PROPOSAL PENELITIAN
Oleh,
JOHAN
172170049
Definisi dan gambaran tentang sungai bagi generasi yang lalu, generasi
sekarang, dan yang akan datang mungkin akan berbeda-beda, bahkan ada
dialiriair yang jernih, bersih, dan hidup berbagai spesies binatang sungai, serta
generasi sekarang dan mungkin yang akan datang, tidak akan pernah menyaksikan
menyaksikan dan atau tinggal di kawasan sungai-sungai yang masih alami dan
Laporan Tahunan Ditjen Sumber Daya Air (2012) menyebutkan ada 5.590
oleh negara dan merupakan kekayaan negara yang dikelola oleh pemerintah.
atau keberadaan sungaiyang berkelanjutan (PP Nomor 38 Tahun 2011, Pasal 3).
2004 tentang Sumber Daya Air, dan yang secara khusus mengatur tentang sungai
adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2011. Pada PP ini diatur
berdasarkan wilayah, yaitu wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas
diantaranya adalah penetapan garis sempadan sungai yang merupakan salah satu
dari kegiatan konservasi sungai. Sebagai contoh, penetapan garis sempadan pada
(sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai (Pasal 9, PP No.38 Tahun
2011). Penetapan garis sempadan sungai, wajib dilakukan oleh para pengelola
sungai paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak PP No. 38 Tahun 2011 ini
sungai dan daratan, antara lain: a) Filter dari polutan seperti pupuk, obat anti
hama, pathogen,dan logam berat, yaitu melalui semak dan rerumputan yang
tumbuh, sehingga kualitas air sungai terjaga dari pencemaran. b) Penahan erosi
melalui akar tumbuh-tumbuhan. c) Tempat berlindung, berteduh, dan sumber
makanan bagi berbagai jenis spesies binatang akuatik dan satwa liar lainnya(PP
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tasikmalaya?
D. Landasan Teoretis
1. Kajian Teori
a. Hakekat Geografi
1) Definisi Geografi
SMA sebelum tahun 1975 disebut ilmu bumi. Sejak berlakunya Kurikulum
1975, saat itu istilah geografi tetap dipakai di Indonesia sampai saat ini.
berikut.
a) Reenow, Linda L (1995) Geography: the science that deal with location
of living and non living thing on the earth and way affect one other.
b) Moore, W.G. (1981) Subject with describe the earth surface, its physical
distribution.
yang lain (objek material). Sebagai contohnya, antara geografi sosial dan
dalam suatu lokasi tertentu. Hal yang membedakan satu dengan ilmu yang
lain dalam hal memecahkan masalahnya adalah sudut pandang satu ilmu
region, iklim, tanah, air, dan masih banyak lagi. Secara ringkas, objek
permukaan bumi. Objek formal geografi adalah cara memandang dan cara
berpikir terhadap objek material tersebut dari segi geografi, yaitu segi
sebagai ilmu lebih dicirikan oleh objek formalnya dan metode pendekatan
prinsip yang mendasari yang disebut prinsip geografi. Prinsip ini berfungsi
a) Prinsip Penyebaran
Gejala dan fakta geografi, baik yang berkaitan dengan aspek fisik,
persebaran gejala tersebut dalam suatu ruang atau tempat tertentu, kita
masa mendatang.
b) Prinsip Interelasi
gejala dan fakta geografi. Prinsip interelasi adalah gejala atau fakta yang
hubungan antara gejala atau fakta yang ada di tempat itu. Pengungkapan
hubungan bisa berasal dari hubungan gejala fisik dengan gejala fisik,
c) Prinsip Deskripsi
atau faktor serta masalah yang diteliti. Prinsip ini tidak hanya menjelaskan
peristiwa tersebut dengan kata-kata dan penggambarannya dengan peta,
diagram, tabel, grafik, dan lainnya ini akan memberikan penjelasan dan
d) Prinsip Korologi
lainnya. Prinsip korologi merupakan ciri dari studi geografi modern. Pada
prinsip korologi ini, gejala, faktor, dan masalah geografi dipandang dari
segi penyebaran gejala, fakta, dan masalah geografi dalam ruang. Baik
terjadinya suatu gejala, fakta, dan masalah tidak dapat dilepaskan dengan
dengan udara dan bagian dari luar bumi, tetapi juga termasuk lapisan
30).
a) Pendekatan Keruangan
sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Dengan kata lain dapat dikatakan
penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang
keruangan dapat diketahui dari pengumpulan data lokasi yang terdiri dari
data titik (point data) seperti: data ketinggian tempat, data sampel tanah,
data sampel batuan, dan data bidang (areal data) seperti: data luas hutan,
penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu muncul pengertian ekologi
suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain. Pada analisa ini
b. Lahan
lahan saat ini. Alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau
fisik dasar yang terdapat pada lahan tersebut, baik berupa lingkungan
sungai.
c. Sempadan Sungai
menciptakan kawasan tepi sungai yang tertata asri, rindang dengan tumbuh-
tumbuhan, ada burung-burung berkicau, dan air jernih yang mengalir dengan
perlindungan setempat (Keppres No. 32/1990, Pasal 3 dan 5), dan kawasan
Tabel 1
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana pola pemanfaatan sempadan sungai di Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong
Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana karakteristik lahan sempadan sungai di Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong
Kabupaten Tasikmalaya ?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan sempadan sungai di Desa Sindangjaya
Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya?
Hipotesis
1. Pemanfaatan Lahan sempadan sungai di
Tujuan Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong
1. Mengetahui pola pemanfaatan sempadan Kabupaten Tasikmalaya :
sungai di Desa Sindangjaya Kecamatan a. Lahan Usaha
Cikalong Kabupaten Tasikmalaya? b. Lahan Tempat Tinggal
2. Mengetahui karakteristik lahan sempadan c. Lahan Usaha Dan Yempat Tinggal
sungai di Desa Sindangjaya Kecamatan 2. Karakteristik Lahan sempadan sungai di
Cikalong Kabupaten Tasikmalaya ? Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Kabupaten Tasikmalaya:
pola pemanfaatan sempadan sungai di Desa a. Lahan Tidak Boleh Dibangun
Sindangjaya Kecamatan Cikalong b. Kepemilikan Lahan Milik
Kabupaten Tasikmalaya? Pemerintah
4. 3. Faktor-Faktor Yang Mendorong
Masyarakat Memanfaatkan Lahan
sempadan sungai di Desa Sindangjaya
Kecamatan Cikalong Kabupaten
Tasikmalaya:
Metode a. Terbatasnya Lahan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini b. Peluang Pemanfaatan Lahan untuk
adalah deskriptif kuantitatif pemenuhan kebutuhan masyarakat
Landasan Teori
1. Konversi Lahan
2. Pertanian Palawija
3. Industri
Teknik Pengumpulan data
Oberservasi, wawancara, angket, Pengolahan dan Hasil
studi literatur, studi dokumentasi Analisis Data Pembahasan
Penelitian
4. Hipotesis
sebagai berikut :
a. Lahan Usaha
Tasikmalaya:
a. Terbatasnya Lahan
masyarakat
E. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
2015: 52).
data yang berbentuk angka dan perhitungan yang bersifat matematik, dikenal
2. Variabel Penelitian
Menurut Hartono (2011 : 32) “variable adalah objek penelitian atau apa
(2002 : 32) variable penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang-
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
1) Lahan Usaha
2) Lahan Tempat Tinggal
Tasikmalaya:
1) Terbatasnya Lahan
a. Observasi Lapangan
b. Wawancara
c. Kuesioner
responden. Isi dari kuesioner ini ditujukan untuk memperoleh fakta mengenai
d. Studi Literatur
e. Studi Dokumentasi
4. Instrumen Penelitian
data yang diperlukan dalam penelitian ini dari responden. Adapun instrument
data kondisi fisik dan sosial lokasi penelitian. Seperti, batas wilayah lokasi
penelitian, keadaan geologi, fisiografi, cuaca dan iklim, hidrologi, jenis tanah,
b. Pedoman Wawancara
c. Pedoman Kuesioner
Isi dari kuesioner ini ditujukan untuk memperoleh fakta mengenai para
Kabupaten Tasikmalaya.
d. Pedoman Dokumentasi
a. Populasi Penelitian
baik dalam penelitian ini, maka penulis memerlukan data yang harus diperoleh
dari sumber yang disebut dengan populasi. Populasi adalah jumlah variabel
Tabel 3
Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Jumlah Keluarga memiliki lahan pertanian 805 keluarga
Tidak Memiliki 443 keluarga
Memiliki kurang dari 1 ha 789 keluarga
Memiliki 1,0 - 5,0 ha 16 keluarga
Memiliki 5.0 – 110 ha -
Jumlah total keluarga petani 2053 keluarga
Sumber : Monografi Desa Sindangjaya Tahun 2016
b. Sampel Penelitian
populasi yang akan diteliti dalam sebuah wilayah yang diurutkan dari
adalah penelitian yang dilakukan pada sampel yang dipilih dengan teknik
ditentukan suatu sampel dengan karakteristik tertentu dari populasi yang akan
dalam kaitannya dengan alih fungsi lahan. Purposive sampling ini dalam
yang dipakai, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
N
n=
Nd²+1
Keterangan:
- n : Jumlah sampel
- N : Jumlah populasi
6. Langkah-langkah penelitian
berikut:
1. Tahap persiapan
a. Pembuatan proposal
2. Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisis data
3. Tahap pelaporan
lahan tersebut.
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode pencarian fakta dengan
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Data yang diperoleh dari
atau memberi interpretasi yang lebih luas dari data yang diperoleh.
𝐿𝑡−𝐿𝑡−1
V= x 100
𝐿𝑡−1
dimana:
Laju alih fungsi lahan dapat ditentukan melalui selisih antara luas lahan
tahun ke-t dengan luas lahan tahun sebelum t (t-1). Kemudian dibagi dengan
luas tahun sebelum t tersebut dan dikalikan dengan 100 persen. Hal ini
fungsi lahan setiap tahun. Nilai V < 0 berarti bahwa luas lahan tersebut
mengalami penyusutan.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. (2017). Kabupaten Garut Dalam
Angka 2017. Garut.
Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Vol. 1).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat. (2016). Statistik Kehutanan Propinsi Jawa
Barat Tahun 2016. Bandung
Duaja, W. (2012). Pengaruh Pupuk Urea, Pupuk Organik Padan dan Cair Kotoran
Ayam Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Selada Keriting di
Tanah Inceptisol. Jurnal Fakultas Pertanian, 1(4), 236–246.
Firdaus, R., Nakagoshi, N., Idris, A., & Raharjo, B. (2014). The Relationship
Between Land Use/Land Cover Change and Land Degradation of a
Natural Protected Area in Batang Merao Watershed, Indonesia. In
Designing Low Carbon Societies in Landscapes (pp. 239–251).
Masnang, A., Sinukaban, N., Sudarsono, & Ginting, N. (2014). Kajian Tingkat
Aliran Permukaan dan Erosi Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di
Sub DAS Jeneberang Hulu. Jurnal Agroteknos, 4(1), 32–37.
Nuraeni, Sugiyanto, & Zaenal. (2013). Usaha Tani Konservasi di hulu DAS
Jeneberang. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 20(2), 173–183.
Prasmatiwi, F. E., Irham, A., Suryantini, & Jamhari. (2011). Kesediaan Membayar
Petani Kopi Untuk Perbaikan Lingkungan. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
12(2), 187–199. doi: https://doi.org/10.23917/jep.v12i2.192.
Setyorini, A., Khare, D., & Pingale, S. M. (2017). Simulating the impact of land
use/land cover change and climate variability on watershed hydrology in
the Upper Brantas basin, Indonesia. Applied Geomatics, 9(3), 191–204.
doi: https://doi.org/10.1007/s12518-0170193-z
Sutapa, I. W. (2010). Analisis potensi erosi pada daerah aliran sungai (DAS) DI
Sulawesi Tengah. SMARTek, 8(3), 169– 181.
Sutrisno, N., & Heryani, N. (2013). Teknologi Konservasi Tanah Dan Air Untuk
Mencegah Degradasi Lahan Pertanian Berlereng. Jurnal Litbang Pertanian,
32(3), 122–130.
van Noordwijk, M., Agus, F., Hairiah, K., Pasya, G., Verbist, B., & Farida.
(2004). Peranan Agroforestri dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS). Agrivita 26(1), 1–8.
Zhan, R., Xu, X., Liu, M., Zhang, Y., Xu, C. Yi, R. and Luo, W. (2018).
Comparing Evapotranspiration Characteristics And Environmental
Controls For Three Agroforestry Ecosystems In A Subtropical Humid
Karst Area. Journal of Hydrology, 563, 1042–1052. doi:
https://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2018.0 6.051