Anda di halaman 1dari 92

KA-ANDAL

PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

BAB 1I

PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Akan Dikaji
2.1.1. Status Studi AMDAL
Kajian AMDAL ini dilakukan sebagai upaya untuk melengkapi studi
kelayakan proyek dari aspek lingkungan. Studi kelayakan proyek secara
teknis dan ekonomis sudah dilakukan, dengan menampilkan berbagai
rencana kegiatan mal, pergudangan, luas masing-masing lantai bangunan
dengan peruntukannya, dan lain sebagainya. Lokasi studi terletak di
Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta,
Propinsi DIY yang secara astronomis terletak pada 7°47’00,64” LS dan
110°22’18,02” BT, seperti disajikan pada Lampiran 1 (Peta Lokasi Kegiatan).

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah
Berdasarkan peraturan daerah No. 2 tahun 2010 Tentang Rencana Tata
Ruangan Wilayah ( RTRW) Kota Yogyakarta Tahun 2010 sampai dengan
2029. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah bagian kawasan
budidaya yang didominasi oleh fungsi perdagangan dan jasa, dengan
tingkat pelayanan sesuai hirarkinya. Maka rencana pembangunan Jogja
Plaza Mal telah memenuhi persyaratan tersebut, dan sesuai dengan
rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
yang secara linier dan diarahkan disepanjang jalan arteri sekunder maupun
kolektor sekunder. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyediaan lahan
parkir yang memadai dan berada didalam halaman gedung, serta
pengaturan lalu lintas masuk dan keluar kendaraan agar tidak

- 1 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

mengganggu sirkulasi dan keamanan lalu lintas yang diselaraskan dengan


waktu puncak kepadatan jalan.
Lokasi rencana kegiatan berbatasan dengan pola pemanfaatan ruang
sempadan Sungai Code di sebelah barat dan pola pemanfaatan ruang
permukiman di sebelah selatan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta tersebut, rencana lokasi usaha dan atau
kegiatan sudah sesuai dengan pola pemanfaatan ruang yang telah
direncanakan.
Berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kota Yogyakarta, rencana lokasi
kegiatan berada di Jalan Sudirman yang merupakan jalan Kolektor Primer.
Rencana kegiatan juga berada di sebelah timur Jalan Fardinan Muhammad
Noto yang merupakan jalan kolektor sekunder. Jalan Jenderal sudirman
ini menghubungkan pusat pelayanan kota yang berada di Kecamatan
Danurejan, Gedongtengen dan Gondomanan dengan dengan sub pusat
pelayanan kota di sekitar Klitren (Jalan Solo). Sedangkan Jalan Fardinan
MuhammadNoto menghubungkan pusat pelayanan lingkungan Terban –
Kota Baru.

2.1.3. Deskripsi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Pembangunan


A. Tahap Pra Konstruksi
1) Perencanaan Pembangunan dan Survey Awal
Perencanaan pembangunan dan survey awal dilakukan untuk
merencanakan kegiatan pembangunan pusat perbelanjaan Mall Jogja
Plaza, dari kegiatan ini diharapkan pemrakarsa akan mendapatkan
gambaran tentang kondisi lingkungan di lokasi kegiatan dan
sekitarnya, sehingga menjadi acuan bagi pemrakarsa dalam
merencanakan setiap rencana kegiatan pembangunan pusat
perbelanjaan Mal Jogja Plaza yang akan dilakukan.

- 2 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

2) Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi


Rekruitmen tenaga kerja dilakukan untuk pekerjaan pembersihan dan
penyiapan lahan serta konstruksi bangunan mall dan fasilitas
pendukungnya, yang akan dilakukan oleh kontraktor dibawah
pengawasan PT. Arta Sarana. Jumlah seluruh tenaga kerja untuk
pembangunan pada tahap konstruksi diperkirakan sekitar 850 orang, baik
dari warga masyarakat setempat maupun dari luar daerah.
Dalam proses recruitment tenaga kerja, pemrakarsa akan
memprioritaskan masyarakat lokal atau masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan.
Adapun rincian jumlah kebutuhan tenaga kerja atas dasar keterampilan
atau keahlian selama tahap konstruksi, sebagaimana dapat dilihat pada
table 2.1

Tabel 2.1.
Kebutuhan (orang) Berdasarkan Keterampilan Selama Tahap Konstruksi

No Keahlian Kebutuhan puncak (orang)Lokal


1 Project Manager 1
2 Engineering Manager 1
3 Construction Manager 1
4 Project Controller 1
5 Procurement Manager 1
6 Proses Engineer 9
7 Mechanical Engineer 10
8 Instrument Engineer 10
9 Electrical Engineer 10
10 Civil Engineer 15
11 Welding Inspector 5
12 Teknisi Mesin 5
13 Teknisi Komunikasi 6
14 Safety Engineer/ Officer 9
15 Finance & Accounting 5
16 Legal 2
17 Juru gambar (Drafter) 7
18 Tenaga medis 6

- 3 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

19 Operator Alat Berat 20


20 Pengemudi 25
21 Administrasi dan sekretariat 13
22 Security 30
23 Tukang Kayu 50
24 Tukang Cat 50
25 Tukang Batu 140
26 Tukang Las dan Bubut 30
27 Instalatir Listrik 20
28 Instalatir Air 20
29 Pekerja bangunan 300
30 Lain-lain (helper) 48
Total 850
Sumber: PT. Arta Sarana, 2017

B. Tahap Konstruksi
1) Mobilisasi tenaga kerja
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja merupakan proses pengaturan gerak
tenaga kerja yang akan melakukan pekerjaan konstruksi. Dalam
melakukan mobilisasi tenaga kerja diperlukan penggunaan kendaraan
baik roda emapt maupun roda dua.

2) Mobilisasi Alat dan Material


Pada tahap konstruksi dan pelaksanaan pembangunan mal beserta
fasilitas pendukungnya, akan digunakan berbagai jenis peralatan,
termasuk peralatan berat yang disiapkan oleh pihak kontraktor yang
telah dipersyaratkan oleh PT Arta Sarana untuk menggunakan
kendaraan berat yang layak dan lolos uji emisi.
Peralatan pembangunan didatangkan tidak dalam satu periode waktu.
Untuk mengurangi kepadatan jalan, kedatangan atau pengangkutan
peralatan bangunan dilaksanakan di luar waktu-waktu padat lalulintas.

- 4 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Rencana jenis peralatan berat dan peralatan pembangunan secara


berturut-turut disajikan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2
Jenis Peralatan dan Perkiraan Jumlah Yang Dibutuhkan
Untuk Pembangunan Pusat Perbelanjaan

No. Jenis Peralatan Unit


A Peralatan berat
• Excavator 2
• Wales/Vibro 1
• Dump Truck 5
• Buldozer 1
• Crane pancang 1
• Traktor 1
B Peralatan pembangunan
• Concrete vibrator Electric 1
• Bar cutter 1
• Bar bender 1
• Waterpass 1
• Theodolith 2
• Tripod 2
• Bak Ukur 1
• Sccafolding 2
• Vertikal Frame 170 500
• Vertikal Frame 90 200
• Cross Trace 220 500
• Cross Trace 193 200
• Jack Base 60 700
• U-Head 60 700
• Pipa Sccafold 3 1/4 m 350
• Pipa Sccafold 6 m 150
• Klem 350
• Joint Beam 1000
Sumber: PT Arta Sarana, 2017

Kebutuhan material bangunan tidak semuanya disuplai dari lokal


sehingga dimungkinkan mendatangkan material bangunan dari luar
daerah. Pengangkutan material pembangunan akan dilakukan secara

- 5 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

periodik. Selama konstruksi diprakirakan akan terjadi proses


pengangkutan material bangunan sebanyak ± 150 truk untuk
mengangkut semen, untuk material pasir dan batu kali ± 1.457 truk,
batu bata ± 79 truk dan tegel traso ± 151 truk.
Rute atau jalur kendaraan dalam pengadaan material ini, akan
menggunakan pintu keluar-masuk sebelah barat site plan melalui Jl.
Faridan M. Noto, Pengadaan dan pengangkutan material bangunan
menjadi tanggungjawab pihak kontraktor dengan memperhatikan
tonnase dan kelas jalan, serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pada kegiatan ini juga dilakukan mobilisasi material hasil galian untuk
basement. Diperkirakan akan terdapat sekitar 55.000 m3 tanah galian
yang kemudian akan diangkut dengan dump truck sebanyak ± 3.438
unit. Tanah hasil galian ini akan dibeli oleh pihak ketiga atau perusahaan
tanah urug di Yogyakarta dan sekitarnya.

3) Pembersihan Lahan
Kegiatan pemberhitan lahandilakukan sehingga lahan menjadi siap
untuk didirikan bangunan di atasnya. Lahan yang akan digunakan untuk
lokasi Pusat Perbelanjaan seluas ± 7.545 m2 dan saat ini kondisi
tanahnya relatif sudah matang dan siap dibangun.
Pada awalnya lokasi tersebut berupa lahan kosong/lahan tidur yang
sebelumnya dipergunakan sebagai asrama AURI dan kemudian
dilakukan pembongkaran. Dalam perkembangannya, terdapat investor
yang menyewa lahan tersebut secara langsung melalui Inkopau seluas
240 m2 pada hamparan tersebut. Lahan tersebut kemudian digunakan
untuk membangun unit bisnis franchise (Mc Donald) yang operasional
hingga saat ini dan telah memiliki dokumen lingkungan berupa UKL-

- 6 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

UPL. Bangunan bisnis tersebut akan tetap berdiri dan nantinya


berdampingan dengan mal yang akan dibangun.
Pada lahan yang masih kosong sejak dekade tahun 1980-an tersebut,
saat ini banyak ditumbuhi vegetasi, semak perdu dan penutup lahan
sehingga perlu dibersihkan. Untuk pembersihan lahan ini dibutuhkan
sekitar 5 orang tenaga kerja yang dapat diambil dari warga setempat.

4) Pembangunan mal dan fasilitas pendukung


Rencana Pembangunan Pusat Perbelanjaan akan dibangun dengan
arsitektur bergaya kolonial seperti bangunan-bangunan lainnya di
kawasan Kotabaru yang dipadukan dengan ciri atau gaya lokal dan
mempunyai tinggi bangunan 28 meter. Pembangunan mal akan
menggunakan metode konstruksi top down yaitu merupakan salah satu
metode kontruksi yang spesifik/khusus untuk membangun konstruksi
gedung yang mempunyai ruang basement di dalam tanah dimana yang
dikerjakan terlebih dahulu adalah bangunan/ruang lapis di atasnya
terlebih dahulu baru kemudian mengerjakan bangunan/ruang basement
di bawahnya. Pembangunan mal dan fasilitas pendukung pada
dasarnya meliputi:
1. Pembangunan di bawah tanah (sub structure)
Pembangunan di bawah tanah berupa pekerjaan pemasangan
pondasi (tiang pancang) yang direncanakan menggunakan struktur
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Struktur pondasi: jenis pondasi pelat bertulang beton penuh. Hal
tersebut disesuaikan dengan kekuatan, stabilitas dan segi
ekonomis. Bebanbeban yang diperhitungkan adalah beban
gravitasi, beban hidup, serta beban gempa,

- 7 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

b) Pekerjaan struktur atas: struktur utama dari konstruksi beton


bertulang terdiri atas sistem kolom, balok dan pelat (frame
structure).
c) Kriteria desain: bentuk bangunan yang direncanakan didasarkan
atas pertimbangan segi estetika, tapak bangunan dan tampak
bangunan. Selain itu juga akan disesuaikan dengan rencana tata
ruang kota yang mencerminkan daerah Kawasan Cagar Budaya
(KCB) di sekitar lokasi proyek.
Kegiatan penggalian tanah dilaksanakan pada saat
pembangunan sub struktur yaitu pembangunan basement. Basement
sebagai pondasi/dasar bangunan akan mempunyai kedalaman sekitar
8 meter dan dibangun menggunakan struktur plat beton bertulang.
Kegiatan penggalian tanah ini diperkirakan akan menghasilkan tanah
galian ± 55.000 m3. Tanah hasil galian ini akan dibeli oleh pihak ketiga
atau perusahaan tanah urug di Yogyakarta dan sekitarnya. Rute atau
jalur kendaraan pengangkut tanah hasil galian akan menggunakan
pintu keluar-masuk sebelah barat tapak proyek melalui Jl. FM. Noto.
Beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam proses penggalian
tanah dan proses pengangkutannya adalah excavator, tractor dan
dump truck sehingga potensial menimbulkan penurunan kualitas udara
dan peningkatan kebisingan.
Basement dan lower ground diantaranya akan berfungsi sebagai
area parkir dan sirkulasi kendaraan dengan luas sekitar 12.643 m2 dan
mempunyai kapasitas untuk parkir mobil sebanyak 348 mobil dan untuk
sepeda motor 402 unit. Rencana pemasangan pondasi (tiang pancang)
bangunan menggunakan bore pile agar selama masa kegiatan
berlangsung dapat meminimalkan tingkat getaran dan kebisingan
terhadap bangunan dan daerah sekitarnya.

- 8 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

1. Pembangunan di atas tanah (super structure)


Kegiatan pembangunan di atas tanah meliputi pagar areal,
paving blok, lantai dasar, lantai 1 hingga lantai 2 dan rangka atap baja.
Kegiatan tersebut banyak membutuhkan bahan-bahan bangunan
seperti semen, koral, krikil, pasir dan alat-alat sipil berat yang akan
berdampak terhadap debu, gas, kebisingan, run off dan mobilitas
tenaga kerja.
Beberapa fasilitas pendukung yang akan dibangun meliputi:
Area hijau/ vegetasi (950 m2), sarana proteksi kebakaran (Fire Alarm,
Sprinkler, Box Tools), sarana daya listrik (daya PLN, genset), sarana
bersih (PDAM, sumur dalam), pengolahan limbah (IPAL, box sampah,
TPS) dan fasilitas lain-lain seperti: tempat ibadah atau musholla,
penerangan taman, dan penerangan jalan.
Untuk aspek keselamatan, bangunan akan dilengkapi dengan
pintu darurat yang dapat digunakan apabila terjadi situasi dan kondisi
yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan pengunjung
pada khususnya serta karyawan, seperti kebakaran, gempa bumi
hingga teror bom. Bangunan juga akan dilengkapi dengan alat
pemadam kebakaran yang diletakkan pada lokasi-lokasi yang dinilai
strategis dan mudah dijangkau untuk penanganan pertama apabila
terjadi kebakaran.
2. Pemasangan dan Uji Coba Instalasi
Pemasangan dan uji coba instalasi Mechanical Electrical (ME)
yaitu listrik, genset, telephone dan fasilitas air bersih dititikberatkan
pada kelayakan dan keselamatan bagi pekerja dalam pemasangan dan
uji coba instalasi.
Kebutuhan air bersih untuk berbagai kegiatan selama tahap konstruksi
disajikan pada Gambar 2.1

- 9 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Gambar 2.1. Neraca Kebutuhan Air Bersih Tahap Konstruksi


a. Rekruitmen tenaga kerja operasional
Untuk kegiatan operasional PusatPerbelanjaan Mal Jogja Plaza yang
meliputi aktivitas perdagangan, fasilitas hiburan, kuliner,
operasionalpelayanan serta pemeliharaan mal dan fasilitas pendukung,
dibutuhkan tenaga kerja dengan berbagai spesifikasi. Agar tenaga
kerja yang terekrut dapat bekerja dengan baik dan optimal, makad
iperlukan adanya proses rekrutmen tenaga kerja secara terbuka dan
transparan, diumumkan secara luas kepada warga masyarakat dan
proses seleksi dilakukan dengan memperhatikan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh setiap pengelola kegiatan.
Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja untuk setiap jenis kegiatan dapat
dilihat pada Tabel 2.3

- 10 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.3
Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Operasional Mal

Jumlah Tenaga Kerja (orang)


No Klasifikasi Spesifikasi Perda- Fasilitas Pelayanandan
Kuliner
gangan Hiburan Pemeliharaan
1 Administrasi Management 10 2 3 2
HRD 8 1 3 2
Accounting 8 1 3 1
Secretary 4 - - 1
2 Operations Supervisor 8 1 5 4
Staf Operasi 342 30 111 36
3 Maintenance Maintenance - - - 2
staff
Maintenance - - - 8
technicians
Purchase and - - - 2
stores
4 HESQA Bagian/QA/ - - - 1
HES staff
Staf - - - 4
5 GA Logistik - - - 1
Bagging - - - 8
Loading - - - 8
Security gate - - - 15
Fire brigade - - - 5
Sopir - - - 5
Jumlah 380 35 125 105

Jumlah Total 645


Sumber: PT ArtaSarana, 2017
Kebutuhan tenaga kerja yang paling banyak adalah
untukmendukung operasional perdagangan dan yang relatif paling
sedilit adalah untuk operasional fasilitas hiburan. Rekrutmen tenaga
kerja ini diharapkan akan dapat memberikan tambahan kesempatan
kerja, khususnya bagi warga masyarakat sekitar tapak proyek.
C. Tahap Operasi
1. Operasional Mall

- 11 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

a) Operasional Kegiatan Perdagangan


Kegiatan perdagangan di dalam Pusat Perbelanjaan Mal Jogja
Plaza akan didukung dengan beroperasinya Departement Store, Kios-
kios Tenant, Supermarket, dan kios-kios UKM. Kegiatan perdagangan
akan berada pada ground floor, upper ground, mal lantai 1 dan lantai 2.
Beberapa kegiatan dalam operasional perdagangan meliputi stock-
opnam barang-barang, pelabelan, pengemasan, aktivitas pengunjung,
proses jual-beli, promosi dan penyimpanan atau pergudangan. Unit-
unit usaha perdagangan tersebut akan didukung oleh tenaga kerja,
baik tenaga administrasi maupun tenaga operasional. Jumlah tenaga
kerja yang akan terlibat dalam operasional kegiatan perdagangan
diprakirakan sekitar 380 orang.

b) Operasional Fasilitas Hiburan (arena bermain)


Fasilitas hiburan berupa arena bermain akan dilayani di lantai tiga
atau di playground area. Aneka permainan dan gamesakan dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi daya tarik bagi anak-anak dan
remaja untuk berkunjung ke Pusat Perbelanjaan Mal Jogja
Plaza.Untuk lebih menarik minat para pengunjung, diberikan kartu-
kartu poin bagi para pengunjung yang dapat mencapai level tertentu
dari suatu permainan. Kartu-kartu poin tersebut kemudian dapat
ditukarkan dengan berbagai hadiah sesuai dengan jumlah poin yang
diperoleh. Dari berbagai jenis permainan yang ada, terdapat jenis-
jenis permainan yang menimbulkan kebisingan dan terdapat limbah
berupa sampah bekas kemasan hadiah dan kartu-kartu poin.
c) Operasional kuliner
Macam atau jenis fasilitas kuliner yang ditawarkan pada Pusat
Perbelanjaan Mal Jogja Plaza akan dilayani melalui restoran, coffee
shop dan foodcourt yang ditata dengan bersih, cantik dan menarik

- 12 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

sehingga memungkinkan para pengunjung untuk dapat menikmati


semua sajian dengan nyaman. Jenis-jenis menu yang akan disajikan
sangat bervariasi, dari menu-menu tradisional, masakan Indonesia,
China, Eropa, aneka menu yang disajikan oleh gerai-gerai dengan
sistem waralaba, dan sebagainya.
Operasional kuliner akan menghasilkan berbagai sampah atau
limbah, baik padat maupun cair. Limbah padat yang dihasilkan terdiri
dari sampah basah (garbage) dan sampah kering (rubbish). Sistem
pengelolaannya dilakukan dengan pemisahan antara keduanya; untuk
sampah kering akan dilakukan pemilahan dan kemudian ditampung
dalam kotak/bak sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah tersebut
selanjutnya akan dikelola oleh pihak ketiga dan dalam hal ini dapat
pula dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) setempat.
Sementara itu limbah cair yang dihasilkan berupa air buangan
yang bersifatorganik dan banyak mengandung lemak, minyak dan
detergen. Sistem pengelolaan limbah cair ini akan dilakukan dengan
menyalurkan air buangan yang dihasilkan ke dalam oil trap yang
kemudian diteruskan melalui sistem perpipaan menuju treatment.

d) Operasional pelayanan
Operasional pelayanan dalam hal ini adalah pelayanan secara
umum untuk mendukung operasional Pusat Perbelanjaan Mal Jogja
Plaza yang meliputi: perparkiran, penyediaan air bersih, lavatory,
pasokan listrik dan genset, pengelolaan sampah dan limbah,
operasional IPAL, penyediaan tempat ibadah/musholla serta K3
(Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan). Kegiatan operasional
pelayanan secara rinci adalah sebagai berikut.

- 13 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

1) Pengoperasian area parkir


Agar tidak terjadi kemacetan arus lalulintas baik di luar gedung
mal yaitu di Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Ferdinan Muhammad
Noto maupun di dalam gedung mal, maka diperlukan adanya
pengaturan perparkiran atau pola parkir yang baik. Penyediaan
area parkir di basement dan lower ground dengan luas sekitar
12.643m2diharapkan mampu menampung kendaraan sebanyak
348 mobil dan motor sebanyak 402unit. Penempatan gardu/pos
untuk pengaturan dan pelayanan kendaraan yang akan keluar
masuk area parkir juga diperlukan. Hal ini menjadi kunci utama
dalam pengaturan delay-time dan antrian kendaraan yang akan
masuk, sehingga tidak melebar sampai bahu Jl. Jenderal Sudirman
dan Jl.FM. Noto.

2) Penyediaan tempat ibadah/musholla


Untuk mewadahi para karyawan yang akan melakukan ibadah
selama waktu bekerja, pihak pengelola mal menyediakan suatu
ruangan khusus sebagai tempat ibadah atau musholla. Tempat
ibadah ini dapat pula digunakan oleh para pengunjung mal yang
kebetulan berkunjung ke mal pada waktu-waktu tertentu saat
waktu ibadah tiba.

3) Penggunaan air tanah dalam


Air bersih untuk mendukung operasional Pusat Perbelanjaan Mal
Jogja Plaza akan dipenuhi dari airtanah dalam dengan membuat
sumur yang mengambil sumber air dari lapisan Akuifer Semi
Tertekan.Sumur nantinya akan dibuat pada kedalaman lebih dari
54 meter, dengan pertimbangan lebih aman dan tidak
mengganggu kuantitas air sumur-sumur dangkal penduduk di

- 14 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

sekitarnya. Kebutuhan air bersih pada saat opersional diperkirakan


sebanyak 167,35 m3/hari atau 3,6 liter/detik, dengan asumsi akan
terdapat sekitar 3.500 orang pengunjung dan 645 orang karyawan.
Neraca Kebutuhan air dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4
Kebutuhan Air Bersih Saat Operasional Mal

Kebutuhan air
No Jenis pemakaian Keterangan
(m3/hari)
1 Kebutuhan toilet 124,35 30 liter/orang/hari1) dengan total
jumlah karyawan dan pengunjung
4.145 orang
2 Restoran 35 140 liter/kursi/hari2) dengan asumsi250
kursi
3 Supermarket 5 2500 liter/unit/hari2) dengan asumsi2
unit supermarket beroperasi
4 Mushola 3 1000 liter/unit/hari2) dengan asumsi 3
unit mushola beroperasi
5 Penyiraman 1,75 Besar evapotranspirasi rata-rata3,5
Lahan Hijau3) mm/hari; luas lahan hijau 1000 m3;
koefisien tanaman 0,5.
6 Hidrant4) 190 Mengacu pada kebutuhan air hydran
gedung bertingkat tipe D5)
Jumlah 167,35 + 1,75 + 190

Keterangan :
1. Kausel, 2008
2. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dalam dokumen
Master Plan PT DAHANA (Persero), 2010
3. Pada saat musim kemarau
4. Apabila terjadi kebakaran
5. Panduan Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum,
1987

- 15 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Neraca kebutuhan air bersih disajikan pada Gambar 2.2

11,4
10,26
karyawan

1,14
evaporasi
68,9
perdagangan 52,5 47,25
pengunjung

5,25
evaporasi

5 4,5
supermarket

0,5
evaporasi

1,05
0,945
karyawan

22,05
Hiburan 0,105

Instalasi Pengolah Air Limbah


evaporasi
21 18,9
Sumber dari
pengunjung
airtanah
dalam
2,1
167,35 m3/ evaporasi
hari 3,75 3,375
karyawan

0,375
70,25 evaporasi
Kuliner
31,5 28,35
pengunjung

3,15
evaporasi
35 31,5
restorant

3,5
evaporasi
6,15
3,15 2,835
karyawan

Pelayanan 0,315
evaporasi
3 2,7
mushola

0,3
evaporasi

Gambar 2.2Neraca Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasi

- 16 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

4) Pengoperasian Instalasi
Operasional instalasi seperti generator set pada tahap operasional
dilakukan untuk mencukupi kebutuhan aliran listrik pada saat jaringan
listrik PLN padam, sehingga sifatnya hanya sebagai sumber listrik
cadangan. Generator set ini rencananya akan diletakkan pada sebuah
rumah genset, agar dapat meminimalkan dampak suara dan getaran
terhadap daerah sekitar. Selain itu juga dilakukan operasionalisasi IPAL
untuk mengolah limbah cair khususnya yang dihasilkan dari unit-unit
pelayanan kuliner. Sementara itu air buangan yang berasal dari MCK akan
ditampung dalam septictank, yang pengelolaannya terlebih dahulu
dialirkan dan ditampung melalui Sewage Treatment Plant hingga
menghasilkan kondisi air yang sesuai dengan baku mutu lingkungan
untuk kemudian dialirkan kedalam riol kota. IPAL atau treatment
direncanakan akan dibangun pada basement 2 dengan lahan yang
tersedia seluas ± 164 m2. Sistem pengolahan limbah cair akan
menggunakan sistem extended aeration yang terdiri dari 3 (tiga) unit
treatment, yaitu :
a) Oil trap
Berfungsi untuk memisahkan lemak yang terkandung dalam air
limbah, sehingga kandungan lemak tersebut tidak mengganggu
proses pembentukan sludge. Unit ini akan dibangun pada ground
floor yang terdapat fasilitas kuliner, sehingga kandungan lemak tidak
mengendap di instalasi plumbing.
b) Aeration pond (bak aerasi)
Berfungsi untuk menguraikan bahan-bahan organik dan lemak yang
terkandung dalam limbah dengan menambahkan oksigen dan
resirkulasi lumpur dalam bak.

- 17 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

c) Sedimentation pond (bak sedimentasi)


Berfungsi untuk mengendapkan dan menjernihkan limbah serta
meresirkulasi lumpur yang dihasilkan ke bak aerasi, sedang sebagian dibuang
dan diolah lebih lanjut.
d) Chlorinasi pond (bak chlor atau desinfektan)
Berfungsi untuk mencampur bahan kaporit agar bakteri phatogen dapat
mereduksi dengan tujuan mendisinfeksi limbah agar tidak bersifat infeksius.

2.2. Deksripsi Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
2.2.1.1. Iklim
Komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah antara lain: curah
hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin yang bersumber dari
data Status Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Tahun 2016. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa selama 10 tahun pencatatan data iklim
tersebut hasil analisisnya dapat digunakan untuk mengetahui kondisi iklim
daerah penelitian. Kondisi parameter iklim yang dikumpulkan disajikan
pada uraian berikut.
Data curah hujan dikumpulkan dengan mencatat data hujan dari
stasiun penakar hujan yang ada di wilayah studi untuk periode 10 tahun
terakhir untuk mengetahui hujan rata-rata tahunan dan tipe curah
hujannya. Curah hujan menunjukkan besarnya hujan yang terjadi di suatu
wilayah studi dan diukur dalam satuan milliliter.
Penetapan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)
menggunakan rasio atau nisbah nilai Q, yaitu perbandingan antara jumlah
rerata bulan kering dengan jumlah rerata bulan basah. Persamaannya
adalah sebagai berikut:

- 18 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Q= Jumlah rata rata bulan kering


Jumlah rata-rata bulan basah

Penetapan bulan kering dan bulan basah, dicari dengan


menghitung adanya bulan kering dan bulan basah setiap tahunnya,
kemudian dijumlah untuk jumlah tahun pencatatan dan kemudian dirata-
ratakan. Untuk menentukan bulan disebut sebagai bulan basah atau
sebagai bulan kering, Mohr mengklasifikasikan berdasarkan curah hujan
bulannya sebagai berikut:
 Bulan basah adalah suatu bulan dimana curah hujannya lebih besar
dari 100 mm,
 Bulan kering adalah suatu bulan dimana curah hujannya lebih kecil dari
60 mm,
 Bulan lembab adalah suatu bulan dimana curah hujannya antara
60 - 100 mm.
Penggolongan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson mendasarkan
nilai Q disajikan pada tabel 2.5
Tabel 2.5
Penggolongan Tipe Iklim

No Tipe Iklim Q (dalam %) Keterangan


1 A 0 – 14,3 Sangat basah
2 B 14,3 – 33,3 Basah
3 C 33,3 – 60,0 Agak basah
4 D 60,0 - 100,0 Sedang
5 E 100 - 167,0 Agak kering
6 F 167,0 – 300,0 Kering
7 G 300,0 – 700,0 Sangat kering
8 H > 700,0 Amat sangat kering

- 19 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Sumber: Schmidt dan Fergusson (1951)


Data curah hujan yang dikumpulkan dari Status Lingkungan Hidup tahun
2016di daerah penelitian dan sekitarnya disajikan pada tabel 2.6
Tabel 2.6
Curah Hujan Kecamatan Gondokusuman Tahun 2016

No Bulan Curah Hujan (mm)


1 Januari 278
2 Februari 303
3 Maret 169
4 April 189
5 Mei 188
6 Juni 32
7 Juli 25
8 Agustus 0
9 September 0
10 Oktober 0
11 November 294
12 Desember 276
Sumber : Status Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta , 2016

Curah hujan maksimum tercatat pada bulan Februari tahun 2014


(278 mm) dan minimum terjadi pada bulan antara Agustus - Oktober (0
mm), jumlah rata-rata curah hujan tahunan sebesar 140 mm/tahun.Tipe
iklim di sekitar wilayah studi dengan rata-rata jumlah bulan kering 6 dan
bulan basah 7 mempunyai nilai Q sebesar 4,70% Berdasarkan klasifikasi
Schmidt dan Fergusson maka daerah penelitian memiliki tipe iklim
golongan A (Sangat Basah).
2.2.1.2. Arah dan kecepatan angin
Kecepatan angin diperoleh melalui pengolahan data meteorologi
dari Bagian Meteorologi TNI AU Adisucipto tahun 1999-2008. Kecepatan
angin merupakan unsur iklim yang berperan terhadap evapotranspirasi.

- 20 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Data angin di daerah penelitian meliputi arah dan kecepatan angin


disajikan pada Tabel 2.9

- 21 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.9
Arah dan Kecepatan Angin (Knots) di Sekitar Wilayah Studi

Arah dan Kecepatan Angin ( Knots)


No Bulan Rerata
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Januari SW 4 SW 4 W 3 SW 2 SW 3 SW 3 SW 4 SW 4 SW 5 SW 6 SW 3,8
2 Februari SW 4 SW 3 W 3 ES 2 SW 2 SW 1 SW 3 SW 3 SW 4 SW 5 SW 3,0
3 Maret SW 3 SW 4 W 2 ES 2 SW 2 SW 3 SW 3 SW 4 SW 5 SW 4 SW 3,2
4 April SW 4 SW 3 S 2 SW 2 S 2 ES 2 SW 4 SW 4 SW 3 ES 4 SW 3,0
5 Mei S 3 S 3 S 2 SW 2 S 2 SW 3 ES 3 ES 2 ES 4 S 3 S 2,7
6 Juni SW 3 SW 3 S 2 SW 2 S 1 SW 2 S 3 ES 3 S 4 SW 3 SW 2,3
7 Juli S 3 SW 3 S 2 SW 2 SW 1 SW 3 S 4 S 3 SW 4 SW 3 SW 2,8
8 Agustus SW 3 S 2 W 2 SW 2 SW 1 ES 3 SW 3 SW - SW 5 S 4 SW 2,5
9 September SW 4 SW 3 S 3 SW 3 SW 3 S 4 S 4 SW 5 S 6 S 5 SW/S 4,0
10 Oktober SW 4 W 3 SW 2 SW 3 SW 3 SW 4 SW 4 SW 5 S 6 S 5 SW 3,9
11 Nopember SW 4 W 3 SW 2 SW 3 - - SW 3 S 4 SW 5 S 5 SW 4 SW 3,3
12 Desember SW 4 SW 4 W 3 SW 2 SW 4 SW 3 SW 3 SW 4 SW 5 SW 5 SW 3,7
Rerata Tahunan SW 3,6 SW 3,2 S 2,3 SW 2,3 SW 2,0 SW 2,8 SW 3,5 SW 3,0 SW 4,7 SW 4,6 SW 2,97

Sumber: Data Sekunder, Bagian Meteorologi TNI-AU Adisucipto 2004 - 2013.

Keterangan:
SW : South West
S : South
ES : East South

- 22 – Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Gambar 2.3Windrose di Sekitar Lokasi Kegiatan

Berdasarkan data dari Bagian Meteorologi TNI AU Adisucipto tahun


2006-2016 arah angin dominan berasal dari Barat Daya (SW), sedangkan rata-
rata kecepatan di sekitar wilayah studi adalah 2,97 knots.

2.2.1.3. Kualitas Udara dan Kebisingan


1) Kualitas Udara
Kecenderungan kualitas udara di Kota Yogyakarta mengalami penurunan
setiap tahun terutama pada jalan-jalan protokol yang padat lalu lintas dan
pada batas-batas kota yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan
propinsi lain. Kualitas udara disekitar tapak proyek diperoleh dari SLHD
Kota Yogyakarta tahun 2016 dan disajikan pada Tabel 2.10 Terlihat bahwa
kondisi kualitas udara di wilayah studi masih dibawah baku mutu.

