Unm Tki1 Kb1 PDF
Unm Tki1 Kb1 PDF
SISTEM KOMPUTER
Pokok-pokok Materi :
1. Sistem Bilangan(Desimal, Biner, Heksadesimal)
2. Relasi logika dasar, kombinasi dan sekuensial (NOT, AND, OR);
(NOR,NAND,EXOR,EXNOR); (Flip Flop, Pencacah)
3. Operasi logika aritmetika (Half-Full Adder, Ripple Carry Adder)
4. Rangkaian multiplekser, dekoder, dan register
5. Elektronika Dasar (kelistrikan, komponen elektronika, dan skema rangkaian
elektronika)
6. Dasar-dasar mikrokontroler
Uraian Materi
A. Sistem Bilangan
1
macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena
manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya
dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan
yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam
sistem bilangan biner yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu
besaran nilai. Selain sistem bilangan biner, komputer juga menggunakan sistem
bilangan oktal dan heksadesimal.
2
Tabel 1.3. Bilangan Oktal
3
Tambahkan empat bilangan desimal untuk mendapatkan ekuivalen desimal.
Maka akan didapatkan bahwa biner 110011B sama dengan angka desimal 51D.
: 2 = 6 dengan sisa = 1
6 : 2 = 3 tanpa sisa = 0
3 : 2 = 1 dengan sisa = 1
1 0 1 1
1-an 2-an 4-an 8-an
Pengubahan bilangan pada Gambar 1.2. dimana bilangan 13D sama dengan
bilangan biner 1101B.
5. Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, A, B, C, D, E, dan F disebut sebagai sistem berdasar 16. Heksadesimal dan
biner adalah ekuivalen untuk bilangan desimal 0 sarnpai 17. Perlu dicatat bahwa
huruf “A” merupakan singkatan untuk 10D, “B” untuk 11D, dan sebagainya.
Kelebihan dari sistem heksadesimal ialah mampu rnengubah secara langsung dan
bilangan biner empat bit. Sebagai contoh, bilangan heksadesimal A6H akan
4
menyatakan bilangan biner delapan-bit 10100110B. Berdasarkan tabel dapat
langsung dapat mengubah bilangan dari biner ke desimal atau sebaliknya.
Tabel 1.5. Bilangan Desimal, Biner, Oktal, dan Heksadesimal
D 4
1101 0100
1101 0100
D 4
5
B6A16 = 11 x 162 + 6x161 + 10x160
= 11 x 256 + 96 + 10
= 2922D
6. Bilangan Oktal
Sistem bilangan oktal menggunakan delapan simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan 7. Bilangan oktal juga berhubungan dengan bilangan dasar 8. Keekuivalenan
antara bilangan biner dan bilangan oktal untuk bilangan desimal 0 sampai 17.
Kelebihan dan bilangan oktal pada saat pengubahan langsung dan sebuah
bilangan ke bilangan biner 3-bit. Notasi oktal digunakan untuk menyatakan
bilangan biner.
Pengubahan bilangan oktal ke bilangan biner adalah operasi yang biasa
apabila menggunakan sistem komputer. Misalkan pengubahan bilangan oktal 67O
(dibaca “enam tujuh basis delapan”) ke bilangan biner ekuivalennya. Setiap
bilangan oktal diubah ke dalam 3-bit bilangan biner yang ekuivalen. Bilangan oktal
6 sama dengan 110, 7 sama dengan 111. Penggabungan grup bilangan biner
tersebut menghasilkan 67O = 110111B
Tabel 1.6. Keekuivalenan antara bilangan biner dan oktal
untuk bilangan desimal 0 sampai 17
6
Konversi dan bilangan oktal ke bilangan biner dapat dilakukan dengan cara
mengkonversikan masing-masing digit oktal ke 3 digit biner, sebagai berikut.
6 5 0 2
110 101 000 010
11 010 100
3 2 4
Relasi logika dasar dalam sistem komputer, terdiri dari gerbang logika dasar
yang dilengkapi dengan simbol dan karakteristik. Gerbang logika merupakan blok
bangunan untuk komputer yang paling rumit sekalipun. Gerbang logika disusun
komponen integrated circuit (IC). Jenis atau variasi dan gerbang-gerbang logika
yang tersedia dalam semua kelompok logika termasuk TTL dan CMOS.
