PENDAHULUAN
Republik Panama adalah sebuah negara yang terletak di tenggara Amerika Tengah,
sebelah utara berbatasan dengan Laut Karibia, selatan berbatasan dengan Samudera Pasifik,
timur dengan Kolombia dan barat dengan Kosta Rika. Dilihat secara geografis, letak Panama
yang strategis berada di antara Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik serta menjadi
penghubung antara Amerika Utara dan Serikat dengan Amerika Latin menjadikan Panama
sebagai negara transit agar lebih mudah untuk dilewati. Hal ini yang menjadikan Panama
sebagai titik pertemuan budaya dari seluruh dunia. Sebagai contoh, hal ini ditunjukkan dengan
populasi penduduk Tionghoa yang banyak (kebanyakan Taiwan), yang berjumlah sekitar
150.000, atau sekitar 5% populasi. Budaya, adat, dan bahasa orang Panama terutama Spanyol
Karibia. Secara etnis, mayoritas penduduknya adalah mestizo atau campuran Spanyol, Indian,
Tionghoa, dan Hindia Barat. 3 per 4 nya adalah campuran dari kulit putih dan negro, dengan
Oriental dan yang lainnya. Kulit putih dan negro sebanyak 10%, Indian sebanyak 5%. Spanyol
adalah bahasa resmi dan dominan. Mayoritas orang Panama beragama Katolik Roma, lebih
dari 80% penduduk.
Panama adalah negara yang menganut sistem pemerintahan Republik Presidensil yaitu
sistem pemerintahan yang kepala negara dan kepala pemerintahannya adalah Presiden.
Presiden Panama dipilih oleh rakyatnya melalui Pemilihan Langsung. Masa Jabatan Presiden
dan Wakil Presiden adalah 5 tahun. Presiden Panama saat ini adalah Presiden Juan Carlos
VARELA yang dipilih sejak 1 Juli 2014. Ibukota Panama adalah Panama City (Kota Panama).
Di bidang Perekonomian, Pendapatan Domestik Bruto Panama adalah sebesar US$
92,95 miliar dengan pendapatan perkapita sebesar US$ 23.000,-. 76,7% Pendapatan Domestik
Bruto Panama berasal dari sektor Jasa yang meliputi jasa dalam pelayanan Terusan Panama,
Logistik, Perbankan, Perdagangan bebas Colon, Asuransi, Pelabuhan Kontainer, Pendaftaran
Kapal dan Pariwisata. Hasil sumber alam utama berupa tembaga. Hasil pertanian berupa beras,
gula, jagung, kelapa, pisang, ternak, dan lain-lain. Sektor penyumbang PDB kedua adalah
sektor Industri yaitu sebesar 15,5%. Industri-industri utama di Panama diantaranya adalah
Konstruksi, Semen dan bahan-bahan Konstruksi, penggilingan gula dan pembuatan bir. Di
hubungan luar negeri, Panama juga merupakan negara anggota PBB dan lembaga-lembaga
internasional lainnya yang berada di bawah PBB.
Ketertarikan A.S. terhadap kanal di seluruh Amerika Tengah untuk bergabung dengan
samudra Atlantik dan Pasifik telah meningkat ketika negara tersebut menetapkan batas-batas
benua dan memperluas aktivitas komersialnya di seluruh Belahan Barat. Tetapi yang pertama
kali mencoba membangun sebuah kanal adalah Ferdinand de Lesseps, orang Prancis yang telah
membangun Terusan Suez. Dia memulai sebuah proyek untuk menggali kanal permukaan laut
di seluruh Panama pada tahun 1878. Setelah sebelas tahun berusaha, de Lesseps, yang
digagalkan oleh penyakit tropis dan masalah teknik, menyerah pada proyek tersebut. Sepanjang
periode ini, Amerika Serikat menekan Prancis untuk meninggalkan usaha; itu menegaskan
"klaim yang sah dan telah lama ditetapkan untuk prioritas di benua Amerika." Pertumbuhan
Angkatan Laut Amerika Serikat yang besar, yang memiliki dua pantai untuk dipertahankan,
menambah urgensi membangun lorong ismia.
Terusan Panama
Terusan Panama (Panama Canal) adalah sebuah kanal besar yang terletak di negara
Panama, Amerika Tengah. Kanal Panama atau yang lebih dikenal dengan nama Terusan
Panama lebih jelasnya adalah sebuah terusan yang membelah tanah genting Panama sepanjang
82 km, sekaligus juga membelah daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan dan dengan
demikian berhasil menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik. Terusan ini memotong
waktu tempuh kapal laut karena tidak perlu memutar lewat ujung selatan Amerika Selatan.
Sebagai contoh, jika sebuah kapal laut berlayar dari New York (Pantai Timur AS) menuju ke
San Francisco (Pantai Barat AS) dan tidak melalui terusan ini maka jarak perjalanannya
menjadi 22.500 km (14.000 mil), sedangkan jika memanfaatkan terusan maka jaraknya hanya
menjadi 9.500 km (6.000 mil).
Panama dijajah oleh Spanyol sejak tahun 1501. Pada tahun 1513, Spanyol membangun
Terusan Panama yang menghubungkan Samudera Pasifik dengan Atlantik. Dalam buku
Historical Dictionary of Panama karya Thomas M. Leonard, disebutkan bahwa Vasco da Gama
(pada pagi 25 September 1513) membayangkan bisa menuju Samudra Pasifik dari Atlantik
tanpa harus berputar ke selatan terlebih dahulu. Gagasan pembangunan Terusan Panama
dicetuskan pertama kali pada tahun 1524 oleh Raja Spanyol saat itu, Charles V. Raja
berpendapat jika tanah genting di Panama dibelah maka akan meringankan perjalanan kapal-
kapal kerajaan yang berlayar dari Ekuador ke Peru ataupun sebaliknya. Tahun-tahun
berikutnya, sejumlah kerajaan lain di Eropa juga mengemukakan gagasan yang sama namun
masih terbentur kendala teknologi dan sumber daya.
Orang yang pertama kali mencoba membangun sebuah kanal adalah Ferdinand de
Lesseps, orang Prancis yang telah membangun Terusan Suez. Saat itu Pemerintah Perancis
yang terinspirasi dari kesuksesan insinyurnya, Ferdinand de Lesseps, yang berhasil mendirikan
Terusan Suez di Benua Afrika. Kesuksesan Terusan Suez yang dibangun oleh tangan
pengembang bernama Ferdinand de Lesseps membuat ide membangun Terusan Panama
bangkit lagi. Setelah Terusan Suez dibuka pada 17 November 1869, dia memulai sebuah
proyek untuk menggali kanal permukaan laut di seluruh Panama pada tahun 1878. Dalam tahun
1878 sebuah maskapai Prancis memperoleh konsesi membangun sebuah terusan di
semenanjung itu. De Lesseps dan anak termudanya naik kapal dari Liverpool ke Panama pada
1880. Namun, kali ini de Lesseps tak mengulang kesuksesan di Suez. Proyek itu gagal
terselesaikan. Setelah sebelas tahun berusaha, de Lesseps, yang digagalkan oleh penyakit tropis
dan masalah teknik, menyerah pada proyek tersebut.
Sayangnya, karena terkesan buru-buru dan tidak melakukan studi geologi dan hidrologi
yang memadai, proyek ini mulai banyak memakan korban jiwa dan dana. Penyakit kuning dan
malaria menjangkiti pekerja mereka. Kebocoran keuangan juga membuat proyek itu terhenti
di tahun 1888. Ferdinand de Lesseps sendiri harus divonis 5 tahun penjara dengan tuduhan
penggelapan, meski kemudian bebas di tingkat banding. Menurut David McCullough dalam
The Path Between the Seas: The Creation of the Panama Canal, 1870–1914 (1977), Ferdinand
de Lesseps baru menyelesaikan proyek itu 40 persen saja.
Setelah kematian de Lesseps pada 1894, Amerika Serikat mulai tergiur dengan terusan
tersebut. Melihat kondisi ini, pemerintah Perancis pada tahun 1893 memutuskan menghentikan
sementara proyek ini. Selanjutnya pada tahun 1898, Perancis melobi Amerika Serikat (AS)
untuk meneruskan proyeknya. Visi Theodore Roosevelt atas jalur laut antar samudera
mendorong usaha diplomatik AS memfasilitasi perjanjian yang akan memungkinkannya
mengambil alih pengoperasian terusan itu
SEJARAH PANAMA
Pada tahun 1812, Kolombia menguasai Panama. Pada tahun 1819, Simon Bolivar,
pemimpin Kolombia memproklamirkan berdirinya republik Kolombia Raya, yang meliputi
Panama. Panama sebelumnya merupakan bagian koloni Spanyol di Amerika hingga tahun 1821
ketika berpisah lalu bergabung dengan Gran Colombia Simon Bolivar (Kolombia Raya) yang
terdiri dari wilayah-wilayah yang kini menjadi bagian dari Kolombia, Venezuela, dan Ekuador.
Namun, perang masih harus dimenangkan. Strategi berani Bolívar untuk pembebasan
Venezuela dan Kolombia membayangkan melakukan pukulan telak pada pasukan Spanyol dari
arah yang benar-benar tak terduga. Sementara kavaleri llanero di bawah Páez mengalihkan
perhatian dan menembaki tubuh utama pasukan Spanyol di Venezuela utara dengan serangan
cepat, Bolivar maju dengan pasukan sekitar dua ratus lima ratus orang di sepanjang sungai
Orinoco dan Arauco yang berkelok-kelok, melintasi dataran, dan kemudian naik Andes
Kolombia yang menjulang tinggi hingga mencapai dataran tinggi di mana terletak Bogotá,
ibukota New Granada. Di medan Boyacá, pasukan patriot mengejutkan dan mengalahkan kaum
royalis dalam pertempuran singkat dan tajam yang menjaring 1.600 tahanan dan persediaan
yang cukup besar. Bogotá tidak berdaya, dan Bolivar memasuki ibu kota dengan sorak-sorai
rakyatnya, yang sangat menderita di bawah pemerintahan Spanyol
Walaupun Kolombia memenangkan kemerdekaannya dari Spanyol pada tahun 1821, ia
tidak pernah dapat mendirikan pemerintahannya di Panama karena Panama hanya menjadi
bagian dari Kolombia saja. Selama abad ke-19, orang-orang Panama memberontak lima puluh
kali melawan tuan-tuan Kolombia mereka. Kehidupan politik dari Panama dan Amerika
Tengah didominasi oleh kelompok-kelompok istimewa, biasanya di aliansi antara keluarga
kaya dan militer, yang berpegang teguh pada masa lalu - dengan hanya penyimpangan sesekali
ketika kelompok yang mewakili kelas menengah dan pekerja memegang kekuasaan.
Kediktatoran dari berbagai tingkat kekerasan telah menjadi aturan. telah terjadi serangkaian
bentrokan antara beberapa negara bagian, ketika salah satu diktator berusaha memperluas
kekuasaannya.
Perang Seribu Hari (Spanyol: Guerra de los Mil Días) adalah perang saudara yang
berlangsung di Kolombia dari 17 Oktober 1899 hingga 21 November 1902, pada awalnya
antara Partai Liberal dan pemerintah yang dipimpin oleh Partai Nasional, dan kemudian -
setelah Partai Konservatif telah menggulingkan Partai Nasional - antara kaum liberal dan
pemerintah konservatif. Disebabkan oleh tarik ulur federalisme melawan sentralisme ideologis
lama antara liberal, konservatif, dan nasionalis Kolombia setelah penerapan Konstitusi 1886
dan proses politik yang dikenal sebagai Regeneración, ketegangan mencapai puncaknya
setelah pemilihan presiden tahun 1898 dan pada tanggal 17 Oktober 1899, pemberontakan
resmi terhadap pemerintah nasional diumumkan oleh anggota Partai Liberal di Departemen
Santander.
Minat Amerika Serikat untuk membangun kanal yang menghubungkan Lautan Atlantik
dan Pasifik melemah setelah perang Spanyol-Amerika. Semenjak Panama menjadi milik
Kolombia, Presiden Roosevelt mengeluarkan perjanjian agar Amerika diizinkan membangun
terusan di Panama. Terusan ini penting bagi Amerika dari segi pertahanan keamanan baik
ancaman dari arah timur maupun barat. Berhubung pentingnya kanal ini, Amerika membangun
pangkalan udara di sekitar terusan tersebut, dan pangkalan laut di Nikaragua, Puerto Rico,
Kuba dan Virgin Island.
Pemisahan Panama
Pada 25 Juli 1903 kantor pusat surat kabar Panama "El Lápiz" diserang tiba-tiba atas
titah komandan militer Jenderal Panama, José Vásquez Cobo, saudara dari seseorang yang
kemudian menjadi Menteri Perang Kolombia sebagai pembalasan atas diterbitkannya artikel
yang terperinci yang memaparkan bermacam rupa pembunuhan dan protes di Panama.
Peristiwa ini mempengaruhi tingkat kepercayaan kaum liberal Panama terhadap pemerintahan
konservatif yang berpusat di Bogota yang kemudian menimbulkan pergerakan separatis. Pada
1903, manuver politik dan kelautan Amerika Serikat membantu sejumlah kecil pemberontak
Panama berpisah dari Kolombia dalam sebuah revolusi yang nyaris tanpa pertumpahan darah.
Politisi Panama, José Domingo De Obaldía, terpilih untuk menjadi penjabat Gubernur
Isthmus di mana dia sebelumnya pernah memegang jabatan itu dan disokong oleh pergerakan
separatis. Politisi Panama lainnya, José Agustín Arango, mulai merencanakan revolusi dan
upaya-upaya pemisahan diri. Kaum separatis berhasrat untuk merundingkan pembangunan
terusan Panama secara langsung dengan Amerika Serikat karena tidak bergairahnya
pemerintah Kolombia menanggapi keinginan itu. Jejaring separatis dibangun oleh Arango, Dr.
Manuel Amador Guerrero, Jenderal Nicanor de Obarrio, Ricardo Arias, Federico Boyd, Carlos
Constantino Arosemena, Tomás Arias, Manuel Espinosa Batista, dan banyak lagi lainnya.
Manuel Amador Guerrero saat itu tengah dalam perjalanan ke Amerika Serikat untuk
meraih sokongan rencana upaya pemisahan diri; dia juga meraih sokongan dari pemimpin
liberal Panama dan sokongan komandan militer lainnya, Esteban Huertas. Dengan sokongan
yang bagus, pergerakan separatis menetapkan November 1903 sebagai saat yang tepat untuk
memisahkan diri. Tetapi, rumor di Kolombia meluas, tetapi informasi yang dikelola oleh
pemerintah Kolombia menunjukkan bahwa Nikaragua berencana menyerang sebuah daerah di
utara Panama yang dikenal sebagai Calovébora. Pemerintah mengirimkan serdadu Batalyon
Tiradores dari Barranquilla, dan menginstruksi sang komandan untuk mengambil-alih fungsi-
fungsi Gubernur Panama José Domingo de Obaldía dan Jenderal Esteban Huertas, yang tidak
dipercayai oleh pemerintah.
Batalyon Tiradores dipimpin oleh Jenderal Juan Tovar dan Jenderal Ramón Amaya dan
tiba di Kota Colón, Panama pagi hari 3 November 1903. Batalyon itu mengalami penundaan
dalam perjalanannya menuju Kota Panama yang disebabkan oleh kerumitan situasi di otoritas
Rel Panama yang bersimpati dengan pergerakan separatis. Pada saat ketibaan di Kota Panama,
para serdadu diletakkan di bawah komando Kolonel Eliseo Torres. Jenderal Esteban Huertas,
yakni komandan Batalyon Kolombia di Panama memerintahkan penangkapan Tovar dan para
petugasnya yang lain.
Tepat pukul enam sore 3 November, garnisun militer Kolombia yang sudah disuap
meletakkan senjatanya. Di Ciudad de Panama, pemberontak itu, diketuai oleh Manuel Amador
Guerrero, mendeklarasikan Panama sebagai republik merdeka, yang segera juga diakui oleh
AS. Kapal AS, USS Nashville berlayar ke Pelabuhan Celon untuk mendukung kemerdekaan
Panama. Tiga hari kemudian, tepat pukul satu siang 6 November 1903, dinyatakan: “Negara
pecahan ini langsung mendapat pengakuan oleh Presiden Theodore Roosevelt.” Tanpa
menunggu lama, esoknya 7 November, Pemerintah AS segera memerintahkan duta besarnya
di Panama untuk membahas perjanjian Pakta Terusan Panama. Sebelas hari kemudian, pakta
itu ditandatangani kedua belah pihak.
Pada tanggan 18 November 1903 ditandatangani perjanjian Hay Banau Varilla antara
Panama dan Amerika Serikat. Menurut Perjanjian ini, Panama menyewa-guakan tanah selebar
16 kilometer (daerah Kanal Panama) kepada Amerika Serikat, tanah seluas 1.432 Km2 di mana
akan dibangun sebuah terusan melintasi semenenjung Panama (Terusan Panama) dengan suatu
pembayaran US $10 juta sekaligus, dan US $250.000 uang sewa setiap tahunnya dalam bentuk
uang emas. Sebaliknya Amerika Serikat mempunyai hak untuk “menggunakan, menduduki dan
mengontrol disertai hak, kekuasaan dan wewenang penuh di wilayah ini....”
Dalam perjanjian tersebut disebutkan pula bahwa Terusan mempunyai sifat yang netral
secara permanen; bahwa apabila dipandang perlu AS dapat membangun bangunan-bangunan
untuk pertahanan Terusan; bahwa AS harus menghormati kedaulatan Panama tetapi juga
diberikan hak intervensi kepada masalah-masalah dalam negeri Panama. Tahun 1904, presiden
AS masa itu, Theodore Roosevelt, memutuskan membeli sisa-sisa peralatan proyek dari
Perancis dan meneruskan pembangunan terusan. Namun, hal ini dilakukan AS setelah berhasil
memerdekakan Panama dari Kolombia. Sebagaikompensasinya, Pemerintah Panama
memberikan hak pengelolaan terusan kepada AS.
Pembangunan Terusan Panama pun dilanjutkan kembali. Kali ini melalui persiapan
matang dan penyediaan infrastruktur yang memadai. Presiden Theodore Roosevelt menunjuk
George Washington Goethals sebagai pimpinan proyek. Peralatan lama sedikit demi sedikit
mulai diganti dengan peralatan baru yang lebih canggih. Selain pembangunan yang didukung
teknisi militer AS, penyakit malaria dan kuning yang sebelumnya menjadi penghambat besar
pun akhirnya diatasi. Buku terbitan AS menyebut penyelesaian Terusan Panama ini
“merupakan kejayaan besar dunia engineering. Dan penemuan penyembuhan penyakit malaria
dan penyakit kuning secara bersamaan, merupakan salah satu prestasi besar dunia kedokteran.”
Tahun 1914, proyek Terusan Panama berhasil diselesaikan. Dua tahun lebih cepat dari
target yang ditetapkan yaitu pada 1 Juni 1916. Terusan Panama akhirnya dibuka secara resmi
pada 15 Agustus 1914 yang bertepatan dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia I di Eropa
dan kapal laut pertama yang melintas adalah sebuah kapal kargo yang bernama, Ancon. Pada
1930-an, Terusan Panama disempurnakan dengan diciptakannya danau-danau buatan sebagai
penampung air yang dibuka jika ada kapal yang akan lewat. Selain itu juga dibuat beberapa
pintu air. Setelah Perang Dunia II, rakyat Panama mulai menuntut hak pengelolaan dan selain
itu memprotes kehadiran militer AS yang semakin hari semakin bertambah banyak.
Duta Besar Kolombia di Ekuador, Emiliano Isaza, mengabarkan situasi Panama tetapi
tidak memberitahu pemerintahnya untuk mencegah pemberontakan di Bogotá. Pemerintah
Kolombia kemudian mengirimkan misi diplomatik ke Panama dengan tujuan untuk membuat
Panama memperhatikan kembali dengan menganjurkan penerimaan oleh senat Kolombia jika
mereka memperhatikan kembali Traktat Hay-Herran dibandingkan Hay-Bunau Varilla Treaty
dan juga mengajukan penetapan Kota Panama sebagai ibu kota Kolombia. Misi itu dilakukan
di atas Kapal Amerika Serikat USS Mayflower dengan delegasi Panama yang dibentuk oleh
Constantino Arosemena, Tomás Arias, dan Eusebio A. Morales, yang menolak semua
proposal. Kolombia kemudian mengirimkan delegasi politisi dan tokoh politik kawakan;
Jenderal Rafael Reyes, Pedro Nel Ospina, Jorge Holguín, dan Lucas Caballero yang berjumpa
dengan wakil yang sama untuk Panama dan Carlos A. Mendoza, Nicanor de Obarrio, dan
Antonio Zubieta, pertemuan di atas USS Canada itu gagal mencapai mufakat. Kolombia
mengakui kedaulatan Panama pada 1921.
Secara berkala sejak penandatanganan perjanjian kanal, warga Panama dengan keras
memprotes kehadiran A.S. di tengah negara mereka; kerusuhan-kerusuhan anti-AS yang serius
meletus pada 1931, 1947, 1959, dan 1964. Kerusuhan-kerusuhan ini terjadi pada masa-masa
kesulitan ekonomi di Panama dan tetap menjadi sumber ketegangan yang berusaha dihapus
oleh Carter dan Jenderal Omar Torrijo. Pemerintah Panama melalui ketakstabilan politik dan
korupsi sepanjang sejarahnya, mandat presiden terpilih diakhiri secara dini. Pada tahun 1968,
Jend. Omar Efrain Torrijos mengambil alih pemerintahan negeri dan merupakan orang kuat
sesungguhnya di Panama hingga kematiannya dalam sebuah musibah pesawat udara pada
tahun 1981.
Akhirnya pada 7 September 1977, Presiden AS, Jimmy Carter dan Presiden Panama,
Omar Torrijos menandatangani sebuah kesepakatan yang mengizinkan Panama mengelola
sendiri terusan itu namun tetap menjamin netralitas kawasan (Neutrality Treaty) dan AS
diizinkan untuk kembali kapan saja. Akan tetapi, kesepakatan ini dikecam oleh sebagian besar
rakyat AS. Setelah kematian Torrijos, akhirnya kekuasaan politik terpusat di tangan Jend.
Manuel Antonio Noriega. Hubungan dengan AS kembali dekat, Hubungan mesra yang baru
terjalin kembali antar keduanya tidak berlangsung lama.
Sejak tahun 1986, hubungan AS dengan rezim Noriega di Panama mulai retak setelah
AS meminta Noriega untuk mundur menyusul munculnya laporan bahwa Noriega secara diam-
diam menyuplai informasi ke negara Kuba yang berhaluan komunis & terlibat dalam skandal
penjualan senjata Iran-Contra. AS juga berencana mengadili Noriega dengan tuduhan terlibat
dalam kegiatan pencucian uang & perdagangan narkoba. Namun AS saat itu merasa kesulitan
menarik Noriega ke AS untuk diadili karena lemahnya perjanjian pertukaran buronan
(ekstradisi) antara AS dengan Panama.
Pada bulan Desember 1989, AS menyerang Panama. Kematian seorang prajurit AS di
Panama di tangan pengadang jalanan Angkatan Pertahanan Panama menjadi salah satu alasan
bagi George Bush untuk mengumumkan invasi, dinamai Operasi Just Cause. Invasi militer AS
ke Panama dimulai pada tanggal 20 Desember 1989. Mula-mula, pasukan AS melakukan
pemboman besar-besaran ke daratan Panama. Serangan udara tersebut lalu diikuti dengan
penerjunan tentara infantri melalui parasut ke Panama City - ibukota dari Panama - beserta
kota-kota sekitarnya. Dalam waktu yang kurang lebih bersamaan, pasukan darat AS juga
didaratkan di sisi utara Terusan Panama. Hanya dalam waktu singkat, wilayah utara Terusan
sudah berhasil diamankan & pasukan AS yang diterjunkan dari Atlantik mulai bergerak ke
sebelah barat Panama - menuju ibukota Panama.
Meskipun pasukan AS di medan perang terlihat terlalu tangguh bagi pasukan Panama,
namun bukan berarti pasukan AS tidak menemui kesulitan sama sekali. Kesulitan terbesar
mereka utamanya adalah ketika melakukan pertempuran di wilayah padat penduduk. Sebagai
contoh, ketika pasukan AS harus menghancurkan dinding & aneka bangunan penghalang
lainnya untuk membuka jalan, mereka harus memakai teknik-teknik yang kurang efektif &
berbahaya semisal menggunakan tembakan senapan, granat, & bahkan roket anti tank. Tak
hanya itu, pasukan AS juga sempat terlibat baku tembak dengan sesama rekannya sendiri
karena adanya miskomunikasi & salah mengidentifikasi pasukan yang berada di dalam
bangunan. Invasi AS ke Panama sendiri bukan tanpa kontroversi. Banyak negara yang
mengecam invasi AS ke Panama karena menganggapnya sebagai bentuk pelanggaran
kedaulatan suatu negara.
Dalam sidang Majelis Umum PBB di tahun 1989 misalnya, sekitar 75 negara sepakat
bahwa tindakan AS tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional. Sebuah resolusi sempat
dibuat oleh PBB untuk menghentikan aksi AS tersebut, namun resolusi tersebut gagal
terlaksana setelah AS beserta Perancis & Inggris memveto resolusi tersebut. Selain PBB,
Organization of American States (OAS) yang anggotanya terdiri dari negara-negara di Benua
Amerika juga menentang invasi yang dilakukan oleh AS tersebut. Namun, menurut pemerintah
Panama saat itu, kendaraan perwira itu mencoba melanggar pengadang jalanan itu yang terletak
dekat lokasi militer sensitif. Serangan itu terjadi tepat sehari sebelum administrasi Terusan
Panama akan diserahkan kepada Panama, menurut jadwal yang dirancang dalam Perjanjian
Torrijos-Carter. Setelah serangan itu, Manuel Noriega mencari suaka ke misi diplomatik
Vatikan, namun setelah beberapa hari ia menyerahkan diri ke militer AS. Noriega segera
dibawa ke Florida di mana secara resmi ia didakwa dan ditahan oleh pemerintah federal AS.
Dakwaan korupsi dan kronisme masih diungkit terhadap pemerintah oleh partai dan pers
oposisi.