000 ,8
= 0,12%
 Pada Erlenmeyer 2 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
1,0 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,88 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,88 𝑘𝑘 𝑘 = 8,8 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 8,8 𝑘𝑘 𝑘 = 110 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
8
 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,88×100%
=
10×8000 ,8
= 0,1%

26 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”


 Pada Erlenmeyer 3 :
I2 ×N I2
 Kadar vit. C =V × 0,88
0,01
1,1 mL ××0,01N
= × 0,88
0,01
= 0,968 mg (a)
100
 Dalam 8 gram = 0,968 𝑘𝑘 𝑘 = 9,68 𝑘𝑘
10
100
 Dalam 100 gram = 9,68 𝑘𝑘 𝑘 =
8
121 𝑘𝑘/100𝑘𝑘
 % kadar vit. C = 100×a×100%
V sampel ×berat sampel (mg )
100×0,968×100%
=
10×8000 ,8
= 0,12%

 Rata – rata kadar vit. C = 121+110+121 = 117,34 𝑘𝑘/100𝑘𝑘


3
 Rata – rata % kadar vit. C = 0,12+0,1+0,12 = 0,113 %
3

27 Laporan Biokimia I “Analisis Vitamin C”

Anda mungkin juga menyukai