Anda di halaman 1dari 27

I.

Manajemen Sumber Daya Manusia

A. Sejarah lahirnya Mnajemen SDM


Manajemen sumber daya manusia bukanlah merupakan hal yang
timbul secara mendadak. Sudah sejak lama manusia hidup
berorganisasi, seiring dengan itu manajemen sumberdaya manusia
sebenarnya juga dilakukan. Kehidupan organisasi yang telah lama
ada, seperti misalnya di bidang pemerintahan, ekonomi dan
kemasyarakatan dibutuhkan satuan kerja yang secara khusus akan
mengelola sumber daya manusia. Tonggak sejarah yang teramat
penting dalam menandai diperlukannya sumber daya manusia adalah
timbulnya Revolusi Industri di Inggris. Dampak Revolusi Industri
tidak hanya merubah cara produksi, tetapi juga penanganan
sumberdaya manusia yang berbeda dengan sebelumnya, lahirnya
berbagai perusahaan dengan penggunaan teknologi memungkinkan
diproduksinya barang secara besar-besarnya dengan memanfaatkan
tenaga manusia yang tidak sedikit. Penggunaan tenaga secara besar-
besaran ini akan menuntut pemilik perusahaan mulai memikirkan
gaji, penempatan, perlakuan terhadap karyawan termasuk
kesejahteraannya.
Akhirnya saat itu dibentuk apa yang disebut ”Sekretaris
Kesejahteraan” (Hasibuan, 1997). Tugas utama Sekretaris
kesejahteraan tersebut adalah memikirkan cara perumusan kebutuhan
ekonomi para pekerja dan mencegah para pekerja jangan sampai
membentuk serikat pekerja. Dengan makin berkembangnya jumlah
organisasi berskala besar, para manajer puncak merasa bahwa mereka
tidak lagi mampu untuk menangani sendiri masalah kesejahteraan
pekerja, sehingga diperlukan “sekretaris kesejahteraan” untuk
membantunya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa para
“sekretaris kesejahteraan” itulah sebenarnya yang menjadi pelopor
keberadaan tenaga spesialis yang menangani pengelolaan sumberdaya
manusia.
Revolusi Industri yang lahir di Inggris telah “menjalar” ke berbagai
dunia pada permulaan abad ke dua puluh, terutama di daratan Eropa
dan Amerika Utara. Salah satu dampak Revolusi Industri tersebut
adalah makin banyak berdirinya perusahaan besar yang bergerak
dalam bidang perekonomian (industri, perdagangan, pertambangan).
Perkembangan ini ternyata berdampak pula pada kehidupan

1
manajemen umumnya dan manajemen sumberdaya manusia
khususnya.
Dua tokoh besar yang menjadi bapak manajemen adalah Frederick
W. Taylor dan Henry Fayol. Taylor melihat gerakan manajemen
ilmiah sebagai usaha meningkatkan efisiensi dan produktivitas,
sedangkan Fayol lebih memfokuskan pada peningkatan kemampuan
memecahkan masalah majerial.1
Timbulnya berbagai teori motivasi pada tahun 1940an dengan
Abraham H. Maslow sebagai pelopornya merupakan bukti bahwa
perlunya perhatian kepada unsur manusia dalam suatu organisasi.
Kebutuhan manusia memerlukan pemenuhan secara hirarki, untuk
menunjang prestasinya dalam berkarya. Semuanya itu perlu mendapat
perhatian di dalam pengelolaan sumberdaya manusia.
B. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling penting.
Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan sumber daya
manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen
sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia dapat
dipahami sebagai suatu proses dalam organisasi serta dapat pula
diartikan sebagai suatu kebijakan (policy).
Pengertian Manajemen sumber daya manusia menurut para ahli
1. Cushway (1994:13)
Manajemen sumber daya manusia sebagai ‘Part of the process
that helps the organization achieve its objectives’. Pernyataan
ini dapat diterjemahkan sebagai 'bagian dari proses yang
membantu organisasi mencapai tujuannya’.
2. Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992:16)
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam rumusan seperti
berikut ini: Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai
sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi
kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan
beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM

1
priyono dan Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Taman Sidoarjo: ZIFTAMA PUBLISHER,2008),hlm 1

2
tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan
individu, organisasi dan masyarakat.
3. Stoner (1995:4)
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kontributor utama
bagi keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, jika MSDM tidak
efektif dapat menjadi hambatan utama dalam memuaskan
pekerja dan keberhasilan organisasi. Sedangkan dalam
pengertiannya sebagai kebijakan, Manajemen SDM
dimaksudkan sebagai suatu sarana untuk memaksimalkan
efektifitas organisasi dalam mencapai tujuannya.
4. Guest (1987)
Human resource management (HRM) comprises a set of policies
designed to maximise organizational integration, employee
commitment, flexibility and quality of work. Menurut Guest,
kebijakan yang diambil organisasi dalam mengelola SDM-nya
diarahkan pada penyatuan elemen-elemen organisasional,
komitmen pekerja.
2

I. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


Terdapat beberapa macam fungsi utama Manajemen Sumber Daya
Manusia. Di dalam buku ini dikemukakan lima fungsi, yaitu:
Perencanaan untuk kebutuhan SDM. Fungsi perencanaan kebutuhan
SDM setidaknya meliputi dua kegiatan utama, yaitu:
 Perencanaan dan peramalan permintaan tenaga kerja organisasi
baik dalam jangka pendek maupun panjang
 Analisis jabatan dalam organisasi untuk menentukan tugas,
tujuan, keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang
dibutuhkan. Kedua fungsi tersebut sangat esensial dalam
melaksanakan kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia
secara efektif.
 Staffing sesuai dengan kebutuhan organisasi Setelah kebutuhan
SDM ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengisi formasi
yang tersedia. Dalam tahapan pengisian staf ini terdapat dua
kegiatan yang diperlukan, yaitu:
 Penarikan (rekrutmen) calon atau pelamar pekerjaan
 Pemilihan (seleksi) para calon atau pelamar yang dinilai
paling memenuhi syarat.
2
priyono dan Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Taman Sidoarjo: ZIFTAMA PUBLISHER,2008),hlm 4

3
Umumnya rekrutmen dan seleksi diadakan dengan memusatkan
perhatian pada ketersediaan calon tenaga kerja baik yang ada di luar
organisasi (eksternal) maupun dari dalam organisasi (internal).
 Penilaian kinerja kegiatan ini dilakukan setelah calon atau
pelamar dipekerjakan dalam kegiatan organisasi.
Organisasi menentukan bagaimana sebaiknya bekerja dan
kemudian memberi penghargaan atas kinerja yang
dicapainya. Sebaliknya organisasi juga harus menganalisis
jika terjadi kinerja negatif dimana pekerja tidak dapat
mencapai standar kinerja yang ditetapkan. Dalam
penilaian kinerja ini dilakukan dua kegiatan utama, yaitu:
 Penilaian dan pengevaluasian perilaku pekerja
 Analisis dan pemberian motivasi perilaku pekerja.
Kegiatan penilaian kinerja ini dinilai sangat sulit baik bagi penilai
maupun yang dinilai. Kegiatan ini rawan dengan munculnya konflik.
 Perbaikan kualitas pekerja dan lingkungan kerja Saat ini
pusat perhatian Manajemen Sumber Daya Manusia
mengarah pada tiga kegiatan strategis, yaitu:
 Menentukan, merancang dan mengimplementasikan
program pelatihan dan pengembangan SDM guna
meningkatkan kemampuan dan kinerja karyawan;
 Memperbaiki kualitas lingkungan kerja, khususnya melalui
kualitas kehidupan kerja dan programprogram perbaikan
produktifitas
 Memperbaiki kondisi fisik kerja guna memaksimalkan
kesehatan dan keselamatan pekerja. Salah satu outcome
yang dapat diperoleh dari ketiga kegiatan strategis tersebut
adalah peningkatan atau perbaikan kualitas fisik dan non-
fisik lingkungan kerja.
 Pencapaian efektifitas hubungan kerja Setelah tenaga
kerja yang dibutuhkan dapat terisi, organisasi kemudian
mempekerjakannya, memberi gaji dan memberi kondisi
yang akan membuatnya merasa tertarik dan nyaman
bekerja. Untuk itu organisasi juga harus membuat standar
bagaimana hubungan kerja yang efektif dapat diwujudkan.
Dalam hal ini terdapat tiga kegiatan utama, yaitu:

4
 Mengakui dan menaruh rasa hormat (respek) terhadap hak-
hak pekerja
 Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan
prosedur bagaimana keluhan pekerja disampaikan
 Meiakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan MSDM.
Persoalan yang harus diatasi dalam ketiga kegiatan utama
tersebut sifatnya sangat kritis. Jika organisasi tidak berhati-
hati dalam menangani setiap persoalan hak-hak pekerja
maka yang muncul kemudian adalah aksi-aksi protes
seperti banyak terjadi di banyak perusahaan di Indonesia.

C. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Cushway
 Memberi pertimbangan rnana;ernen dalam membuat
kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi
memiliki pekerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi,
memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan
dan memenuhi kewajiban pemekerjaan secara legal
 Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan
prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu
mencapai tujuannya
 Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan
organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan
implikasi SDM
 Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu
manajer lini mencapai tujuannya
 Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam
hubungan antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka
tidak menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya
 Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan
manajemen organisasi
 Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan
nilai dalam manajemen SDM.
2. Schuler et al
 Memperbaiki tingkat produktifitas
 Memperbaiki kualitas kehidupan kerja

5
 Meyakinkan bahwa organisasi telah memenuhi aspek –
aspek legal.3

II. Manajemen Sumber Daya Manusia Syariah

A. Perkembangan SDM dalam Islam


Istilah “pembangunan manusia indonesia seutuhnya”,
“pembangunan sumber daya manusia”, “pembangunan sumber daya
insani”, dan “pembangunan akhlak manusia” menjadi amat populer
dan menjadi kiblat kebijakan dalam proses pembangunan di
Indonesia. Hal itu mengingatkan kita kepada paradigma al-Quran
yang selama ini diyakini mengandung nilai-nilai guna (development)
bagi pembangunan sumber daya manusia.
Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”. Dan dalam sebuah hadis Nabi
Muhammad saw. bersabda: “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus
untuk menyempurnakan akhlak, budi pekerti, perilaku”(HR. Ahmad,
Baihaqie dan Hakim).
Kesalahannya selama ini, dalam mengutip ayat al-Quran adalah
mengambil sebagian, tidak melihatnya dalam konteks yang lebih
komprehensif. Dalam surat at-Tiin di atas, dilanjutkan dalam ayat 5
dan 6: “Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah
rendahnya; kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. Dalam
ayat lain juga disebutkan: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu: ”Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Berdasarkan ayat di atas, maka
manusia yang paling baik dan tinggi derajatnya adalah manusia yang
beriman, beramal shaleh dan berilmu. Artinya orang yang senantiasa
memelihara imannya, melaksanakan amal shaleh mengutamakan ilmu
dalam setiap pekerjaannya, maka ia lah manusia yang baik bentuknya
dan tinggi derajatnya. Naman jika tiga hal (iman, amal shaleh dan

3
priyono dan Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Taman Sidoarjo: ZIFTAMA PUBLISHER,2008),hlm 8

6
ilmu) tidak dipelihara dan dipupuk dalam diri manusia, maka manusia
akan menjadi yang asfalasafilin (manusia yang serendah-rendahnya).
Jika demikian, arah pembangunan manusia Indonesia yang dilakukan
selama ini (IMTAQ dan IMTEK) sudah sangat benar. Namun dalam
pelaksanaannya hal ini belum terealisasi. Inilah kemudian yang
menjadi masalah dalam SDM Indonesia. Dalam Islam, pembangunan
manusia pada prinsipnya telah dibekali Tuhan. Dalam diri manusia
terdapat potensi atau daya-daya yang dapat dibangun. Daya-daya
tersebut adalah:
1. Daya tubuh, yang memungkinkan manusia memiliki antara lain
kemampuan dan keterampilan teknis.
2. Daya kalbu, yang memungkinkan manusia mampu memiliki
kemampuan moral, estetika, etika serta mampu untuk berkhayal,
beriman, dan merasa kebesaran ilahi.
3. Daya akal, yang memungkinkannya memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu dan teknologi.
4. Daya hidup, yang memungkinkannya memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempertahankan hidup,
dan menghadapi tantangan.4
Apabila manusia dibangun sesuai petunjuk Ilahi, maka manusia
akan menjadi aset nasional dan internasional dalam rangka
menyediakan sumber daya manusia yang produktif dalam memasuki
milenium ketiga. Dalam hal ini, sejak dini al-quran menggaris bawahi
perlunya pembangunan daya-daya tersebut secara seimbang. Alquran,
dengan jelas menyatakan “manusia itu merugi, kecuali apabila waktu
itu dipahami dalam rangka Yaumu ad-Dien, yaitu beriman dan
beramal saleh, berinformasikan kebenaran dengan kesabaran.” Dalam
sebuah pepatah dikatakan, apabila menanam pohon anggur, maka
akan melihat tumbuhnya pohon berbuah anggur. Tetapi kepercayaan
seperti itu akan mendatangkan kemanfatan apabila beramal saleh,
dalam hal ini bertanam pohon anggur. Dengan contoh seperti itu, akan
diketahui bahwa iman kepada Allah semestinya diaktualisasikan
dalam hidup dan kehidupan. Apabila manusia mendekat kepada-Nya
sehasta, Allah mendekati sedepa. Iman diwujudkan dengan amal
shaleh, amal shaleh dapat diwujudkan jika memiliki ilmu. Manusia
berilmu senantiasa meningkatkan iman dan amal shalehnya.

