Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR ANALISIS PEMETAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK DUSUN

PROMASAN RW 02 KELURAHAN KUMPULREJO, KECAMATAN ARGOMULYO


KOTA SALATIGA

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Semester Matakuliah Pemetaan Sosial dan Kebijakan Publik -
Desentralisasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana

Disusun Oleh :

Devi Bening Hesti Maela (352017026)


Elsiati tanggu (352017027)
Arya yudha asmara (3520170440
Hendrik van dekken bakanuku (352017032)
Yeremia ariel krisnadi (352017004)
Adriani widya shinta ratri (3520170230)
Alttabelo Sarawan Rumbrawer (352017605

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

AGUSTUS 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geografi. Secara umum,
pemetaan sosial merupakan proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan
pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya (profil dan masalah
sosial yang ada pada masyarakat tersebut). Pemetaan sosial disebut juga dengan social mapping.
Pemetaan sosial adalah teknik untuk membuat gambar kondisi sosial ekonomi masyarakat,
misalnya gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, jalan, pelayanan
kesehatan dan sarana-sarana umum.Pemetaan sosial harus dilakukan secara partisipatif dan
memberdayakan.

Proses membangun pemahaman yang sistematis merupakan proses penggunaan


kecerdasan kritis saling mendiskusikan tindakan mereka dan mengembangkannya, sehingga
tindakan sosial mereka akan dapat benar-benar berpengaruh terhadap perubahan sosial. Pentingnya
pemetaan dalam kondisi eksisting agar peneliti tahu kondisi wilayah yang sebenarnya, bisa
mendapatkan data acuan untuk program yang akan dilaksanakan, dapat mengantisipasi segala
kendala yang mungkin timbul saat program dilaksanakan, membuat persiapan pencegahannya,
termasuk memberikan gambaran awal yang baik untuk program yang akan dilaksanakan. Peta
wilayah merupakan peta yang menggambarkan kondisi wilayah dengan menggunakan skala. Peta
wilayah dapat dianalisis karena gambaran ini menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.

Begitu pula dengan kondisi wilayah di suatu kelurahan bernama Kumpulrejo, yang terdapat
di Kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Kumpulrejo memiliki 10 RW yang memiliki kondisi
existingnya masing-masing. Kondisi existing tersebut terdiri atas masalah dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing wilayah. Di RW 2 Promasan yang menjadi kajian kami dalam usaha
memetakan kondisi existing, memiliki profil wilayah yang berkaitan dengan kondisi lingkungan
termasuk pemukiman. Masalah dan potensi di RW tersebut terindikasi dari aspek-aspek
pembangunan rumah huni, kondisi infrastruktur dan pra sarana, kondisi alam, termasuk perairian.
Dengan adanya konsep pemetaan existing wilayah, kami dapat mengetahui,
mengidentifikasi, menganalisis, gambaran wilayah dengan kondisi sosial di RW 2 Promasan serta
menindaklanjuti, kira-kira kebijakan dan program apa yang relevan untuk dikaji lebih mendalam
guna mengatasi permasalahan dan potensi yang ada di RW Promasan.

B. Maksud Tujuan

Dibuatnya analisis wilayah dan pemetaan kondisi existing di RW 2 ini bertujuan untuk
mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis serta merancangkan program sebagai tindak
lanjutan dari kondisi yang terdapat di RW 2 Promasan. Selain itu dari identifikasi masalah serta
potensi yang terdapat di RW ini, ditujukan sebagai acuan dalam praktik akademis guna melakukan
studi lapangan yang berkaitan dengan pemetaan kondisi wilayah dalam aspek sosio geografis atau
aspek lainnya yang masih relevan.

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambaran Umum Kelurahan, Kumpulrejo merupakan salah satu kelurahan yang ada di
bawah Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Kelurahan Kumpulrejo mempunyai luas wilayah ±
629.030ha dimanfaatkan pemukiman 211.010 ha dan untuk pertanian 418.020 ha. Topografi
Kelurahan Kumpulrejo terdiri dari dataran rendah dan tinggi. Dataran rendah terletak disebelah
barat dan selatan. Ketinggian dari permukaan laut ± 750m. Curah hujan pertahun 2.583 mm. Suhu
rata-rata ± 26º C, 16,88% dari jumlah penduduk Kelurahan Kumpulrejo buruh Harian lepas. Secara
geografis, Kelurahan Kumpulrejo berbatasan dengan beberapa kelurahan yang berada di wilayah
Kota Salatiga serta beberapa desa yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. Secara terperinci
batas wilayah administrasi Kelurahan Kumpulrejo adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Tegalrejo
2. Sebelah Barat : Desa Somagawe, Kec. Getasan
3. Sebelah Selatan : Desa Jetak Kec. Getasan
4. Sebelah Timur : Kelurahan Randuacir
Kelurahan Kumpurejo merupakan daerah di kaki gunung Merbabu Jarak tempuh yang
diperlukan untuk mencapai kota, kecamatan, maupun pusat pemerintahan kota relatif dekat. Waktu
yang diperlukan untuk mencapai pusat kecamatan dengan jarak sekitar 3 km adalah 10 menit,
sedangkan untuk mencapai pusat pemerintahan Kota Salatiga yang berjarak sekitar 6 km
diperlukan waktu 20 menit.
Sejarah Kelurahan Kumpulrejo Kumpulrejo merupakan salah satu kelurahan yang terletak
di Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Asal mula Kumpulrejo adalah gabungan atau kumpulnya
dua desa menjadi satu desa, yaitu : Pertama Desa Suroyudan, yang terdiri dari Dusun Ngronggo,
Krekes, dan Belon dengan Lurah Mbah Midat. Kedua Desa Singojayan, yang terdiri dari
Promasan, Ngemplak, Tetep Wates, Randuares, Kenteng dengan Lurah Mbah Sastowidjojo,
kemudian diganti oleh Mbah Merto Karijo. Keduanya bertempat tinggal di Promasan. Dua desa
tersebut digabung dengan cara pemilihan lurah yang dimenangkan oleh Mbah Lurah Rono
Suhardjo yang bertempat tinggal di Randuares. Uniknya pemilihan Kepala Desa waktu itu tidak
menggunakan sistem coblosan tanda gambar atau dengan cara memasukkan biting/ lidi ke dalam
bumbung akan tetapi dengan cara pendukung calon Kepala Desa berdiri di belakang calon. Barang
siapa para pendukungnya lebih panjang, maka dialah pemenangnya. Sejak saat itulah desa tersebut
diberi nama Desa Kumpulrejo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang terdiri dari 10
Rukun Warga (RW) dan 42 Rukun Tetangga (RT) yaitu sebaga berikut :
1. RW 1 Randuares (Terdiri dari 8 RT)
2. RW 2 Promasan (Terdiri dari 5 RT)
3. RW 3 Slumut (Terdiri dari 2 RT)
4. RW 4 Ngronggo (Terdiri dari 5 RT)
5. RW 5 Bendosari (Terdiri dari 7 RT)
6. RW 6 Tetep Wates (Terdiri dari 5 RT)
7. RW 7 Kenteng (Terdiri dari 2 RT)
8. RW 8 Salib putih (Terdiri dari 2 RT)
9. RW 9 Ngemplak (Terdiri dari 3 RT)
10. RW 10 Belon (Terdiri dari 3 RT)

Kelurahan Kumpulrejo sebelumnya merupakan desa di wilayah Kabupaten Semarang yang


kemudian berdasarkan PP Nomor 69 Tahun 1992, tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, resmi menjadi wilayah
pemekaran bagi Kota Salatiga. Adapun status sebagai kelurahan, resmi diperoleh berdasarkan
Perda Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan Desa Menjadi Kelurahan, yang
pada dasarnya merupakan implementasi dari PP Nomor 62 Tahun 1992 tersebut. Perubahan status
pemerintahan dari desa menjadi kelurahan membawa konsekuensi-konsekuensi terhadap struktur
dan budaya masyarakat setempat. Perubahan-perubahan ini menuntut kerja keras dari semua pihak,
baik aparat kelurahan, kelembagaan RT dan RW setempat, para tokoh pemuda, tokoh agama,
tokoh masyarakat maupun lembaga sosial kemasyarakatan lainnya, seperti PSM, PKK, Dasa
Wisma, Karang Taruna, dan lain sebagainya.

RW II Promasan sebagai Analisis wilayah Existing

Profil RW 02 Promasan Kumpulrejo

Provinsi : JAWA TENGAH Luas Kumuh Ha


Kab/Kota : KOTA SALATIGA Jumlah Bangunan 668 Unit
Kecamatan : ARGOMULYO Jumlah Penduduk 3.249 Jiwa
Kelurahan : KUMPULREJO Jumlah KK 950 KK
Luas Permukiman : 2974,1 Ha Jumlah MBR 633 KRT

Sedangkan pada RW 2 sendiri, kondisi wilayah secara geografis, diketahui memiliki luas
permukiman 2874,1 Ha dimana memiliki jumlah bangunan sebanyak 668 unit. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 3.249 jiwa, 950 KK, dan jumlah MBR 633, kondisi geografis RW memiliki
korelasi dengan kondisi permukiman serta lingkungan yang terdapat di dalamnya.

Berikut tabel profil wilayah permukiman dari RW 02.


PROFIL PERMUKIMAN
Provinsi : JAWA TENGAH Luas Kumuh Ha
Kab/Kota : KOTA SALATIGA Jumlah Bangunan 668 Unit
Kecamatan : ARGOMULYO Jumlah Penduduk 3.249 Jiwa
Kelurahan : KUMPULREJO Jumlah KK 950 KK
Luas Permukiman : 2974,1 Ha Jumlah MBR 633 KRT
KONDISI AWAL (BASELINE)
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SATUAN PROSEN (%) NILAI
A. FISIK
a. Bangunan pada lokasi memiliki
168,00 Unit 25,15% 1
keteraturan
1. Kondisi b. Bangunan memiliki kepadatan sesuai
2.974,10 Ha 100,00% 5
Bangunan Hunian ketentuan
c. Bangunan pada lokasi memenuhi
151,00 Unit 22,60% 0
persyaratan teknis
a. Area terlayani oleh jaringan jalan
2. Kondisi Jalan 5.500,00 Meter 100,00% 5
lingkungan
Lingkungan b. Area memiliki kualitas permukaan jalan
2.750,00 Meter 50,00% 1
yang baik
3. Kondisi a. Populasi dapat mengakses air minum yang
717,00 KK 75,47% 3
aman
Penyediaan Air
b. Populasi terpenuhi kebutuhan air minum
Minum 775,00 KK 81,58% 5
minimalnya
a. Area tidak terjadi genangan > 30 cm, > 2
2.974,10 Ha 100,00% 5
jam > 2x setahun
b. Area tersedia drainase lingkungan 2.800,00 Meter 77,78% 5
4. Kondisi
c. Drainase lingkungan terhubung dengan
Drainase 2.800,00 Meter 77,78% 5
hirarki di atasnya
Lingkungan d. Area memiliki drainase lingkungan yang
2.800,00 Meter 77,78% 5
terpelihara
e. Area memiliki kualitas konstruksi drainase
1.450,00 Meter 40,28% 1
lingkungan baik

5. Kondisi a. Area memiliki sistem air limbah yang


804,00 KK 84,63% 5
sesuai standar teknis
Pengelolaan Air
b. Area memiliki sarpras air limbah sesuai
Limbah 804,00 KK 84,63% 5
dengan persyaratan teknis
a. Area memiliki sarpras pengelolaan
persampahan yang memenuhi persyaratan - KK 0,00% 0
6. Kondisi teknis
Pengelolaan b. Area memiliki sistem persampahan sesuai
26,00 KK 2,74% 0
Persampahan standar
c. Area memiliki sarpras persampahan yang
- KK 0,00% 0
terpelihara
7. Kondisi a. Area memiliki prasarana proteksi
668,00 Unit 100,00% 5
kebakaran
Proteksi
Kebakaran b. Area memiliki sarana proteksi kebakaran - Unit 0,00% 0
B. NON FISIK
1. Legalitas a. Bangunan hunian memiliki IMB 273,10 Unit 40,88%
Pendirian b. Bangunan hunian memiliki
Bangunan 743,61 Unit 111,32%
SHM/HGB/Surat yang diakui Pemerintah
2. Kepadatan
jiwa/ha 1 jiwa/Ha
Penduduk

Table 1. Profil permukiman


BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Rw kelurahan kumpulrejo, Kecamatan argomulyo,
kota salatiga . Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 11 agustus 2019. Untuk data
kita mengambilnya dengan melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber yaitu ketua
RT untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.
B. Metode penelitian
Pelaksanaan penelitian meliputi berbagai kegiatan yaitu observasi daerah, pengambilan
data, pengolahan data, dan pemecahan masalah.
1. Observasi daerah
Kegiatan ini meliputi pengamatan daerah di seluruh RW 2 yang meliputi 5 RT ,
keadaan masyarakat setempat, sumber air, kondisi jalan , pembuangan sampah,masalah
keamanan ,sumber penghasilan warga,tempat tinggal warga,selokan serta masalah
limbah .
2. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan dengan melakukan wawancara terhadap 5
narasumber tetap yaitu ketua RT yang berjumlah 5 orang. Lalu pengambilan data
dilanjutkan dengan melakukan wawancara terhadap beberapa warga setempat untuk
membandingkan keluhan yang di dapat dari narasumber awal yaitu ketua RT agar di
dapat hasil yang valid .
3. Pengolahan data
Dari hasil observasi daerah serta pengambilan data keluhan yang paling banyak kita
dapatkan ialah masalah selokan yang belum merata serta kondisi jalan yang belum di
aspal di beberapa bagian dalam gang.
4. Pemecahan masalah

Dari beberapa masalah tersebut kita nyimpulkan harus melakukan beberapa hal
seperti berikut :
1. penngolahan limbah
a. Pembuatan tempat penampungan sampah di setiap RT sehinnga warga hanya perlu
membuang di penampungan.
b. Menyediakan mobil pengangkut sampah yang setiap pagi mengambil sampah di
penampungan yang akan dibawa ke TPA ngeronggo.
c. Pembuatan bank sampah agar sampah yang bisa di daur ulang dapat di manfaatkan
kembali.
2. Selokan yang masih belum merata
a. Pembuatan selokan di kanan dan dikiri jalan karena sebagian besar selokan hanya ada
salah satu pinggiran jalan
b. Memperbaiki beberapa selokan yang rusak yang posisinya berada di tikungan yang
rusak akibat ban mobil dan membuat pemabatas agar ban mobil tidak melewati pondasi
selokan yang berada di jala tikungan
c. Membuat aliran air langsung masuk keselokan agar tidak ada lagi aliran air bekas
rumah tangga yang di buang ke kebun
3. Jalan rusak
a. Mengusulkan kepada pemerintah agar bembuatan jalan tidak hanya di jalan utama
tetapi sampai ke jalan dalam kampung
4. Masalah toilet umum dan air bersih
a. Membuat toilet umum di setiap RT karena masih ada beberapa kepala rumah tangga
belum ada jamban permanen
b. Kamar mandi di sebelahnya dibuatkan filter air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
air untuk kebutuhan sehari hari
5. Keamanan
a. Diadakan ronda setiap hari dan diadakan pembuatan jadwal ronda.
b. Melapor ke polsek terdekat agar polisi mengadakan patro;I setiap malam
c. Membuat pamflet larangan mengkonsumsi narkoba,alcohol dan larangan berjudi
6. Pendidikan
a. Diadakan sosialisasi dari dinas pendidikan
b. Orang tua lebih mengarahkan anak untuk berpendidikan tenggi
BAB IV

PETA MASALAH DAN PETA POTENSI

A. Peta Masalah

Masalah lingkungan di sekitar permukiman Dukuh Promasan RW 02, paling banyak adalah pada
masalah fungsi drainase yang belum optimal dan masalah sampah dimana kurangnya jasa angkut
sampah yang bekerja secara konsisten. Masalah fungsi drainase belum optimal dikarenakan
drainase sepanjang jalan mengalami keruskan hingga membentuk patahan yang cenderung
mengarah ke rumah warga secara langsung. Drainase yang belum optimal ini memungkinkan
membawa air hujan yang kadang didapatkannya sampah-sampah. Tentu hal ini membuat
lingkungan sekitar warga menjadi berantakan ketika hujan datang.

Kemudian masalah sampah, yang khususnya terjadi akibat belum optimalnya jasa
pengangkut sampah yang konsisten. Akibatnya masih banyak sekali sumber-sumber tempat
pembuangan sampah yang dibuang di dekat perumahan. Tentu hal tesebut akan menimbulkan
dampak pencemaran lingkungan dan berimbas pada dampak kesehatan para warga yang di
sekitar sumber sampah ataupun daerah lain yang mungkin terkena saat musim penghujan.

Terlepas dari masalah-masalah yang kami uraikan secara naratif, kami juga berusaha
menganalisi dari table permasalahan atas beberapa indicator yang berkaitan pada konidisi
bangunan hunian, kondisi infrastukrtur, drainase dan perairan, kemanan bangunan hunian. Dan
kepadatan penduduk berdasarkan bangunan hunian.

Berikut table permasalahannya.


KONDISI AWAL (BASELINE)
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SATUAN PROSEN (%) NILAI
A. FISIK
a. Bangunan pada lokasi tidak memiliki
500,00 Unit 74,85% 3
keteraturan
1. Kondisi b. Bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai
- Ha 0,00% 0
Bangunan Hunian ketentuan
c. Bangunan pada lokasi tidak memenuhi
517,00 Unit 77,40% 5
persyaratan teknis
a. Area tidak terlayani oleh jaringan jalan
2. Kondisi Jalan - Meter 0,00% 0
lingkungan
Lingkungan b. Area memiliki kualitas permukaan jalan
2.750,00 Meter 50,00% 1
yang buruk
3. Kondisi a. Populasi tidak dapat mengakses air minum
233,00 KK 24,53% 0
yang aman
Penyediaan Air
b. Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air
Minum 175,00 KK 18,42% 0
minum minimalnya
a. Area terjadi genangan > 30 cm, > 2 jam > 2x
- Ha 0,00% 0
setahun
b. Area tidak tersedia drainase lingkungan 800,00 Meter 22,22% 0
4. Kondisi
c. Drainase lingkungan tidak terhubung
Drainase 800,00 Meter 22,22% 0
dengan hirarki di atasnya
Lingkungan d. Area memiliki drainase lingkungan yang
800,00 Meter 22,22% 0
kotor dan berbau (tidak terpelihara)
e. Area memiliki kualitas konstruksi drainase
2.150,00 Meter 59,72% 3
lingkungan buruk

5. Kondisi a. Area memiliki sistem air limbah yang tidak


146,00 KK 15,37% 0
sesuai standar teknis
Pengelolaan Air
b. Area memiliki sarpras air limbah tidak
Limbah 146,00 KK 15,37% 0
sesuai dengan persyaratan teknis
a. Area memiliki sarpras pengelolaan
persampahan yang tidak memenuhi 950,00 KK 100,00% 5
6. Kondisi persyaratan teknis
Pengelolaan b. Area memiliki sistem persampahan tidak
924,00 KK 97,26% 5
Persampahan sesuai standar
c. Area memiliki sarpras persampahan yang
950,00 KK 100,00% 5
tidak terpelihara
a. Area tidak memiliki prasarana proteksi
7. Kondisi Proteksi - Unit 0,00% 0
kebakaran
Kebakaran b. Area tidak memiliki sarana proteksi
668,00 Unit 100,00% 5
kebakaran
B. NON FISIK
1. Legalitas a. Bangunan hunian tidak memiliki IMB 394,90 Unit 59,12%
Pendirian b. Bangunan hunian tidak memiliki
Bangunan (75,61) Unit -11,32%
SHM/HGB/Surat yang diakui Pemerintah
2. Kepadatan
jiwa/ha 1 jiwa/Ha
Penduduk

2. Tabel Permaslahan RW 02 Promasan


Pada aspek fisik dimana kondisi bangunan hunian, terdapat 500 unit bangunan pada
lokasi yang tidak memiliki keraturan. Dan terdapat 517 unit bangunan yang tidak memnuhi
syarat. Hal ini tentu akan berdampak pada administrasi RW 02 sendiri untuk melakukan
pembangunan pada segi layak huni.

Kemudian pada aspek lingkungan dan jalanan. Sebanyak 2750 meter jalanan yang
terindikasi rusak. Artinya 50% dari sepanjang jalan RW 02 secara keseluruhan yang mengalami
masalah tersebut. Tentu dampaknya banyak sekali, seperti fungsi drainase yang kurang baik,
menghambat pengguna kendaraan, hingga berakibat kecelakaan.

Berbicara soal jalanan, soal kondisi drainase juga tidak jauh berbeda pada kondisi jalanan
rusak. Draniase mengalami kerusakan hampir 60% dari keseluruhan Panjang drainase total.
Dengan kata lain sepanjang 2.150 meter drainase yang mengalami masalah. Akibatnya sangat
fatal dalam aspek kebersihan dan kesehatan. Mengetahui sistem drainase sangat mempengarhui
kondisi lingkungan sekitar permukiman.