- 23 – Bab II| P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.10
Kualitas Udara Ambien di Dekat Lokasi Kegiatan

No Parameter Satuan Lama Hasil Baku Mutu*


pengukuran pengukuran
1 SO2 µg/Nm3 1 jam 809 900
2 CO µg/Nm3 1 jam 76.201 30.000
3 NO2 µg/Nm3 1 jam 51,7 400
4 TSP µg/Nm3 24 jam 125 230
5 Pb µg/Nm3 24 jam 0,247 2
Keterangan :
* Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.153 tahun 2002
tentang Baku Mutu Udara Ambien Daerah di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

2) Kebisingan
Kondisi lingkungan di sekitar tapak proyek merupakan daerah yang padat
akan kendaraan lalulintas. Berdasarkan data AMDAL Mal Jogja Plaza
tahun 2016, peukuran tingkat kebisingan di tapak proyek pada tahun 2010
sekitar 61-67 dBA. Sasongko (2000)mengatakan bahwa, kondisi dengan
aktivitas lalulintas yang padat memiliki tingkat kebisingan sekitar 70 dBA.
Tingkat kebisingan di tapak proyek masih berada dibawah baku mutu
untuk lokasi perdagangan menurut Keputusan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta No.176 Tahun 2003 tentang Baku Tingkat Getaran,
Kebisingan dan Kebauan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2.2.1.4. Hidrologi
Lokasi rencana pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza
berada di daerah antara aliran Sungai Code dengan Sungai Gajahwong dan
berada pada salah satu teras Sungai Code. Sungai ini bermata air di lereng
Gunung Merapi, sehingga debit sungai dipengaruhi oleh hujan yang jatuh di
lereng Merapi. Sungai Code mempunyai debit rata-rata bulanan 0,54
m3/detik. Debit maksimum terjadi pada bulan Desember sebesar 0,85
m3/detik, sedangkan debit minimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 0,25
m3/detik.
- 24 – Bab II| P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

1) Kualitas air sungai


Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)
kota Yogyakarta tahun 2016, Sungai Code merupakan sungai yang berada
ditengah kota Yogyakarta dan memiliki panjang kurang lebih 8,73 km.
Sepanjang Sungai Code banyak dijumpai pemukiman penduduk yang
sangat padat dan masih ditemui penduduk yang membuang limbah
domestiknya langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu
(SLHD, 2013).Hasil kualitas air permukaan Sungai Code dapat dilihat pada
Tabel 2.11

Tabel 2.11
Kualitas AirPermukaan Sungai Code tahun 2016

No Parameter Satuan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Baku mutu
1 Suhu oC 30,4 28,1 28,4 29,7 29 29,3 ± 3°suhu
udara
2 Ph 7,09 7,4 7,5 7,23 7,32 7,14 6 - 8,5
3 TDS mg/L 136 110,5 107,6 262 204 191,3 1000
4 TSS mg/L 36 100* 112* 14 15 148* 50
5 DO mg/L 6,5 6,5 6,73 5,06 7,16 6,95 5
6 BOD mg/L 18* 14* 11* 72* 8* 19* 3
7 Zn mg/L 0,19* - - 0,04 0,03 0,11* 0,05
8 COD mg/L 30* 20 14 80* 10 24 25
9 Sianida mg/L 0,018 0,009 0,004 0,004 0,003 0,009 0,02
10 Fluorida mg/L 0,2 0,46 0,56 1,87* 0,003 - 1,5
11 NO2-N 0,067 0,03 0,026 0,146 0,069 0,026 0,06
mg/L * * *
Sumber : SLHD Kota Yogyakarta, 2016

Keterangan :
Baku mutu mengacu pada Peraturan Gurbenur DIY No. 20 Tahun 2008 tentang Baku
Mutu Air di Provinsi DIY.
(-) tidak ada data
*) melebihi baku mutu

- 25 – Bab II| P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Status lingkungan kualitas air permukaan dilokasi sekitar tapak


proyek ditentukan dengan menggunakan metode indeks pencemaran yang
ditentukan dengan nilai PIj. Evaluasi nilai PIj adalah :

0 ≤ PIj ≤ 1,0 : memenuhi baku mutu (kondisi baik)


1< PIj ≤ 5,0 : cemar ringan
5 < PIj ≤ 10 : cemar sedang
PIj> 10 : cemar berat
Sesuai dengan penentuan indeks pencemaran maka nilai PIj pada tahun
2013dapat dilihat pada Tabel 2.12yang menunjukkan bahwa Sungai Code
memiliki status cemaran ringan hingga cemaran sedang.

- 26 – Bab II| P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.12
Hasil Indeks Pencemaran Air

Januari Februari Maret April Mei Juni


No Parameter
C/L C/Lbaru C/L C/Lbaru C/L C/Lbaru C/L C/Lbaru C/L C/Lbaru C/L C/Lbaru
1 Suhu 1,13 1,13 1,04 1,04 1,05 1,05 1,10 1,10 1,07 1,07 1,09 1,09
2 pH 0,13 0,13 0,12 0,12 0,20 0,20 0,02 0,02 0,06 0,06 0,09 0,09
3 TDS 0,14 0,14 0,11 0,11 0,11 0,11 0,26 0,26 0,20 0,20 0,19 0,19
4 TSS 0,72 0,72 2,00 2,51 2,24 2,75 0,28 0,28 0,30 0,30 2,96 3,36
5 DO 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 0,06 0,06 0,02 0,02 0,00 0,00
6 BOD 10,00 6,00 4,67 4,35 3,67 3,82 26,67 8,13 2,67 3,13 8,00 5,52
7 Zn 3,80 3,90 0,00 0,00 0,80 0,80 0,60 0,60 2,20 2,20
8 COD 0,72 0,72 0,80 0,80 0,56 0,56 2,88 2,88 0,40 0,40 0,76 0,76
9 Sianida 0,90 0,90 0,45 0,45 0,20 0,20 0,20 0,20 0,15 0,15 0,45 0,45
10 Fluorida 0,13 0,13 0,31 0,31 0,37 0,37 1,25 1,25 0,00 0,00 – –
11 NO2-N 1,12 1,24 0,50 0,50 0,43 0,43 2,43 2,93 17,97 7,27 0,43 0,43
Maks 6,00 4,35 3,82 8,13 3,13 5,52
Rata-rata 1,38 0,97 0,91 1,50 0,59 1,52
Pij 4,33 3,09 2,72 6,11 5,60 3,91
Sumber : Data Sekunder, SLHD Kota Yogyakarta 2016.

Keterangan:
C = data laboratorium
L = baku mutu

- 27 – Bab II| P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

2) Kondisi Airtanah
Airtanah di daerah penelitian dikontrol oleh Sistem Akuifer
Merapi (SAM) yang tersusun atas litologi hasil rombakan batuan
volkanik Merapi Muda berupa endapan tuf, pasir, dan breksi yang
terkonsolidasi lemah dengan sisipan lempung – lempung pasiran.
Formasi batuan ini dapat dibedakan menjadi dua formasi, yaitu
Formasi Yogyakarta dan Formasi Sleman (MacDonald & Partners,
1984).Formasi Sleman lebih tua dari Formasi Yogyakarta, sehingga
Formasi Sleman berada di bawah Formasi Yogyakarta. Litologi Formasi
Sleman berupa pasir, gravel, dan boulder, sedangkan material Formasi
Yogyakarta terdiri dari pasir, gravel, silt, dan lempung. Sistem Akuifer
Merapi (SAM), mempunyai topografi yang miring ke selatan, sesuai
dengan topografinya yang semakin rendah dari utara menuju ke
selatan pola alirannya radial sentrifugal seperti biasa yang terdapat
pada daerah vulkan yang berbentuk kerucut (Anonim, 2007).
Dalam sistem akuifer Merapi, Kota Yogyakarta merupakan
bagian tengah dari sistem akuifer itu (Putra, 2011). Ketebalan akuifer
Merapi cukup beragam, secara umum semakin bertambah besar kea
rah selatan. Di daerah Ngaglik, ketebalamannya mencapai 80 meter, di
Kota Yogyakarta mencapai 150 meter, sementara di luar graben
Yogyakarta yang berada di selatan kota ketebalannya 45 meter
(Hendrayana, 1993 dalam Putra, 2011).
Karena daerah penelitian berada pada sisi selatan Gunungapi
Merapi, menyebabkan pergerakan airtanahnya secara menyeluruh
mengalir dari utara ke selatan dengan gradien muka freatik 1 : 20 di
bagian utara hingga 1 : 250 di bagian selatan. Muka freatik airtanah
terpotong oleh lembah-lembah sungai, sehingga dapat dimungkinkan
munculnya mataair. Sungai Code merupakan sungai yang berasal dari
salah satu mataair tersebut, yang bernama mataair Kletak (Anonim,
2007).
Kedalaman muka airtanah di sekitar lokasi rencana
pembangunan Mal Jogja Plaza tidak terlalu dalam, yaitu pada

- 28 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

kedalaman 12,15 - 12,50 meter. Di sebelah utara (Kelurahan Terban)


kedalamannya 10,2 meter, di sebelah timur (Gedung perkantoran dan
pemukiman kelurahan Kotabaru) kedalamannya 11,9 meter.
Berdasarkan profil geologi sumur-sumur bor di daerah
penelitian diketahui bahwa pada umumnya sumur-sumur di daerah
penelitian belum mencapai lapisan kedap air, namun seringkali sumur-
sumur ini menembus lensa-lensa lempung yang tipis. Daerah penelitian
merupakan daerah dengan tipe akuifer semi tertekan.
Kualitas airtanah/sumur di sekitar lokasi rencana pembangunan
Mal Jogja Plaza pada pengukuran tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel
2.13
Tabel 2.13
Hasil Analisis Kualitas Airtanah/Sumur pada Pengukuran Tahun 2016

Lokasi
No Parametar Satuan BML
A B C
A FISIKA
1. Temperatur - Tdk Tdk Tdk Tdk
berbau berbau berbau berbau
2. TDS mg/l 1500 268 242 235
3. TSS mg/L 25 ttd ttd ttd
B KIMIA
1. Besi mg/l 1 0,02 0,07 0,03
2. Fluorida mg/l 1.5 0,4 0,01 0,02
3. Klorida mg/l 600 41,44 46,7 -
4. NO3 – N mg/l 10 2,9 4,7 4,1
5. NO2 – N mg/l 1 0,006 0 -
6. pH - 6.5 – 9 6,7 6,43 6,79
7. Seng mg/l 15 0,01 0,06 0,13
8. Sianida mg/l 0,1 0,006 0,009 -
9. Sulfat mg/l 400 70 51 56
Sumber : SLHD Kota Yogyakarta, 2016

Keterangan :
BML : Per. Men. Kes. RI No. 416/Men.Kes/Per/IX/90
A : Gondolayu
B : Terban
C : Kotabaru
(-) : data tidak tersedia

- 29 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Berdasarkan hasil analisis kualitas air tanah untuk parameter fisika


dan kimia, semua lokasi pengambilan sampel masih di bawah baku
mutu.Sedangkan untuk paramater biologi, data pengambilan sampel
diperoleh dari Puskemas Gondokusuman II (2016) yang hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 2.14. Hasil analisis menunjukkan bahwa 60% dari total
sampel memiliki kualitas air bersih untuk parameter biologi melebihi baku
mutu atau tidak memenuhi syarat untuk air bersih dan hanya 40% dari
total sampel yang dibawah baku mutu atau memenuhi syarat untuk
kualitas air bersih.

Tabel 2.14
Hasil Pemeriksaan Kualitas air bersih di Sekitar Puskemas Gondokusuman II

Jumlah Kualitas
No Lokasi Sampel
sampel MS TMS Keterangan
1 TPM 2 2 SGL
2 TTU 19 12 7 SGL
3 Masyarakat 9 9 SGL
30 12 18 SGL
40% 60%
Sumber : Puskemas Gondokusuman II, 2016

Keterangan :
TPM : tempat pengelolaan makanan
TTU : tempat-tempat umum
SGL : sumur Gali
MS : memenuhi syarat
TMS : tidak memenuhi syarat

2.2.2. Komponen Biologi


2.2.2.1. Vegetasi
Kondisi tutupan vegetasi pada tapak proyek areal rencana
pembangunan Mal Jogja Plaza, sebagian besar merupakan tumbuhan
strata perdu/ semak belukar dan herba/ rumput antara lain jenis-jenis putri
malu (Mimosa invisa), tembelekan (Eupatorium odoratum), teki (Cyperus

- 30 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

rotundus), orok-orok (Clotalaria sp.), sidagura (Sida retusa), bunga pukul


empat (Mirabilis jalapa), dan bayam duri (Amaranthus spinosus).
Beberapa jenis pohon yang pada antara lain waru (Hibiscus
tiliaceus), lamtoro (Leucaena leucocephala), asam kranji (Pytechelobium
dulce), flamboyan (Delonix regia), awar-awar (Ficus septica), kersen
(Muntingia calabura), dan jambu biji (Psidium guajava).
Komposisi tumbuhan sebagai mana tersebut di atas, merupakan
jenis-jenis pioneer yang terdistribusi secara alami dan/ atau tersebar
dengan bantuan burung dan serangga. Flora di sepanjang Jalan I Dewa
Nyoman Oka dan Jalan Jendral Sudirman, umumnya terdiri dari tumbuhan
perindang dan tanaman hias.

2.2.2.2. Satwa liar


Atas dasar kondisi vegetasi di dalam areal tapak proyek dan
merupakan habitat bagi beberapa jenis satwa liar, beberapa jenis burung
dan serangga banyak dijumpai di lokasi tersebut. Beberapa jenis burung
tersebut antara lain walet (Collocalia sp.), burung gereja (Passer
montanus), burung layang-layang api (Hirundo rustica), layang-layang batu
(Hirundo tahitica), trotokan (Picnonotus goiavier), cinenen (Orthomus sp.),
bondol haji (Lonchura maja), bondol peking (Lonchura punctulata), dan
bondol jawa (Lonchura leucogastroides); Dari kelompok serangga, antara
lain kupu-kupu (Ordo Lepidoptera), lalat (Ordo Diptera, Famili Muscidae),
lalat hijau, lalat rumah (Musca domestica), ngengat (Ordo Lepidoptera,
Famili Coccinellidae), ngengat totol putih (Ordo Lepidoptera), kepik merah
(Ordo Coleoptera Famili Coccinellidae), capung hijau kecil (Pantala sp.),
capung biru kecil (Famili Aeshidae), capung oranye (Pantala flavescent),
capung ular warna hijau (Ortherum sabina), tawon (Vispatidae), semut
hitam besar (Famili Formicidae), semut hitam kecil (Famili Formicidae),
laba-laba (Famili Arachnidae), belalang (valanga sp.), belalang (Famili

- 31 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tettigonidae), walang sangit (Ordo Hemiptera), jangkrik (Famili Gryllidae),


nyamuk (Famili Culicidae).

2.2.2.3. Biota perairan


Badan air terdekat adalah Sungai Code yang berada di sisi barat
tapak proyek. Biota perairan yang teramati dengan mata telanjang antara
lain keberadaan jenis ikan cethul dan wader, beberapa jenis gastropoda
dan cacing, serta serangga.
Lingkungan mikroorganisme merupakan jasad renik yang kasap
mata, sehingga tidak bisa digambarkan atau dijelaskan tanpa mengguna
data dari hasil pengamatan mikroskopis. Kehidupan biota perairan yang
diamati adalah organisme plankton sebagai wakil dari kehidupan perairan
(salah satu indikator biologik).
2.2.3. Komponen Sosial
2.2.3.1. Demografi
1) Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kelurahan Kotabaru di Kecamatan Gondokusuman sebagai
lokasi “Rencana Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza”
merupakan lokasi proyek (on site), sedangkan wilayah Kelurahan
Terban, Kecamatan Gondokusuman dan Kelurahan Gowongan,
Kecamatan Jetis sebagai lokasi off site diprakirakan akan banyak
terkena dampak dari kegiatan rencana pembangunan tersebut.
Pada tahun 2016 Kelurahan Kotabaru dengan luas wilayah 0,72
Km2, jumlah kepala keluarga sebesar 1.007 KK dan jumlah penduduk
sebanyak 3.807 jiwa terdiri dari jumlah penduduk Laki-laki sebanyak
2.081 jiwa dan perempuan sebanyak 1.726 jiwa, kepadatan penduduk
aritmatik tahun 2016 sebesar 5,29 jiwa per Km2, kalau dibandingkan
dengan kedua kelurahan yang terkena dampak, Kelurahan Kotabaru
jumlah penduduk dan kepadatannya merupakan yang terendah.
Disamping itu daerah ini merupakan daerah bisnis (perdagangan),

- 32 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

perkantoran dan sekolahan. Gambaran lebih lengkap tentang luas


wilayah, jumlah dan kepadatan serta seks rasio penduduk disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 2.15
Luas Wilayah, Jenis Kelamin dan Jumlah Penduduk, Kepadatan serta Seks Rasio
di Wilayah Studi Tahun 2016

Penduduk Kepadat
Luas Seks
Kecamatan Kelurahan Jumlah an
(km2) L P Rasio
(jw/km2)
Gondokusuman Kotabaru 0,72 2.081 1.726 3.807 5,29 120,55
Terban 0,80 5.521 5.688 11.209 14,01 97,06
Jetis Gowonga 0,46 5.604 5.318 10.922 23,74 105,37
n
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun 2016

Jumlah penduduk menurut seks ratio di Kelurahan Kotabaru


sebesar 120,55 ini berarti bahwa diantara 100 orang penduduk
perempuan di Kelurahan Kotabaru tahun 2014 terdapat 120 orang
penduduk laki-laki. Hal seperti ini juga dialami oleh penduduk
Kelurahan Gowongan dengan sex ratio mencapai 105 orang.

2) Komposisi Penduduk
Penduduk merupakan salah satu sumberdaya pada suatu
daerah, yang berfungsi menjadi kekuatan, namun juga sering sebagai
sumber menimbulkan masalah. Sebagai potensi sumberdaya,
penduduk dilihat atau dikaji dari komposisinya seperti komposisi
menurut: tingkat pendidikan, mata pencaharian,dan perubahan
penduduk.
a. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Di dalam mencari pekerjaan salah satu variabel yang juga
menentukan adalah masalah pendidikan. Tinggi rendahnya kualitas
penduduk banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan mereka, dengan
pendidikan yang tinggi akan mempertinggi juga keterbukaan anggota

- 33 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

masyarakat terhadap ide-ide pembangunan. Oleh karena itu pendidikan


mempunyai peran yang sangat strategis dalam proses pembangunan,
untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai pendidikan
penduduk disajikan pada Tabel 2.16

Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Di Wilayah Studi Tahun 2016

Kelurahan Kelurahan Kelurahan


Pendidikan Kotabaru Terban Gowongan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Taman Kanak-kanak 502 13.18 1.368 13.29 949 10.84
2. Sekolah Dasar 312 8.19 1.039 10.10 1.297 14,81
3. SMP/SLTP/sederajat 498 13.08 1.357 13.19 1.312 14.98
4. SMA/SLTA/sederajat 1.037 27,24 3.386 32.91 3.113 35.56
5. Akademi/sederajat 273 7.17 825 8.02 814 9.3
6. Perguruan Tinggi 1148 30.15 2.312 22.47 1.268 14.48
Sumber: Diolah dari Monografi Kelurahan Kotabaru, Terban dan Jetis, 2016

Di Kelurahan Kotabaru, Terban dan Gowongan pendidikan


SLTA/sederajat adalah sebanyak 1.037 orang, 3.386 orang dan 3.113 orang
atau 27,24%, 32,91% dan 5.56%, sedangkan tamatan perguruan tinggi
terbanyak di Kelurahan Kotabaru yaitu sebanyak 1.148 orang atau 30,15%
kalau dibandingkan dengan 2 kelurahan yang terkait.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Kota Baru, Terban
dan Gowongan didominasi oleh pegawai swasta,
wiraswasta/pedagang, PNS/ABRI, jasa (seperti tukang becak, sopir,
montir) dan lainnya. Komposisi mata pencaharian penduduk secara
lebih lengkap disajikan pada Tabel 2.17

- 34 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.17
Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian Di Wilayah Studi Tahun 2016

Kelurahan Kotabaru Kelurahan Terban Kelurahan Gowongan


Pendidikan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. PNS/ABRI 282 15.67 508 12.94 279 6.1
2. Swasta 495 27,51 1.912 48.71 1.852 40,97
3. Wiraswasta/pedagang 398 22.12 1.218 31.03 1.390 30.75
4. Tani - - 9 0.2 4 0.08
5. Buruh tani - - 11 0.28 - -
6. Pertukangan - - 40 1.01 4 0.08
7. Pemulung 35 1.94 - - - -
8. Pensiunan 110 6.11 219 5.57 260 5,75
9. Jasa 479 26.62 8 0.20 731 16.17
Sumber: Diolah dari Monografi Kelurahan Kotabaru, Terban dan Jetis, 2016

Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa 27,51%, 48.71%


dan 40,97% penduduk di Kelurahan Kotabaru, Terban dan
Gowongan bermatapencaharian sebagai pegawai swasta ini tidak
lepas dari banyaknya perdagangan/jasa yang berada di tiga wilayah
studi.

3) Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta berbanding lurus dengan
tingkat pertumbuhan angkatan kerja. Kondisi ini memang wajar bagi
Negara yang sedang berkembang. Angkatan kerja adalah penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melaksanakan kegiatan
ekonomis. Tidak termasuk dalam kategori ini adalah penduduk yang
benar-benar tidak mempunyai pekerjaan dan yang sedang bersekolah.
Angkatan kerja di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 berjumlah
sekitar 376.331 orang, terdiri dari 185.653 orang sedang bekerja dan 14.067
orang mencari kerja. banyaknya lulusan sekolah menengah yang tidak
melanjutkan sekolah dan kemudian terjun ke dunia kerja di sebabkan
kondisi ekonomi keluarga yang masih rendah. Pertumbuhan angkatan
kerja selain dipengaruhi struktur umur dan perekonomian keluarga juga
dipengaruhi oleh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Jumlah
angkatan kerja di Kelurahan Terban sebanyak 9.045 orang terdiri dari

- 35 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

7.591 yang bekerja penuh, 1.971 orang bekerja tak tentu, 234 orang masih
sekolah dan sebanyak 2.652 orang sebagai Ibu Rumah Tangga. Angkatan
kerja di Kelurahan Terban sebanyak 7.336 orang, sebanyak 2.919 orang
bekerja secara penuh, 410 orang bekerja tidak tentu, 1.225 orang masih
sekolah dan sebanyak 1.097 orang sebagai Ibu Rumah Tangga.

4) Kesempatan Kerja
Berdasarkan data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
atau dinas yang membidangi ketenagakerjaan Kota Yogyakarta (2016),
lowongan kerja atau kesempatan kerja yang secara transparan
diumumkan di wilayah Kota Yogyakarta adalah dalam sektor Jasa, Industri
Pengolahan, Keuangan dan Asuransi, Persewaan Bangunan dan Jasa
Perusahaan, serta Jasa Kemasyarakatan Sosial dan Perorangan. Jumlah
pencari kerja yang tidak disalurkan terus meningkat dari tahun ke tahun.
pemerintah masih mempunyai tanggungan pencari kerja sebanyak 14.067
orang Pada tahun 2010. Jumlah pencari kerja hal ini akan terus meningkat
dengan adanya pencari kerja tahun berikutnya. Sementara itu
pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan
pencari kerja yang ada. Kondisi ini nampaknya akan terus berkembang
pada masa-masa yang akan datang dan diperlukan perhatian dari semua
pihak untuk dapat mengatasinya agar tingkat pengangguran tidak terus
meningkat dari tahun ke tahun.

2.2.3.2. Sosial Ekonomi


1) Pola Kepemilikan Lahan
Berdasarkan data monografi ke tiga kelurahan yaitu Kotabaru,
Terban dan Gowongan tahun 2016 pola kepemilikan dan pemafaatan
lahan yang ada di tiga kelurahan disajikan dalam tabel berikut.

- 36 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.19
Pola Kepemilikan Lahan Di Wilayah Studi Tahun 2016

Kelurahan Kelurahan Kelurahan


Status Kepemilikan Kotabaru Terban Gowongan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Sertifikat hak milik 87 19.9 1.282 38.9 830 67.5
2. Sertifikat hak guna usaha - - - - - -
3. Sertifikat hak guna bangunan 270 61.8 206 6.3 372 30.2
4. Sertifikat hak pakai 80 18.3 160 4.9 17 1.4
5. Tanah bersertifikat - - 1.648 50.0 1 0.1
6. Tanah bersertifikat Prona - - - - 10 0.8
7. Tanah yg belum bersertifikat - - - - - -
Sumber: Diolah dari Monografi Kelurahan Kotabaru, Terban danJetis, 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa status kepemilikan tanah/lahan


yang ada di tiga Kelurahan boleh dikatakan sudah memiliki legalitas
hukum, hal ini terlihat dari tidak adanya tanah yang belum bersertifikat
dan semuanya sudah jelas dalam kepemilikan maupun dari sisi hak
pemanfaatan/penggunaannya. Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat dalam aspek hukum khususnya mengenai masalah
pertanahan sudah cukup bagus, hal ini tentunya tidak lepas dari semakin
tingginya nilai ekonimis tanah dari tahun ke tahun di wilayah Kota
Yogyakarta.

2) Produsen
Produsen dalam ekonomi adalah organisasi/kelompok/orang yang
menghasilkan suatu barang/jasa yang mempunyai nilai pakai dan nilai
guna untuk dikonsumsi oleh konsumen. Orang yang memakai atau
memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan adalah konsumen.Produsen yang akan memasok barang-
barang dagangan di mal tidak saja dari produsen besar seperti Unilever,
tetapi juga produsen kecil seperti penyediaan souvenir (pernak-pernik
anak muda), produsen pakai dan lainnya. Eksternalitas negatif produsen
memperhitungkan biaya pendistribusiannya sampai ke mal, sedangkan

- 37 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

internal positif produsen dapat memasok barang-barangnya ke mal


tersebut, sehingga dapat bersaing di pasaran.

3) Kesempatan Berusaha (Distribusi)


Kegiatan usaha seperti berwiraswasta atau berdagang kelihatan
ikut mendominasi pula kegiatan perekonomian di wilayah Kecamatan
Godokusuman dan Kelurahan Kotabaru. Berdasarkan data Dinas Perijinan
Kota Yogyakarta tahun 2016fasilitas perekonomian seperti; toko
kelontong, minimarket (toko barang kebutuhan sehari-hari), swalayan dan
supermarket di kota Yogyakarta terdapat 80 buah tersebar di 13
kecamatan, kecamatan yang belum tersentuh dengan adanya swalayan,
minimarket dan supermarket terdapat di Kecamatan Kraton. Fasilitas
perekonomian terutama untuk distribusi barang yang telah ada di
Kecamatan Godokusuman dan Jetis seperti minimarket, swalayan dan
supermarket disajikan pada Tabel 2.21
Tabel 2.21
Sarana Distribusi Barang dan Jasa Yang AdaDi Kecamatan Gondokusuman dan
Jetis
No. Nama Kecamatan Kelurahan Usaha
1. PT. Circleka Indonesia Utama Baciro Toko barang kebutuhan
Gondokusuman sehari-hari (minimarket)
2. PT. Circleka Indonesia Utama Kotabaru Toko barang kebutuhan
Cabang Yogyakarta sehari-hari (minimarket)
3. PT. Mirota Noyan Terban Toko serba ada/
Supermarket
4. Niniek Widjajanti Kotabaru Minimarket
5. PT. Circleka Indonesia Utama Kotabaru Toko barang kebutuhan
Cabang Yogyakarta sehari-hari (minimarket)
6. PT. Lion Super Indo Terban Toko barang kebutuhan
sehari-hari (minimarket)
7. PT. Indomarco Prismatama Demangan Toko barang kebutuhan
sehari-hari (minimarket)
8. Drs. H. Anwari, SH. Terban Minimarket “DEA”
9. PT. Indomarco Prismatama Baciro Toko Kelontong
(minimarket)
10. Frans Gunawan Rukmana Baciro Swalayan/ (minimarket
11. Johnny PM. Sianipar Klitren Toko barang kebutuhan
sehari-hari (minimarket)
12. PT. Hero Supermarket.Tbk. Klitren Supermarket “Giant”
13. PT. Lion Super Indo Klitren Supermarket

- 38 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

14. PT. Gardena Graha Klitren Supermarket dan


Departemen Store
15. PT. Matahari Putra Utama Terban Supermarket
16. R. Andi Riantoro Jetis Cokrodiningratan Minimarket
17. PT. Circleka Indonesia Utama Cokrodiningratan Minimarket
18. PT. Circleka Indonesia Utama Gowongan Minimarket 24 Jam
19. PT. Indomarco Prismatama Cokrodiningratan Toko barang kebutuhan
sehari-hari (minimarket)
Sumber: Dinas Perijinan Kota Yogyakarta, 2016

Dari 80 buah sarana distribusi barang yang terdapat di Kota


Yogyakarta sebanyak 18,75% berada di Kecamatan Gondokusuman.
Kelurahan Terban mempunyai sarana distribusi barang lebih banyak kalau
dibandingkan dengan Kelurahan Kotabaru. Mal baru berdiri diharapkan
pendistribusian barang akan semakin merata dan terjangkau oleh
masyarakat (eksternalitas positif), sedangkan eksternalitas negatif tidak
hanya memberikan kesempatan kepada segelintir distributor yang
mengisi mal tersebut.
4) Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan,
jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali/kulakan),
maka dia disebut pengecer atau distributor. Kosumen mal yang
diharapakan akan berkunjung adalah orang-orang yang berpenghasilan
menengah ke atas, sehingga tidak akan menyaingi pasar yang telah ada
yaitu Pasar Terban. Dengan adanya mal ini akan memberikan eksternalitas
negatif terhadap konsumen terhadap pilihan barang apakah lebih lengkap
atau kurang lengkap dibandingkan dengan yang selama ini telah
dijalankan, sedangkan eksternalitas positifnya konsumen banyak pilihan
barang dalam memenuhi kebutuhannya dengan adanya mal baru dan
lebih dekat berbelanja bagi masyarakat Kecamatan Gondokusuman dan
Jetis, khususnya Kelurahan Kota baru, Terban dan Jetis.

- 39 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

1. Sosial Budaya
a. Proses Sosial
Proses sosial merupakan suatu bentuk jaringan komunikasi
antara individu dengan kelompok masyarakat dimana proses
komunikasi menjadi bagian yang penting dalam membentuk opini
masyarakat dalam membangun ikatan sosial dan menjaga
kesepakatan bersama. Di dalam kehidupan masyarakat dikenal adanya
dua ujud pola interaksi antara individu dengan karakteristik masing-
masing, yaitu tipe masyarakat paguyuban yang merupakan tipe
masyarakat yang menjunjung tinggi etika dan kebersamaan serta
memegang teguh kebudayaan, norma agama, dengan semboyan
“mangan ora mangan kumpul” sebagai gambaran setia kawan dan
kegotongroyongan yang menjadi ciri masyarakat “asli” Yogyakarta
dan tipe masyarakat patembayan yang merupakan citra masyarakat
individu dan masyarakat yang memegang teguh arti kebersamaan
dalam individu (Soejono Soekanto, 1970). wujud yang ke dua tersebut
didukung oleh Leibo yang mengatakan bahwa ketetanggaan dalam
masyarakat masih memperlihatkan sifat-sifat sebagai kelompok primer
yaitu kelompok yang ditandai dengan saling kenal mengenal sesama
anggota serta kerjasama yang erat dan bersifat pribadi (Jetta Leibo,
1986). Cooley memandang bahwa konflik dan kerjasama merupakan
bagian atau tahap yang tidak terpisahkan dari suatu proses sosial di
masyarakat. Pranata sosiaal dapat dijadikan sebagai solusi untuk
mewujudkan suatu kerjasama apabila terjadi konflik dalam
masyarakat, sehingga bisa tercipta kondisi yang harmonis dalam
masyarakat. Proses sosial ada dua bentuk/tipe yaitu proses/interaksi
sosial yang bersifat kerjasama dan yang bersifat pertentangan/konflik.
Dalam kaitannya dengan rencana pembangunan Pusat
Perbelanjaan Mal Jogja Plaza proses sosial yang akan diamati adalah
proses sosial yang terjadi antara penduduk asli/lokal dengan penduduk

- 40 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

pendatang yang masuk karena adanya kegiatan mal. Banyak aktivitas


yang telah ada di sekitar Kelurahan Kotabaru saat ini seperti:
perkantoran, Mc Donal’s, dan Warung Ramiten juga terdapat
beberapa lembaga pendidikan seperti, SLTP 8, Stelladuce, SMA 6, SMA
3, Kursus Bahasa Inggris ELTI, bisnis jual beli dan reparasi ban,
perdagangan, warung makan dan sebagainya, sedikit banyak telah ikut
menentukan bentuk proses sosial yang terjadi di wilayah ini. Khusus
pada lembaga pendidikan dimungkinkan akan timbul kebiasaan baru
berupa nongkrong-nongkrong di mal bagi siswa yang notabene masih
berusia remaja menginjak dewasa yang masih mencari jatidiri,
kebiasaan ini selain sudah menjadi perubahan pola perilaku akan
mungkin menimbulkan dampak konflik.
Adanyakomponen kegiatan rekrutmen tenaga kerja merupakan
kegiatan yang berpotensi mempengaruhi proses sosial di lingkungan
lokasi proyek,terkait dengan peraturan tentang porsi tenaga kerja
lokal dan luar lingkungan proyek, disebabkan karena pihak pemrakarsa
tentusaja memiliki hak untuk memilih pekerja sesuai dengan
kebutuhan untuk menjalankan usahanya. Ditambah, pekerja
pendatangsudah tentu akan membawa kebudayaan dan kebiasaan
mereka dari daerah asal, sedikit banyak hal ini akan mempengaruhi
proses sosial dilingkungan lokasi proyek. Secara perkiraan profesional,
dimungkinkan terjadi gesekan atau benturan kebudayaan, kebiasaan
dan kepentingan antara pekerja dengan penduduk asli, jika tidak
dilakukan pendekatan dan sosialisasi serta adaptasi terencanadan bila
diperlukan memberikan kompensasi kepada warga sekitar oleh pihak
pelaksana dan pemrakarsa terhadap lingkungan lokasi proyek berada.

b. Sikap dan Persepsi Masyarakat


Suatu sikap adalah potensi pendorong yang ada dalam jiwa
individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya beserta segala hal

- 41 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

yang ada di dalam lingkungan itu berupa manusia lain, hewan,


tumbuh-tumbuhan, benda atau konsep-konsep. Menurut Mattulada
(1985: 47), walaupun sikap itu ada dalam jiwa masing-masing individu
dalam masyarakat dan seolah-olah bukan bagian dari kebudayaannya,
tetapi sikap itu terpengaruh oleh kebudayaan, artinya dipengaruhi
oleh norma-norma atau konsep-konsep nilai budaya yang dianut oleh
individu bersangkutan. Sikap individu tersebut biasanya ditentukan
oleh tiga unsur, yaitu keadaan fisik individu tersebut, keadaan jiwanya
dan norma-norma serta konsep-konsep nilai budaya yang dianutnya.
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tanggapan
langsung atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya (Depdikbud, 1991: 759). Menurut kamus Psikologi,
persepsi yaitu proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan
sesuatu (Drever, 1986: 338). Persepsi adalah suatu konsep yang
mengacu pada persoalan bagaimana individu menanggapi atau
memberi makna dan nilai terhadap sesuatu. Jika persepsi tersebut
dikemukakan oleh banyak orang atau sekelompok orang dalam
wilayah tertentu, maka persepsi tersebut tidak lagi persepsi individual
melainkan persepsi masyarakat atau persepsi sosial. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan bagian dari sikap.
Keberadaan Kampung Romo Mangun yang terletak di sebelah
barat rencana pembangunan mal yang merupakan perkampungan
wisata dengan kondisi perkampungan yang terletak dibantaran Sungi
Code dengan struktur rumah permanen, semi permanen, dan rumah
panggung dari papan/bambu yang dihuni oleh penduduk asli maupun
pendatang dengan sistem kontrak/kost. Dengan adanya
pembangunan mal ini kemungkinan akan bertambah ramai dan
berkembang.
Sikap dan persepsi masyarakat dengan adanya Rencana
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza dari hasil konsultasi

- 42 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

publik yang diadakan pada tanggal 10Desember 2016 bertempat di


Balai Pertemuan Gotong Royong, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan
Godokusuman. Dihadiri oleh berapa instansi terkait dan elemen
masyarakat sekitar rencana kegiatan. Pada prinsipnya masyarakat
menerima kegaiatan ini dengan beberapa persyaratan:
kepentingan masyarakat sekitar kegiatan;
a) Dapat berperan serta dalam pembangunan di wilayah Kelurahan
Kotabaru dan Kecamatan Gondokusuman;
b) Dapat memberikan peluang kerja dan berusaha pada masyarakat
sekitar;
c) Ada pengaturan lalulintas selama konstruksi dan operasional;
d) Tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar kegiatan.
Berdasarkan hasil konsultasi publik diatas sudah sangat jelas
sifat keterbukaan warga sekitar proyek dan kesadaran akan
perkembangan jaman yang tidak bisa dihindarkan dan menjadi cermin
budaya Yogyakarta yang Adiluhung. Sikap dan persepsi warga sekitar
proyek akan sangat cepat berubah jika terjadi gesekan atau benturan
baik budaya maupun kepentingan sehingga dapat mempengaruhi
sikap. Untuk dapat menghindari hal tersebut maka diperlukan
pendekatan sistematis dan juga komitmen dari pemrakarsa untuk
menjalankan kegiatan sesuai petunjuk teknis dan peraturan serta jika
diperlukan memberikan kompensasi yang sesuai dan layak untuk
warga sekitar.

c. Komponen Kesehatan Masyarakat


2.2.4.1. Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta
dibedakan menjadi dua yaitu sarana pelayanan kesehatan milik

- 43 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

pemerintah dan milik swasta. Berdasarkan jenisnya dan jumlah pelayanan


kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta disajikan pada Tabel 2.22

Tabel 2.22
Jenis dan Sarana Pelayanan Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2016

No. Sarana Kesehatan Jumlah


1. Puskesmas 121
5. Rumah sakit Umum 45
6. Rumah Sakit Pemerintah 8
7. Rumah Sakit TNI/Polri 3
8. Rumah Swasta 32
9. Rumah Sakit Jiwa 2
10. Rumah Sakit ibu dan anak 8
11. Rumah Sakit khusus 10
16. Dokter Praktek Berkelompok 9
17. BPS 209
21. DOKEL 23
Sumber: Profil kesehatan Provinsi DIY, 2016

Ketersediaan tenaga kesehatan pada umumnya sudah baik. Jumlah


tenaga kesehatan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.23
Jumlah TenagaKesehatan Seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Jenis Tenaga Jumlah


Medis 3213
Keperwatan 9094
Kesehatan Masyarakat 980
Kefarmasian 2373
Gizi 399
Keterafian Fisik 189
Keteknisian Medis 1318
Sumber: Profil Kesehatn Provinsi DIY, 2016

Tabel 2.26.
Lima Besar Jenis Penyakit di Puskesmas Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun2016

- 44 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

No Jenis Penyakit Jumlah

1 ISPA 39.675
2 Diare 36.387
3 Hipertensi 29.564
4 Pneumonia 8.865
5 Diabetes Melitus 7.434
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi DIY, 2016

2.2.4.2.Kesehatan Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan.
HL Blum menyatakan lingkungan merupakan faktor terbesar yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukansuatu
lingkungan sehat untuk menjamin kehidupan manusia. Lingkungan sehat
yang dimaksud dalam visi Indonesia sehat 2010 adalah lingkungan yang
kondusif untuk hidup sehat, bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan
memadai, permukiman sehat, perencanaan kawasan sehat, serta
terwujudnya kehidupan yang saling tolong menolong dengan memelihara
budaya bangsa.
Manusia membutuhkan tempat untuk tinggal dan bernaung.
Seiring kemajuan peradaban, tuntutan terhadap rumah tinggal semakin
tinggi tidak hanya dari segi keamanan dan estetika namun juga segi
kesehatan. Rumah berhubungan erat dengan kesehatan penghuninya
sehingga perlu diperhatikan persyaratan sehat suatu rumah. Rumah sehat
secara umum dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis,
mencegah penularan penyakit dan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan.
Berdasarkan data sekunder DIY telah menerapkan indikator
tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBSrumah tangga mulai tahun
2016. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362rumah tangga yang

- 45 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telahmenerapkan


PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendahdan
masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok
didalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif
sebesar77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik
sebesar 87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada
tahun 2016 adalah sebesar 33,07%. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan
dari tahunsebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan.
Tabel 2.27
Rumah Tangga Ber-PHBS di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016

Rumah Tangga
Kabupaten Jumlah Dipantau Ber PHBS
Yogyakarta 129.853 13.388
Sumber: Profil Dinkes Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2016

Persentase rumah tangga yang sudah di pantau sebesar 129.853


dan Ber PHBS Sebesar 13.388.Kondisi sanitasi lingkungan diantaranya
dapat ditunjukkan melalui tingkat ketersediaan fasilitas sanitasi di
lingkungan permukiman, disamping pola perilaku masyarakat setempat.
Fasilitas sanitasi yang dimaksud adalah sarana penunjang bagi keperluan
MCK seperti sumur, WC umum dan kamar mandi umum. Cakupan
kepemilikan sanitasi dasar dihitung dari jumlah KK yang memiliki dibagi
jumlah KK yang diperiksa. Adapun cakupan kepemilikan sanitasi dasar di
Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta disajikan pada tabel berikut.

- 46 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.28
Cakupan Kepemilikan Sanitasi Dasar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2016

Tahun
Sarana Sanitasi Dasar
2012 %
1. Persediaan air bersih 599.089 99.5
2. Jamban 556,517 104,5
3. Tempat sampah 546,591 102,5
4. Pengelolaan air limbah 49,682% 101,0
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2016
Jenis sarana air bersih di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
sampai dengan data tahun 2016 adalah ledeng 16.802 (28%), SPT 85 (0,1%),
dan SGL 32.455 (54.1%) serta lainnya 3(0,0%). Adapun akses air bersih
untuk kabupaten Yogyakarta pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.29
Sarana Air Bersih Yang Digunakan Masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2016

Jumlah Jumlah
Jumlah
Jenis Sarana Keluarga Sarana Air
No Keluarga %
Air Bersih Yang Bersih
yang ada
Diperiksa
1 Ledeng 16.802 28.0
2 SPT 85 0.1
77.424 59.966
3 SGL 32.455 54.1
4 Lainnya 3 0.0
Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta, 2016
i. Kegiatan usaha lain disekitarnya
Di sekitar area rencana pembangunan Mal Jogja Plaza terdapat
beberapa jenis aktifitas yang beragam, di Pola guna lahan yang beragam
disekitar lokasi rencana pembangunan Mal Jogja Plaza sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap pola pergerakan lalu lintasnya, yang terjadi pada
peak hours atau jam puncak-puncak (untuk guna lahan sebagai tempat

- 47 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

pendidikan pada jam berangkat dan pulang sekolah akan berpotensi


menyebabkan gangguan lalu lintas, untuk guna lahan sebagai perkantoran
jam berangkat, istirahat dan pulang kantor akan berpotensi menyebabkan
gangguan lalu lintas, sedangkan untuk tempat perdagangan yang satu
dengan yang lainnya tergantung dari jenis barang yang dijual.
Kondisi masyarakat di sekitar rencana Pembangunan mal jogja
plaza adalah sebeleh selatan terdapat aktifitas pendidikan (SMU Stell
Duce), disisi Barat tedapat perdagangan (penjualan ban dan velg mobil),
disisi timur terdapat aktifitas perkantoran dan perdagangan (bank dan
store) serta disisi Utara terdapat aktifitas perdagangan.

b. Hasil Pelibatan Masyarakat


Dalam melaksanakan asas keterbukaan, perlu melibatkan masyarakat,
yang berfungsi agar masyarakat menjadi tahu dan mengerti apa yang akan
terjadi, bagaimana prosesnya dan seperti apakah lingkungannya nanti. Oleh
sebab itu diadakan pemberitahuan kemasyarakat yang berupa pemasangan
pengumuman di kantor kelurahan Kotabaru, yang berisi rencana akan
dibangunnya kegiatan usaha Jogja Plaza Mal di jalan Jendral Sudirman No
34, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Untuk
media cetak lokal yaitu di Harian Tribun Jogja yang dimuat pada tanggal
10Desember 2016.Pengumuman tersebut bertujuan untuk menginformasikan
proyek pembangunan Mall Jogja Plaza kepada masyarakat yang terkena
dampak langsung. Untuk konsultasi publik sesuai dengan kesepakatan
dengan perangkat Kelurahan diadakan di kantor Kelurahan Kotabaru pada
tanggal 10Desember 2016 jam 18.30 WIB. Pada acara konsultasi publik
dihadiri oleh pihak pemarkasa, konsultan, tokoh masyarakat, warga sekitar
lokasi rencana kegiatan, beberapa ketua RT, Kepala Kelurahan Kotabaru
dengan beberapa stafnya dan juga beberapa staf dari Kecamatan
Gondokusuman.

- 48 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Saran tanggapan pendapat dalam konsultasi publik yang disampaikan


oleh peserta pertemuan terdapat 20 orang warga menyetujui rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dan 6 warga masih belum menyetujui
dengan alasan melihat komitmen perusahaan terhadap warga dalam hal
peluang kerja warga sekitar, peluang usaha dan meragukan perusahaan
dalam hal mengelola IPAL dan kemacetan lalulintas sebagai dampak negative
akibat pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza. Saran tanggapan
pendapat hasil konsultasi publik terlampir dalam lampiran KA ini.
Konsultasi publik juga merupakan sarana untuk memilih dan
menetapkan wakil masyarakat yang terkena dampak yang akan duduk
sebagai Komisi Penilai AMDAL. Tiga oaring warga yang terpilih adalah bapak
Sukirno (53 Tahun), Ibu Warmini (47 Tahun) dan bapak Wanjo (23 Tahun),
berita acara penunjukan wakil masyarakat hasil konsultasi publik dan absensi
terlampir.

Pada kesempatan tersebut, pemrakarsa dengan diwakili pihak


konsultan memaparkan rencana usaha atau kegiatan Jogja Plaza Mal secara
menyeluruh. Setelah sesi tersebut diadakan sesi tanya jawab, tanggapan dan
saran antara pemrakarsa yang diwakili konsultan dengan masyarakat dan
peserta konsultasi publik secara terbuka. Adapun Hasil dari konsultasi
tersebut menghasilkan kesepakatan dan sambung saran seperti yang dapat
di paparkan dalam Tabel 2.30

- 49 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.30
Ringkasan Saran, Masukan dan Tanggapan Masyarakat Terhadap Rencana
Pembangunan Mal Jogja Plaza

No. Jenis Saran,


Masukan Jenis Dampak dan Harapan
dan Tanggapan
1 Dampak Positif  Terbukanya kesempatan kerja
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
2 Dampak Negatif  Dampak terjadinya kebisingan, debu,
terganggunyakenyamanan warga
 Kemungkinan menurunya muka air tanah
warga sekitar lokasi kegiatan
 Potensi kemacetan yang diakibatkan karena
kontruksi dan operasional mal
 Tidak mengganggu aktivitas masyarakat
sekitar kegiatan.
 Menurunnya kesehatan masyarakat
3 Saran dan harapan  Jika pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai
Masyarakat denganaturan maka akan mengurangi dampak
negatif
 Tenaga kerja dari wilayah kami, bukan
Outsourcing
 Pengolahan limbah yang baik
 Ada pengaturan lalulintas selama konstruksi
dan operasional;

Sumber: Konsultasi Publik, 2016

Berdasarkan hasil konsultasi publik diatas sudah sangat jelas sifat


keterbukaan warga sekitar proyek dan kesadaran akan perkembangan jaman
yang tidak bisa dihindarkan dan menjadi cermin budaya Yogyakarta yang
Adiluhung. Sikap dan persepsi warga sekitar proyek akan sangat cepat
berubah jika terjadi gesekan atau benturan baik budaya maupun
kepentingan sehingga dapat mempengaruhi sikap. Untuk dapat menghindari
hal tersebut maka diperlukan pendekatan sistematis dan juga komitmen dari
pemrakarsa untuk menjalankan kegiatan sesuai petunjuk teknis dan

- 50 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

peraturan serta jika diperlukan memberikan kompensasi yang sesuai dan


layak untuk warga sekitar.

c. Dampak Penting Hipotetik


2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial
Pelingkupan meliputi tiga tahap, yaitu identifikasi dampak potensial,
evaluasi dampak potensial, serta klasifikasi dan prioritas dampak penting
hipotetik.Identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk menduga
semua dampak yang berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilaksanakan.
Proses identifikasi dampak potensial dilaksanakan dengan mendasarkan
pada interaksi antara deskripsi rencana kegiatan dengan kondisi rona
lingkungan hidup awal. Proses identifikasi dampak dilakukan menggunakan
metode matriks.
Tahapan rencana Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza
meliputi: tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasi. Dengan melingkup
jenis-jenis rencana kegiatan serta identifikasi rona lingkungan hidup awal
yang mencakup komponen geofisik-kimia, biologi, sosekbud, dan kesehatan
masyarakat, maka dilakukan identifikasi dampak lingkungan yang
diprakirakan potensial akan terjadi akibat kegiatan tersebut.
Pengkajian dilakukan atas dasar diskusi tim penyusun, narasumber
dan pemrakarsa dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari hasil
konsultasi publik serta hasil orientasi lapangan. Identifikasi dampak
potensial yang diperkirakan muncul terhadap komponen lingkungan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Tahap Prakonstruksi
Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahap prakonstruksi adalah:
a) Perencanaan pembangunan dan survey awal
Dalam perencanaan pembangunan dan survey awal diperkirakan akan
menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Munculnya Sikap dan persepsi masyarakat

- 51 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

b) Rekruitmen tenga kerja untuk konstruksi


Proses rekruitmen tenaga kerja untuk konstruksi dipredikasi akan
menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Terbukanya Kesempatan kerja
2. Timbulnya Sikap danPersepsi masyarakat
2) Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi meliputi kegiatan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat
dan material, pembersihan lahan, pembangunan mal dan fasilitas
penunjang, rekrutmen tenaga kerja.
a) Mobilisasi tenaga kerja
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap:
 Penurunan Kualitas udara ambien
 Bangkitan lalulintas
 Gangguan keselamatan lalulintas
 Munculnya sikap dan persepsi masyarakat (+/-)
 Penurunan sanitasi
b) Mobilisasi peralatan dan material
Kegiatan mobilisasi alat dan material diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap:
 Penurunan kualitas udara ambien
 Peningkatan kebisingan
 Bangkitan lalulintas
 Gangguan keselamatan lalulintas
 Munculnya sikap dan persepsi masyarakat
c) Pembersihan lahan
Kegiatan penyiapan lahan yang meliputi pembersihan lahan,
penggalian, pengangkutan tanah hasil galian ke luar tapak proyek,

- 52 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

perataan dan pemadatan lahan akan menimbulkan dampak potensial


berupa:
 Penurunan kualitas udara ambien
 Peningkatan kebisingan
 Hilangnya vegetasi
 Migrasi satwa liar

d) Pembangunan gedung dan fasilitas pendukung


Pembangunan fisik mal dan fasilitas pendukungnya akan berpotensi
menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan berupa:
 Penurunan kualitas udara
 Penurunan kuantitas air tanah
 Peningkatan kebisingan
 Peningkatan aliran permukaan
 Munculnya sikap dan persepsi masyarakat
 Peningkatan Sanitasi lingkungan
 Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

e) Rekruitmen Tenaga Kerja untuk Operasional


Beberapa dampak potensial yang muncul akibat kegiatan rekrutmen
tenaga kerja adalah:
 Terbukanya kesempatan kerja
 Munculnya sikap dan persepsi masyarakat

3) Tahap Operasi

Tahap operasi meliputi kegiatan merupakan tahap operasional mal, terdiri


dari operasional perdagangan, hiburan (arena bermain), kuliner (café,
foodcourt, restoran) dan operasional pelayanan.

- 53 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

 Penurunan kualitas udara


 Peningkatan kebisingan
 Bangkitan lalulintas
 Peningkatan limbah B3
 Penurunan kualitas airtanah
 Penurunan kuantitas air tanah

 Penurunan kualitas air permukaan

 Munculnya sikap dan persepsi masyarakat


 Gangguan keselamatan lalulintas
 Penurunan sanitasi lingkungan

Tabel 2.31
Matriks Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Jogja Mal Plaza

Rencana Kegiatan
PRA
KONSTRUKSI OPERASI
KONSTRUKSI
Perencanaan pembangunan

Mobilisasi alat dan material


Rekruitmen t tenaga kerja

Rekruitmen tenaga kerja


Mobilisasi tenaga kerja

Pembangunan mal dan

Komponen Lingkungan/
No
Parameter Lingkungan
Pembersihan lahan

faslitas penunjang

Operasional mall
dan survey awal

operasional

A GEOFISIK-KIMIA
1. Kualitas udara X X X X X
2. Kebisingan X X X X
3. Kualitas airtanah X
4. Kualitas air permukaan X
5. Kuantitas airtanah X X
6. Transportasi
a. Bangkitan lalulintas X X X
b. Keselamatan lalulintas X X X
7. Limbah B3 X
B BIOLOGI
1. Vegetasi X
2. Satwa liar X

- 54 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

3. Biota perairan X
C SOSIAL
1.
Proses sosial X
2.
Sikap dan persepsi
X X X X X X X X
masyarakat
3. Kesempatan kerja X X
4. Peluang Berusaha X
5. Pendapatan masyarakat X
D KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sanitasi lingkungan X X
2. K3 X

2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik


Evaluasi dampak potensialbertujuan untuk menampis dampak
potensial menjadi dampak penting hipotetik (DPH).Proses evaluasi
dampak potensial didasarkan atas diskusi antar pakar, studi literatur yang
terkait dengan kegiatan, survei lapangan pendahuluan, konsultasi publik
untuk menjaring isu-isu utama serta professional judgement pakar anggota
tim sesuai bidangnya.
Prinsip dasar evaluasi dampak potensial adalah memberikan
dugaan sementara (hipotetik) secara lebih mendalam terhadap dampak-
dampak potensial dengan menekankan pada kemungkinan besar dampak
tersebut secara hipotetik adalah dampak penting. Dengan demikian
penetapan mengenai besaran dampak hipotetik serta tingkat
kepentingan dampak hipotetik tetap berlandaskan pada kaidah
penetapan besaran dampak dan kepentingan dampak.
Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan menggunakan
beberapa kriteria penapisan berupa daftar pertanyaan, yaitu:
1. Apakah Daya Tampung dari komponen lingkungan yang dikaji sudah
cukup tingggi?
2. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tersebut sudah tinggi?
3. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting
sehingga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga

- 55 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

masyarakat sekitar (nilai sosial-ekonomi-budaya) dan komponen


lingkungan lainnya (nilai ekologis-keutuhan ekosistem)?
4. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen
lingkungan tersebut?
5. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau
dilampaui oleh dampak tersebut?
Jika terdapat salah satu jawaban “ya” dari kelima pertanyaan tersebut,
maka dampak potensial yang dievaluasi dikategorikan sebagai dampak
penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAL. Evaluasi dampak
potensial dapat dilihat pada Tabel 2.32.
Penjaringan dampak-dampak potensial menjadi dampak-dampak
penting hipotetik dan parameter yang akan dikaji disajikan pada Tabel 2.33

- 56 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.32
Evaluasi Dampak Potensial

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
A. Tahap Pra Konstruksi:
1. Perencanaan Sikapdan Munculnya sikap dan T T Y T T DPH Kegiatan Perencanaan Pembangunan dan Survey Awal
Pembangunan dan Persepsi presepsi positif atau akan dapat memperjelas rencana kegiatan dan
Survey Awal Masyarakat negatif dari dampaknya bagi sebagian kecil masyarakat.
masyarakat
2. Rekruitmen Tenaga Persepsi Terjadinya T Y T Y T DPH Adanya tenaga kerja luar daerah yang terlibat dalam
Kerja (Tahap Masyarakat kecemburuan sosial pembangunan fisik dengan berbagai latar belakang sosial
Konstruksi) dan budaya yang berbeda dengan warga masyarakat
setempat. Kondisi ini akan dapat memunculkan perasaan
iri, dengki dan cemburu, sehingga menimbulkan sikap
dan persepsi negatif masyarakat.
Proses Sosial Gangguan Proses T T T T T DTPH diprakirakan dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang
sosial berakibat pada terganggunya proses sosial dan
memungkinkan terjadinya konflik sosial antara
pendatang dengan masyarakat setempat. Namun ini
sudah menjadi tanggung jawabnya pemrakarsa dalam
rekrutmen tenaga kerja
Kesempatan Terbukanya T Y T Y T DPH Penerimaan tenaga kerja untuk tahap konstruksi akan
Kerja kesempatan kerja dilakukan secara terbuka dan membutuhkan tenaga kerja
dengan kualifikasi tertentu. Proses seleksi akan dilakukan
oleh pihak pemrakarsa bekerjasama dengan kontraktor,
namun dengan tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Dari sekitar 350 orang tenaga kerja yang dikualifikasikan
non teknis dapat menyerap 20% dari tenaga lokal,
kegiatan ini berpotensi menimbulkan terbukanya
kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan
B. Tahap Konstruksi:

- 57 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
3.. Mobilisasi Tenaga transportasi Bangkitan kelancaran Y Y T Y T DPH Pada saat aktivitas mobilisasi tenaga kerja diperkirakan
Kerja lalulintas berdampak terhadap kelancaran lalu lintas, dimana dari
total jumlah tenaga kerja konstruksi sebesar 850 orang
terdapat sekitar 20% tenaga kerja lokal dari total
keseluruhan tenaga kerja sekitar 170 orang menggunakan
kendaraan pribadi menuju lokasi proyek, maka
diperkirakan akan terjadi penambahan ± 63 mobil dan 170
motor.
Peluang usaha Terbukanya peluang T T T T T DTPH Dengan adanya mobilisasi tenaga kerja dari luar maupun
usaha masyarakat sekitar lokasi kegiatan ke lokasi tapak proyek, secara
tidak langsung membuka peluang usaha bagi masyarakat
di sekitar lokasi kegiatan, diantaranya seperti pemenuhan
kebutuhan makan (kuliner), jasa laundry, dan lain
sebagainya, Sehingga tidak ada masalah dalam peluang
usaha
Sikap dan Munculnya persepsi T T T T T DTPH keresahan masyarakat sekitar akibat gangguan
Persepsi positif atau negatif kelancaran lalulintas dari adanya mobilisasi tenaga kerja.
masyarakat
Gangguan Meningkatnya resiko T T T T T DTPH Peningkatan resiko kecelakaan yang mungkin terjadi,
lalulintas kecelakaan berupa potensi gangguan lalu lintas pada lokasi pintu
masuk dan keluar kawasan proyek. Potensi gangguan
tersebut bisa terjadi mengingat adanya tambahan ± 63
mobil dan 170 motor.
Kualitas Udara Peningkatan Kadar - - - - - DTPHK Pada saat tahap mobilisasi tenaga kerja akan terjadi
Udara (debu, CO, pergerakan kendaraan ± 63 mobil dan 170 motor yang
NOx) diperkirakan akan menambah beban pencemaran udara
dari emisi gas buangan yang dihasilkan oleh kendaraan
tersebut. Namun akan dikelola menurut (PP NO.41/1999)
4. Mobilisasi Peralatan Kualitas Udara Peningkatan Kadar - - - - - DTPHK Sudah dikelola pada mobilisasi tenaga kerja dan Pada
dan Material Udara (debu, CO, saat tahap mobilisasi alat dan material berlangsung
NO2) seluruh bahan/material bangunan yang dibutuhkan
direncanakan akan diangkut dengan mobil pengangkut,
melewati jalan umum sehingga diperkirakan akan terjadi

- 58 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
peningkatan debu (PM10), peningkatan kandungan CO,
NO2 dari emisi gas buang mobil pengangkut material.
Namun debu yang dihasilkan hanya sesaat ,tidak
berlangsung lama.
Kebisingan Peningkatan Y Y Y T T DPH Dumptruck yang akan digunakan dalam aktivitas
Kebisingan mobilisasi peralatan dan material memiliki tingkat
kebisingan 88 dB yang diukur pada jarak 15 meter.
Intensitas pengangkutan bahan/material bangunan
selama konstruksi berlangsung diperkirakan sebanyak 21
truk perhari kali untuk mengangkut material dan bahan
galian. Dengan menggunakan persamaan sumber
bergerak, maka masyarakat yang berjarak 5 meter dari
pinggir jalan akan terkena dampak peningkatan
kebisingan sekitar 92 dBA.
Transportasi Gangguan kelancaran Y Y T Y T DPH Dampak gangguan lalulintas bagi pengguna jalan yang
lalulintas ditimbulkan akibat adanya mobilisasi kendaraan berat
dan kendaraan pengangkut material bangunan akan
berpotensi menimbulkan gangguan lalulintas antara lain
dumptruck ataupun kendaraan pengangkut material
beton cor yang memiliki dimensi kendaraan yang cukup
besar.
Sikap dan Munculnya sikap dan T T T T T DTPH Adanya kecemburuan antara warga masyarakat yang
persepsi presepsi masyarakat tidak dapat terlibat dalam proyek, adanya dampak
Masyarakat terhadap kualitas udara, kebisingan serta gangguan
kelancaran lalulintas yang menganggu aktivitas
masyarakat sekitar lokasi akan menyebabkan
kenyamananmasyarakat terganggu. Kondisi ini akan
memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat.
keselamatan Gangguan T T T T T DTPH Adanya kegiatan mobilisasi material sebanyak 1.837
Lalulintas keselamatan lalulintas pergerakan angkutan material akan berpengaruh
terhadap keselamatan pengguna jalan disekitar lokasi
proyek, terutama pada lokasi keluar masuk kendaraan
proyek karena pada saat konstruksi kegiatan di restoran

- 59 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
McDonald masih beroperasi. Hal ini ini akan menambah
jumlah potensial konflik di lokasi tersebut.
sanitasi Penurunan sanitasi T T T T T DTPH Kemungkinan dari jumlah tenaga kerja dan kesediaan
lingkungan lingkungan MCK yang tidak mencukupi seperti,sumur,wc umum dan
kamar mandi umum, kurangnya sarana air yang dapat
menimbulkan vector penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan.
5. Pembersihan Lahan Kualitas Udara Peningkatan kadar T T T T T DTPH Kegiatan lahan adalah kegiatan pembersihan lahan seluas
debu ± 7.545 m2 dilakukan dengan kegiatan pembersihan
terhadap sisa bangunan yang ada dan pembersihan sisa
rumput dan tanaman. Volume rumput dan bangunan
yang akan dibersihkan tidak mengakibatkan peningkatan
kandungan debu (PM 10).
Kebisingan Peningkatan T T T T T DTPH Pada proses pembersihan lahan, Kondisi tapak proyek
Kebisingan sudah dalam keadaan kosong, tidak ada bangunan yang
berdiri, kecuali bangunan Mc Donald yang tidak akan
dirobohkan, hanya kegiatan pembuatan pondasi pada
tapak proyek menimbulkan kebisingan yang dapat
mengganggu masyarakat disekitar tapak proyek.
Flora Hilangnya vegetasi - - - - - DTPHK Kegiatan land clearing tentunya akan memiliki dampak
langsung terhadap tingkat kerapatan dan
keanekaragaman hayati yang ada di lokasi. Namun
karena jenis tanaman yang ada di sana merupakan
tanaman strata perdu atau semak belukar, herba /
rumput maka dampaknya tidak terlalu berpengaruh.
Pada perencanaan konstruksi Mal Jogja Plaza nantinya
akan membangun Ruang Hijau Terbuka seluas 950 m2.
Maka di asumsikan bahwa fungsi dari pembuatan Ruang
Terbuka Hijau akan mengembalikan bahkan memperbaiki
kondisi lingkungan di lokasi (Mal Jogja Plaza).
Fauna Migrasi satwa liar, T T T T T DTPH Hilangnya vegetasi akan mengakibatkan terganggunya
habitat satwa liar, menyebabkan migrasi satwa ke
permukiman warga sekitar tapak proyek. Namun karena

- 60 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
satwa liar disana tidak ada satwa yang dilindungi maka
tidak terlalu berpengaruh . Pada perencanaan konstruksi
Mal Jogja Plaza nantinya akan menanam kembali
tanaman disekitar mal jogja . Sehingga satwa liar bisa
singgah

6. Pembangunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Y Y T Y T DPH Pembangunan mal dan fasilitas pendukung akan
Gedung dan Fasilitas Udara menggunakan alat-alat berat dalam aktivitasnya. Alat-alat
Pendukung berat yang digunakan antara lain crane,backhoe, genset,
mortar mixer yang berpotensi menurunkan kualitas
udara akibat peningkatan CO, NO2, PM10.
Rencana kegiatan akan membangun basement dengan
kedalaman 8 meter, sehingga akan dilakukan pengerukan
lahan dengan menggunakan excavator. Volume tanah
galian ini berpotensi menghasilkan debu (PM10) yang
besar, sehingga kegiatan ini diperkirakan mengakibatkan
perubahan mendasar pada lingkungan.
Kuantitas Air Penurunan Kuantitas - - - - - DTPHK Saat pembangunan fisik, tenaga kerja yang bekerja
tanah Air Tanah sekitar 850 orang. Apabila kebutuhan air bersih seorang
pekerja sekitar 20 liter/orang/hari, maka diperlukan air
sejumlah 17.000 liter per hari. Selain itu dalam proses
pembuatan campuran beton juga dibutuhkan air dalam
jumlah yang tidak sedikit. Apabila pemenuhan kebutuhan
air tersebut dengan mengambil air tanah, maka akan
dapat berpengaruh terhadap penurunan kuantitas air
tanah.
Kebisingan Peningkatan Y T Y Y T DPH Alat-alat berat yang digunakan saat pembangunan mall
Kebisingan dan fasilitas pendukung antara lain crane (88 dBA),
backhoe (80 dBA), genset (81 dBA), mortar mixer (85
dBA) yang berpotensi meningkatkan kebisingan di
pemukiman yang dekat dengan tapak proyek hingga > 80
dBA.
Kuantitas Peningkatan aliran T T T T T DTPH Pada saat operasional mal, telah terjadi perubahan

- 61 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
permukaan air permukaan penggunaan lahan, dari lahan kosong yang banyak
ditumbuhi tanaman perdu menjadi bangunan mall. Hal ini
menyebabkan penurunan nilai infiltrasi air ke dalam
tanah, sehingga akan meningkatkan aliran permukaan.
Sikap dan Munculnya sikap T T T T T DTPH Adanya kecemburuan antara warga masyarakat yang
persepsi dan presepsi tidak dapat terlibat dalam proyek, adanya dampak
Masyarakat masyarakat terhadap kualitas udara, kebisingan serta gangguan
kelancaran lalulintas yang menganggu aktivitas
masyarakat sekitar lokasi akan menyebabkan
kenyamananmasyarakat terganggu. Kondisi ini akan
memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat
Sanitasi Penurunan sanitasi - - - - - DTPHK Penurunan sanitasi lingkungan merupakan dampak
lingkungan lingkungan penting hipotetik karena pada kegiatan ini akan ada
karyawan yang cukup banyak dan juga pengunjung yang
cukup banyak setiap harinya. Dan masing-masing akan
menghasilkan limbah domestic padat maupun cair
dimana limbah cair per orang per harinya berkisar 2
liter/hari, selain itu kemungkinan adanya vektor penyakit
seperti tikus di gudang penyimpanan perdagangan dapat
menurunkan sanitasi lingkungan.
K3 Terjadinya - - - - - DTPHK K3 merupakan dampak tidak penting hipotetik dikelola
kecelakaan kerja dipantau karena telah memiliki SOP pada setiap kontruksi
(UU No.1 tahun 1970)

7. Penerimaan Tenaga Kesempatan Terbukanya lapangan T T Y T T DPH Penerimaan tenaga kerja untuk operasional Mall akan
Kerja Operasional kerja kerja. dilakukan secara terbuka dan transparan serta
memprioritaskan tenaga kerja lokal, namun dengan tetap
memperhatikan kualifikasi yang dibutuhkan. Diperkirakan
akan dibutuhkan tenaga kerja sekitar 645 orang
karyawan untuk operasional Mall dan diharapkan sekitar
20% diantaranya dapat diisi oleh tenaga kerja lokal di
sekitarnya. Kegiatan ini potensial memberikan tambahan

- 62 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
kesempatan kerja bagi warga masyarakat.

Sikap dan Munculnya sikap T T Y T T DPH Rekrutmen tenaga kerja memunculkan kecemburuan
Persepsi dan persepsi antara yang diterima sebagai pekerja dan yang tidak
Masyarakat masyarakat serta memiliki potensi konflik dengan pekerja yang
direkrut dari luar wilayah mereka. Pada tahap ini juga
dimungkinkan terjadi bangkitan lalulintas yang
menganggu aktivitas masyarakat sekitar lokasi, sehingga
masyarakat merasa kenyamananya berkurang, kondisi ini
sangat rentan terhadap terjadinya konflik
C. Tahap Operasi:
8. Operasional Pusat Kualitas Udara Penurunan Kualitas Y Y Y T T DPH Operasional mal diperkirakan akan mengakibatkan
Perbelanjaan dan Udara adanya bangkitkan kendaraan >30 kendaraan perjam,
Fasilitas sehingga akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi
Pendukungnya CO dan NO2 di sekitar lokasi pintu masuk mal dan dalam
area parkir. Disamping itu penggunaan genset sebagai
cadangan penggunaan daya listrik juga berpotensi
menimbulkan peningkatan konsentrasi CO dan NO2 di
dalam area mal.
Kebisingan Peningkatan Y T T T T DPH Operasional mal yang mengakibatkan adanya bangkitan
Kebisingan kendaraan hingga > 30 kendaraan perjam akan
mengakibatkan peningkatan kebisingan di sekitar lokasi
mal > 70 dBA. Selain itu penggunaan genset sebagai
cadangan penggunaan listrik juga berpotensi
menimbulkan peningkatan kebisingan > 60 dBA saat
genset beroperasi.
Bangkitan Lalu Gangguan kelancaran Y Y T Y T DPH Aktivitas mal merupakan kegiatan yang membuat
Lintas lalulintas bangkitan lalu lintas. Lokasi mal berada di jalan utama
yang kapasitas jalannya hampir terpakai secara penuh
yaitu VCR-nya lebih dari 0,8, sehingga gangguan
kelancaran lalu lintas akibat operasionalisasi mal.
Limbah B3 Peningkatan limbah - - - - - DTPHK Adanya limbah B3 bersumber dari sisa disinfektan, oli
B3 bekas, aki bekas, batu baterai bekas, kemasan cat, botol
- 63 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
bekas, dan lampu bekas.
Kualitas Air Penurunan kualitas air - - - - - DTPHK Adanya hasil limbah dari kegiatan mal mulai dari kegiatan
Permukaan permukaan kamar madi, kegiatan dapur rumah makan yang ada di
dalam mall, kegiatan bersih-bersih. Air limbah tersebut
mengalami pengolahan sebelum dibuang ke sungai Code.
Kuantitas Menurunnya - - - - - DTPHK Saat pembangunan fisik, tenaga kerja yang bekerja
airtanah kuantitas airtanah sekitar 850 orang. Apabila kebutuhan air bersih seorang
pekerja sekitar 20 liter/orang/hari, maka diperlukan air
sejumlah 17.000 liter per hari. Selain itu dalam proses
pembuatan campuran beton juga dibutuhkan air dalam
jumlah yang tidak sedikit. Apabila pemenuhan kebutuhan
air tersebut dengan mengambil air tanah, maka akan
dapat berpengaruh terhadap penurunan kuantitas air
tanah.
Sikap dan Munculnya sikap T T Y Y T DPH Kegiatan penggalian lahan yang akan memindahkan
Persepsi dan persepsi tanah galian. kegiatan pemindahan ini akan banyak
Masyarakat masyarakat menganggu aktivitas masyarakat yang akan melewati
Jalan FM. Noto. Selain itu akibat adanya berbagai
dampak negatif dari pembangunan mal dan fasilitas
pendukungnya seperti menurunnya kualitas udara,
meningkatnya kebisingan, terganggunya proses sosial
yang potensial memunculkan konflik sosial dan
menurunnya kondisi sanitasi lingkungan sehingga akan
menimbulkan sikap dan persepsi negatif masyarakat.
transportasi Bangkitan lalulintas T T T T T DTPH Meningkatnya pergerakan lalu lintas akibat operasional
mal akan meningkatkan jumlah potensi konflik pada
jaringan jalan disekitarnya.
Peluang usaha Terbukanya peluang T Y T Y T DPH Operasional Mall akan memberikan tambahan peluang
usaha dan berusaha yang diciptakan dari pemilik usaha yang
kesempatan kerja menyewa blok/ruko untuk membuka usaha baik
bagi masyarakat di perdagangan, hiburan maupun kuliner, kos, laundry dan
sekitar lokasi lain sebagainya. Kegiatan ini diprakirakan juga akan

- 64 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
kegiatan memberikan peluang bagi warga masyarakat untuk
dapat terlibat di dalamnya diantaranya sebagai pemasok
bahan baku maupun sebagai supplier dan tenaga kerja /
karyawan.

Peningkatan Kesejahteraan T Y T Y T DPH Dengan adanya Operasional Mall akan memberikan


Pendapatan masyarakat tambahan peluang berusaha yang diciptakan dari pemilik
masyarakat usaha yang menyewa blok/ruko untuk membuka usaha
baik perdagangan, hiburan maupun kuliner, kos, laundry
dan lain sebagainya. Kegiatan ini diprakirakan juga akan
memberikan peluang bagi warga masyarakat untuk
dapat terlibat di dalamnya diantaranya sebagai pemasok
bahan baku maupun sebagai supplier dan tenaga kerja /
karyawan. penerimaan tenaga kerja untuk tahap
operasional, dan tumbuhnya peluang usaha di sector lain,
dengan sendirinya pendapatan masyarakat, baik yang
berada di sekitar lokasi kegiatan, dan di sekitar Kota Jogja
yang terlibat dalam operasional pusat perbelanjaan Jogja
Mall akan meningkat. Peningkatan pendapatan
merupakan dampak penting hipotetik karena akan
berakibat terhadap naiknya permintaan terhadap barang
dan jasa yang berarti pula ikut menggerakkan roda
perekonomian di wilayah tersebut

- 65 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Komponen Lingkungan yang


Komponen Kegiatan Kriteria Penapisan
diprakirakan akan terkena dampak
No. yang menjadi Kesimpulan Penjelasan
Sumber Dampak Komponen Diskripsi Dampak
1 2 3 4 5
lingkungan Potensial
Sanitasi Penurunan sanitasi - - - - - DTPHK Penurunan sanitasi lingkungan merupakan dampak
Lingkungan lingkungan penting hipotetik karena pada kegiatan ini akan ada
karyawan yang cukup banyak dan juga pengunjung yang
cukup banyak setiap harinya. Dan masing-masing akan
menghasilkan limbah domestic padat maupun cair
dimana limbah cair per orang per harinya berkisar 2
liter/hari, selain itu kemungkinan adanya vektor penyakit
seperti tikus di gudang penyimpanan perdagangan dapat
menurunkan sanitasi lingkungan.

- 66 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.32 batas waktu kajian

Bulan
Kegiatan Jenis Dampak Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ... 36

A. Tahap Pra Konstruksi


Perencanaan Munculnya sikap dan persepsi masyarakat Perencanaan pembangunan dan survey awal
Pembangunan dan dialokasikan waktu selama dua bulan
Survey Awal
Rekrutmen Tenaga Muncul Terjadinya kecemburuan sosial Rekrutmen tenaga kerja konstrusi akan
Kerja Konstruksi Terbukanya Kesempatan Kerja berlangsung selama tahap pra konstruksi yang
dirancanakan selama 1 bulan oleh karena itu
dampak yang timbul akan dikaji selama masa
kontrusi tersebut
B. Tahap Konstruksi
Mobilisasi tenaga Gangguan kelancaran lalulintas Mobilisasi tenaga kerja akan berlangsung
kerja Kualitas udara ambient selama tahap konstruksi yang dirancanakan
selama 9 bulan oleh karena itu dampak yang
timbul akan dikaji selama masa kontrusi
tersebut
Mobilisasi Peralatan Peningkatan kebisingan Mobilisasi peralatan dan material merupakan
dan Material Gangguan kelancaran lalulintas satu kesatuan dalam tahap konstruksi. Semua
dampak yang timbul akibat kegiatan
pembangunan ini akan akan dipantau selama
proses kegiatan tersebut yaitu selama 9 bulan.
Pembersihan lahan Hilangnya vegetasi Pembersihan lahan akan berlangsung selama
tahap konstruksi yang dirancanakan selama 1
bulan oleh karena itu dampak yang timbul akan
dikaji selama masa kontrusi tersebut

- 67 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Pembangunan Penurunan kualitas udara Pembangunan gedung dan fasilitas pendukung


gedung dan Peningkatan kebisingan akan berlangsung selama tahap konstruksi yang
fasalitas pendukung Penurunan sanitasi lingkungan dirancanakan selama 9 bulan oleh karena itu
dampak yang timbul akan dikaji selama masa
Terjadinya kecelakaan kerja
kontrusi tersebut

Penerimaan Tenaga Terbukanya kesempatan kerja Rektuitmen tenaga kerja untuk operasional
Kerja Operasional akan dilakukan selama dua bulan, sehingga
waktu kajian ditetapkan selama dua bulan masa
rekrutmen tenaga kerja untuk operasional.

Munculnya sikap dan persepsi masyarakat


C. Tahap Operasi
Pengoperasional Penurunan kualitas udara Pengoperasional mal akan berlangsung selama
Mal Meningkatnya Kebisingan tahap operasi yang dirancanakan selama 2
Gangguan kelancaran lalulintas tahun oleh karena itu dampak yang timbul akan
dikaji selama masa waktu yang telah ditentukan
Peningkatan limbah B3
Penurunan kualitas air permukaan
Penurunan kuantitas air tanah
Munculnya sikap dan presepsi masyarakat
Terbukanya peluang usaha dan
kesempatan kerja
Peningkatan pendapatan masyarakat
Penurunan sanitasi lingkungan

- 68 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Sumber: Hasil analisis konsultan, 2017

2.5 Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


2.5.1. Batas Wilayah Studi
Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi luas
wilayah studi ANDAL sesuai hasil pelingkupan dampak penting dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumberdaya, waktu dan tenaga, serta saran,
pendapat dan tanggapan dari masyarakat yang berkepentingan. Batas
wilayah studi untuk Studi ANDAL Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal
Jogja Plaza di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
2.5.1.1. Batas Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana lokasi Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Mal Jogja Plaza berada, yaitu di Kelurahan Kotabaru,
Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Didalam tapak proyek inilah
sumber atau asal terjadinya dampak pada lingkungan sebagai akibat dari
kegiatan-kegiatan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza, baik pada masa
konstruksimaupun operasi yang meliputi kegiatan perdagangan, hiburan
dan fasilitas kuliner serta kegiatan pendukung lainnya.
2.5.1.2. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana
kegiatan menurut media transportasi limbah (air dan udara) dimana proses
alami yang berlangsung di dalam ruang di sekitar kegiatan diperkirakan
akan mengalami perubahan yang mendasar. Termasuk dalam ruang ini
adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis memberi
dampak terhadap aktivitas usaha dan atau kegiatan.
Batas ekologi kualitas udara didasarkan atas pertimbangan arah dan
kecepatan angin yang dihubungkan dengan rencana tapak proyek. Arah
angin dominan cenderung bertiup ke arah barat daya dan barat laut
dengan kecepatan rata-rata sekitar 4,48 km/jam.Kondisi fisiografi

- 69 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

(kemiringan) lahan lokasi proyek kearah barat yaitu kearah Sungai Code
sehingga ketika musim hujan dan terjadi limpasan air hujan, maka limbah
padat dan cair yang terbawa akan masuk ke Sungai Code. Batas ekologi air
dalam hal ini dimulai dari sekitar Jembatan Gondolayu hingga sekitar 500
meter kearah selatan. Untuk media transportasi meliputi area di sekitar
Tugu – Kridosono – Gramedia – Pasar Terban.
2.5.1.3. Batas Sosial
Batas sosial adalah suatu ruang gerak tempat berlangsungnya
kegiatan dan interaksi sosial sekelompok manusia. Di dalam ruang tersebut
terdapat berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai-nilai
tertentu yang sudah mapan. Di dalam dan sekitar rencana kegiatan dan
operasional Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza terdapat tempat (dusun,
kelurahan) yang merupakan tempat berlangsungnya proses sosial, yang
diakibatkan oleh dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar akibat dari rencana kegiatan.
Beberapa wilayah yang diprakirakan akan mengalami perubahan mendasar
akibat kegiatan konstruksi dan operasional Pusat Perbelanjaan Mal Jogja
Plaza adalah permukiman penduduk di sekitar Pasar Terban, sepanjang Jl.
Cik Ditiro, sepanjang Sungai Code dalam lingkup Kelurahan Kotabaru dan
Gowongan serta permukiman penduduk dan beragam aktivitas sosial di
kawasan Kotabaru. Warga masyarakat di dalam area tersebut akan terkena
dampak akibat adanya berbagai aktivitas pada saat
konstruksi/pembangunan maupun operasional Pusat Perbelanjaan Mal
Jogja Plaza, seperti penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
kesempatan kerja dan berusaha serta dampak terkait kondisi transportasi
seperti peningkatan kepadatan arus lalulintas, gangguan kelancaran
lalulintas dan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Dengan kriteria tersebut,
maka permukiman-permukiman tersebut dijadikan sebagai batas wilayah
sosial.

- 70 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

2.5.1.4. Batas Administrasi


Batas administrasi adalah batas ruang dimana masyarakat dapat
secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam ruang
tersebut.Berdasarkan pelingkupan maka batas administrasi kegiatan
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza adalah sebagian wilayah
Kelurahan Kotabaru dan Terban, Kecamatan Gondokusuman serta sebagian
wilayah Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis. Adapun batas administrasi
studiini adalah sebagai berikut:
 Batas sebelah utara : Jalan Bundaran UGM – Mirota Kampus
 Batas sebelah timur : Jalan Cik Ditiro
 Batas sebelah selatan : Jalan Abubakar Ali - Stadion Mandalakrida
 Batas sebelah barat : Jalan Mangkubumi, Kelurahan Gowongan

Dengan mensikronisasikan susunan keempat peta tematik batas wilayah


masing-masing tema yaitu batas tapak proyek, batas ekologis, batas sosial
dan batas administrasi, dihasilkan resultante hasil tumpung susun peta-
peta tersebut dan batas terluar adalah Batas Wilayah Studi Pembangunan
Pusat Perbelanjaan Mal Jogja Plaza, seperti disajikan pada Lampiran2.7.

- 71 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Tabel 2.34
Ringkasan Hasil Pelingkupan

Pelingkupan
Pengelolaan
Deskripsi lingkungan
Rencana yang sudah
Kegiatan yang direncanakan Komponen
No berpotensi sejak awal lingkungan Dampak Evaluasi dampak Wilayah studi Batas waktu kajian
menimbulkan sebagai terkena dampak KESIMPULAN
potensial potensial
dampak bagian dari
lingkungan rencana
kegiatan

Tahapan Pra Konstruksi


1 Perencanaan Sosialisasi sikap dan Munculnya sikap Kegiatan sosialisasi akan
Pembangunan persepsi dan presepsi dapat memperjelas
dan Survey masyarakat masyarakat rencana kegiatan dan
Awal dampaknya bagi sebagian
kecil masyarakat, namun
pada umumnya
DPH
masyarakat bisa
menerima pembangunan
mal tetapi dengan
beberapa persyaratan
Sekitar Pasar Terban,
sesuai dengan hasil
sepanjang Jl. Cik Ditiro,
konsultasi publik.
sepanjang Sungai Code
Rekrutmen Tidak ada Presepsi Terjadinya Adanya tenaga kerja luar 2 bulan
dalam lingkup
Tenaga Kerja masyarakat cemburu sosial daerah yang terlibat
Kelurahan Kotabaru dan
Konstruksi dalam pembangunan fisik
Gowongan
dengan berbagai latar
DPH
belakang sosial dan
budaya yang berbeda
dengan warga masyarakat
setempat.
Kesempatan Terbukanya Penerimaan tenaga kerja
kerja kesempatan untuk tahap konstruksi
kerja akan dilakukan secara DPH
terbuka dan
membutuhkan tenaga
- 72 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
kerja dengan kualifikasi
tertentu. Proses seleksi
akan dilakukan oleh pihak
pemrakarsa bekerjasama
dengan kontraktor,
namun dengan tetap
memprioritaskan tenaga
kerja lokal. Dari sekitar
350 orang tenaga kerja
yang dikualifikasikan non
teknis dapat menyerap
20% dari tenaga lokal,
kegiatan ini berpotensi
menimbulkan terbukanya
kesempatan kerja bagi
masyarakat di sekitar
lokasi kegiatan.
Proses Sosial Gangguan proses diprakirakan dapat Lokasi studi Kelurahan
social menimbulkan gesekan- Kotabaru, Kecamatan
gesekan yang berakibat Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
pada terganggunya
proses sosial dan
memungkinkan
terjadinya konflik sosial
antara pendatang
dengan masyarakat DTPH
setempat. Kondisi ini
dapat berlangsung
cukup lama mengingat
kegiatan pembangunan
fisik akan berlangsung
sekitar 2 tahun. Dengan
demikian gangguan
proses sosial.
Konstruksi
1 Mobilisasi Tidak ada transportasi Gangguan Pada saat aktivitas DPH Area sekitar Tugu- 9 Bulan, selama proses
tenaga kerja kelancaran lalu mobilisasi tenaga kerja Kridosono-Gramedia- mobilisasi tenaga kerja
lintas diperkirakan berdampak Pasar Terban
terhadap kelancaran lalu
lintas, dimana dari total

