Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial yang Diampu
Oleh DR. Drs, H R Tisna Djaja, SE.,M.Si
Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
ii
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah
ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa itu ekonomi manajerial atau managerial economics? Ekonomi
Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan seperangkat analisis ilmu
keputusan. Ilmu ini membahas bagaimana suatu organisasi atau bisnis dapat
mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Sederhananya, managerial economics bermaksud untuk menggabungkan
ilmu EKONOMI dan langkah pengambilan keputusan.
Dalam hal ini ekonomi manajerial penting sebagai strategi yang paling
efisien dan efektif untuk menjalankan bisnis. Ekonomi manajerial pada
hakekatnya tidak lepas dari perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku masyarakat diarahkan dan dimotivasi oleh nilai-nilai yang ada
dimasyarakat seperti pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumsi
dimasyarakat dipengaruhi oleh hukum ekonomi. Berbagai tataran nilai
kehidupan yang berlaku di masyarakat, biasanya termuat dalam aturan
organisasi dan lingkungan masyarakat setempat. Sehubungan dengan hal ini,
maka wawasan mengenai ekonomi manajerial sangat perlu dimiliki oleh para
pengambil keputusan, baik disektor publik maupun disektor swasta.
ii
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ekonomi Manajerial menurut para ahli?
2. Apa saja sifat dan ruang lingkup Ekonomi Manajerial?
3. Apa teori perusahaan?
4. Bagaimana peranan bisnis dalam masyarakat?
5. Apa sifat dan teori laba?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi Manajerial
2. Untuk mengetahui sifat dan ruang lingkup Ekonomi Manajerial
3. Untuk mengetahui teori perusahaan
4. Untuk mengetahui peranan bisnis dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui sifat dan teori laba
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
B. Sifat dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Sifat Ekonomi Manajerial disebut juga dengan ekonomi mikro terapan,
penerapan metode dalam proses pengambilan keputusan manajerial.
Ekonomi manajerial dapat mengembangan prinsip ilmu yang tujuannya
untuk meningkatkan keefektifan saat mengambil keputusan. Setiap manajer
pastinya akan mendapat masalah manajerial dalam bisnisnya, permasalahan
yang timbul saat kesenjangan antara kondisi di lapangan dengan apa yang
diharapkan oleh seorang manager, masalah tersebut seperti :
1. Masalah dalam menentukan tingkatan harga maupun keluaran produk.
2. Masalah dalam memilih teknik industi dan teknologi.
3. Masalah dalam tingkat persediaan
4. Masalah dalam memilih media promosi atau media periklanan.
5. Masalah pendanaan dan masalah pelatihan tenaga kerja.
ii
lainnya, misalnya ekonomi manajeriSal ini. Ekonomi makro dan mikro
ii
maka perbedaan-perbedaan pengertian mengenai ekonomi manajerial
hanyalah masalah “Bahasa” saja.
ii
C. Teori Perusahaan
Teori Perusahaan (Theory of the firm) adalah suatu organisasi yang
menggabungkan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan
tujuan untuk memproduksi barang / jasa untuk dijual. Firm adalah
organisasi yang menggabungkan dan mengatur semua sumberdaya yang
tersedia untuk menghasilkan barang dan jasa yang siap dijual. Perusahaan
itu ada di tengah-tengah masyarakat karena kemaslahatannya dalam proses
pendistribusian akan barang dan jasa yang sulit untuk dilakukan oleh
individu-individu secara terpisah.
Dalam jangka panjang keberadaan mereka tidak saja
menguntungkan bagi pemilik / pemegang saham, namun juga akan
membawa manfaat bagi masyarakat luas dan pemerintah melalui suatu
proses yang disebut arus kegiatan ekonomi (The Circular Flow of Economic
Activity). Teori perusahaan adalah konsep dasar yang digunakan dalam
kebanyakan studi ekonomi manajerial. Perusahaan bisnis adalah kombinasi
antara antara: orang, asset fisik dan keuangan, serta sistem dan informasi-
informasi. Orang yang terlibat langsung langsung: shareholders,
management, employee, supplier, customers mereka dipengaruhi secara
langsung oleh operasional perusahaan. Society (stakeholders) kegiatan firm
yaitu : (1) Bisnis stakeholders dipengaruhi oleh karena gunakan sumberdaya
yang langka; (2) Bisnis membayar pajak; (3) Bisnis menyediakan pekerjaan;
dan (4) Bisnis memproduksi barang dan jasa untuk masyarakat.
Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori
perusahaan (theory of the firm). Dalam versi yang paling tradisional, tujuan
suatu perusahaan adalah maksimisasi laba di mana manajer/pemilik dari
suatu perusahaan dianggap selalu berupaya untuk memaksimumkan laba
jangka pendek perusahaannya. Kemudian, jika penekanan tujuan terhadap
;aba tersebut mulai bergeser atau diperluas sehingga mencakup dimensi
ketidakpastian (uncertainty) dan waktu, maka tujuan utama perusahaan
berubah menjadi maksimisasi kekayaan, dan bukan lagi sekedar
ii
maksimisasi laba jangka pendek. Sekarang ini tujuan utama dari suatu
saham.
ii
Dalam perekonomian pasar (market-oriented economy), system
produksi dan alokasi barang dan jasa dilakukan melalui mekanisme pasar.
Perusahaan-perusahaan memperkirakan barang-barang apa yang diinginkan
konsumen, mencari sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk
memproduksi barang-barang tersebut, kemudian memproduksinya dan
mendistribusikannya. Pemasok modal, tenaga kerja, dan bahan-bahan baku
semuanya harus diberi imbalan dari perolehan/laba (proceeds) dari
penjualan output tersebut, dan proses tawar-menawar (bargaining) terjadi di
antara kelompok-kelompok tersebut. Selain itu, perusahaan tersebut
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk mendapatkan uang
konsumen.
Salah satu kesulitan dalam perekonomian pasar bebas tersebut
adalah bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang bisa mendapatkan
kekuasaan ekonomi yang berlebihan yang memungkinkan mereka untuk
mendapatkan pangsa (share) yang sangat besar dari nilai yang dihasilkan
oleh perusahaan-perusahaan itu. Misalkan ada penguasaan suatu jenis
barang tertentu oleh sebuah perusahaan (monopoli) sehingga perushaan
tersebut berada dalam posisi yang bisa mengeksploitir konsumen.
Perusahaan itu bisa menetapkan tingkat harga yang tinggi dan mendapatkan
laba yang sangat tinggi. Untuk memecahkan masalah ini bisa dilakukan oleh
pemerintah melalui pengaturan secara langsung. Harga dari perusahaan
yang bersifat monopolis harus dikendalikan dan diturunkan sampai para
pemegang saham hanya menerima tingkat kembalian yang wajar dari
investasi mereka. Proses pengaturan tersebut memang sederhana dalam
konsep, tetapi sangat membutuhkan biaya kadang-kadang sulit untuk
dilakukan.
Masalah kedua dalam perekonomian pasar terjadi jika hanya ada
sedikit peusahaan yang melayani pasar atau karena masalah skala ekonomi
(economies of scale).
Masalah ketiga adalah bahwa pada kondisi-kondisi tertentu, para
pekerja bisa dieksploitir. Oleh karena itu telah dibuat undang-undang yang
ii
menjamin kekuatan tawar-menawar (bargaining power) antara para usaha-
usaha dan para pekerja.
Masalah keempat yang dihadapi system ekonomi seperti ini adalah
bahwa perusahaan-perusahaan bisa membebankan biaya kepda masyarakat
melalui kegiatan produksi mereka. Misalnya, perusahaan itu membuang
limbahnya ke udara atau ke air atau kepermukaan tanah, seperti perusaan
tambang.
Perusahan-perusahaan bisnis terutama sekali merupakan kesatuan-
kesatuan ekonomi, dan oleh karena itu bisa diharapkan untuk
memperhatikan tanggung jawab social dalam konteks model ekonomi suatu
perusahaan. Hal ini merupakan suatu pertimbangan penting untuk
menganalisis serangkaian pengaruh yang bisa mengiring usaha-usaha bisnis
menuju arah-arah baru yang diinginkan oleh masyarakat. Pertimbangan-
pertimbangan yang sama seyogyanya juga diambil sebelum tekanan-
tekanan politik atau pengaturan-pengaturan yang dikarenakan kepada
perusahaan-perusahaan tersebut untuk membatasi kerja mereka. Misalnya,
dari pandangan konsumen tentu saja mereka lebih suka tarif listrik dan
telponan menjadi lebih murah.
Tetapi jika pemerintah memaksakan hal tersebut kepada perusahaan
listrik dan telepon tersebut, maka laba perusahaan-perusahaan tersebut akan
turun sampai dibawah tingkat kembalinya yang memadai kepada para
investor sehingga pada akhirnya modal tidak akan mengalir lagi ke industry
jasa listrik dan telepon tersebut, dan pelayanan akan semakin buruk. Jika
masalah-masalah itu dijadikan perhatian, maka model ekonomi perusaan
akan mampu memberikan pemikiran-pemikiran yang sangat bermanfaat.
Model ersebut menekankan analisisnya pada keeretan keterkaitan antara
dunia dengan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa dunia usaha harus
berperan serta secara aktif dalam mengembangkan dan merumuskan
peranannya dalam membantu masyarakat untuk mencapai tujuan meraka.
ii
E. Sifat dan Teori Laba
Untuk memahami baik teori perilaku perusahaan maupun peranan
perusahaan dalam suatu perekonomian bebas, terlebih dahulu kita harus
memaham sifat laba. Laba merupakan elemen kunci dalam suatu system
usaha bebas. System ini tidak akan bekerja tanpa adanya laba dan tanpa
motif mencari laba (profit-movie). Oleh karena itu, kita akan menganalisis
sifat laba tersebut secara lebih mendalam. Laba didefinisikan sebagai selisih
antara penerimaan dengan biaya. Jika selisih tersebut negative, disebut rugi.
Untuk lembaga nirlaba, kelebihan penerimaan atas biaya disebut surplus,
sementara kekurangan penerimaan atas biaya disebut deficit.
Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan
mengenai realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut
mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam
suatu waktu. Laba sering diartikan sebagai total pendapatan dikurangi
dengan total biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dapat
berupa sejumlah pengeluaran kas yang digunakan untuk semua pembelian
atau semua pembayaran yang terkait dengan operasional perusahaan. Biaya
tersebut meliputi biaya upah dan gaji tenaga kerja, untuk memperoleh
material, bunga kapital, sewa tanah dan bangunan, membeli peralatan, dan
lain-lain. Jumlah biaya seperti itu disebut dengan biaya akuntansi
(accounting cost or explicit cost). Laba yang dihitung berdasarkan
pengurangan antara total pendapatan dengan explicit cost disebut dengan
laba bisnis. Berbeda dengan laba ekonomi yang merupakan laba bisnis
dikurangi lagi dengan implicit cost.
Implicit cost ini meliputi nilai input yang dimiliki dan digunakan
oleh perusahan. Bentuk dari implicit cost ini antara lain berupa biaya
opportunity. Yaitu suatu biaya yang timbul akibat hilangnya potensi laba
pada bisnis tertentu akibat melakukan bisnis yang lain.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ekonomi dan perangkat
analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat
mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien. Ekonomi
manajerial berhubungan dengan area fungsional ilmu administrasi bisnis
yang meliputi akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya
manusia, dan produksi. Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan
dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah
memaksimumkan laba. Namun demikian orientasi pencapaian laba
maksimum tersebut bergeser karena perusahaan menghadapi ketidakpastian
dalam. Jangka panjang. Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan
Peranan dan Tujuan Ekonomi Manajerial
Berikut ini adalah beberapa peran dan tujuan managerial economics yang
diterapkan dalam membangun sebuah bisnis:
1. Sebagai Alat Evaluasi
Managerial economics dapat dijadikan sebagai alat evaluasi jika
terjadi pergantian manajer baru. Maka manajer baru dapat mempelajari apa
saja yang kurang dan apa yang bisa dilanjutkan dari strategi ekonomi
manajerial yang dilakukan manajer lama.
Tentu saja era baru akan membawa market baru yang lebih kompetitif dalam
dunia bisnis. Sehingga perlu adanya evaluasi dari kebijakan lama.
2. Membantu Manajer Menyelesaikan Masalah
Managerial economics sangat membantu sebagai penganalisis
dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer.
Seperti yang kita ketahui, kemajuan ekonomi membuat kemajuan dalam
kondisi pasar yang sering berubah-ubah sehingga perlu adanya pembaruan
kebijakan sebagai upaya mengembangkan perusahaan atau bisnis yang lebih
efektif.
ii
3. Mengatur Keuangan
Dengan ekonomi manajerial dapat digunakan untuk mengatur
sistem keuangan yang baik. Managerial economics penting untuk
mengidentifikasi mana biaya-biaya yang penting dan mana biaya yang tidak
perlu. Hal ini bertujuan untuk menghindari defisit perusahaan.
4. Mengetahui Lingkungan Industri, Perusahaan, dan Perekonomian
Ekonomi manajerial juga berperan dalam aktivitas analisis
lingkungan industri, perusahaan, maupun perekonomian. Analisis
lingkungan ini perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan konsumen,
pemasok, dan juga kompetitor.
Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan analisis lingkungan dimana
produk mereka akan dikeluarkan. Analisis lingkungan ini sangat diperlukan
untuk tahap pengambilan keputusan, dan dari sinilah nantinya perusahaan
menghasilkan keputusan bagaimana cara mendapatkan keuntungan yang
diinginkan.
5. Mendapatkan Keuntungan Perusahaan
Dari pengertian managerial economics sudah dijelaskan bahwa
tujuannya adalah untuk keuntungan perusahaan. Sehingga dengan adanya
strategi ekonomi manajerial diharapkan dapat menganalisis hal-hal yang
membawa keuntungan dalam perusahaan.
B. Saran
Perusahaan hendaknya menyesuaikan harga dengan kualitas produk agar
konsumen merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii