Anda di halaman 1dari 18

1.

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

1.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan tenologi semen portland serta
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat :
1. Menentukan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan
No.100 dan No.200.
2. Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen portland.
3. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

1.2. Dasar Teori


Kehalusan semen portland merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Dengan
semakin halus butiran semen portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin
cepat karena hidrasi dimulai dari permukaan butir.

1.3. Peralatan
a. Saringan No.100 dan No.200 dan PAN sesuai menurut standar ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan ketelitian 0,1%.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan
ini.

1.4. Benda Uji


Semen portland sebanyak 50 gram.

1.5. Prosedur Pelaksanaan


a. Masukan benda uji semen ke dalam saringan No.100 yang terletak diatas
saringan No.200 dan dipasang PAN dibawahnya.
b. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan,sehingga bagian benda uji yang
tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan
anatar 3 sampai 4 menit).
c. Tutuplah saringan dan lepaskan PAN,ketok saringan perlahan-lahan denga
tangkai kuas sampai bagian abu yang menempel terlepas dari saringan.
d. Bersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan PAN dan
bersihkan dengan kain kemudian pasang kembali.º
e. Ambilah tutup saringan dengan hati – hati, bila ada partikel kasar yang
menempel pada tutup kembalikan ke dalam saringan.
f. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-
lahan selama 9m menit.
g. Tutuplah saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara
menggerakan saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit
dimiringkan. Kecepatan gerakan kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali
gerakan putar sehingga 60º. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas putih, bila
ada partikel yang keluar dari saringan atau PAN serta tertampung diatas
kertas, kembalikan kedalam saringan. Pekerjaan dihentikan setelah benda uji
tidak lebih dari 0.05º lewat saringan dalam waktu penyaringan selama 1
menit.
h. Timbang benda uji yang tertahan diatas masing-masing No.100 dan No.200,
kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji
semula.

1.6. Perhitungan
𝐴
Kehalusan ( F ) = x 100% Ket : F = Kehalusan semen portland
𝐵
A = Berat benda uji yang tertahan diatas
masing-masing saringan N0.100
dan No.200
B = berat benda uji semula

1.7. Pelaporan
a. Laporan prosentase benda uji yang tertekan diatas masing-masing saringan
N0.100 dan No.200.
b. Kesimpulan dari hasil pengujian yang anda lakaukan.

Catatan :
a. Benda uji memenuhi syarat kehalusan apabila 0 % tertahan diatas saringan
No.100 dan maksimum 22% tertahan diatas saringan No.200
b. Faktor koreksi saringan tidak diperhitungkan.
2. PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

2.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat mekanik dan teknologi semen portland dan
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
1. Menentukan nilai berat jenis semen portland.
2. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

2.2. Dasar Teori


Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada
suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada 4ºC yang isinya sama
dengan isi semen.

2.3. Peralatan
a. Botol Le Chatelier
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API (American
Petroliun Institute)

2.4. Benda Uji


Semen portland sebanyak 64 gram.

2.5. Prosedur Pelaksanaan


a. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0
dan 1, bagian dalam botol diatas permukaan caira dikeringkan.
b. Masukan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang
cukup lama untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0,2ºC.
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada
botol (V1).
d. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan
sampai terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di
atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukan, putar botol dengan posisi miring
secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada
permukaan cairan.
f. Ulangi pekerjaan pada poin b. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan
dalam botol, baca skala pada botol (V2).
2.6. Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑚𝑒𝑛
Berat Jenis = Xd
(𝑉2−𝑉1)
Ket : V1 = Pembacaan pertama pada skala botol
V2 = pembacaan kedua pada skala botol
(V2 – V1) = Isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat
tertera
D = berat isi air pada suhu 4ºC (1 gr/cm³)

2.7. Pelaporan
a. Laporkan nilai berat jenis sampai 2 (dua) angka di belakang koma.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Berat jenis semen portland sekitar 3,15
b. Percobaan 2 (dua) kali, selisih kedua hasil percobaan yang diijinkan 0,01
3. PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND

3.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat mekanik dan teknologi semen portland dan
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
1. Menentukan konsistensi normal semen portland dengan alat vicat.
2. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

3.2. Dasar Teori


Konsistensi normal semen portland adalah suatau kondisi standart yang
menunjukan kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air
yang dibutuhkan suatu pasta semen dalam kondisi plastis.

