Anda di halaman 1dari 2

Gereja Di Jawa Tengah

A. Tokoh-tokoh Pendiri Gerja Di Jawa Tengah Dan tantangan dalam menyebarkan Firman
Sama seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur, begitu pula di Jawa Tengah, injil
paling pertama dibawa kepada penduduk pribumi oleh orang Eropa, lalu oleh orang Jawa
sendiri diteruskan kepada teman-teman sebangsanya, tanpa campur tangan lembaga-
lembaga PI. Ubahnya pula di Jawa Tengah usaha mula-mula ujian diambil alih oleh
lembaga dari Eropa. Sebabnya ialah keyakinan umum orang Eropa pada masa penjajahan
bahwa usaha di bidang apapun Hanya bisa berhasil kalau merekalah yang menjadi
pemimpin. Disamping itu para utusan lembaga-lembaga yakin bahwa agama Kristen
orang Jawa bersifat sinkretistis sehingga memerlukan bimbingan dari pihak orang Kristen
yang sudah lebih banyak berpengalaman, yaitu mereka sendiri. Hanya, beda dengan Jawa
Barat dan Jawa Timur jawa Tengah ditempati oleh tiga lembaga zending. Lagi pula,
ketiga lembaga itu masing-masing atu dominasi yang memiliki corak sendiri di bidang
teologi. Dengan demikian di daerah Jawa Tengah yang dari segi bahasa dan kebudayaan
merupakan suatu kesatuan, lahirlah tiga badan gereja yang masing-masing yang ternyata
sulit untuk disatukan. Ini baru mengenai zending atau Continental dalam kalangan
Kristen disebut sebagai tradisional Eropa, di samping itu masih ada lagi gerai dan
golongan Protestan yang berasal dari Amerika seperti pentakosta dan Adventis.
Diantara ketiga lembaga tersebut yang masuk paling pertama ialah Doopsgezinde
Zendingsverniging atau yang disingkat Dzv, perhimpunan PL menonit dari negeri
Belanda. Gereja Doopsgezinde merupakan cabang Belanda dari aliran menonite. Ini
ditandai oleh ciri menjauhi kehidupan politik dan budaya, memasangkan pemakaian
kekerasan (tidak mau masukkan tangan untuk mengangkat senjata biar
untukmempertahankan diri sekalipun) , menganut paham baptisan pada umur dewasa
mementingkan otonomi jemaah jemaah tersendiri, dan mempertahankan disiplin gereja
yang ketat. Perlu dicatat di sini bahwa dalam hal hal ini golongan mennonite tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti dengan aliran petis yang selama abad ke-19 unsur
penting dalam lembaga-lembaga pl lainnya.
Utusan pertama Doopsgezinde Zendingsverniging iyalah P.Jansz pada tahun 1820
sampai 1904, seorang guru SD di Belanda yang minta diutus ke Jawa setelah ditinggal
mati oleh istrinya yang pertama. Pada bulan Desember 1851 ia tiba di Semarang. Seorang
pemilik tanah diciumbring dekat Jepara memberinya kesempatan untuk mendirikan
sekolah dan mengajarkan Injil di tengah buruh kebunnya, yang berjumlah 7000 orang.
Pernyataan Eropa itu beranggapan bahwa Injil harus menjadi semacam obat penenang
bagi buruhnya; ketika pemberitaan jansz ternyata berwatak lain, hubungan mereka putus
sehingga pada tahun 1864 Jansz menetap di Kota Jepara. Tetapi beberapa tahun
kemudian ia bentrok dengan pemerintah. Sehelai selembaran berbahasa Jawa yang
bertemakan " kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah dan Percayalah kepada Injil!"
dianggap merupakan gangguan terhadap ketertiban dan keamanan. Pemerintah meminta
para regent atau bupati jepara dan pati memberi penilaian terhadap nya ketika mereka ini
menyatakan keberatan terhadap istrinya pakai izin jansz dicabut hanya berkat campur
tangan menteri jajahan di negeri Belanda, Jansz dapat meneruskan pekerjaannya
walaupun tetap tanpa izin. Hubungan dengan NZG agak buruk pula, disebabkan
perbedaan alena baptisan anak. Namun konflik yang paling merugikan pekerjaan terjadi
dengan tulung wulung menilai iman. Tulung Wulung pada tahun 1854 mendatangi Jensz
minta dibaptis, tetap sang zendeling Menilai iman Kristen Tul tunggul wulung terlalu dini
diwarnai unsur kejawen sehingga permintaan itu ditolaknya. 3 tahun kemudian tunggul
Wulung dibaptis oleh Jelesma di mojowarno. Hanya Tunggul Wulung menetap di daerah
yang sama seperti Jansz, belakangan ini disebut orang Kristen londo karena diharuskan
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama jawa seperti menonton wayang, ketoprak, dan
lain-lain.
Perlawanan dari 4 pihak itu tidak bisa tidak mengurangi hasil karya Jansz,
sehingga gambarannya serupa dengan yang diperhitungkan Oleh pekerjaan NZV di Jawa
Barat pada zaman yang sama. Kelompok orang Kristen tetap kecil mereka itu tidak
melakukan kegiatan sendiri, belum ada tokoh-tokoh PMII tangan mereka diri. Jesz dan
rekan-rekan. Lalu anak Jansz,P. A. Jansz, mengangg ,ap sudah waktunya untuk
melaksanakan gagasan yang telah dicetuskan oleh ayahnya beberapa tahun sebelumnya
dalam brosur tentang pekabaran Injil di Jawa pada tahun 1874. Maka didirikannya Desa
Margorejo sebagai Desa Kristen penghubungnya boleh juga orang Islam, tetapi mereka
harus mematuhi peraturan desa yang telah ditetapkan orang tidak boleh bekerja pada hari
Minggu,tidak boleh berpoligami dilarang minum minuman keras dan ganja, dan lain-lain.
Maka didirikannya Desa Kristen itu maka didirikannya Desa Kristen itu supaya orang
perseorangan masuk kristen tidak terjaga karena takut diusir dari desanya sendiri.
Diharapkan kelas supaya Desa itu menjadi terang di atas gunung. Hanya, cita-cita tidak
terpenuhi. Margorejo dan desa-desa yang seru lima berkembang, tetapi tidak banyak
mempunyai pengaruh terhadap lingkunya. Di samping mendirikan desa-desa Kris, Jansz
berpandangan bahwa ia dapat mempengaruhi pula lingkungannya yang tidak mau
mendengarkan pengajaran Injil secara langsung yaitu dengan jalan menciptakan bacaan
Kristen. Selama 30 tahun Ia mengubah ikan diri pada tugas itu, iya menghasilkan kamus
bahasa Jawa, terjemahan Alkitab Perjanjian Baru 1891, alkitab 1896, Terjemahan
katekismus heidelberg dan lain-lain. Disamping itu tetap ada upaya di bidang pendidikan
dan kesehatan, sampai tahun 1940, karya PR berjalan terus mengikuti jalan yang sudah
dimasuki itu. Setelah Tunggul Wulung meninggal dunia pada tahun 1885, jemaat
asuhannya bergabung dengan kelompok DZV dan pada tahun 1940 jumlah anggota
sekitar lima ribu orang termasuk anak-anak, pada tahun 1925 para zendlink menganggap
bahwa Jemaat Margorejo sudah matang untuk berdiri sendiri di bawah pimpinan Seorang
pendeta Jawa yang bernama bnd. Mojowarno di Jatim. Jemaat lain tetap di bawah kan
para zending dan Margorejo pun belum berdiri sendiri di bidang keuangan. Tetapi pada
tahun 1940 sebagian tetangga di DZV yang berkebangsaan JermanMargorejo pun belum
berdiri sendiri di bidang keuangan. Tetapi pada tahun 1940 sebagian tenaga gaming yang
ber kebangsaan Jerman ditawan akibat Serangan Jerman terhadap negeri Belanda.
Peristiwa itu mendorong pemimpin-pemimpin yang secepatnya mendewasakan gereja.
Pada tanggal 30 Mei 1940, jemaat-jemaat dibentuklah paTUNGGILANG itu merupakan
tempat bermusyawarah bagi Jemaat jemaat yang masing-masing mempunyai otonomi
sesuai dengan pola mennonit yang bersifat ke kongregasionalistis.

Anda mungkin juga menyukai