Anda di halaman 1dari 1

SIKAP INDONESIA TERHADAP FOC

Indonesia pada masa kini memiliki industri pelayaran yang sedang berkembang diakibatkan
dengan adanya pencanangan program tol laut oleh Presiden Joko Widodo. Sebelum pencanangan
program tol laut, pemerintah Indonesia sebenarnya telah memperhatikan bidang pelayaran sejak tahun
1970-an dengan menerbitkan beberapa kebijakan, dengan kebijakan terakhir yaitu Instruksi Presiden
No. 5/2005 dan UU No 17/2008 tentang pelayaran.

Berdasarkan peraturan dan kebijakan – kebijakan yang dibuat sejak tahun 1970-an, Indonesia
mengatur secara ketat kapal – kapal yang berlayar di wilayah Indonesia. Namun peraturan – peraturan
tersebut mulai diperdebatkan sejak dikeluarkannya UNCLOS 1982 oleh International Maritime
Organization (IMO). Dengan waktu singkat, usaha pelayaran nasional langsung berubah menjadi
pelayaran internasional. Terlebih lagi kemudahan yang disediakan oleh IMO salah satunya adalah
Bendera Negara Kemudahan (Flag of Convenience).

Namun demikian, peraturan FOC ini tidak pernah dimuat dalam undang-undang maupun
peraturan pemerintah Indonesia untuk dimanfaatkan agar perusahaan pelayaran Indonesia dapat
menjadi perusahaan internasional. Malahan, kapal – kapal berbendera diluar bendera Nasional dianggap
sebagai kapal asing dan dilarang penggunaannya di Indonesia.

Melihat banyaknya keluhan dari perusahaan pelayaran, dibuatlah UU No 17 tahun 2008 untuk
memperbaiki UU No. 21 Tahun 1992 dan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2005, dengan maksud untuk
menaikkan kembali semangat perusahaan pelayaran nasional. Namun, meskipun memiliki tujuan yang
baik, namun pembatasannya tetap sama, dimana dalam UU No. 17 Tahun 2008 Bab V disebutkan bahwa
“Angkutan di Perairan dalam negeri dan luar negeri oleh Perusahaan Pelayaran Nasional harus
menggunakan kapal berbendera Indonesia”.

Melihat hal ini, terlihat tidak konsistennya Pemerintah Indonesia dalam mendukung perusahaan
pelayaran Indonesia untuk bersaing secara global. Pemerintah belum menyadari bahwa sesungguhnya
Bendera Kemudahan/FOC ini bertujuan untuk kepentingan usaha nasional agar dapat bersaing secara
global. Padahal, dengan mengharuskan kapal – kapal milik perusahan nasional berbendera nasional dan
berkelas BKI dimana survey kelayakan berlayarnya harus dilakukan oleh syahbandar dan BKI amat jelas
tidak akan dipercaya oleh Negara – Negara dan investor asing, berakibat menghambat kapal – kapal
tersebut berkunjung dan bekerja di Negara lain. Terlebih lagi pemilik modal asing tidak akan bersedia
membiayai pembangunan atau pemeliharaan kapal – kapal tersebut.

Kesimpulannya, kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia mengenai FOC memiliki sisi baik
dan buruk, sisi buruknya adalah perusahan – perusahaan pelayaran Indonesia tidak dapat melakukan
ekspansi usaha secara global dan tidak dapat mengembangkan kepemilikan kapalnya dikarenakan
peraturan undang – undang dan persyaratan kelas BKI. Namun sisi baik dari kebijakan Indonesia
terhadap FOC adalah mendorong perusahaan – perusahaan pelayaran kecil untuk berkembang dan
mendorong bertambahnya armada yang menggunakan bendera Indonesia, sehingga menambah asset
dan penghasilan Negara.

Anda mungkin juga menyukai