3.3. Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur 200 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1 (satu) set alat vicat yang terdiri dari alat vicat dan cincin konik (cinical
ring).
d. Stopwatch.
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan karet.
h. Air suling sebanyak ±300 cm³.

3.4. Benda uji


Semen portland sebanyak 300 gram.

3.5. Prosesdur Pelaksanaan


a. Masukan air pencampur berupa suling sebanyak 28% dari bert benda uji
ke dalam mangkok alat pengaduk.
b. Masukan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30
menit.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, selama 30
detik.
d. Hentikan mesin pengaduk delama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta
yang menempel dipinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 285 ± 10) rpm, selama 1
(satu) menit
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan
sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan
ketangan yang lain dengan jarak 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan. kemudian tekankan ke dalam
cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar,
sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
h. Jika kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok pasta yan
digerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Letakan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian
balikan,ratakan dan licinkan. Jika kelebihan pasta pada lobang kecil
cincin konik ratakan dengan sendok perata.
j. Letakan cincin konik dibawah jarum besar alat vicat, dan kontakan jarum
tepat pada bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.

3.6. Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
Konsistensi = X 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛

3.7. Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap konsistensi.
b. Konsistensi normal, didapatkan pada penurunan 10 ± 1 mm.
c. Keesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Untuk mendapatkan konsistensi normal, dilakukan beberapa kali
percobaan dengan kadar air yang berbeda. Setiap percobaan harus di buat
contoh semen yang baru dan selama percobaan dilakukan peralatan harus
bebas dari getaran. Untuk percobaan pertama disarankan dengan kadar air
28 %.
b. Pengaruh suhu udara, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.
4. PENGUJIAN WAKTU PENGIKAT SEMEN PORTLAND

4.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat mekanik dan teknologi semen portland dan
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
1. Menentukan waktu pengikatan semen portland dengan alat vicat.
2. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

4.2. Dasar Teori


Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur/pasta yang secara
bertahap menjadi kurang plastis, dan akhirnya menjadi kaku/keras. Pada
proses ini, tahaap pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk
menahan sesuatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut sebagai waktu pengikatan.waktu
tersebut dihitung sejak air campur dengan semen. Waktu dan pencampuran
semen dan air sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu
pengikatan awal dan waktu sampai mencapai pasta menjadi massa yang keras
disebut waktu pengikatan akhir. Pengertian waktu pengikatan awal adalah
penting pada pekerjaan beton, waktu pengikatan awal yang cukup lama
diperlukan untuk pekerjaan beton yaitu waktu transportasi,
penuangan,pemadatan, dan perataan permukaan.

4.3. Peralatan
a. Neraca dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. 1 (satu) set alat vicat yang dilengkapi dengan :
- Batang / jarum pada ujung pluyer berdiameter 17,5 ± 0,5 mm, untuk
menentukan konsistensi normal.
- Berat batang + pluyer = 400 ± 0,5 gram.
- Jarum vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 ± 0,05 mm.
- Cincin konik dari kuningan sebagai setakan dengan diameter 76 ± 0,5
mm
dan tinggi 40 ± 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan
licin.
- Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm
- Alat pemadat atau penumbuk, ukuran 13 x 25 x120 mm
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula)
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet
h. Air suling sebanyak ± 300 cm³
i. Cawan

