Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LENGKAP KIMIA KLINIK III

PEMERIKSAAN UREUM DAN KREATININ

DISUSUN OLEH :

NAMA : DORTJE LOUISA HUKUBUN


NIM : 17 3145 353 091
KELAS : 17 C

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ginjal terletak retroperitoneal dalam rongga abdomen dan berjumlah sepasang


dan merupakan organ vital bagi manusia. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai kesehatan menyebabkan gangguan ginjal sering terlambat terdeteksi.
Penyakit ginjal sering disertai penyakit lain yang mendasarinya seperti diabetes
melitus, hipertensi, dan dislipidemia. Gejala dan keluhan pada gangguan ginjal
stadium dini cenderung ringan, sehingga sulit didiagnosis hanya dengan
pemeriksaan klinis.

Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mempertahankan


keseimbangan air di dalam tubuh, mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang
sesuai, mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstraseluler,
mempertahankan volume plasma yang tepat, membantu mempertahankan
keseimbangan asam-basa tubuh yang tepat, mengekskresikan produk-produk sisa
metabolisme tubuh, mengekskresikan banyak senyawa asing, menghasilkan
eritropoietin, menghasilkan renin, dan mengubah vitamin D menjadi bentuk
aktifnya Ginjal manusia masing-masing terdiri dari kurang lebih satu juta nefron.
Setiap nefron memiliki sebuah glomerulus yang terletak terutama di korteks ginjal
dan hasil penyaringnya akan menuju tubulus ginjal. Tubulus ginjal terdiri dari
tubulus proksimal, tubulus distal, serta lengkung Henle dimana terjadi rebsorbsi
air, elektrolit, dan zat-zat penting yang terlarut lainnya

Setiap manusia mempunyai dua ginjal dengan berat masing-masing ± 150


gram. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dekstra yang besar. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang
disebut kapsula fi brosa. Korteks renalis terdapat di bagian luar yang berwarna
cokelat gelap dan medula renalis di bagian dalam berwarna cokelat lebih terang.
Bagian medula berbentuk kerucut disebut pelvis renalis, yang akan terhubung
dengan ureter sehingga urin yang terbentuk dapat lewat menuju vesika urinaria.

Terdapat kurang lebih satu juta nefron yang merupakan unit fungsional ginjal
dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, tubulus kontortus distalis dan tubulus kolektivus. Glomerulus
merupakan unit kapiler yang disusun dari tubulus membentuk kapsula Bowman.
Setiap glomerulus mempunyai pembuluh darah arteriola aff eren yang membawa
darah masuk glomerulus dan pembuluh darah arteriola eff eren yang membawa
darah keluar glomerulus. Pembuluh darah arteriola eff eren bercabang menjadi
kapiler peritubulus yang memperdarahi tubulus. Di sekeliling tubulus ginjal
tersebut terdapat pembuluh kapiler, yaitu arteriola yang membawa darah dari dan
menuju glomerulus, serta kapiler peritubulus yang memperdarahi jaringan ginjal.

Fungsi ginjal secara keseluruhan didasarkan oleh fungsi nefron dan gangguan
fungsinya disebabkan oleh menurunnya kerja nefron. Beberapa pemeriksaan
laboratorium telah dikembangkan untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan identifi
kasi gangguannya sejak awal. Hal ini dapat membantu klinisi untuk melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan lebih awal agar mencegah progresivitas
gangguan ginjal menjadi gagal ginjal.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