4
Dr. H. Abdul Hakim, SE, M.Si, Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia dalam organisasi pendekatan dan nilai –
nilai Islam (EF. Press Digimedia, 2014) hlm 25

7
Oleh karena itu, pendidikan Islam, Sebagai suatu sistem
transformasi diri, hendaknya diaktuasikan melalui: Pelestarian
amalan; anak saleh; amal jariah dan kelapangan dada; serta ilmu yang
bermanfaat. Dengan demikian bagi umat Islam, tidak ada nafas yang
sia-sia, tidak ada langkah yang terbuang percuma. Setiap nafas dan
perilakunya dipersembahkan kepada Allah dan untuk mencari ridha-
Nya. Manusia harus membangun dirinya (menjadi yang terbaik),
karena manusia di bumi adalah sebagai “manusia ke-Tuhan-an”,
dimana manusia harus mampu mengaktualisasikan semua nilai-nilai
TuhanNya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu memberi manfaat
pada lingkungannya. Ini lah yang dijanjikan Allah dalam ayat-Nya:
“...Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan
berilmu diantara kamu beberapa derajat....”8 Islam tidak menerima
umatnya yang bodoh dan tidak mau berusaha untuk memperbaiki diri.
I. Peran Departemen Sumber Daya Manusia berbasis Islami
ٰ ‫سبِ ۡی ِلہ فِ ۡی یُقہاتِلُ ۡونہ الَّذ ِۡینہ ی ُِحب‬
ُ ‫ّللاہ ا َِّن َّم ۡر‬
‫ص ۡوص‬ ‫ب ُۡنیہان ہکاہنَّ ُہ ۡم ہ‬
‫صفًّا ہ‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Al-Saff 61:4)
Kualitas kehidupan kerja mengandung makna adanya supervisi
yang baik, kondisi kerja yang baik, pembayaran dan imbalan yang
baik, dan pekerjaan yang menarik, menantang dan memberikan
reward yang memadai. Kualitas kehidupan kerja merupakan usaha
yang sistematik dari organisasi untuk memberikan kesempatan yang
lebih besar kepada pekerja untuk mempengaruhi pekerjaan mereka
dan kontribusi mereka terhadap pencapaian efektifitas perusahaan
secara keseluruhan. oleh karena itu, manajer yang proaktif dan
departemen SDM mencari upaya untuk mendorong pekerja sehingga
mereka dapat menggunakan kemampuan “akal” mereka.5
Pada sebagian perusahaan, departemen SDM bertanggung jawab
untuk mendorong dan mengarahkan hubungan antar pekerja dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan kerja dan produktivitas.
Usaha departemen SDM untuk meningkatkan hubungan antarpekerja
berarti memerlukan dukungan dari manajemen dengan penekanan
5
Dr. H. Abdul Hakim, SE, M.Si, Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia dalam organisasi pendekatan dan nilai –
nilai Islam (EF. Press Digimedia, 2014) hlm 26

8
pada motivasi serta kepuasan kerja karyawan. Tanpa dukungan
manajer melalui perusahaan, usahausaha ini biasanya akan gagal.
Dukungan manajemen menjadi sangat penting. Kebijakan dan praktik
departemen SDM juga mempengaruhi motivasi dan kepuasan secara
tidak langsung.
III. Manajemen Pemasaran
pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan menghantarkan nilai kepada
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
pemegang kepentingannya. Pemasaran terampil dalam mengelola
permintaan: mereka berusaha mempengaruhi tingkat, waktu, dan
komposisi permintaan. Ada lima konsep yang dapat dipilih
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya: konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran
holistic
A. Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Perencanaan strategis berorientasi pasar adalah proses manajerial
dalam mengembangkan serta mempertahankan hubungan yang baik
antara tujuan, kemampuan dan sumber daya organisasi serta peluang
dari perubahan pasar. Tujuan dari perencanaan strategis adalah
membentuk bisnis dan produk perusahaan sehingga dapat mencapai
sasaran keuntungan dan pertumbuhan.
Perencanaan strategis diperlukan pada empat tingkatan: korporasi,
divisi, unit bisnis, dan produk. Perencanaan strategis bagi bisnis
individu membutuhkan aktivitas berikut: mendefinisikan misi bisnis,
menganalisis kesempatan dan ancaman eksternal, menganalisis
kekuatan dan kelemahan internal, menformulasikan tujuan,
menformulasikan strategi, menformulasikan program dukungan,
mengimplementasikan program, dan mengumpulkan umpan balik dan
menjalankan pengawasan.
Masing-masing tingkat produk dalam unit bisnis harus
mengembangkan rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya.
Rencana pemasaran adalah salah satu output paling penting dari
proses pemasaran.
B. Mengumpulkan Informasi dan Memindai Lingkungan

9
Manajer pemasaran memerlukan Sistem Informasi Pemasaran
(MIS). Peran MIS adalah menilai kebutuhan informasi manajer,
mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan
informasi tersebut secara tepat waktu.
MIS mempunyai tiga komponen:
a) sistem pencatatan internal
yang meliputi informasi tentang siklus pesanan sampai
pembayaran dan sistem informasi penjualan.
b) sistem intelijen pemasaran
kumpulan prosedur dan sumber daya yang digunakan oleh
manajer untuk mendapatkan informasi setiap hari tentang
perkembangan penting dalam lingkungan pemasaran
c) sistem riset pemasaran
yang memungkinkan desain sistematis pengumpulan, analisis
dan pelaporan data dan temuan yang relevan terhadap situasi
pemasaran tertentu.
Dalam gambaran global yang cepat berubah, pemasar harus
mengamati enam kekuatan lingkungan yang utama: demografis,
social-budaya, politik-hukum, ekonomi, alam, dan teknologi.
1) Dalam lingkungan demografis
pemasar harus menyadari pertumbuhan populasi di seluruh
dunia; perbahan bauran usia, komposisi etnis, dan tingkat
pendidikan; munculnya keluarga nontradisional; dan perubahan
geografis yang besar dalam populasi.
2) Di bidang ekonomi
pemasar harus berfokus pada distribusi pendapatan dan tingkat
tabungan, utang, dan ketersediaan kredit.
3) Di bidang social-budaya
pemasar harus memahami pandangan orang tentang diri
mereka sendiri, orang lain, organisasi, masyarakat, alam, dan
alam semesta.
4) Di lingkungan alam
pemasar harus menyadari peningkatan kekhawatiran
masyarakat tentang kesehatan lingkungan. Kini banyak
pemasar yang menerapkan program pemasaran pelestarian dan
hijau yang memberikan solusi lingkungan yang lebih baik
sebagai hasilnya.

10
5) Di bidang teknologi
pemasar harus memperhitungkan tingkat perubahan teknologi
yang semakin pesat, peluang inovasi, anggaran R&D yang
beragam, dan semakin banyaknya peraturan pemerintah yang
dibawa oleh perubahan teknologi.
6) Dalam lingkungan politik-hukum
pemasar harus bekerja dalam banyak hukum yang mengatur
praktik bisnis dan bekerja sama dengan berbagai kelompok
kepentingan khusus.

C. Melaksanakan Riset Pemasaran dan Meramalkan Permintaan


Perusahaan dapat mengadakan riset pemasaran sendirian atau
menggunakan jasa perusahaan lain untuk melakukan riset pemasaran.
Riset pemasaran yang baik dicirikan oleh metode ilmiah, kreativitas,
berbagai metode riset, pembuatan model yang akurat, analisis
biayamanfaat, skeptisisme yang sehat, dan focus pada etika. Proses
riset pemasaran terdiri dari mendefinisikan masalah, alternative
keputusan, dan tujuan riset; mengembangkan rencana riset;
mengumpulkan informasi; menganalisis informasi; mempresentasikan
temuan kepada manajemen; dan mengambil keputusan.
Dua pendekatan komplementer untuk mengukur produktivitas
pemasaran adalah:
1. Ukuran pemasaran untuk menilai pengaruh pemasaran
2. pemodelan bauran pemasaran untuk memperkirakan hubungan
kausal dan mengukur bagaimana kegiatan pemasaran
mempengaruhi hasil.
Papan kendali (dashboard) pemasaran adalah cara terstruktur untuk
mendiseminasikan pandangan yang dikumpulkan dari dua pendekatan
ini dalam organisasi.
Ada dua jenis permintaan: permintaan pasar dan permintaan
perusahaan. Untuk memperkirakan permintaan saat ini, perusahaan
berusaha menentukan total potensi pasar, potensi pasar suatu wilayah,
penjualan industry, dan pangsa pasar. Untuk memperkirakan
permintaan masa depan, perusahaan penjualan, mengumpulkan
pendapat ahli, menganalisis penjualan masa lalu, atau terlibat dalam
uji pasar. Model matematika, teknik statistic yang canggih, dan

11
prosedur pengumpulan data terkomputerisasi sangatlah penting bagi
semua jenis peramalan permintaan dan penjualan.

D. Menciptakan Nilai, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan


Pelanggan adalah pemaksimal nilai. Mereka membentuk
ekspektasi nilai dan bertindak berdasarkan nilai tersebut. Pembeli
akan membeli dari perusahaan yang mereka anggap menawarkan nilai
tertinggi yang dapat dihantarkan kepada pelanggan, yang didefinisikan
sebagai selisih antara total manfaat pelanggan dan total biaya
pelanggan.
Kepuasan pembeli merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan
produk dan ekspektasi pembeli. Dengan mengenali bahwa kepuasan
yang tinggi menimbulkan loyalitas pelanggan yang tinggi, kini banyak
perusahaan membidik TCS (Total Customer Satisfaction) – kepuasan
total pelanggan. Untuk perusahaan – perusahaan semacam itu,
kepuasan pelanggan menjadi tujuan sekaligus sarana pemasaran.
E. Menganalisis Pasar Konsumen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor: budaya (budaya,
subbudaya, dan kelas social), social (kelompok referensi, keluarga,
serta peran dan status social), dan pribadi (usia, tahap dalam siklus
hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan
konsep diri). Penelitian atas semua faktor ini dapat memberikan
petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen
secara lebih efektif.
Konsumen adalah pengambil keputusan konstruktif dan terpapar
banyak pengaruh kontekstual. Konsumen sering mengalami
keterlibatan rendah dalam keputusan mereka, menggungakan banyak
heuristic sebagai akibatnya.

F. Menganalisis Pasar Bisnis


Pembelian organisasi merupakan proses pengambilan keputusan di
mana melalui ini organisasi formal menetapkan perlunya membeli
produk dan jasa, lalu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di
antara merek dan pemasok alternative. Pasar bisnis terdiri dari semua
organisasi yang mendapatkan barang dan jasa yang digunakan untuk

12
membuat produk atau jasa lain yang kemudian dijual, disewakan, atau
dipasok ke organisasi lain.
Dibandingkan pasar konsumen, pasar bisnis biasanya mempunyai
pembeli yang lebih sedikit namun lebih besar. hubungan pelanggan-
pemasok yang lebih dekat, dan pembeli yang lebih terkonsentrasi
secara geografis.

G. Mengidentifikasikan Segmen dan Target Pasar


Pemasaran sasaran meliputi tiga aktivitas: segmentasi pasar,
penentuan target pasar, dan positioning pasar. Kita dapat membidik
pasar pada empat tingkatan: segmen, ceruk, wilayah lokal, dan
individual. Segmen pasar adalah kelompok besar yang dapat
diidentifikasi di dalam sebuah pasar. Ceruk adalah kelompok yang
didefinisikan secara lebih sempit. Globalisasi dan internet membuat
pemasaran ceruk lebih praktis bagi banyak pihak. Pemasar
memenangkan pasar lokal melalui pemasaran akar rumput untuk
wilayah perdagangan, lingkungan tempat tinggal, dan bahkan toko
individual. Ada dua dasar untuk mensegmentasikan pasar konsumen:
karakteristik konsumen dan respons konsumen. Variabel segmentasi
utama untuk pasar konsumen adalah geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku. Pemasar menggunakan variabel-variabel itu
satu-satu atau dalam kombinasi. Agar bermanfaat, segmen pasar
harus dapat diukur, substansial, dapat diakses, dapat
dideferensiasikan, dan dapat ditindaklanjuti.

IV. Manajemen Pemasaran Syariah


A. Pengertian Pemasaran Syariah
Pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market)
dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena
keuntungan financial semata, tidak ada yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip muamalah ia mengandung nilai-nilai ibadah.
6

Sebagaimana dalam firman Allah QS. alAn‟am: 162 yang


berbunyi:

13
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku,hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam”(QS. al-An‟am: 162).
Menurut Buchari Alma dan Donni Juni Priansa pemasaran
syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator
kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad serta prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam Islam.
o Praktik Marketing Rasulullah SAW dan Karakteristik Pemasaran
Islami Buchari Alma dan Donni Juni Priansa dalam bukunya yang
berjudul “Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan
Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer”, menyatakan bahwa
praktik pemasaran Nabi Muhammad SAW antara lain sebagai
berikut :

 Segmentasi dan Targeting


Segmentasi dan targeting dipraktikan Nabi Muhammad SAW
tatkala ia berdagang ke Negara Syam, Yaman, Bahrin. Nabi
Muhammad SAW mengenal betul barang apa yang disenangi
oleh penduduk dan diserap oleh pasar setempat. Setelah
mengenal target pasarnya (targeting), Nabi Muhammad SAW
menyiapkan barang dagangan yang dibawa ke daerah
tersebut. Nabi Muhammad SAW betul-betul profesional dan
memahami dengan baik segmentasi datar geting sehingga
sangat menyenangkan hati Khadijah, yang saat itu berperan
sebagai bosnya. Barang-barang yang diperdagangkan Nabi
Muhammad SAW selalu cepat terjual, karena memang sesuai
dengan segmen dan target pasarnya (targeting). Segmentasi
adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-
peluang yang muncul di pasar. Targeting adalah proses
penyeleksian produk baik barang maupun jasa atau pelayanan
terbaik sehingga benar-benar berada posisi yang terbaik guna
mencapai keberhasilan perusahaan.

14
 Positioning
Positioning berarti bagaimana membuat barang yang kita
hasilkan atau kita jual memiliki keunggulan, disenangi, dan
melekat di hati pelanggan dan bisa melekat dalam jangka
waktu yang lama. Positioning berhubungan dengan apa yang
ada di benak pelanggan, berhubungan dengan persepsi,
dimana persepsi tersebut akan melekat dalam waktu yang
lama. Positioning Nabi Muhammad SAW yang sangat
mengesankan dan tidak terlupakan oleh pelanggan merupakan
kunci mengapa Nabi Muhammad SAW menjadi pebisnis yang
sukses. Beliau menjual barang-barang asli yang memang
original serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Tidak pernah terjadi pertengkaran atau klaim dari
pihak pelanggan bahwa pelayanan dan produk yang dijual
Nabi Muhammad SAW mengecewakan. Positioning adalah
tentang bagaimana suatu merek perusahaan dapat masuk dan
menguasai benak pelanggan.
 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Ini adalah suatu strategi pemasaran untuk melayani pelanggan
dengan cara memuaskannya melalui product, price, place, dan
promotion (4P).
1) Produk (product)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
guna mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan. Produk terdiri dari keragaman produk,
kualitas, desain, ciri, merek, kemasan, ukuran, dan lain
sebagainya. Menurut Sofjan Assauri, bauran produk
terdiri dari merek dagang, kemasan, kualitas produk, dan
pelayanan yang diberikan. Klasifikasi produk
berdasarkan daya tahan atau berwujud atau tidaknya,
produk diklasifikasikan kedalam tiga kelompok.
 Bagian tidak tahan lama Bagian tidak tahan lama
merupakan barang berwujud yang bisa
dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Contoh:
makanan, minuman ringan, dan lain-lain.
 Bagian tahan lama Bagian tahan lama merupakan
barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan beberapa kali pemakaian. Contoh: lemari es,

15
mobil, pakaian. Barang jenis ini pada umumnya
menuntut lebih banyak cara penjualan perorangan,
keuntungan yang lebih besar dan jaminan penjualan
lebih pasti.
 Jasa Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual. Contoh: Rumah sakit,
bengkel, kursus komputer, penyewaan, dan lainnya.
Berarti menawarkan produk yang terjamin
kualitasnya. Produk yang dijual harus sesuai dengan
selera serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Nabi Muhammad SAW dalam praktik
elemen produk selalu menjelaskan kualitas barang
yang dijualnya. Kualitas produk yang dipesan oleh
pelanggan selalu sesuai dengan barang yang
diserahkan. Seandainya terjadi ketidakcocokan,
beliau mengajarkan, bahwa pada pelanggan ada hak
khiyar, dengan cara membatalkan jual beli,
seandainya terdapat segala sesuatu yang tidak cocok.
2) Harga (price)
Menurut Basu Swastha, harga dapat didefinisikan sebagai
sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.46 Elemen harga dari
bauran pemasaran terdiri daftar harga, potongan harga,
periode pembayaran, dan persyaratan kredit.47 Penetapan
harga ini tidak mementingkan keinginan pedagang sendiri,
tapi juga harus mempertimbangkan kemampuan daya beli
masyarakat. Pada ekonomi Barat, ada taktik menetapkan
harga setinggi-tingginya yang disebut “skimming price”.
Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan mengambil
keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-
batas kelayakan. Dan tidak boleh melakukan perang harga
dengan niat menjatuhkan pesaing, tapi bersainglah secara
fair, bikin keunggulan dengan tampil beda dalam kualitas
dan layanan yang diberikan.
3) Lokasi/Distribusi (Place)
Distribusi adalah merupakan bagian vital dari strategi
pemasaran. Pemilihan strategi dengan penilaian yang tepat
akan dapat membantu produk sampai ke konsumen sesuai

16
dengan harga yang telah ditentukan perusahaan. Dalam
bauran pemasaran elemen tempat (place) terdiri dari
saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan,
persediaan, dan transportasi. Pemasar harus memahami
tingkat hasil pelayanan yang diinginkan pelanggan antara
lain :
 Strategis Semakin strategis lokasi distribusi, maka
kemungkinan juga akan semakin efektif bagi
konsumen
 Kenyamanan Tempat Kenyamanan tempat
menyatakan tingkat kemudahan yang disediakan
saluran pemasaran bagi konsumen.
 Efisien Lokasi mudah dijangkau oleh konsumen,
dalam merancang sistem saluran pemasaran perlu
analisis kebutuhan konsumen, menetapkan tujuan
saluran pemasaran dan mengevaluasinya.
4) Promosi (Promotion)
Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para
calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi
pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Empat
macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah
periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan
pribadi. Bauran promosi (promotional mix) adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel
periklanan, penjualan pribadi (personal selling), dan alat
promosi yang lain, di mana semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran
promosi terdiri dari:
a) Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi
non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar
oleh sponsor tertentu.
b) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Personal selling adalah presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang
ditujukan untuk menciptakan penjualan.
c) Publisitas
Publisitas adalah pendorongan permintaan secara non

17
pribadi untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan
menggunakan berita komersial di dalam media massa
dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung.
d) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran
selain personal selling, periklanan, dan publisitas yang
mendorong pembelian konsumen dan efektivitas
pengecer. Kegiatankegiatan tersebut antara lain:
peragaan, pertunjukan dan pameran, demonstrasi, dan
sebagainya.
Kegiatan marketing atau pemasaran seharusnya dikembalikan
pada karakteristik yang sesungguhnya, sebagaimana yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW. Perspektif pemasaran dalam Islam adalah
ekonomi. Rabbani (divinty), realistis, humanis, dan seimbang. Di
dalam marketing syariah mengutamakan nilai-nilai akhlaq dan etika
moral di dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu marketing syariah
menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan
penetrasi pasar sehingga apabila dirumuskan, dalam Islam terdapat
sembilan macam etika (akhlaq) yang harus dimiliki oleh seorang
tenaga pemasaran, yaitu:
a. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
b. Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq)
c. Berlaku adil dalam bisnis
d. Melayani nasabah dengan rendah hati (khitmah)
e. Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif)
f. Jujur dan terpecaya (al amanah)
g. Tidak suka berburuk sangka (su‟udzon)
h. Tidak suka menjelek-jelekkan (ghibah)
i. Tidak melakukan suap (riswah)

V. STRATEGI PEMASARAN SYARIAH

A. Pengertian Strategi Pemasaran


Strategi adalah pola tindak manajemen untuk mencapai tujuan
badan usaha. Strategi juga dapat dikatakan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan ini adalah bahwa
para manajer memainkan peran yang aktif, sadar dan rasional dalam

18
merumuskan strategi organisasi. Menurut George Steiner strategi
merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan, strategi
terdiri atas aktivitasaktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang
dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya
dan manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala
besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta
ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi
persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Hair Lamb dan Mc Daniel pemasaran adalah suatu proses
perencanaan dan penjualan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu
memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Peran pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau
jasa hingga ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau
jasa tersebut dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dengan
menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan
baru dengan menjanjikan nilai super, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif, serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prinsip kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Allah SWT,
mengingatkan melalui fiman-Nya dalam al-Quran surat asy-Syu’araa’
ayat 183:
‫سوا ہو ہل‬ ‫ض فِي ت ہ ْعث ہ ْوا ہو ہل أ ہ ْشیہا ہء ُه ْم النَّ ہ‬
ُ ‫اس ت ہ ْب ہخ‬ ِ ‫ُم ْف ِسدِینہ ْاْل ہ ْر‬
Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hakhaknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan”. (QS. asySyu‟araa‟: 183)
Strategi pemasaran dapat dikatakan sebagai logika pemasaran
dengan unit usaha berharap dapat mencapai sasaran pemasarannya.

19
Sehingga dapat dipahami bahwa strategi pemasaran merupakan
rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran,
yang memberikan panduan mengenai kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.

B. Praktik Marketing Rasulullah SAW dan Karakteristik Pemasaran


Islami
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa dalam bukunya yang
berjudul “Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer”, menyatakan bahwa praktik
pemasaran Nabi Muhammad SAW antara lain sebagai berikut :
a. Segmentasi dan Targeting
Segmentasi dan targeting dipraktikan Nabi Muhammad SAW
tatkala ia berdagang ke Negara Syam, Yaman, Bahrin. Nabi
Muhammad SAW mengenal betul barang apa yang disenangi oleh
penduduk dan diserap oleh pasar setempat. Setelah mengenal target
pasarnya (targeting), Nabi Muhammad SAW menyiapkan barang
dagangan yang dibawa ke daerah tersebut. Nabi Muhammad SAW
betul-betul profesional dan memahami dengan baik segmentasi dan
targeting sehingga sangat menyenangkan hati Khadijah, yang saat
itu berperan sebagai bosnya. Barang-barang yang diperdagangkan
Nabi Muhammad SAW selalu cepat terjual, karena memang sesuai
dengan segmen dan target pasarnya (targeting).
Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta
memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Dalam
melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi
perkembangan yang sedang terjadi, karena segmentasi merupakan
langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan.
Jika dilihat segmen yang ada dalam pasar syariah yang di
dalamnya emotional market mempunyai potensi pasar yang besar,
yaitu 720 triliun rupiah, pendekatan universal terhadap segmen
emotional market sangatlah diperlukan. Sebab, ketika pendekatan
yang dilakukan hanya terbatas untuk spiritual market di mana
usaha yang dilakukan khusus untuk segmen sharia loyalist saja,
maka prinsip-prinsip ekonomi syariah tidak bisa berkembang
dengan baik. Karena syariah Islam bukan hanya merangkum
seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial
(muamalah). Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan

20
keharmonisan hubungan manusia dengan Penciptanya, sedangkan
universal bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap
waktu, terutama keuniversalan pada bidang sosial yang tidak
membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non-Muslim.
Targeting adalah proses penyeleksian produk baik barang
maupun jasa atau pelayanan terbaik sehingga benar-benar berada
posisi yang terbaik guna mencapai keberhasilan perusahaan. Di
tengah situasi yang semakin crowded ini, perusahaan tidak bisa
lagi sekadar membidik rasio atau benak konsumen. Jika hanya
membidik benak konsumen ini, pasti konsumen tidak bisa
membedakan keunggulan masing-masing produk karena sudah
terlalu banyak dan memang relatif tidak berbeda satu sama lain
dari fungsionalnya. Karena itu, bagi perusahaan syariah, ia harus
bisa membidik hati dan jiwa dari para calon konsumennya. Dengan
begini, konsumen akan lebih terikat kepada produk atau
perusahaan itu dan relasi yang terjalin bisa bertahan lebih lama lagi
(long-term), bukan hanya relasi yang bersifat singkat (short-term).
b. Positioning
Positioning berarti bagaimana membuat barang yang kita
hasilkan atau kita jual memiliki keunggulan, disenangi, dan
melekat di hati pelanggan dan bisa melekat dalam jangka waktu
yang lama. Positioning berhubungan dengan apa yang ada di benak
pelanggan, berhubungan dengan persepsi, dimana persepsi tersebut
akan melekat dalam waktu yang lama. Positioning Nabi
Muhammad SAW yang sangat mengesankan dan tidak terlupakan
oleh pelanggan merupakan kunci mengapa Nabi Muhammad SAW
menjadi pebisnis yang sukses. Beliau menjual barang-barang asli
yang memang original serta sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Tidak pernah terjadi pertengkaran atau klaim
dari pihak pelanggan bahwa pelayanan dan produk yang dijual
Nabi Muhammad SAW mengecewakan.
Positioning adalah tentang bagaimana suatu merek perusahaan
dapat masuk dan menguasai benak pelanggan. Bagi perusahaan
syarih, membangun positioning yang kuat dan positif sangatlah
penting. Citra syariah yang dengan sendirinya akan terbentuk harus
bisa dipertahankan dengan menawarkan value-value yang sesuai
dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip
syariah merupakan hal generik yang wajib dan harus dijalankan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki perusahaan. Sehingga,

21
dalam menentukan positioning-nya, perusahaan bisa menampilkan
keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut berdasarkan prinsip syariah. Jadi, positioning
memegang peranan dalam memasarkan produk-produk perusahaan,
karena membangun positioning berarti membangun kepercayaan
dari konsumen. Untuk perusahaan berbasis syariah, membangun
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan
syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan
perusahaan nonsyariah. Allah menjelaskan dalam firman-Nya QS.
Al – Anfaal : 27 sebagai berikut :

‫ين أَ ُّي َها َيا‬


ََ ‫آم ُنوا ا َّل ِذ‬ ََ ‫ل ال َّل‬
َ ‫ه َت ُخو ُنوا لَا‬ ََ ‫سو‬ َ َ‫َوأَن ُتمَ أ‬
ُ ‫ما َناتِ ُكمَ َو َت ُخو ُنوا َوال َّر‬
ََ ‫َم‬
‫ون‬ ُ ‫َتعل‬

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Anfaal : 27)
Ayat diatas mengandung perintah untuk tidak mengkhianati
Allah SWT dan amanat-amanat yang telah dipercayakan kepada
umat-Nya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Allah SWT
memerintah umat-Nya untuk menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya. Oleh karena itu, dalam
strategi pemasaran syariah dilarang untuk berbuat dhalim kepada
konsumen terutama dalam memasarkan produk. Karena dhalim
termasuk dalam hal yang dilarang oleh Allah SWT. Contohnya
adalah seperti membohongi konsumen, mengunggul-unggulkan
produk atau yang dijual padahal tidak sesuai kenyataan produk
yang dijualnya, dan perbuatan-perbuatan lain yang tidak
seharusnya dilanggar. Maka dari itu perusahaan atau pemasar harus
menerapkan strategi pemasaran dengan apa yang menjadi perintah
Allah SWT dengan tidak melanggar larangan-Nya agar apa yang
dihasilkan mendapatkan barokah dari Allah SWT.
c. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Ini adalah suatu strategi pemasaran untuk melayani pelanggan
dengan cara memuaskannya melalui product, price, place, dan
promotion (4P).
1) Produk (product)

22
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
guna mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan. Produk terdiri dari keragaman produk, kualitas,
desain, ciri, merek, kemasan, ukuran, dan lain sebagainya.
Menurut Sofjan Assauri, bauran produk terdiri dari merek
dagang, kemasan, kualitas produk, dan pelayanan yang
diberikan.
Klasifikasi produk berdasarkan daya tahan atau berwujud
atau tidaknya, produk diklasifikasikan kedalam tiga
kelompok.
 Bagian tidak tahan lama
Bagian tidak tahan lama merupakan barang
berwujud yang bisa dikonsumsikan satu atau beberapa
kali. Contoh: makanan, minuman ringan, dan lain-lain.
 Bagian tahan lama
Bagian tahan lama merupakan barang berwujud
yang biasanya bisa bertahan lama dengan beberapa kali
pemakaian. Contoh: lemari es, mobil, pakaian. Barang
jenis ini pada umumnya menuntut lebih banyak cara
penjualan perorangan, keuntungan yang lebih besar dan
jaminan penjualan lebih pasti.
 Jasa
Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual. Contoh: Rumah sakit, bengkel,
kursus komputer, penyewaan, dan lainnya.
Berarti menawarkan produk yang terjamin kualitasnya.
Produk yang dijual harus sesuai dengan selera serta memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Nabi Muhammad SAW
dalam praktik elemen produk selalu menjelaskan kualitas
barang yang dijualnya. Kualitas produk yang dipesan oleh
pelanggan selalu sesuai dengan barang yang diserahkan.
Seandainya terjadi ketidakcocokan, beliau mengajarkan, bahwa
pada pelanggan ada hak khiyar, dengan cara membatalkan jual
beli, seandainya terdapat segala sesuatu yang tidak cocok.
Dalam pembuatan produk harus memperhatikan nilai kehalalan,
bermutu, bermanfaat dan berhubungan dengan kebutuhan hidup
manusia. Dalam penawaran suatu produk dilarang mengandung

23
unsur ketidak jelasan (gharar) karena akan menimbulkan
potensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan pada salah satu
pihak.
Mengenai pelayanan yang kaitannya adalah dengan
produk, dalam hubungannya dengan kinerja atau bisnis Islam,
seorang pelaku bisnis muslim diharuskan untuk berperilaku
dalam bisnis mereka sesuai yang dianjurkan al-Qur‟an dan
Sunnah. Sopan santun adalah fondasi dasar dan inti dari
kebaikan tingkah laku, dan ia juga merupakan basic dari jiwa
melayani dalam bisnis.

2) Harga (price)
Menurut Basu Swastha, harga dapat didefinisikan sebagai
sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya. Elemen harga dari bauran
pemasaran terdiri daftar harga, potongan harga, periode
pembayaran, dan persyaratan kredit.
Penetapan harga ini tidak mementingkan keinginan
pedagang sendiri, tapi juga harus mempertimbangkan
kemampuan daya beli masyarakat. Pada ekonomi Barat, ada
taktik menetapkan harga setinggi-tingginya yang disebut
“skimming price”. Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan
mengambil keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam
batas-batas kelayakan. Dan tidak boleh melakukan perang
harga dengan niat menjatuhkan pesaing, tapi bersainglah
secara fair, bikin keunggulan dengan tampil beda dalam
kualitas dan layanan yang diberikan. Dalam al-Qur‟an
dijelaskan pada QS. al-Baqarah : 42 yang berbunyi

ُ ِ‫اط ِل ْال ہح َّق ت ْہلب‬


‫سوا ہو ہل‬ ِ ‫ت ہ ْعلہ ُمونہ ہوأ ہ ْنت ُ ْم ْال ہح َّق ہوت ہ ْكت ُ ُموا بِ ْالبہ‬

Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak


dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang
hak itu, sedang kamu mengetahui.”(QS. al-Baqarah:42).
Berkaitan dengan ayat diatas maka dapat dijelaskan
bahwa dalam suatu perdagangan atau perniagaan Allah SWT
melarang untuk menyembunyikan kecacatan pada barang dari
konsumen. Gunakanlah prinsip transparan dalam berdagang.

24
Karena kejujuran merupakan salah satu sifat yang dimiliki
Nabi Muhammad SAW dan merupakan prinsip utama yang
diterapkan dalam strategi pemasaran Beliau. Sehingga Nabi
menuai kesuksesannya saat berdagang.
3) Lokasi/Distribusi (Place)
Distribusi adalah merupakan bagian vital dari strategi
pemasaran. Pemilihan strategi dengan penilaian yang tepat
akan dapat membantu produk sampai ke konsumen sesuai
dengan harga yang telah ditentukan perusahaan. Dalam
bauran pemasaran elemen tempat (place) terdiri dari saluran
pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan, persediaan, dan
transportasi.
Pemasar harus memahami tingkat hasil pelayanan yang
diinginkan pelanggan antara lain : Strategis, kenyamanan
tempat, dan efisien.
Perusahaan memilih saluran distribusi atau menetapkan
tempat kegiatan bisnis. Dalam perspektif Barat, para penyalur
produk berada di bawah pengaruh produsen, atau bahkan
sebaliknya para penyalur dapat melakukan tekanan-tekanan
yang mengikat kaum produsen, sehingga produsen tidak bisa
lepas dari ikatan penyalur. Nabi Muhammad SAW melarang
orang-orang atau perantara memotong jalur distribusi dengan
melakukan pencegatan terhadap pedagang dari desa yang
ingin menjual barangnya ke kota. Mereka dicegah di pinggir
kota dan mengatakan bahwa harga barang bawaan mereka
sekarang harganya jatuh, dan lebih baik barang itu dijual
kepada mereka yang mencegah. Hal ini sangat dilarang oleh
Nabi Muhammad SAW.
“Tidak boleh orang kota menjadi perantara niaga bagi
orang desa. Biarkanlah orang memperoleh rizki Allah satu
dari yang lainnya (HR Muslim)”
Kemudian dalam hal perantara, para tengkulak yang suka
menjalankan politik ijon, dan membeli buah di atas pohon,
yang ditaksir berapa harganya. Hal ini dilarang Nabi
Muhammad SAW tidak dibenarkan membeli buah di atas
pohon, karena belum jelas jumlah hasilnya, sehingga jual beli
itu meragukan.
4) Promosi (Promotion)

25
Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon
pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat
mereka atau memperoleh suatu respon. Empat macam sarana
promosi yang dapat digunakan adalah periklanan, promosi
penjualan, publisitas dan penjualan pribadi.
Bauran promosi (promotional mix) adalah kombinasi
strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan,
penjualan pribadi (personal selling), dan alat promosi yang
lain, di mana semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan.
Bauran promosi terdiri dari Periklanan (Advertising),
Penjualan Pribadi (Personal Selling), Publisitas, dan Promosi
Penjualan (Sales Promotion).
Semua elemen promosi ini harus dihindarkan dari tindak
kebohongan, ilusi, ketidaksenonohan, serta publikasi produk
yang menghalalkan segala cara. Banyak pelaku bisnis
menggunakan teknik promosi dengan memuji-muji barangnya
setinggi langit dan tidak segan-segan mendiskreditkan produk
saingan. Bahkan ada kejadian, produk pesaing dipalsukan
kemudian dilepas ke pasar sehingga pesaingnya memperoleh
citra tidak baik dari masyarakat. Tidak boleh mengatakan
bahwa modal barang ini mahal jadi harganya tinggi, dan
sudah banyak orang yang membeli produk ini, tapi
kenyataannya tidak. Untuk melariskan jual belinya, pedagang
tidak segan-segan melakukan sumpah palsu, padahal hal
tersebut merusak, sesuai dengan hadist berikut:
“Sumpah yang diucapkan untuk melariskan dagangan,
dapat merusak keuntungannya (HR Muslim)”
Juga tidak dibenarkan, penjual main mata dengan teman-
temannya agar pura-pura berminat dengan barang yang dijual
dan membelinya dengan harga mahal sesuai dengan harga
yang diminta oleh penjual. Ini disebut najasi, praktik ini
sangat dilarang oleh Rasulullah SAW. Allah berfirman dalam
(QS. ali-„Imran: 77) yang berbunyi:

َّ ِ‫شت ُرونَّ الذِينَّ إ‬


‫ن‬ ْ ‫دي‬ َِّ ‫ه ِبع ْه‬ َِّ ‫م الل‬
َّْ ‫ولئِكَّ قلِيلًا ثم ًنا وأيْمان ِِه‬ َٰ ‫خلاقَّ لا ُأ‬
َّْ ‫ة فِي ل ُه‬
‫م‬ َِّ ‫م ولا الْآخِ ر‬
َُّ ‫ِم ُه‬
ُ ‫ه ُيكل‬ َُّ ‫م ي ْن ُظ َُّر ولا الل‬ َّْ ‫ة ي ْومَّ إِليْ ِه‬
َِّ ‫ولَّا ا ْلقِيام‬
َّْ ‫ِيه‬
‫م‬ ِ ‫م ُيزك‬َّْ ‫ألِيمَّ عذابَّ ول ُه‬

26
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji (nya dengan) Allah dan sumpahsumpah mereka dengan
harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian
(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan
mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi
mereka azab yang pedih.”(QS. ali-„Imran:77).
Berdasarkan ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam
jual beli atau perdagangan harus berlandaskan pada kejujuran.
Allah SWT melarang pedagang bersumpah palsu pada
konsumennya agar melariskan barang dagangannya dan
mencari daya tarik pembeli. Karena bersumpah palsu dapat
menjadi penghalang bagi kita, dari segi keberkahan maupun
dari segi yang lainnya.

27

Anda mungkin juga menyukai