Oleh :
1. Pendahuluan ………………………………………………………………………1
2. Isi ………………………………………………………………3
2.1 Pengertian Uji Tarik …………………………………………………………...3
2.2 Hukum Hooke ………………………………………………………………….3
2.3 Spesimen Uji Tarik …………………………………………………………….4
2.4 Hasil Uji Tarik …………………………………………………………………5
3. Penutup …………………………………………………………………………….6
4. Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
Pada uji tarik ini tentunya berhubungan dengan sifat-sifat mekanik dari suatu
bahan seperti beberapa material seperti salah satu contohnya yaitu logam. Logam
memiliki beberapa sifat tertentu yang terbagi menjadi sifat fisik, sifat mekanik, sifat
thermal dan korosif. Uji tarik ini termasuk ke dalam sifat mekanik. Sifat mekanik ini
tergolong penting karena termasuk acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap
suatu material.
Misalnya pada suatu konstruksi diperlukan seperti material dengan spesifikasi
dan sifat-sifat khusus yang dimiliki setiap bagiannya. Banyak jenis logam yang telah
dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel dari material untuk mengetahui
seberapa kuat logam tersebut dan besar kemungkinan cocok dengan konstruksi yang
dibangun. Pengujian itu dimaksudkan mengetahui sifat mekanik dari material. Untuk
dilihat lebih dan kurangnya. Seperti contoh pembuatan sebuah ruko, diperlukannya
material yang dipakai untuk menyusun dan membuat kerangka atau memakai logam
yang pas untuk konstruksi tersebut dan memakainya hingga pembuatan rukonya selesai
sesuai rencana. Pada inti dari pendahluan ini, uji tarik yaitu metode yang dipakai untuk
menguji atau menguji kekuatan bahan atau material dengan cara diberi gaya yang
sesumbu. Dan hasil yang didapat dari uji tarik ini sangat penting untuk proses rekayasa
teknik dan desain produk karena akan memberi data kekuatan material tersebut. Tujuan
lain dari uji tarik ini yaitu untuk mengatur ketahanan. Salah satu cara melihat besaran
sifat mekanik dari logam yaitu dengan uji tarik. Banyak hal yang dapat dilakukan pada
pengujian tarik ini, contohnya seperti melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan
suatu bahan dan sebagai pendukung bagi spesifikasi bahan. Melalui kurva uji tarik ini,
nilai kekuatan dan elastisitas dari material yang diuji bisa dilihat. Berikut ini beberapa
sifat-sifat mekanis dari pengujian tarik. Pertama, kekuatan tarik, kuat luluh dari material,
keuletan dari material, modulus elastisitas dari material, kelentingan dari material,
ketangguhan. Dalam bidang industri, pengujian tarik ini dipakai untuk
mempertimbangkan faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses
perlakuan terhadap logam yang sudah jadi. Sebagai mahasiswa teknik industri harus
mengetahui pengujian ini. Adanya kurva tegangan regangan untuk dipakai saat uji
kekuatan tarik, luluh, keuletan, modulus elastis, ketangguhan, dan lain-lain. Pada uji
tarik juga kita perlukan melihat dampak pengujian terhadap sifat mekanis dan fisik
suatu logam. Melalui parameter-parameter tersebut kita dapatkan data dasar mengenai
kekuatan suatu bahan atau logam.
BAB II
ISI
Pengertian Uji Tarik
Uji tarik merupakan salah satu metode penting dalam ilmu teknik material yang
berfungsi untuk mengetahui informasi suatu bahan atau material. Selain uji tarik, terdapat juga
uji tekan, uji torsi dan uji geser. Uji tarik digunakan dengan cara memberikan beban gaya
sesumbu pada suatu bahan atau material. Tujuan utama percobaan ini adalah mengukur ketahan
suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan. Dengan kata lain, melalui
proses uji tarik kita dapat mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi pada gaya tarik
sesumbu dan mengetahui sejauh mana tarikan itu bertambah panjang. Uji tarik banyak
dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat
dari kurva uji tarik.
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik suatu
bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang
lengkap yang berupa kurva seperti digambarkan pada Gbr.1. Kurva ini menunjukkan
hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam
desain yang memakai bahan tersebut.
Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut
dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut “Ultimate Tensile Strength”
disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.
Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan dimensi
seperti pada Gambar.3 berikut.
B. Saran
Dari uraian yang telah dilakukan, dapat disarankan :
Sebaiknya sebelum jika ingin dilakukan pengujian berdasarkan teori dan penjabaran
materi, alat-alat yang digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, agar apabila ada
alat yang rusak dapat segera dapat diperbaiki, dan pengujian dapat dilakukan lebih
maksimal.
Daftar Pustaka
Purnomo. 2017. Material Teknik . Malang : Seribu Bintang .
Silitonga, P. H. 1993. Definitional Of Tensile Testing. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Material.
Santoso, Budi Slamet. 2008. Pengujian Bahan Sebagai Dasar Kualitas Material. Jakarta:
Direktorat Jenderal Keteknikan Indonesia.
Artikel Wikipedia diambil dari halaman https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuatan_tarik pada
tanggal 18 Maret 2019