1. Gerbang AND
Gerbang AND kadang-kadang disebut “gerbang semua atau tidak”. Dasar
tentang gerbang AND yang menggunakan saklar sederhana. Gerbang AND
dioperasikan tersusun dari dioda, transistor, dan tersusun dalam suatu IC. Untuk
memperlihatkan gerbang AND digunakan simbol logika. Simbol gerbang AND
standar digunakan pada relay saklar, rangkaian pneumatik, dioda diskrit dan
transistor atau IC.
7
Gerbang AND dihubungkan ke saklar masukan A dan B. Indikator keluaran
adalah suatu LED. Bila suatu tegangan RENDAH (GND) muncul pada masukan A
dan B, maka LED keluaran tidak menyala. Perhatikan juga pada baris 1 bahwa
masukan dan keluaran diberikan digit biner. Baris 1 menyatakan bahwa bila
masukan adalah biner 0 dan 0, maka keluaran akan menjadi suatu biner 0. Lihat
dengan teliti empat kombinasi dan saklar A dan B. Perhatikanlah bahwa hanya
biner 1 pada kedua masukan A dan B yang akan menghasilkan suatu biner 1 pada
keluaran.
Masukan Keluaran
A B Y
Tegangan Biner Tegangan Biner Menyala Biner
Saklar Saklar
Baris 1 Rendah 0 Rendah 0 Tidak 0
Baris 2 Rendah 0 Tinggi 1 Tidak 0
Baris 3 Tinggi 1 Rendah 0 Tidak 0
Baris 4 Tinggi 1 Tinggi 1 ya 1
2. Gerbang OR
Gerbang OR kadang-kadang disebut “gerbang setiap atau semua”. Gagasan
dasar gerbang OR yang menggunakan saklar sederhana. Dengan melihat
rangkaian dibawah bahwa lampu keluaran akan menyala bila masing-masing atau
kedua saklar masukan tersebut tertutup, tetapi lampu keluaran tidak akan menyala
bila kedua-duanya terbuka. Suatu tabel kebenaran untuk rangkaian OR
diperlihatkan Tabel 1.7. Tabel kebenaran yang memperlihatkan kondisi rangkaian
gerbang OR dengan dua input A dan B lihat pada Gambar 1.3.
8
Tabel 1.8. memperlihatkan bahwa hanya baris 1 pada tabel kebenaran OR
yang menimbulkan keluaran 0, sedangkan semua beris lain menimbulkan
keluaran 1. Perhatikan diagram logika, di mana masukan A dan B di-OR-kan untuk
menghasilkan suatu keluaran Y. Ekspresi Boolean hasil rekayasa untuk fungsi OR
juga digambarkan. Perlu dicatat bahwa tanda tambah (+) merupakan simbol
Boolean untuk OR.
Masukan Keluaran
A B
Tegangan Biner Tegangan Biner
Rendah 0 Tinggi 1
Tinggi 1 Rendah 0
Gambar 1. 5. Simbol dan Ekspresi
Boolean Gerbang Pembalik
9
Bila gerbang not (pembalik) diberikan suatu logika 1 ke masukan A pada
Gambar 1.5, diperoleh hal yang berlawanan, atau suatu logis 0 pada keluaran Y.
Gambar 1.7 juga memperlihatkan suatu ekspresi Boolean dituliskan untuk fungsi
NOT atau PEMBALIK. Perhatikanlah penggunaan tanda strip (—) di atas keluaran
untuk memperlihatkan bahwa A telah dibalik atau dikomplemenkan. Istilah
Boolean “A” akan menjadi “not A (bukan A)”.
4. Gerbang NAND
Gerbang AND, OR, dan NOT merupakan tiga rangkaian dasar yang dapat
menghasilkan semua rangkaian digital. Gerbang NAND ialah suatu NOT AND,
atau suatu fungsi AND yang dibalik. Simbol logika standar untuk gerbang NAND
digambarkan pada Gambar 1.7. (a). Gelembung pembalik kecil (lingkaran kecil)
pada ujung kanan dan simbol berarti sebagai pembalik AND.
(b)
Gambar 1.7. (b) memperlihatkan suatu gerbang AND dan pembalik yang
terpisah dan digunakan untuk menghasilkan fungsi logika NAND. Jika diperhatikan
ekspresi Boolean untuk gerbang AND (A.B) dan NAND (A.B) yang diperlihatkan
pada diagram logika pada Gambar 1.9 (b) dengan Tabel 1.10.
10
Tabel 1.10 Tabel kebenaran Gerbang AND dan NAND
MASUKAN KELUARAN
B A AND NAND
0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0
5. Gerbang NOR
Gerbang NOR gabungan antar gerbang NOT OR yang memiliki keluaran
gerbang OR yang dibalik. Simbol logika untuk gerbang NOR berupa suatu simbol
OR dengan gelembung pembalik (lingkaran kecil) pada sisi sebelah kanan. Fungsi
NOR diperlihatkan dengan suatu gerbang OR dan suatu pembalik pada Gambar
1.11 (b). Ekspresi Boolean untuk fungsi OR adalah Y = (A + B), diperlihatkan pada
gambar tersebut.
11
kebenaran gerbang XOR pada Gambar 1.9. Bila tidak-semua masukan adalah 1,
maka keluaran akan menjadi suatu biner, atau logis 1. Tabel 1.12. Tabel
kebenaran gerbang OR, sehingga dapat membandingkan tabel kebenaran
gerbang OR dengan tabel kebenaran gerbang XOR.
8. Flip-Flop
Blok bangunan dasar untuk rangkaian logika gabungan berupa gerbang
logika. Blok bangunan dasar untuk rangkaian logika sekuensial berupa flip-flop
(FF). Pertemuan ini membahas beberapa jenis rangkaian flip-flop. Flip-flop
dihubungkan untuk membentuk pencacah, register geser, dan berbagai peralatan
memori.
a) Flip-flop R-S
Normal
Set
S Q
MASUKAN KELUARAN
Reset Komplementer
R Q
13
Gambar 1. 12. Rangkaian flip-flop R-S gerbang NAND
14
Pulsa 3 dan pulsa 4 tidak berpengaruh terhadap keluaran Q. Selama pulsa 3, flip-
flop berada dalam mode set, sedangkan selama pulsa 4, berada dalam mode
tetap. Selanjutnya, masukan R dipreset ke 1. Pada sisi yang naik dan pulsa detak
5, keluaran Q direset (atau diklearkan) menjadi 0. Flip-flop berada dalam mode
reset balk selama pulsa detak 5 maupun 6. Flip-flop berada di mode tetap selama
pulsa detak 7; dengan demikian, keluaran normal (Q) masih tetap 0. Perhatikanlah
bahwa keluaran flip-flop R-S
Gambar 1. 13. Simbol logika untuk suatu flip-flop R-S yang berdetak
Karakteristik lain dari flip-flop R-S yang berdetak ialah bahwa sekali diset
atau direset akan tetap pada keadaan tersebut kecuali bila mengubah beberapa
masukan. Ini merupakan karakteristik memori, yang sangat berharga dalam
banyak rangkaian digital. Karakteristik ini akan jelas selama mode-tetap dan
operasi. Diagram bentuk gelombang flip-flop ini ada dalam mode-tetap selama
pulsa detak 1, 4, dan 7. Gambar 1.14. memperlihatkan tabel kebenaran untuk flip-
flop R-S yang berdetak.
15
Tabel 1.15. Kebenaran untuk flip-flop R-S yang berdetak
Masukan Keluaran
Modus
Operasi CLK S R Q Q Efek pada
output
Diulang atau
dihapus ke
Reset 0 1 0 1 nol
Diatur ke 1
Set 1 0 1 0
Dilarang
Larangan 1 1 1 1 menggunakan
c) Pencacah
Pencacah ini dibuat untuk mengilangkan penundaan pada pencacah riak.
Bilamana bit pindahan merambat melalui deretan n-buah flip-flop, maka waktu
tunda propagasi total yang dialaminya adalah ntp. Oleh sebab itu, pencacah-
pencacah riak merupakan piranti yang terlalu lambat untuk beberapa pemakaian
16
tertentu. Guna mengatasi masalah penundaan-riak (ripple-delay), dapat
digunakan sebuah pencacah sinkron.
17
Gambar 1. 17. Pencacah-naik Biner Sinkron
(Sumber: Mappease, 2017)
18
Gambar 1. 19. Synchronous Binary Up Down Counter
g) Perancangan pencacah
Perancangan pencacah dapat dibagi menjadi 2, yaitu dengan menggunakan
peta Karnaugh, dan dengan diagram waktu. Berikut ini akan dijelaskan langkah-
langkahnya:
Perancangan counter menggunakan Peta Karnaugh
a) Dengan mengetahui urutan keluaran pencacah yang akan dirancang, di
tentukan masukan flip-flop untuk setiap kondisi keluaran menggunakan tabel
kebalikan.
b) Cari fungsi boolean masing-masing masukan flip-flop dengan menggunakan
peta Karnaugh. Usahakan untuk mendapatkan fungsi yang sesederhana
mungkin, agar rangkaian pencacah menjadi sederhana.
c) Buat rangkaian pencacah dengan fungsi masukan flip-flop yang telah
ditentukan. Pada umumnya digunakan gerbang logika untuk membentuk
fungsi tersebut.
Perancangan pencacah menggunakan diagram waktu
1) Menggambarkan diagram waktu CLK, tentukan jenis pemicuan yang
digunakan, dan keluaran flip-flop yang diinginkan. Untuk n kondisi keluaran,
terdapat n jumlah pulsa CLK.
2) Dengan melihat keluaran flip-flop sebelum dan sesudah clock aktif (Qn dan
Qn+1), tentukan fungsi masukan flip-flop dengan menggunakan tabel
kebalikan.
3) Menggambarkan fungsi masukan tersebut pada diagram waktu yang sama.
4) Sederhanakan fungsi masukan yang telah diperoleh sebelumnya, dengan
melihat kondisi logika dan kondisi keluaran flip-flop. Untuk flip-flop R-S dan
J-K kondisi don’t care (x) dapat dianggap sama dengan 0 atau 1.
19
5) Tentukan (minimal satu) flip-flop yang dipicu oleh keluaran flip-flop lain. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengamati perubahan keluaran suatu flip-flop
setiap perubahan keluaran flip-flop lain, sesuai dengan jenis pemicuannya.
6) Buat rangkaian pencacah dengan fungsi masukan flip-flop yang telah
ditentukan. Umumnya digunakan gerbang logika untuk membentuk fungsi
tersebut.
20
Tabel 1.17. Tabel Kebenaran Half Adder
MASUKAN KELUARAN
A B C S
0 0 0 0
1 0 0 1
0 1 0 1
1 1 1 0
21
Rangkaian Full Adder adalah rangkaian Adder yang dapat menerima nilai
carry in dari rangkaian sebelumnya dan meneruskan nilai carry out ke rangkaian
selanjutnya. Rangkaian Full Adder dapat dibuat dengan menggabung 2 buah Half
Adder. Perhatikan gambar berikut:
1. Rangkaian Multiplekser
Multiplexer adalah suatu rangkaian yang mempunyai banyak input dan
hanya mempunyai satu output. Dengan menggunakan selektor, dapat dipilih salah
satu input-nya untuk dijadikan output. Sehingga dapat dikatakan bahwa
multiplekser ini mempunyai n-input, m-selektor, dan 1-output. Biasanya jumlah
inputnya adalah 2 selektornya. Adapun macam dari multiplekser ini adalah sebagai
berikut:
a. Multiplekser 4x1 atau 4 to 1 multiplekser
b. Multiplekser 8x1 atau 8 to 1 multiplekser
c. Multiplekser 16x1 atau 16 to 1 multiplekser
Gambar 1.23. berikut adalah simbol dari multiplekser 4x1 yang juga disebut
sebagai “data selektor” karena bit output tergantung pada input data yang dipilih
oleh selektor Input data biasanya diberi label D0 s/d Dn. Multiplekser ini hanya ada
satu input yang ditransmisikan sebagai output tergantung dari kombinasi nilai
selektornya.
a. Misalkan selektornya adalah S1 dan S0, maka jika nilai : S1 S0 = 00
b. Maka output-nya (diberi label Y) adalah : Y = D0
c. Jika D0 bernilai 0 maka Y akan bernilai 0, jika D0 bernilai 1 maka Y
bernilai 1.
22
Gambar 1. 23. Simbol Multiplekser
2. Dekoder
Pengertian dekoder adalah alat yang digunakan untuk dapat
mengembalikan proses encoding sehingga dapat melihat atau menerima informasi
aslinya. Pengertian dekoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian logika yang
di tugaskan untuk menerima input biner dan mengaktifkan salah satu output-nya
sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari dekoder adalah enkoder.
Fungsi dekoder adalah untuk memudahkan dalam menyalakan seven segmen.
23
Output dari dekoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat dibentuk n-to-2n dekoder.
Jika ingin merangkaian dekoder dapat di buat dengan 3-to-8 dekoder
menggunakan 2-to-4 dekoder. Sehingga dapat membuat 4-to-16 dekoder dengan
menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
3. Register
Dalam elektronika digital seringkali diperlukan penyimpan data sementara
sebelum data diolah lebih lanjut. Elemen penyimpan dasar adalah flip-flop, setiap
flip-flop menyimpan sebuah bit data. Sehingga untuk menyimpan data n-bit,
diperlukan n buah flip-flop yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk register.
Suatu memori register menyimpan data 1001B dapat ditunjukkan secara blok
diagram seperti gambar di bawah in:
Gambar 1. 27. Transfer data (a) mode seri, dan (b) mode paralel
24
Dalam metode seri, bit-bit dipindahkan secara berurutan satu per satu : b0,
b1, b2, dan seterusnya. Dalam mode paralel, bit-bit dipindahkan secara serempak
sesuai dengan cacah jalur paralel (empat jalur untuk empat bit) secara sinkron
dengan sebuah pulsa CLK. Empat cara dimana register dapat digunakan untuk
menyimpan dan memindahkan data dari satu bagian ke bagian sistem yang lain:
1. 2. 3. 4. Serial input paralel output (SIPO), Serial input serial output (SISO)
Paralel input parallel output (PIPO), Paralel input serial output (PISO). Beberapa
tipe flip-flop dapat digunakan untuk membuat suatu register. Jika D FF digunakan
untuk membentuk register memori 4-bit.
Gambar 1.38 ditunjukkan sebuah register memori 4 bit yang terdiri dari 4
buah D FF. Data input dimasukkan secara paralel pada terminal A, B, C, dan D.
Rangkaian di atas disebut sebagai Paralel Input dan Paralel Output (PIPO).
Misalkan QA dan QB diset awal ke 0. Bit pertama dimasukkan ke input flip-flop A,
jika ada clock pertama, bit tersebut akan di transfer ke output QA. Bit pertama
sekarang telah tersambung ke input B, dan bit ke dua dari data input terhubung ke
input flip-flop A. Jika ada pulsa clock kedua, bit pertama berpindah ke output QB
dan bit kedua berpindah ke output QA. Proses perpindahan data akan berlanjut
sampai 4-bit. Data dapat dibaca secara paralel dari QA, QB, QC, dan QD secara
simultan, dikenal sebagai Serial Input Serial Output (SISO).
25
E. Elektronika Dasar
(Kelistrikan, komponen elektronika dan skema rangakaian elektronika)
1. Resistor
Resistor atau hambatan adalah komponen Elektronika pasif yang berfungsi
untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya
diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan
Resistor.
2. Kapasitor (Capacitor)
Kapasitor atau Kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat
menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi
Kapasitor diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian
Tuner.
26
Gambar 1. 31. Gambar dan Simbol Kapasitor
3. Induktor (Inductor)
Induktor atau coil (Kumparan) adalah komponen elektronika pasif yang
berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor banyak ditemukan pada peralatan atau rangkaian
elektronika yang berkaitan dengan frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio.
4. Dioda (Diode)
Diode adalah komponen elektronika aktif yang berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
27
Gambar 1. 33. Gambar dan Simbol Dioda
5. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam
dunia elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah
sebagai Penguat arus, sebagai Switch, Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal,
Penyearah dan sebagainya.
6. IC (Integrated Circuit)
IC adalah komponen aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan
Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah
rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
28
Gambar 1. 35. Gambar dan Simbol IC
29
IC-nya selaian CPU juga terdapat device lain yang memungkinkan mikrokontroler
berfungsi sebagai suatu single chip komputer.
2. Pemrograman Mikrokontroler
3. Jenis-jenis Mikrokontroler
4. Fungsi Mikrokontroler
30
Gambar 1. 37. Bentuk fisik dan Konfigurasi Kaki ATMega 16
(Datasheet ATMega16)
Tabel 1.20. Fungsi Khusus Port B, C dan D
Fungsi Khusus Port B Fungsi Khusus Port C
31
Gambar 1. 38. Diagram Blok ATMega 16
(Datasheet ATmega16)
RANGKUMAN
Sistem bilangan merupakan pengetahuan dasar yang sangat urgen untuk
dipelajari dalam memahami sistem komputer. Dalam sistem bilangan terdapat
pembagian bilangan yang akan dikonversikan menjadi bilangan yang lain, yaitu
desimal, oktal, dan heksadesimal. Relasi logika dasar mendeskripsikan berbagai
gerbang logika dalam sisitem komputer yang berkaitan dengan gerbang AND,
NOT, OR, NAND, NOR, EX-OR dan EX-NOR. Pengembangan selanjutnya
rangkaian Half Adder dan Full adder menrupakan penjumlahan setengah dan
penuh. Rangkaian multiplexer, decoder dan register dalam penerapan logikanya
membutuhkan rangkaian ini. Beberapa rangkaian elektronika sebagai komponen
penting dalam sistem ini, yang fungsinya digunakan sebagai komponen
pendukung dalam sisitem mikrokontroler dan mikroprosesor.
32