Anda di halaman 1dari 9

BAB VI

PERENCANAAN KEBUTUHAN LUAS DEPARTEMEN

A. Pendahuluan
1. LatarBelakang
Perencanaan tentang tata letak pabrik yang kini merupakan faktor penting
didalam sebuah perusahaan untukmeningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan, karena tata letak itu akan menentukan alur tentang bagaimana produk
itu menjalani sebuah proses produksi hingga produk siap dipasarkan di
lingkungan masyarakat.
Perusahaan besarlah yang saat ini sedang menggandrungi trend atau
kepopuleran dari perencanaan tata letak pabrik ini, tetapi tidak hanya perusahaan
besar yang ingin menciptakan konsep ini, karena perusahaan menengah kebawah
pun mulai menerapkan konsep ini karna dengan menggunakan perencanaan ini
perusahaan dapat menghemat waktu dari proses produksi sehingga tercapai
efesiensi, keefektifan, dan peningkatan produktivitas waktu, dalam menjalankan
konsep ini perusahaan harus merencanakan luas pada setiap departemen dengan
memperhatikan kebutuhan dan luas bangunan dengan cara perencanaan
kebutuhan luas departemen.
Perencanaan kebutuhan luas departemen merupakan cara untuk menentukan
kebutuhan luas setiap departemen dengan tujuan untuk menentukan berapa
kapasitas pabrik baik untuk menampung karyawan, meletakkan dan
mengoperasikan fasilitas kerja yang dibutuhkan, maupun kapasitas produksinya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari perencanaan kebutuhan luas departemen dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
a. Memperkirakan jumlah personil (karyawan) untuk setiap departemen.
b. Memperkirakan apa saja dan berapa jumlah fasilitas kerja yang dibutuhkan
oleh setiap departemen.
c. Memperkirakan kapasitas setiap departemen untuk menampung baik personil
(karyawan) maupun fasilitas kerja yang dibutuhkan.
d. Merencanakan luas yang dibutuhkan oleh setiap departemen.
3. Manfaat Praktikum
a. Mahasiswa dapat merencanakan ukuran setiap departemen yang dibutuhkan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan luas departemen pada setiap
departemen.

B. Landasan Teori
1. Perencanaan Kebutuhan LuasLantai
Perencanaan ini bertujuan untuk mengetahui luas lantai yang dibutuhkan
pada setiap fasilitas-fasilitas yang didirikan. Syarat utama perencanaan luas lantai
adalah pembakuan sistem kerja. Dalam perancangan stasiun kerja kita harus
memastikan bahwa sistem kerja telah baku. Apabila sistem kerja belum baku,
maka luas lantai yang dibutuhkan menjadi tidak absah. Komponen-komponen
yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan luas lantai adalah luasan
mesin, luasan ruang gerak operator, luasan penumpukan bahan yang akan diproses
dan setelah diproses, serta luasan untuk kegiatan pemindahan bahan.
Luasanpokok kemudian ditambahkan allowance yang bertujuan mendukung
kelancaran kegiatan produksi. (Hadiguna, 2008)
Tabel 2.1 Contoh Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai
LEMBAR KEBUTUHAN LUAS LANTAI
Luas area yang dibutuhkan Sub
Nama
Perleng- total
mesin atau Total
Sub X
peralatan Mesin, kapan Ruang Ruang Jumlah luas
Stasiun Tot 150%
kerja yang dll pembantu operator Material mesin Lantai
2 al allow
diper- (m ) 2 ,Dll (m ) 2
(m ) 2
(m ) (m2)
(m2) -ance
gunakan
(m2)

Tabel memperlihatkan bahwa perhitungan kelonggaran berdasarkan luasan


terpakai yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penentuan kelonggaran dengan
cara penetapan demikian lebih tepat untuk menentukan kebutuhan arealyang besar
seperti areal parkir atau fasilitas pendukunglainnya.
2. Luas area yangdibutuhkan.
Selain digunakan untuk mengestimasi kebutuhan ruang, tingkat produksi
digunakan sebagai panduan dalam proses pemilihan tipe tata letak apakah
menggunakan product layout atau process layout, penentuan tingkat produksi
untuk tiap-tiap tahap proses, memberi gambaran berapa jumlah mesin dan
peralatan yang dibutuhkan. Tiga hal yang dapat dijadikan dasar untuk menetukan
luas area yang dibutuhkan, yaitu penetuan tingkat produksi, peralatan yang
dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang diperlukan.
Terdapat beberapa metode yang sering dipergunakan dalam penentuan
kebutuhan luas ruangan.
a. Metode fasilitas industri yaitu kebutuhan ruang berdasar fasilitas produksi dan
fasilitas pendukung proses produksi. Luas ruangan/lantai dihitung dari ukuran
masing-masing jenis mesin atau peralatan yang digunakan dikalikan dengan
jumlah masing-masing jenis peralatan tersebut dan ditambahkan dengan
kelonggaran yang dipergunakan untuk operator dan gang(aisle).
b. Metode template yaitu penentuan kebutuhan ruang yang didasarkan atas
template atau model yang dibuat. Metode ini akan memberikan gambaran yang
nyata akan bentuk dan seluruh kebutuhanruang.
c. Metode standar industri dibuat atas penelitian-penelitian yang dilakukan
terhadap industri-industri yang dinilai telah melakukan perancangan tata letak
secara keseluruhan khususnya dalam penentuan kebutuhanruang.
C. Pengumpulan Data
1. Activity Template Block Diagram (ATBD)