Kemudian soal sampah. Dari masalah yang ada pada aspek fisik, persoalan sampah lah
yang menjadi masalah terburuk. Bahwa lebih dari 95% kepala keluarga yang lingkungan
permukimannya tidak sesuai standar kebersihan lingkungan. Sumber pembuangan sampah dan
jasa pengangkut sampahlah yang mengakibatkan masalah sampah sukar untuk diatasi. Namun
tentu selalu ada solusi alternative untuk menanggulangi hal tersebut.
Gambar 1. Persentase Permasalahan di RW 02

GRAFIK PERMASALAHAN PERMUKIMAN


19. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 100.0%
18. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 0.0%
17. Tidakterpeliharanya Sapras Pengelolaan… 100.0%
16. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak… 97.3%
15. Sapras Persampahan Tidak Sesuai dengan… 100.0%
14. Sapras Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai… 15.4%
13. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai… 15.4%
12. Kualitas Konstruksi Drainase 59.7%
11. Tidak terpeliharanya Drainase 22.2%
10. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase… 22.2%
9. Ketidaktersediaan Drainase 22.2%
8. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0.0%
7. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 18.4%
6. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 24.5%
5. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 50.0%
4. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 0.0%
3. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis… 77.4%
2. Kepadatan Bangunan Tdk Sesuai Ketentuan 0.0%
1. Ketidakteraturan Bangunan 74.9%
0.0% 25.0% 50.0% 75.0% 100.0%
B. Peta Potensi

Rata-rata di RW 02 pada saat mendekati musim panen tembakau warga setempat memiliki
perkerjaan tambahan yaitu membuat anyaman dari bambu untuk dijadikan keranjang sebagai
tempat tembakau. Dan ada juga keranjang yang digunakan sebagai keranjang buah, ada juga
pelepah pisang yang dikeringkan sebagai pelapis keranjang tembakau. Kelompok kami melihat
ada beberapa potensi yang berbeda disetiap RT misalnya di RT 01 sudah terbentuk kelompok
pembudidayaan ikan lele. Sedangkan di RT 03 ada kerajinan pembuatan kain perca yang dijadikan
sebagai keset.
BAB V

USULAN PROGRAM

FORM USULAN PROGRAN DAN KEGIATAN

RW :
KELURAHAN KUMPULREJO

VOLUME
NO LOKASI PROGRAM KEGIATAN ESTIMASI BIAYA KETERANGAN
(meter/Unit)

Persoalan
sampah yang
diakibatkan
tidak
terpenuhinya
Pembuatan jaa angkut
bank sampah sampah atau
berbasis 1 Unit di sumber
5 RT Bank Sampah ramah masing- pembuangan
1 Promasan lestari lingkungan masing RT Rp. 80.000.000 yang strategis
Persoalan
drainase
diakibatkan
Perbaikan kurangnya
RT 03 , sistem pemeliharaan
2 RT 02 Drainase drainase ±400 meter RP. 100.000.000 secara intensif.

5
6

dst

Kesimpulan

Di RW 02 yang menjadi sumber penelitian kami masalah yang paling banyak ditemui
adalah distribusi sampah yang belum teratasi oleh pemerintah. Masalah drainase yang kurang
memadai serta beberapa akses jalan di dalam kampung masih berupa tanah dan yang di keraskan
lalu ada beberapa potensi yang sudah bisa ngangkat perekonomian di kawasan RW 2. a
GRAFIK PERMASALAHAN PERMUKIMA
19. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
18. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 0.0%
17. Tidakterpeliharanya Sapras Pengelolaan…
16. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak…
15. Sapras Persampahan Tidak Sesuai dengan…
14. Sapras Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai… 15.4%
13. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai… 15.4%
12. Kualitas Konstruksi Drainase 59.7%
11. Tidak terpeliharanya Drainase 22.2%
10. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase… 22.2%
9. Ketidaktersediaan Drainase 22.2%
8. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0.0%
7. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 18.4%
6. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 24.5%
5. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 50.0%
4. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 0.0%
3. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis…
2. Kepadatan Bangunan Tdk Sesuai Ketentuan 0.0%
1. Ketidakteraturan Bangunan

0.0% 25.0% 50.0% 75.0

Anda mungkin juga menyukai