a. Maksud
Adapun maksud dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
pemeriksaan Kreatinin dan Ureum dalam serum serta
menginterprestasikan kemungkinan penyakit yang diderita.
b. Tujuan
1) Untuk mengetahui cara pemeriksaan Kreatinin dan Ureum
2) Untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan yang terjadi pada Ginjal.
3) Untuk mengetahui kadar Kreatinin dan Ureum dalam serum.
1.3 Prinsip Percobaan
1. Prinsip Pemeriksaan Kreatinin
a. Prinsip Metode Jaffe Reaction
Kreatinin dalam alkali akan membentuk kompleks warna merah
orange apabila bereaksi dengan asam oikrat absorbance ini
proporsional dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.
b. Prinsip Metode Enzimatik
Reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat dalam suasana basa akan
membentuk kompleks kreatinin-pikrat yang berwarna kuning jingga
yang kadarnya dapat diukur dengan spektrofotometer UV visible pada
panjang gelombang 545 nm.
2. Prinsip Pemeriksaan Ureum
a. Prinsip Metode Bertholet
Urea dalam sampel dengan bantuan enzim urase akan menghasilkan
ammonia dan karbondioksida. Setelah dicampur dengan peraksi I dan
II akan terjadi reaksi yang menghasilkan suatu kompleks yang
absorbansinya dapat diukur dengan spektrofotometer UV-VIS.
b. Prinsip Metode Kolorimetri Test
Urea dihidrolisa dengan adanya urease menjadi ammonia dan CO2
ammonia yang dihasilkan dengan 2-oxoglutarate dan NADH dengan
adanya GLDH membentuk glutamate dan NAD.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ginjal adalah organ eksresi dalam vertebrata yang terbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran dari darah dan
membuang bersama dengan air dalam bentuk urin. (Zuyina, 2016).
Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang mulai dari ketinggian
vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari kiri karena hati menduduki ruang banyak disebelah kanan. (Evelyn,
2009).
Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar 96%
dan bahan – bahan yang terlarut didalamnya (elektrolit terutama natrium dan sisa
metabolism terutama ureum, asam urat dan creatini). Dalam urine sering didapatkan
leucosit dan eritrosit 1-2 buah/ lapang pandang (ini normal). Pada penderita icterus
adanya bilirubin dan urobilin yang menyebabkan urine menjadi kuning. (Setiadi,
2007)
Sistem perkemihan atau biasa disebut juga Urinary system adalah suatu
sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan
internal atau homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk – produk
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan banyak fungsi lainnya yang akan dijelaskan
kemudian. (Zuyina, 2016).
Gagal ginjal merupakan kondisi dimana ginjal tidak mampu menjalankan
fungsinya untuk mempertahankan homeostatis dalam mengatur volume cairan,
keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa metabolisme dan sistem pengaturan
hormonal
Penyakit ginjal mencakup berbagai penyakit dan gangguan yang
mempengaruhi ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang unit penyaring
ginjal, nefron, dan merusak kemampuannya untuk menghilangkan limbah dan
kelebihan cairan1. Ginjal memiliki peran penting untuk mempertahankan stabilitas
volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi
penting ginjal lainnya adalah untuk mengekskresikan produk-produk akhir atau sisa
metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Apabila sisa
metabolisme tubuh tersebut dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa menjadi racun
bagi tubuh, terutama ginjal.
Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal
dan saluran urine, tetapi mengenai fase peritongenial dalam tubuh seperti hati,saluran
empedu,pancreas (Gilang Nugraha. 2017)
Pemeriksaan ureum, kreatinin dan klirens kreatinin adalah pemeriksaan untuk
monitoring fungsi ginjal seseorang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada
laboratorium pratama dengan akses yang terjangkau
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler
ke dalam darah untuk kemudian difi ltrasi oleh glomerulus. Pemeriksaan ureum
sangat membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal akut. Klirens ureum merupakan
indikator yang kurang baik karena sebagian besar dipengaruhi diet.
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur kadar ureum serum,
yang sering digunakan adalah metode enzimatik. Enzim urease menghidrolisis ureum
dalam sampel menghasilkan ion amonium yang kemudian diukur. Ada metode yang
menggunakan dua enzim, yaitu enzim urease dan glutamat dehydrogenase
Ureum dapat diukur dari bahan pemeriksaan plasma, serum, ataupun urin. Jika
bahan plasma harus menghindari penggunaan antikoagulan natrium citrate dan
natrium fl uoride, hal ini disebabkan karena citrate dan fl uoride menghambat urease.
Ureum urin dapat dengan mudah terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat diatasi dengan
menyimpan sampel di dalam refrigerator sebelum diperiksa. Peningkatan ureum
dalam darah disebut azotemia. Kondisi gagal ginjal yang ditandai dengan kadar
ureum plasma sangat tinggi dikenal dengan istilah uremia. Keadaan ini dapat
berbahaya dan memerlukan hemodialisis atau tranplantasi ginjal.Peningkatan ureum
dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu pra-renal, renal, dan pasca-renal
Klirens kreatinin atau dalam bahasa inggris disebut creatinin clearance adalah
pemeriksaan yntuk mengukur sejumlah milliliter plasma yang dibersihkan dari
kretinin oleh ginjal dalam satuan menit. Pemeriksaan klirens kreatinin mengukur laju
filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR) sehingga digunakan sebagai
indicator kemampuan filtrasi glomerulus ginjal. (Gandasoebrata, 2010).
Kreatinin adalah hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh
secara konstan tergantung massa otot. Kadar kreatinin berhubungan dengan massa
otot, menggambarkan perubahan kreatinin dan fungsi ginjal. Serum kreatinin
digunakan untuk mengukur kemampuan filtrasi glomerulus dan memantau perjalanan
penyakit ginjal Kreatinin merupakan zat yang ideal untuk mengukur fungsi ginjal
karena hasil metabolisme tubuh yang diproduksi secara konstan, difiltrasi oleh ginjal,
tidak direabsorbsi, dan disekresikan oleh tubulus proksimal Kreatinin plasma
disintesis di otot skelet sehingga kadarnya bergantung pada massa otot dan berat
badan. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada
masa otot dari pada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein hal ini
menyebabkan nilai kreatinin pada pria lebih tinggi karena jumlah massa otot pria
lebih besar dibandingkan jumlah massa otot wanita.
Pemeriksaan kadar kreatinin dapat menggunakan 3 metode pemeriksaan.
Pertama, metode Jaffe yang menggunakan alat photometer dengan cara kreatinin
deproteinase atau tanpa deproteinase. Dasar metode Jaffe adalah kreatinin dalam
suasana alkalis dengan asam pikrat akan membentuk senyawa kuning jingga. Metode
kedua adalah kinetik yang menggunakan alat autoanalyzer dengan sekali pembacaan.
Dan terakhir adalah enzimatik yang dasar pemeriksaannya adalah substrat dalam
sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat
photometer.
Metode Enzimatik
Metode – metode Urease.
menggunakan tahapan Urea + 2H2O2NH4 +
pertama yang sama CO32-
Enzimatik GLDH GLDH Digunakan pada
coupled banyak peralatan
otomatis sebagai
pengukur kinetic.

Indikator perubahan NH4 + indicator pH Digunakan pada


warna perubahan warna sistem otomatis,
reagen film berbagai
lapisan, dan reagen
kering.
Konduktimeter Konversi urea tidak Spesifik dan cepat
terionisasi menjadi NH4
dan CO3 menhasilkan
peningkatan
konduktivitas.
Metode lain
Spektrometri massa Deteksi karakteristik Metode referensi yang
pengenceran isotop fragmen setelah ionisasi disarankan
kuantifikasi
menggunakan senyawa
yang dilabel isotoop.

Tabel 1. Metode Pengukuran Kadar Ureum


BAB III
METODE KERJA
3.1 Cara kerja
A. Pemeriksaan Kreatinin
1. Metode Jaffe reaction
a. Alat dan bahan
1) Tabung reaksi
2) Mikropipet
3) Tip biru dan tip kuning
4) Tissue
5) Reagen pereaksi
6) Fotometer
7) Mikropipet
b. Cara kerja
1) Deproteinisasi
Volume
Sampel serum 500µl
TCA 500µl
Putar dengan kecepatan 1.500-2.000 rpm selama 10 menit, ambil
supernatant.
2) Persiapan sampel
Blanko Standar Sampel
Supernatant - - 500µl
Standar - 500µl -
TCA 500µl - -
Reagen 500µl 500µl 500µl
Campur dan inkubasi selama 20 menit pada suhu 20˚C - 25˚C atau 10
menit pada suhu 37˚C. ukur absorbansi sampel dan standar terhadap
blanko reagen dalam waktu 60 menit.
3) Pengaturan fotometer
Panjang gelombang : 546 nm
Faktor : 2,0
Program :
2. Metode kinetic
a. Alat dan bahan
1) Tabung reaksi
2) Mikropipet
3) Tip
4) Fotometer
5) Tissue
6) Reagen pereaksi
7) Sampel serum
b. Cara kerja
1) Masukkan kedalam tabung
Blanko Standar Sampel
Serum - - 50µl
Standar - 50µl -
Reagen kerja 500µl 500µl 500µl
2) Dicampur dan baca absorban pada fotometer eppendorf ECOM.F
6124 dengan gelombang 495 nm.
B. Pemeriksaan Ureum
1. Metode Berthelot
a. Alat dan Bahan
1) Pipet ukur
2) Tabung reaksi
3) Pipet tetes
4) Ball filler
5) Serum/plasma
6) Standar BUN (Blood urease nitrogen)
7) Buffer EDTA pH 6,5
8) Reagen
b. Cara Kerja
1) Disiapkan tabung reaksi yang akan digunakan.
2) Dimasukkan bahan – bahan kdelama tabung reaksi.
Bahan Tes B Tes D Blanko Blanko Standar Blanko
tes B tas D standar
Urease 0,10 0,10 - - 0,10 -
Standar - - - - 0,01 0,01
Serum 0,01 - 0,01 - - -
B
Serum - 0,01 - 0,01 - -
D
Dicampur dan inkubasi pada suhu 37ºC selama 20 menit. Dibaca pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Sebagai titik nol
digunakan aquadest.
2. Metode Enzimatis
a. Alat dan bahan
1) Beker gelas
2) Kuvet
3) Pipet piston
4) Spektrofotometer
5) Larutan ureum standar
6) Sampel serum
7) Pereaksi
b. Cara Kerja
1) Larutkan balnko, standar, dan sampel kemudian dimasukkan kedalam
kuvet reagen 1 sebanyak 1000µl dengan menggunakan pipet piston.
2) Larutkan standar dipipet dengan pipet piston sebanyak 10µl, lalu
masukkan kedalam kuvet.
3) Ditambahkan reagen 1 sebanyak 1000µl.
4) Diinkubasi selama 5 menit, kemudian masing – masing ditambhakan
reagen 2 sebanyak 250µl.
5) Campuran balnko, standar, dan sampel diinkubasi kembali selama 1
menit
6) Diukur absorbansinya dengan alat spektorofotometer UV-VIS pada
panjang gelombang 340 nm.
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, R. 2010. “Penuntun Laboratorium Klinik”. Dian Rakyat, Jakarta.

Luk, Zuyina Lukaningsih. 2016. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. Nuha Medika,
Yogyakarta.

Nugraha, Gilang. 2017. “Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik”.

Pearce, C Evelyn. 2009. “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”. Gramedia


Jakarta.
Setiadi. 2007. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. Graha Ilmu Yogyakarta.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjK2uKP84DmAhUXeisKHVahANkQFjAFegQIAhAC&url=h
ttp%3A%2F%2Fjurnal.lppm.unsoed.ac.id%2Fojs%2Findex.php%2FProsiding%2Fart
icle%2FviewFile%2F524%2F435&usg=AOvVaw21gKyH9gHht6fRqzzxVr3o

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjK2uKP84DmAhUXeisKHVahANkQFjAAegQIBhAC&url=h
ttp%3A%2F%2Fwww.cdkjournal.com%2Findex.php%2FCDK%2Farticle%2Fdownl
oad%2F25%2F23&usg=AOvVaw2ZRsukYsxuo2DVukdWJLPb

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&u
act=8&ved=2ahUKEwjK2uKP84DmAhUXeisKHVahANkQFjAEegQIARAC&url=
http%3A%2F%2Fdigilib.unila.ac.id%2F55626%2F3%2FSKRIPSI%2520TANPA%2
520BAB%2520PEMBAHASAN.pdf&usg=AOvVaw29RX-2XyprWCaHnLqn2Ojy

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11&cad=rja&
uact=8&ved=2ahUKEwjSu-
nO9oDmAhUjwjgGHb4hDrU4ChAWMAB6BAgFEAI&url=http%3A%2F%2Fejour
nal.poltekkes-
denpasar.ac.id%2Findex.php%2FM%2Farticle%2Fdownload%2F64%2F27&usg=A
OvVaw1YN_4wKYvabMK0zYJsPk5M

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=13&cad=rja&
uact=8&ved=2ahUKEwjSu-
nO9oDmAhUjwjgGHb4hDrU4ChAWMAJ6BAgEEAI&url=http%3A%2F%2Fjourn
al.poltekkes-
mks.ac.id%2Fojs2%2Findex.php%2Fmediaanalis%2Farticle%2Fdownload%2F120%
2F88&usg=AOvVaw3McZbynlBKt8aF0rXhPXkP
0

Anda mungkin juga menyukai