Anda di halaman 1dari 3

Nilal Praksis Pancasila

Ideologi terbuka memiliki tiga unsur yang harus selalu


dikembangkan dan dihidupkan agar ideologi menjadi berkembang dan tahan uji. Ketiga unsur
tersebut adalah:

1) Nilai dasar dimensi idealita Nilai dasar berupa kelima nilai pokok dalam Pancasila,
yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar merupakan
cita-cita bangsa Indonesia dan bersifat tetap.

2) Nilai instrumental dimensi normative / fleksibilitas Nilai instrumental merupakan alat


/ media bagi terwujudnya nilai dasar. Nilai instrumental berupa norma-norma dan kebijakan
kebijakan, misalnya norma hukum, norma moral,norma agama, norma sosial, GBHN, dan
kebijakan lain.

3) Nilai Praksis dimensi realita Nilai praksis adalah realisasi cita-cita (nilai dasar) dalam
kehidupan setelah diproses dengan norma atau kebijakan yang dibuat. Nilai praksis ini bersifat
nyata, dan selalu memiliki kesenjangan dengan nilai dasar. Jika terjadi kesenjangan antara nilai
dasar dan nilai praksis, maka yang seharusnya berperan adalah dimensi normatif.

Pengertian nilai praksis adalah nilai-nilai instrumental Pancasila dalam suatu realisasi atas
pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, beragama, maupun bernegara.

Dalam koredeornya, perwujuatan nilai praksis inilah memiliki penjabaran nilai-nilai dasar
Pancasila yang senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan
(reformasi) sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspirasi
masyarakat. Proses perbaikaian dalam peraturan nilai Pancasila diatas kerapkali disebut dengan
amandemen.

Perwujudan Nilal Praksis Pancasila

Imeplementasi atas beragam nilai-nilai dalam Pancasila, sejatinya akan senantiasa diukur dalam
butir-butir sila 1-5. Berikut inilah isi dan makna yang terkadung dalam Pancasila;

 Sila Ke-1 “Ketuhanan”


 Sila Ke-2 “Kemanusiaan”
 Sila Ke-3 “Persatuan”
 Sila Ke-4 “Musyawaratan”
 Sila Ke-5 “Keadilan”

Contoh Nilal Praksis Pancasila dalam Sehari-Hari

Penjelasan mengenai contoh-contoh yang dapat disebutkan dalam nilai-nilal praksis Pancasila
diatas, antara lain adalah sebagai berikut;

Sila 1 Pancasila

Nilai praksis dalam Pancasila, khususnya terdapat dalam butir pertama ialah memberiakan
pengakuan atas ketaqwaan bahwa Bangsa indonesia ialah Negara berketuhanan. Dalam bahasan

1
ini mengisyaratkan bahwa setiap hidup insan memerlukan kekuasaan tuhan. Oleh karena itulah
warga negara Indonesia diwajibkan untuk memiliki keyakinan.

Contoh dalam keseharian atas pengamalan dalam sila 1 ini, misalnya saja tentang terdapatnya 6
Agama di Indonesia yang diatur legalitasnya secara penuh. Bahkan dalam Undang-Undang,
tepatnya pada Pasal 29 memberikan keleluasaan untuk menjalankan ibadahnya menurut
keyakinan masing-masing.

Sila 2 Pancasila

Penjebaran dalam makna nilai prakis ini seolah memberikan pengakuan atas keberlakuan setiap
manusia yang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan yang maha esa,
dalam koredor ini memberikan HAM (Hak Asasi Manusia) menjadi prioritas yang paling utama.

Contoh tindakan keseharian yang mencerminkan nilai prakis dalam Pancasila misalnya saja
tentang pengamalan pada Pasal 31 yang mengemukakan bahwa Warga Negara memiliki hak
dalam pendidikan, mulai dari melanjutkan pendidikan sampai pada fasilitas yang diberikan
(diterima).

Sila 3 Pancasila

Contoh prilaku atas perwujutan dalam Sila 3 Pancasila ini mengindikasikan bahwa setiap warga
negara Indonesia senantiasanya sanggup serta rela melakukan pengobanan untuk beragam
kepentingan negara dan bangsa apabila di perlukan. Kondisi pengamalan dalam nilai praksis
kerap kali disebutkan sebagai penanaman atas jiwa nasionalisme.

Sila 4 Pancasila

Pengamalan dalam nilai praksis Pancasila ke-4 ini mengindikasikan arti bahwa pengutamaan
kesimpulan atas musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan lebih di prioritaskan
dalam mewujudkan kedamaian bagi segenap masyarakat.

Kondisi kesaharian yang menjadi pengamalan dalam nilai praksis ini misalnya saja tentang
implementasi pada Pasal 37 yang menyebutkan bahwa perubahan Undang-Undang Daar
(Amandemen UUD 1945) hanya bisa dilakukan jika DPR beserta MPR memberikan keputusan
secara bersama, dengan legalisasi yang kuat dari lembaga eksekutif.

Sila 5 Pancasila

Arti nilai praksis dalam sila kelima ini mengindikasikan tentang 3 makna besar yang ada, antara
lain Mengembangkan munculnya sikap adil, menjaga secara sungguh-sungguh keseimbangan
antar hak dan kewajiban warga negara, serta memberikan penghormatan pada orang lain.

Contoh dalam sehari-hari atas nilai praksis ini misalnya saja tentang Pasal 34 yang menyebutkan
bahwa Fakir dan Miskin menjadi tangung jawab negara, kondisi ini menimbulkan rasa bersatuan.
Dimana setiap warga negara diberikan kewajiban untuk membayar pajak, dari hasil tersebut pajak
yang diberikan sebagian besar diperioritaskan untuk kepentingan bersama-sama.

Dari penjelasan tentang nilai praksis Pancasila dan contohnya diatas, secara keseluruhan dapatlah
diambil intisari bahwa fungsi Pancasila senantiasanya diperlukan masyarakat Indonesia, baik

2
untuk melakukan kebijakan, menjalankan sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, ataupun yang
lainnya. Oleh karena itulah setiap bentuk negara memiliki ideologi yang bermakna tinggi.

Anda mungkin juga menyukai