4.4. Benda uji


Semen portland sebanyak 300 gram

4.5. Prosedur Pelaksanaan


a. Masukan air pencampur berupa suling yang banyaknya sesuai dengan
jumlah air untuk mencapai konsistensi normal ke dalam alat pengaduk.
b. Masukan benda uji kedalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30
detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm selama 30
detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik,sementara itu bersihkan pasta
yang menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm selama
1(satu) menit.
f. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan
sarung tangan, kemudian dilemparkan 6 (enam) kali dari satu tangan ke
tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
g. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam
cincin konik yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar,
sehingga cincin konik penuh dengan pasta.
h. Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang
digerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
i. Letakan plat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian
balikan,ratakan dan licinkan. Jika kelebihan pasta pada lobang kecil
cincin konik ratakan dengan sendok perata.
j. Letakan cincin konik dibawah jarum kecil alay vicat, dan kontakan jarum
tepat pada bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan dibawah 25
mm. Setiap menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung
selama 30 detik. Jarak antara titik-titim setiap menjatuhkan jarum adalah
½ cm dan jarak titik dari pinggir cincin konik tidak boleh kurang dari 1
cm.
l.
4.6. Pelaporan
a. Buatlah grafik penurunan terhadap waktu.
b. Waktu pengikatan permulaan didapat pada penurunan 25 mm.
c. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Selama pelaksanaan pengujian, alat-alat harus bebas getaran dan jarum
diajaga supaya tetap lurus dan bersih dari semen yang menempel.
b. Waktu pengikatan awal paling cepat 45 menit, dan paling lambat 10 jam.
c. Pengaruh suhu udara, air pencampuran dan kelembaban ruangan
diabaikan.
5. PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN
KUE REBUS

5.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat mekanik dan teknologi semen portland dan
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
1. Menentukan kekekalan semen portland dengan kue rebus.
2. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

5.2. Dasar teori


Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen
adalah merupakan suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-
bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan volumenya
setelah mengikat.
Ketidak mulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya
jumlah kapur bebas yang pembakaarannya tidak sempurna, serta magnesia
yang terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas akan mengikat air dan
kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi yang akhirnya timbul retakan-
retakan pada permukaan pasta semen.

5.3. Peralatan
a. Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000ml,dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Kaca datar, tebal 3 (tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
d. Stopwatch.
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk.
g. Sarung tangan karet.
h. Air suling sebanyak ± 300 cm³
i. Cawan.

5.4. Benda uji


Semen portland sebanyak 650 gram

5.5. Prosedur pelaksanaan


a. Masukan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan
jumlah air untuk mencapai konsistensi normal ke dalam alat pengaduk.
b. Masukan benda uji ke dalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30
detik.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, selama 30
detik.
d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta
yang menempel di pinggir mangkok.
e. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm selama 1
(satu) menit.
f. Ambil pasta sekepal tangan dan letakan di atas plat kaca.
g. Bentuk pasta tersebut seperti kue apem dengan diameter 12 cm dan tinggi
dibagian tengahnya 13 mm dengan mengecil tebalnya kebagian pinggir.
h. Diamkan kue tersebut di ruang lembab selama 24 jam.
i. Masukan kue tersebut ke dalam air, kemudian air tersebut dididihkan
(waktu pendidihan 30 menit) dan kue terus direbus selama 3 jam.
j. Setelah itu angkat kue tersebut dan perhatikan keadaan fisiknya,apakah
terjadi perubahan bentuk misalnya retak,pecah atau menunjukan
perubahan bentuk lainnya.

5.6. Pelaporan
a. Laporkan perubahan bentuk dan kue tersebut.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan :
a. Jumlah kue yang dibuat adalah 4 buah.
b. Semen dinyatakan tidak kekal jika terdapat retakan-retakan pada
permukaan semen.
c. Disamping dengan cara direbus, dapat pula dilakukan dengan cara lambat
yaitu dengan cara merendam kue di dalam air selama 27 hari.
6. PENGUJIAN KEKEKALAN TEKAN MORTAR SEMEN
PORTLAND

6.1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan
memahami sifat-sifat fisik mekanik dan teknologi semen portland dan
pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan percobaan ini anda dapat :
1. Menentukan kekuatan tekan mortar semen portland.
2. Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

6.2. Dasar Teori


Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang
menyebabkan mortar hancur. Kekuatan tekan mortar ini diperoleh dari benda
uji berbentuk kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan
menggunakan contoh semen dan mencampurkannya dengan pasir silika
seragam dan air dalam perbandingan-perbandingan tertentu.

6.3. Peralatan
a. Neraca,dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang ditimbang.
b. Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml, dengan ketelitian 1 (satu) ml.
c. Stopwatch.
d. Sendok perata (spatula)
e. Alat pengaduk.
f. Sarung tangan karet.
g. Air suling sebanyak ± 500 cm³.
h. Cawan.
i. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm , dan alat penumbuk atau pemadat.
j. Pasir silika/ottawa.
k. Meja leleh (flow table)

6.4. Benda Uji


Semen portland sebanyak 500 gram.

6.5. Prosedur Pelaksanaan


a. Masukan air pencampur berupa air suling sebanyak 30 % dari berat semen
dalam mangkok alat pengaduk.
b. Masukan benda uji semen sebanyak 500 gram ke dalam mangkok
pengaduk.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm,selama 30
detik.
d. Masukan pasir silika/ottawa sebanyak 1375 gram secara perlahan-lahan
sambil mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm selama 30 detik.
e. Hentikan mesin pengaduk, kemudian naikan kecepatan putaran menjadi
(285 ± 10) rpm dan jalankan selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk, dan segera bersihkan mortar yang menempel
pada pinggiran mangkok selama 15 detik, kemudian biarkan mortar
selama 75 detik.
g. Aduklah mortar dalam mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm
selama 1 (satu) menit.
h. Lakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang
terletak di atas meja leleh, cincin diisi dalam 2 (dua) lapis, dimana setiap
lapis di padatkan dengan cara menunjukan sebanyak 20 kali ratakan
permukaan mortar dengan cara menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan
permukaan mortar dengan sendok perata dan angkatlah cincin kemudian
getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik.
i. Ukurlah diameter leleh, sekurang-kurangnya pda 4 (empat) tempat dan
ambil harga rata-rata. Diameter leleh harus antara 100 – 115 % dari
diameter semula. Apabila diameter leleh yang diisyaratkan belum
didapat, ulangi langkah-langkah diatas (dari butir a sampai dengan i)
dengan merubah kadar air.
j. Setelah diameter leleh yang diisyaratkan didapat, mortar dimasukan ke
dalam mangkok pengaduk dan jalankan mesin pengaduk dengan
kecepatan (285 ± 10) rpm selama 15 detik.
k. 30 detik setelah selesai pengadukan, cetaklah mortar dengan cetakan
kubus 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dalam 2 (dua) lapis dimana setiap
lapis dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 32 kali dalam 4 (empat)
putaran (lihat gambar). Keseluruhan waktu yang digunakan untuk
mencetak mortar tidak boleh lebih dari 2(dua) menit.
l. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata kemudian simpan di
dalam moist cabinet selama 24 jam.
m. Bukalah cetakan dan rendamlah mortar dalam air bersih, kemudian
periksalah kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan sesuai dengan umur
yang diinginkan. Biasanya pada umur 3,7 dan 28 hari.

6.6. Perhitungan
𝑃
Kekuatan Tekan Mortar = (kg/cm²) ket : P = Beban maksimum (kg)
𝐴
A = Luas permukaan benda
uji (cm²)
6.7. Pelaporan
a. Laporkan nilai kekuatan tekan mortar pada tiap umur pemeriksaan.
b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.
Catatan :
a. Jumlah benda uji pada masing-masing umur uji 3 buah.
b. Pengaruh suhu, air pencampur dan kelembaban ruangan diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai