Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN INQUIRY


Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Strategi Pembelajaran ABK

Oleh
Mohamad Ilman Hidayat
41032102141019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barakah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode pembelajaran
Inquiry” ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran ABK Jurusan Pendidikan Luar Biasa di Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Keguruan Universitas Islam Nusantara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Bandung, Desember 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran
yang berbeda kepada siswa, keadaan fisik ruangan, dan pada sistem sosial kelas.
Untuk mengatasi berbagai masalah-masalah dalam melaksanakan pembelajaran,
tentunya diperlukan model-model mengajar yang dianggap mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan kesulitan belajar siswa. Model
dapat dipakai sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan perangkat model pembelajaran,
sehingga dalam melaksankan pembelajaran tidak lagi terfokus kepada suatu
model pembelajaran, melainkan tercipta berbagai model pembelajaran yang dapat
digunakan diterapkan di dalam kelas. Model pembelajaran yang dirancang
sebaiknya melibatkan siswa dalam belajar sehingga benar-benar terjadi “student
centered”.
Dalam pembelajaran modern sekarang ini yang lebih dipentingkan adalah
bagaimana mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
secara mandiri, yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Hal ini dilakukan karena kegiatan
pembelajaran melalui pendekatan ini memiliki banyak dampak positif bagi siswa.
Oleh karena itu kami mengangkat makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran Inquery”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang
didapat adalah:
1. Apa itu metode pembelajaran Inquiry?
2. Ada berapa jenis metode pembelajaran Inquiry-Discocery?
3. Apa tujuan dan manfaat metode inquiry discovery?
4. Apa kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran Inquiry?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran inquiry
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran Inquiry-Discovery
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari metode pembelajaran
inquiry discovery
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran
Inquiry
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Inquiry


Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang
bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan
individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Adapun dasar teori
mendukung model pembelajaran ini yaitu :
1. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu
mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik perhatiannya
2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut
dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya tersebut
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan
ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki
siswa
4. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya
kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu
yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan
atau solusi altenatif.
Inkuiri adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Model
pembelajaran inquiry training dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan
proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat. Pembelajaran inkuiri
memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dengan baik.
Pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang
umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction,
Performance Evaluation, dan Variety of Resources.
1. Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah
pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan
atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah
ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya,
guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus
dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini siswa
dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,
sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat
ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat
atau dikonstruksi.
2. Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif
siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah
sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban
pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir
bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan
sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap
konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
3. Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi,
bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan
berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi.
Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul
dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
4. Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya
siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat
menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang
sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide
presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-
produk ini guru melakukan evaluasi.
5. Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-
macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi,
video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
Awalnya model pembelajaran ini digunakan untuk mengajarkan ilmu-
ilmu pengetahuan alam, akan tetapi dapat pula digunakan untuk semua mata
pelajaran. Model ini sangat penting untuk mengembangkan nilai dan sikap
yang sangat dibutuhkan agar siswa mampu berpikir ilmiah, seperti
a. Keterampilan melakukan pengamatan,pengumpulan dan
pengorganisasian data termasuk merumuskan dan menguji hipotesis serta
menjelaskan fenomena.
b. Kemandirian belajar
c. Keterampilan mengekspresikan secara verbal,
d. Kemampuan berpikir logis, dan
e. Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif.

B. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Inquiry


Moh. Amin (Sudirman N, 1992) menguraikan tentang tujuh jenis
inquiry-discovery yang dapat diikuti sebagai berikut :
1. Guided Discovery-Inquiry Lab. Lesson
Sebagian perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru
menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas
kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan problema,
sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun
dan mencatat diberikan oleh guru.
2. Modified Discovery-Inquiry
Guru hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan
pula bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian siswa diundang
untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau
melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.
Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara
berkelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong,
nara sumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses belajar siswa.
3. Free Inquiry
Kegiatan free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajarai dan
mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah
memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta
telah melakukan modified discovery-inquiry. Dalam metode ini siswa
harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan
dipelajari atau dipecahkan.
4. Invitation Into Inquiry
Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema
sebagaimana cara-cara yang lazim diikuti scientist. Suatu undangan
(invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui
pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati
mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau
mungkin, semua kegiatan sebagai berikut : merancang eksperimen,
merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat,
menginterpretasi datadan membuat grafik.
5. Inquiry Role Approach
Inquiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang
melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri tas empat
anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing
anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai
berikut : koodinator tim, penasihat teknis, pencatat data dan evaluator
proses
6. Pictorial Riddle
Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah
satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat
siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau
peragaan, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan
untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle
biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau
diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle itu.