Gambar6.1Activity Template Block Diagram


Gambar diatas memperlihatkan urutan dari setiap departemen yang ada pada
perusahaan tersebut yang dimana pada gambar diatas belumlah di atur sedemikian
rupa membentuk sebuah departemen hanya saja masih berupa urutan departemen
dan kepentingan atau hubungan dari sebuah departemen dengan departemen
lainya.
2. Activity Relationship Diagram (ARD)

Gambar6.2Activity Relationship Diagram Layout


Gambardiatasadalah data yang dimana didapat dari data Activity Template
Block Diagram (ATBD) setiap departemen diatas yang sudah dicocokan dengan
tingkat kepentingan dari setiap departemen.
D. Pembahasan
Tabel 5.1 Data Luas Departemen
NO Nama Departemen Jumlah Panjang Lebar Luas Total
1 Bahan Baku 1 11 10 110 110
2 Timbangan 2 3 2 6 12
3 Pemecahan Batu 1 4 4 16 16
4 Pengecoran 3 23 30 690 2070
5 Peleburan 1 5 8 40 40
6 Pemotongan 1 3 3 9 9
7 Pembubutan 8 3 3 9 72
8 Grinda 2 3 3 9 18
9 Las 5 3 3 9 45
10 Shoot Blasting 1 7 7 35 35
11 Drilling 1 2,5 2,5 6,25 6,25
12 Dempul 1 3 4,5 13,5 13,5
13 Pengamplasan 1 3 3 9 9
14 Painting 1 5 7 35 35
15 Pengeringan 1 4,5 6 27 27
16 Packing 1 3 3 9 9
17 Desain 1 3 3 9 9
18 Showroom 1 4 4 16 16
19 Limbah Produksi 2 3 3 9 18
20 Quality Control 3 4,5 3 13,5 13,5
21 Ware House 1 8 9 72 72
22 Office 1 7,5 12 90 90
23 Ruang Peralatan 2 3 4,5 13,5 27
24 Loker Karyawan 1 8 11 88 88
25 Mushola 1 5 7,5 37,5 37,5
26 Toilet 10 3 3 9 90
27 Satpam 1 4 3 12 12
Lanjutan Tabel 5.1 Data Luas Departemen
28 Mess 1 10 11 110 110
29 Pengamplasan 1 30 15 450 450
30 Tamu 1 4 3 12 12
31 Klinik 1 5 5 25 25
32 Dapur 1 4 4 16 16
33 Generator 1 2 2 4 4
34 Titik Kumpul 1 7 7 49 49
35 Sampah umum 1 4 3,5 14 14
Total 3706,25

Tiga hal yang dapat dijadikan dasar untuk menetukan luas area yang
dibutuhkan, yaitu penentuan tingkat produksi, peralatan yang dibutuhkan untuk
proses produksi dan karyawan yang diperlukan. Metode fasilitas industri yaitu
kebutuhan ruang berdasar fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi.
Metode template yaitu penentuan kebutuhan ruang yang didasarkan atas template
atau model yang dibuat. Metode standar industri dibuat atas penelitian-penelitian.
Dari tabel 5.1 diatas mengenai perencanaan luas departemen dalam
departemen produksi kami mengalokasikan kebutuhan luas ruangan dengan
memperhtiungkan nilai dari keperluan departemen tersebut, contohnya departemen
bahan baku jumlah ruangan satu dengan panjang 11 m dan lebar 10 m jadi luas 110
m2 dengan kalkulasi perbandingan 1:75. dengan panjang 11 m pada departemen
bahan baku untuk kebutuhan produksi biasanya semua perusahaan departemen yang
paling besar adalah departemen bahan baku, dimana panjang dan lebar departemen
bahan baku ini sangat luas.
Contoh kedua departemen pengecoran dalam study kasus ini saat penelitian
menggambil data di CV. Dwi Jasa Logam departemen pengecoran sangat memakan
ruangan karena, perusahaan ini membuat alat alat dari besi seperti komponen molen,
pada departemen pengecoran dialokasikan dengan 3 departemen sekaligus karena,
departemen pengecoran dengan panjang ruangan 23 m dan lebar 30 m dengan luas
ruagan 690m2. Departemen pengecoran sangat membutuhkan space yang cukup
karena proses ini sangat penting untuk perusahaan pengecoran produk yang
bervariasi.

E. Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan kebutuhan luas departemen yang telah di buat
diatas dapat menentukan ukuran sesuai kebutuhan setiap departemen, dapat
menggunakan space lantai produksi dan dapat menentukan antara jumlah mesin
dengan pekerja sehingga didapatkan hasil yang maksimal dalam lantai produksi,
sehingga para pekerja dapat melakukan kegiatan produksi dengan leluasa dan mesin
produksi dapat beroprasi dengan maksimal karena proses produksi dapat berjalan
dengan semestinya tanpa membatasi ruang gerak pekerja, mesin dan transportasi.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra Andri, dkk. 2013. Laporan Akhir Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas.
Universitas Gunadarma: Depok
Lab. Menggambar Teknik & PTLF. 2019. Modul Praktikum Perancangan Tata Letak
Fasilitas. IST AKRPIND: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai