Oleh
Catatan Nilai
I. PENDAHULUAN
Keberadaan senyawa nitrogen dalam air laut selain secara alami, dapat juga
berasal dari beberapa sumber pembuangan yang mengalir ke dalam laut. Beberapa
sumber nitrogen tersebut di antaranya adalah industri-industri pertanian, kimia,
tekstil, kulit, makanan dan kehutanan. Masing-masing industri mengalirkan
buangannya ke dalam perairan dengan variasi bentuk dan konsentrasi senyawa
nitrogen yang berbeda. Bentuk buangan senyawa nitrogen dari masing-masing
industri tersebut pada mulanya bukan merupakan senyawa kimia berbahaya,
karena bentuknya masing-masing spesifik untuk jenis buangan industri tertentu.
Namun setelah sampai di perairan akan bergabung dengan buangan senyawa
kimia tetentu yang berasal dari industri lainnya sehingga akan bereaksi
membentuk senyawa kimia baru yang berbahaya bagi kehidupan organisme di
dalamnya (Hutagalung dkk, 2011).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu mengetahui kadar
konsentrasi senyawa Nitrit pada suatu perairan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit
membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat
menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik
alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah
atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-
pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh
karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang
terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia
anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat
meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di
dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah
(Effendi, 2009)
Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun bahan makanan yang diawetkan
menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia
simptomatik pada anak-anak. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber
keracunan akut, mereka memberi kontribusi >70% nitrat dalam diet manusia
tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-umbian memiliki kandungan
nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya. Sisanya berasal dari air minum (+
21%) dan dari daging atau produk olahan daging (6%) yang sering memakai
natrium nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna makanan.
Methemoglobinemia simptomatik telah terjadi pada anak-anak yang memakan
sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat secara berlebihan (Landner, 2010).
2. Metode Spektrofotometri
Metode Nessler secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan spektrofotometri.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometri UV-Visible pada PH 2,0-2,5, nitrit
berkaitan dengan hasil reaks antara diazo asam sulfanilik dengan N-(1-Naftol)-
etil endiamin (yaitu NED Dihidroklorida), maka dapat dibentuk celupan yang
berwarna ungu kemerah-merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert-
Beer dan dapat menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode ini
sangat akurat dan peka sehingga perlu adanya pengenceran sampel (Millero,
2009).
Kandungan nitrogen dalam badan air baik dalam bentuk Amonia (NH3), Nitrat
(NO3) dan Nitrit (NO2) sangat berpengaruh terhadap kualitas suatu badan air.
Nitrogen merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh organisme, sebab unsur
nitrogen (Nitrit dan Nitrat) diperlukan dalam mensintesis molekul-molekul protein
yang kompleks dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi organisme
tersebut. Menurut Odum (2010), nitrogen yang terdapat dalam molekul-molekul
protein dalam organisme yang telah mati akan diuraikan menjadi bentuk-bentuk
nitrogen anorganik.
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi)
dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi), sehingga jumlah nitrit yang
teroksidasi menjadi nitrat akan sangat berpengaruh pada perairan, sebab Unsur P
dalam ortofosfat dan N dalam bentuk nitrat berfungsi membentuk jaringan
protoplasma, sedangkan Si berfungsi untuk membentuk dinding sel atau
cangkang, sehingga bagi organisme diatom unsur ini turut menjadi faktor
pembatas bagi aktivitas biologisnya (Sanusi, 2012).
2. Proses presipitasi
Biasa dilakukan untuk menghilangkan logam-logam berat, nutrien serta anorganik
yang terlarut dalam limbah cair. Caranya : pH limbah awal biasanya sekitar 8-9,
dinaikkan dengan menambahkan basa hingga mencapai 11 satuan pH, hingga
terbentuk endapan. Sebelum dilakukan percobaan sebaiknya dilakukan trial untuk
mendapat kan kondisi operasi yang optimal. Juga perlu dicarikan kombinasi zat
pengemban koagolasi, sehingga proses pengendapannya bisa lebih sempurna
hingga terjadi coo-presipitasi (Winata, 2012).
3. Chlorinasi dengan aerasi
Biasanya dilakukan penambahan Calsium Hypo Chloride disertai dengan aerasi,
disamping terjadi pergeseran keseimbangan amonia didalam limbah juga terjadi
proses desinfeksi. Calsium Hypo Chlloride adalah oksidator kuat yang akan
menghancurkan reduktor-reduktor dari zat-zat organik termasuk amoniak dan
nitrit juga akan membunuh bakteri-bakteri pathogen yang ada dalam air.
Pengunaan teknik ini harus hati-hati dan mengunakan alat PPE (Personal
Protective Equipment) yang memadai, seperti respirator dan sarung tangan
polyetilene. Gas klor akan sangat berbahaya jika terhirup oleh pernafasan dan
akan merusak alveoli paru-paru (effendi, 2009).
5. Cara lain yaitu: penguapan, reaksi kimia dengan oksigen dan penggantian air.
III. METODOLOGI
Pantai
1 0,0676
Mutun
Pantai
2
Mutun 0,0651
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan kadar konsentrasi senyawa nitrit yang dilakukan di
Laboraturium Balai Besar Perikanan Budidaya Laut adalah dengan menggunakan
metode suphanilamite spektrofotometer. Metode ini menggunakan nitrit
sulfanilamit yang direaksikan pada pada kondisi asam sehingga menghasilkan
senyawa diazonium. Konsentrasi senyawa diazonium yang terbentuk sama dengan
jumlah konsentrasi nitrit di perairan. Pada umumnya kandungan diazonium
dideteksi dengan mudah menggunakan warna, dimana sampel yang mengandung
senyawa ini akan berubah menjasi warna merah.
Dalam pengujiannya panjang gelombang yang digunakan adalah 543 nm. Sampel
air laut yang digunakan disaring dan dimasukkan ke dalam labu erlenmayer
sebanyak 50 ml, kemudian ditambahkan larutan pewarna sebanyak 2 ml dan
didiamkan selama 10 menit agar membentuk reaksi yang kompleks, setelah itu
campuran tersebut diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang
yang telah ditentukan. Nilai yang muncul pada monitor adalah konsentrasi dan
jumlah senyawa nitrit dalam satuan mg/l.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi nitrit yang didapat
dari perairan pantai Mutun pada percobaan pertama sebesar 0,0676 mg/l dan pada
percobaan kedua 0,0651 mg/l. dari data tersebut diketahui bahwa seharusnya
perairan di Pantai Mutun sudah bersifat toksik dan berbahaya bagi biota yang
tinggal disana. Tetapi, nilai yang muncul pada layar monitor spektrofotometer
sedang diperbaiki dan dikalibrasi ulang sehingga hasil yang ditunjukkan bukanlah
konsentrasi yang sesungguhnya. Pada kenyataannya perairan di Pantai Mutun juga
masih cukup baik meskipun berkemungkinan untuk tercemar akibat dari pengaruh
aktivitas wisata yang dapat menyumbangkan zat pencemar bagi perairan seperti
NO2.
Konsentrasi kandungan unsur nitrogen nitrit dalam air. Nitrit merupakan ion-ion
an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah siklus unsur Nitrogen di
alam. Proses dimulai dari bahan/material yang mengandung Nitrogen oleh
mikroorganisme dirubah menjadi Amoniak (NH4), kemudian akan mengalami
oksidasi menjadi Nitrit (NO2-), selanjutnya ion Nitrit tersebut akan mengalami
oksidasi lagi menjadi Nitrat (NO3-) yang relatif memiliki ikatan kimia lebih stabil.
Mengingat ion Nitrit dan Nitrat merupakan sabuah proses yang saling berantai
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain maka berbagai dampak pada
lingkungan dan kesehatan manusia adalah sama dengan dampak yang diakibatkan
oleh ion Nitrat, akan tetapi karena ion Nitrit ini sangat labil ikatan kimianya, maka
dampaknya akan semakin akut dan serius (Whitney, 2010).
Dialam, sumber Nitrogen yang akan bersiklus menjadi Amoniak, Nitrit dan Nitrat
sangatlahmelimbah, dapat berasal dari alam (batuan/tanah) juga dari berbagai
limbah organik, seperti limbah tinja/urine, limbah kotoran peternakan dan
berbagai limbah organik lainnya yang oleh mikroorganisme akan diproses
menjadi ion-ion Nitrit dan Nitrat tadi. Nitrat dalam perairan mempengaruhi
pertumbuhan fitoplankton dan tanaman. Jika kadarnya terlalu tinggi, maka akan
menyebabkan blomingfitoplankton. Nitrat dan unsure- unsure lainnya seperti
fosfor hingga batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya hamper pada semua
ekosistem air tawar. Dalam air danau, dan aliran air dengan kesadahan rendah,
kalsium dan garam- garam juga tampaknya terbatas, kecuali pada beberapa mata
air mineral bahkan pada air dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai kadar
garam dengan salinitas kurang dari 0,5% dibandingkan dengan 30- 37% dalam air
laut (Sanusi, 2012).
Nitrit merupakan ion-ion an-organik alami yang merupakan bagian dari sebuah
siklus unsur Nitrogen di alam. Proses dimulai dari bahan/material yang
mengandung Nitrogen oleh mikro-organisme dirubah menjadi Amoniak (NH4),
kemudian akan mengalami oksidasi menjadi Nitrit (NO2-), ikatan kimia Nitrit
tersebut tidak stabil maka Nitrit tersebut akan mengalami oksidasi lagi menjadi
Nitrat (NO3-) sehingga unsur ion Nitrat ini paling umum dijumpai pada air
permukaan dan bawah tanah. Sumber unsur Nitrogen dapat berasal dari pelarutan
mineral dalam batuan dan tanah, pupuk pada lahan pertanian, limbah-limbah yang
dihasil oleh aktifitas manusia. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari
ammonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil
metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan
denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen
berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan
nitrit mengikat dua atom oksigen (Madigan, 2009).
Senyawa nitrogen organik masuk ke lingkungan dari ekskresi hewan liar dan ikan,
jaringan hewan yang mati, kotoran manusia, dan kotoran ternak. Nitrat anorganik
terutama berasal dari produksi pupuk yang mengandung ammonium nitrat dan
potassium nitrat, dan bahan peledak berbasis nitrat dan bahan bakar berbasis
roket. Dalam air beroksigen, nitrit dengan cepat teroksidasi menjadi nitrat,
sehingga biasanya nitrit kecil kadarnya di air permukaan. Reaksi berjalan
reversible; dibawah kondisi kurang oksigen, yang sering terjadi pada air tanah,
nitrat dapat tereduksi menjadi nitrit (Smayda, 2013)
Nitrit dan nitrat adalah nutrient yang penting bagi tanaman, tetapi keduanya
beracun bagi ikan (tapi hampir tidak beracun seperti NH3) dan manusia pada
konsentrasi yang cukup tinggi. Nitrat dan nitrit sangat mudah larut, tidak mudah
sorb terhadap mineral dan permukaan tanah, dan sangat mobile di lingkungan,
bergerak tanpa kehilangan secara signifikan ketika dilarutkan dalam air
permukaan dan air tanah. Konsekuensinya, ketika kadar nitrat di tanah tinggi,
kontaminasi air tanah akibat terlepasnya nitrat menjadi masalah serius. Tidak
seperti amoniak, nitrit dan nitrat tidak menguap dan tetap dalam air sampai
mereka dikonsumsi oleh tanaman dan mikroorganisme (Winata, 2012).
Faktor kegagalan dalam pengujian nitrit adalah dari jumlah pemberian larutan
warna, apabila kurang dalam memberikan larutan warna maka konsentrasi nitrit
yang terbaca dalam alat spektrofometer akan lebih sedikit. Selain itu,
spektrofotometer yang digunakan harus sering dikalibrasi agar data yang
ditampilkan lebih akurat.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan untuk uji Nitrit adalah Suphanilamite
Spektrofotometer
2. Spektrofotometer yang digunakan untuk menghitung jumlah konsentrasi
sedang dalam perbaikan atau kalibrasi ulang sehingga hasilnya tidak akurat.
3. Konsentrasi Nitrit dari sampel air pantai Mutun sebesar 0,0676 mg/l dan
0,0651 mg/l
4. Konsentrasi Nitrit yang optimum di suatu perairan adalah 0,001 mg/l, jika lebih
dari 0,06 maka dapat dikatakan sudah bersifat toksik
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam praktikum ini adalah agar lebih teliti
saat mencampurkan larutan supaya meminimalisir kegagalan. Selain itu,
spektrofotometer yang digunakan harus dikalibrasi ulang agar hasil yang
ditunjukkan adalah data akurat.
DAFTAR PUSTAKA