7. Synectics Lesson
Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa
untyuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya
dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Hal ini dapat dilaksankan karena metafora dapat membantu dalam
melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam
memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-
ide kreatif.

C. Tujuan dan Manfaat Metode Pembelajaran Inquiry Discovery


Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Tujuan akan memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan tercapai bila seorang guru bias memilih dan menerapkan
strategi yang tepat. Tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki
keterampilan tertentu, maka strategi atau metode yang digunakan harus
sesuai dengan tujuannya. Seorang guru sebaiknya menggunakan strategi
atau metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga
dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Menurut Bruner sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah dan


Aswan Zain, sistem pembelajaran itu bertujuan agar hasil belajar dengan
cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk
memecahkan masalah pengetahuan dan kecakapan anak didik dapat
menumbuhkan motivasi intrinsic, karena anak didik merasa puas atas
usahanya sendiri.
Seorang guru menggunakan metode inquiry discovery learning
dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan belajar
bersama di dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu
mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah, dan memperhatikan
pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu,
terbuka dan lain sebagainya.
Tujuan pelaksanaan inquiry discovery learning adalah mengarah
pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Hal ini tidak terlepas dari tujuan dan perencanaan (kurikulum)
pengajaran, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan
pemilihan metode yang dilakukan.
Manfaat diterapkannya metode inquiry discovery learning sebagai
berikut:
1. Merupakan suatu cara belajar siswa aktif
2. Melalui penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudah
dilupakan.
3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain.
4. Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan
problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer
dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Metode ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa.
Melalui metode ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang saling berhubungan melalui
pengamatan dan pengalamannya sendiri.
7. Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan
memperoleh kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa
sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsic.
8. Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapai
secara efektif melalui proses melakukan penemuan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Inquiry


Sudiman N, dkk pada tahun 1992 menguraikan mengenai kelebihan
dan kekurangan dari metode pembelajaran Inquiry sebagai berikut.
1. Kelebihan metode penemuan/discovery-inquiry :
a. Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian
informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima informasi yang
baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah, menjadi pengajaran
yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di mana
siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang
kadar proses mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
b. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
c. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka
transfer kepada siutuasi-situasi proses belajar yang baru.
d. Mendorong siswa untuk berfikur dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri.
e. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar yang tida hanya menjadikan guru sebagai satu-
satunya sumber belajar.
f. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang
dipelajari sehingga retensinya 9tahan lama dalam ingatan) menjadi
lebih baik.
2. Kekurangan metode penemuan/discovery-inquiry :
a. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan
belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah
informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang
mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
b. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang
mudah karena umumnya guru merasa belum puas kalau tidak
banyak menyajikan informasi (ceramah).
c. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi
tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh
aktivitas, dan terarah.
d. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru
yang lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan
guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan
proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat. Pembelajaran
inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dengan
baik.
B. Saran
Untuk menjadi guru yang inovatif dan kreatif diharapkan dapat
mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara
mandiri baik secara penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry)
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wawasanpendidikan.com/2016/01/Pengertian-Tujuan-Macam-
Macam-Proses-Keunggulan-serta-Kelemahan-Metode-Inquiry-Discovery-
Learning.html
https://ekapurwa.wordpress.com/2011/05/31/model-pembelajaran-inquiry-
training/
https://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelas-vii/pembelajaran-
inquiry-dan-discovery/

Anda mungkin juga menyukai