- 73 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
jumlah tenaga kerja
konstruksi sebesar 850
orang
Peluang usaha Terbukanya Dengan adanya DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan, selama proses
peluang usaha mobilisasi tenaga kerja sepanjang Jl. Cik Ditiro, mobilisasi tenaga kerja
bagi masyarakat dari luar maupun sepanjang Sungai Code
sekitar dalam lingkup
sekitar lokasi kegiatan
Kelurahan Kotabaru dan
ke lokasi tapak proyek,
Gowongan
secara tidak langsung
membuka peluang
usaha bagi masyarakat
di sekitar lokasi
kegiatan, diantaranya
seperti pemenuhan
kebutuhan makan
(kuliner), jasa laundry,
dan lain sebagainya,
Sehingga tidak ada
masalah dalam peluang
usaha
sosiolisasi Sikap dan Muncunlnya Penerimaan tenaga kerja DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan, selama proses
presepsi sikap dan untuk tahap konstruksi sepanjang Jl. Cik Ditiro, mobilisasi tenaga kerja
masyarakat presepsi akan dilakukan secara sepanjang Sungai Code
masyarakat terbuka dan dalam lingkup
membutuhkan tenaga Kelurahan Kotabaru dan
kerja dengan kualifikasi Gowongan
tertentu. Proses seleksi
akan dilakukan oleh pihak
pemrakarsa bekerjasama
dengan kontraktor,
namun dengan tetap
memprioritaskan tenaga
kerja lokal.
Transportasi Gangguan Peningkatan resiko DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan, selama proses
keselamatan kecelakaan yang sepanjang Jl. Cik Ditiro, mobilisasi tenaga kerja
lalulintas mungkin terjadi, berupa sepanjang Sungai Code
dalam lingkup
potensi gangguan lalu
Kelurahan Kotabaru dan
lintas pada lokasi pintu
Gowongan
masuk dan keluar
kawasan proyek.
- 74 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
Potensi gangguan
tersebut bisa terjadi
mengingat adanya
tambahan ± 63
mobil dan 170 motor.
Kualitas Udara Peningktan kadar Pada saat tahap mobilisasi DTPHK Sekitar Pasar Terban, 9 bulan selama proses
udara (debu, tenaga kerja akan terjadi sepanjang Jl. Cik Ditiro, mobilisasi tenaga kerja
co,nox) pergerakan kendaraan ± sepanjang Sungai Code
63 mobil dan 170 motor dalam lingkup
yang diperkirakan akan Kelurahan Kotabaru dan
menambah beban Gowongan
pencemaran udara dari
emisi gas buangan yang
dihasilkan oleh kendaraan
tersebut.
2 Mobilisasi Tidak ada kualitas udara Peningktan kadar Pada saat tahap DTPHK didasarkan atas 9 bulan dengan asumsi
Peralatan dan udara (debu, konstruksi berlangsung pertimbangan arah dan tidak ada kegiatan
material co,nox) seluruh bahan/material kecepatan angin yang mobilisasi peralatan
bangunan yang dihubungkan dengan dan material proyek
dibutuhkan direncanakan rencana tapak proyek. yang lain dalam batas
akan diangkut dengan Arah angin dominan wilayah studi yang
dumptruck. Intensitas cenderung bertiup ke sama
pengangkutan arah barat daya dan
bahan/material bangunan barat laut dengan
selama konstruksi kecepatan rata-rata
berlangsung diperkirakan sekitar 4,48 km/jam.
sebanyak 3 truk perhari
untuk mengangkut
material bangunan. Jalur
yang akan dilewati adalah
jalan Jendral Sudirman,
dengan kondisi jalan
berupa jalan yang sudah
beraspal, sehingga
dampak peningkatan
debu (PM2,5) yang
diakibatkan dari jalan tidak
mengakibatkan
perubahan yang mendasar
terhadap lingkungan
Intensitas mobilisasi
kendaraan yang cukup

- 75 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
besar untuk mengangkut
material bangunan
mengakibatkan
peningkatan kandungan
CO, NO2, Debu (PM2,5)
dari emisi gas buang
dumptruck.
Kegiatan pembuangan
tanah galian diperkirakan
akan membutuhkan
mobilisasi
dumptrucksekitar 41
kali/hari. Volume yang
akan dibuang sekitar
55.000 m3, sehingga akan
mengakibatkan
peningkatan kandungan
debu (PM2,5) di
lingkungan. Intensitas
mobilisasi kendaraan yang
cukup besar untuk
mengangkut bahan galian
mengakibatkan
peningkatan kandungan
CO, NO2, Debu (PM2,5)
dari emisi gas buang
dumptruck.
kebisingan Peningkatan Dumptruck yang akan DPH Kelurahan Kotabaru, 9 bulan dengan asumsi
kebisingan digunakan dalam aktivitas Kecamatan tidak ada kegiatan
mobilisasi peralatan dan Gondokusuman, Kota mobilisasi peralatan
material memiliki tingkat Yogyakarta dan material proyek
kebisingan 88 dB yang yang lain dalam batas
diukur pada jarak 15 wilayah studi yang
meter. Intensitas sama
pengangkutan
bahan/material bangunan
selama konstruksi
berlangsung diperkirakan
sebanyak 41 truk perhari
kali untuk mengangkut
material dan bahan galian.
Dengan menggunakan

- 76 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
persamaan sumber
bergerak, maka
masyarakat yang berjarak
5 meter dari pinggir jalan
akan terkena dampak
peningkatan kebisingan
sekitar 92 Dba
transportasi Bangkitan Peningkatan resiko DPH Lokasi studi Kelurahan 9 bulan
lalulintas kecelakaan yang mungkin Kotabaru, Kecamatan
terjadi, berupa potensi Gondokusuman, Kota
gangguan lalu lintas pada Yogyakarta
lokasi pintu masuk dan
keluar kawasan proyek.
Potensi gangguan
tersebut bisa terjadi
mengingat adanya
tambahan ± 63 mobil dan
170 motor.
Sikap dan Munculnya Sikap Adanya rasa cemburu DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan, selama
presepsi dan presepsi dengan warga masyarakat sepanjang Jl. Cik Ditiro, mobilisasi peralatan
masyarakat masyarakat yang dapat terlibat dalam sepanjang Sungai Code dan material
kegiatan ini dan adanya dalam lingkup
gangguan kenyamanan Kelurahan Kotabaru dan
akibat turunnya kualitas Gowongan
udara, meningkatnya
kebisingan dan gangguan
kelancaran lalulintas, akan
memungkinkan terjadinya
gangguan proses sosial.
Keselamatan Meningkatnya Adanya kecemburuan DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan
laulintas resiko antara warga masyarakat sepanjang Jl. Cik Ditiro,
kecelakaan yang tidak dapat terlibat sepanjang Sungai Code
dalam proyek, adanya dalam lingkup
dampak terhadap kualitas Kelurahan Kotabaru dan
udara, kebisingan serta Gowongan
gangguan kelancaran
lalulintas yang
menganggu aktivitas
masyarakat sekitar lokasi
akan menyebabkan
kenyamananmasyarakat
terganggu.

- 77 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
Sanitasi Penurunan Kemungkinan dari DTPH Sekitar Pasar Terban, 9 bulan
lingkungan sanitasi jumlah tenaga kerja dan sepanjang Jl. Cik Ditiro,
lingkungan kesediaan MCK yang sepanjang Sungai Code
dalam lingkup
tidak mencukupi
Kelurahan Kotabaru dan
seperti,sumur,wc
Gowongan
umum dan kamar
mandi umum,
kurangnya sarana air
yang dapat
menimbulkan vector
penyakit yang dapat
mengganggu
kesehatan.
3 Pembersihan Tidak ada Kualitas udara Penigkatan Kegiatan pembersihan DTPH Lokasi studi Kelurahan 1 bulan
lahan Kadar Debu lahan adalah kegiatan Kotabaru, Kecamatan
pembersihan lahan seluas Gondokusuman, Kota
± 7.545 m2 dilakukan Yogyakarta
dengan kegiatan
pembersihan terhadap
sisa bangunan yang ada
dan pembersihan sisa
rumput dan tanaman.
Volume rumput dan
bangunan yang akan
dibersihkan tidak
mengakibatkan
peningkatan kandungan
debu (PM 10) sehingga
masuk ke dalam dampak
tidak penting hipotetik.
Didasarkan atas
pertimbangan arah dan
kecepatan angin yang
dihubungkan dengan
rencana tapak proyek.
Arah angin dominan
cenderung bertiup ke arah
barat daya dan barat laut
dengan kecepatan rata-
rata sekitar 4,48 km/jam.
Kebisingan Peningkatan Kegiatan pembersihan DTPH Lokasi studi Kelurahan 1 bulan karena lokasi

- 78 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
kebisingan lahan akan menggunakan Kotabaru, Kecamatan proyek berdampingan
dozer. Dozer memiliki Gondokusuman, Kota dengan sekolah
tingkat kebisingan sekitar Yogyakarta sehingga peningkatan
85 dB yang diukur pada kebisingan yang ada
jarak 15 meter, karena dapat mengganggu
lokasi tapak proyek aktivitas belajar-
berapa di sekitar mengajar.
pemukiman, perkantoran
dan sekolah, maka tingkat
kebisingan yang akan
diterima masyarakat yang
tinggal bersebalahan
dengan tapak proyek > 85
dBA. Kegiatan galian
untuk basement akan
menggunakan alat
excavator. Excavator
diperkirakan memiliki
tingkat kebisingan sekitar
80 dBA yang diukur pada
jarak 15 meter, karena
lokasi tapak proyek
berdekatan dengan
pemukiman, perkantoran
dan sekolah, maka tingkat
kebisingan yang diterima
oleh masyarakat yang
tinggal berdekatan
dengan tapak proyek > 80
Dba
flora Hilangnya Kegiatan land clearing DTPHK Kelurahan Kotabaru, 1 bulan karena tapak
vegetasi tentunya akan memiliki Kecamatan proyek relatif sempit
dampak langsung Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
terhadap tingkat
koordinat
kerapatan dan
S: 7⁰47’0.90”S
keanekaragaman hayati E: 110⁰22’18.85”T
yang ada di lokasi.
Namun karena jenis
tanaman yang ada di
sana merupakan
tanaman strata perdu

- 79 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
atau semak belukar,
herba / rumput maka
dampaknya tidak
terlalu berpengaruh.
Pada perencanaan
konstruksi Mal Jogja
Plaza nantinya akan
membangun Ruang
Hijau Terbuka seluas
950 m2. Maka di
asumsikan bahwa
fungsi dari pembuatan
Ruang Terbuka Hijau
akan mengembalikan
bahkan memperbaiki
kondisi lingkungan di
lokasi (Mal Jogja Plaza).
Fauna Migrasi satwa Hilangnya vegetasi DTPH Kelurahan Kotabaru, 1 bulan karena tapak
liar akan mengakibatkan Kecamatan proyek relatif sempit
terganggunya habitat Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
satwa liar,
koordinat
menyebabkan migrasi
S: 7⁰47’0.90”S E:
satwa ke permukiman 110⁰22’18.85”T
warga sekitar tapak
proyek. Namun karena
satwa liar disana tidak
ada satwa yang
dilindungi maka tidak
terlalu berpengaruh .
Pada perencanaan
konstruksi Mal Jogja
Plaza nantinya akan
menanam kembali
tanaman disekitar mal
jogja . Sehingga satwa
liar bisa singgah
4 Pembangunan Tidak ada Kualitas udara Penurunan Pembangunan mal dan DPH didasarkan atas 9 bulan dengan asumsi
gedung dan kualitas udara fasilitas pendukung akan pertimbangan arah dan tidak ada kegiatan lain

- 80 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
fasilitas menggunakan alat-alat kecepatan angin yang
penunjang berat dalam aktivitasnya. dihubungkan dengan
Alat-alat berat yang rencana tapak proyek.
digunakan antara lain Arah angin dominan
crane, backhoe, genset, cenderung bertiup ke
mortar mixer yang arah barat daya dan
berpotensi menurunkan barat laut dengan
kualitas udara akibat kecepatan rata-rata
peningkatan CO, NO2, sekitar 4,48 km/jam.
PM2,5. Rencana kegiatan
akan membangun
basement dengan
kedalaman 8 meter,
sehingga akan dilakukan
pengerukan lahan dengan
menggunakan excavator.
Volume tanah yang akan
digali sekitar 83.160 m3.
Volume tanah galian ini
berpotensi menghasilkan
debu (PM2,5) yang besar
Kuantitas air Penurunan Saat pembangunan fisik, DTPHK Kelurahan Kotabaru, 9 bulan dengan asumsi
tanah kuantitas tenaga kerja yang bekerja Kecamatan tidak ada kegiatan
airtanah sekitar 850 orang. Apabila Gondokusuman, Kota sejenis yang
kebutuhan air bersih Yogyakarta menggunakan air
seorang pekerja sekitar 20 koordinat S: tanah dalam
liter/orang/hari, maka 7⁰47’0.90”S
diperlukan air sejumlah E: 110⁰22’18.85”T
17.000 liter per hari.
Selain itu dalam proses
pembuatan campuran
beton juga dibutuhkan air
dalam jumlah yang tidak
sedikit. Apabila
pemenuhan kebutuhan air
tersebut dengan
mengambil airtanah
kebisingan Peningkatan Kegiatan pembangunan DPH Kelurahan Kotabaru, 9 bulan
kebisingan memiliki tingkat Kecamatan
kebisingan sekitar 85 Gondokusuman, Kota
dB yang diukur pada jarak Yogyakarta
15 meter, karena lokasi koordinat S:

- 81 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
tapak proyek berapa di 7⁰47’0.90”S
sekitar pemukiman, E: 110⁰22’18.85”T
perkantoran dan sekolah,
maka tingkat kebisingan
yang akan diterima
masyarakat yang tinggal
bersebalahan dengan
tapak proyek > 85 dBA.
Kegiatan galian untuk
basement akan
menggunakan alat
excavator. Excavator
diperkirakan memiliki
tingkat kebisingan sekitar
80 dBA yang diukur pada
jarak 15 meter, karena
lokasi tapak proyek
berdekatan dengan
pemukiman, perkantoran
dan sekolah, maka tingkat
kebisingan yang diterima
oleh masyarakat yang
tinggal berdekatan
dengan tapak proyek > 80
Dba
Run off Peningkatan Saat pembangunan fisik, DTPH Kelurahan Kotabaru, 9 bulan
aliran permukaan tenaga kerja yang bekerja Kecamatan
sekitar 850 orang. Apabila Gondokusuman, Kota
kebutuhan ke toilet Yogyakarta
seorang pekerja sekita 20 koordinat
liter/orang/hari, maka S: 7⁰47’0.90”S
limbah domestik yang E: 110⁰22’18.85”T
dihasilkan saat
pembangunan fisik kurang
lebih 17.000 liter/hari (17
m3/hari). Namun demikian
PT Arta Sarana selaku
pemrakasa pembangunan
Mall Jogja Plaza akan
menyediakan mobil toilet
berjalan untuk mengatasi
pembuangan limbah cair

- 82 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
domestik tersebut.
Sehingga limbah cair
domestik tidak
mengakibatkan
penurunan kualitas
airtanah
Sikap dan Sikap dan Pembangunan mal akan DTPH Kelurahan Kotabaru, 9 bulan
presepsi presepsi membutuhkan beberapa Kecamatan
masyarakat masyarakat bahan bangunan, seperti Gondokusuman, Kota
pasir, koral, semen, Yogyakarta
tegel/keramik dll,
sehingga akan ada
tambahan peluang
berusaha bagi masyarakat
sekitar untuk menjadi
rekanan kerja dalam
memenuhi kebutuhan
bahan-bahan bangunan
tersebut, disamping itu
pula akan ada tambahan
pedagang untuk
keperluan memenuhi
kebutuhan sehari-hari
para pekerja bangunan
Sanitasi Penurunan Penurunan sanitasi DTPHK Jalan Sudirman dan 9 bulan
lingkungan sanitasi lingkungan merupakan Jalan F.M Noto yang
lingkungan dampak penting merupakan akses utama
keluar masuk kendaraan
hipotetik karena pada
proyek
kegiatan ini akan ada
karyawan yang cukup
banyak dan juga
pengunjung yang cukup
banyak setiap harinya.
Dan masing-masing
akan menghasilkan
limbah domestic padat
maupun cair dimana
limbah cair per orang
per harinya berkisar 2
liter/hari, selain itu
kemungkinan adanya
- 83 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
vektor penyakit seperti
tikus di gudang
penyimpanan
perdagangan dapat
menurunkan sanitasi
lingkungan.
K3 Terjadinya K3 merupakan dampak DTPHK Jalan Sudirman dan 9 bulan
kecelakaan kerja tidak penting hipotetik Jalan F.M Noto yang
dikelola dipantau merupakan akses utama
keluar masuk kendaraan
karena telah memiliki
proyek
SOP pada setiap
kontruksi (UU No.1
tahun 1970)
5 Rekrutmen Kesempatan Terbukanya Pembangunan Mall akan DPH Kantor proyek 2 bulan
Tenaga Kerja kerja lapangan kerja membutuhkan beberapa
operasi bahan bangunan, seperti
pasir, koral, semen,
tegel/keramik dll,
sehingga akan ada
tambahan peluang
berusaha bagi masyarakat
sekitar untuk menjadi
rekanan kerja dalam
memenuhi kebutuhan
bahan-bahan bangunan
tersebut, disamping itu
pula akan ada tambahan
pedagang untuk
keperluan memenuhi
kebutuhan sehari-hari
para pekerja bangunan.
Sikap dan Munculnya sikap Rekrutmen tenaga kerja DPH
persepsi dan persepsi memunculkan
masyarakat masyarakat kecemburuan antara yang
diterima sebagai pekerja
dan yang tidak serta
memiliki potensi konflik
dengan pekerja yang
direkrut dari luar wilayah
mereka. Pada tahap ini
juga dimungkinkan terjadi

- 84 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
bangkitan lalulintas yang
menganggu aktivitas
masyarakat sekitar lokasi,
sehingga masyarakat
merasa kenyamananya
berkurang, kondisi ini
sangat rentan terhadap
terjadinya konflik.
Tahap Operasi
2 Operasional Tidak ada kualitas udara Penurunan Operasional mal DPH didasarkan atas Pengoperasional
Mal kualitas udara diperkirakan akan pertimbangan arah dan mal akan
mengakibatkan adanya kecepatan angin yang berlangsung selama
bangkitkan kendaraan >30 dihubungkan dengan
tahap operasi yang
kendaraan perjam, rencana tapak proyek.
dirancanakan
sehingga akan Arah angin dominan
mengakibatkan cenderung bertiup ke selama 2 tahun oleh
peningkatan konsentrasi arah barat daya dan karena itu dampak
CO dan NO2 di sekitar barat laut dengan yang timbul akan
lokasi pintu masuk mal kecepatan rata-rata dikaji selama masa
dan dalam area parkir. sekitar 4,48 waktu yang telah
Disamping itu km/jam.Kondisi fisiografi ditentukan
penggunaan genset (kemiringan) lahan
sebagai cadangan lokasi proyek kearah
penggunaan daya listrik barat yaitu kearah
juga berpotensi Sungai Code sehingga
menimbulkan ketika musim hujan dan
peningkatan konsentrasi terjadi limpasan air
CO dan NO2 di dalam area hujan, maka limbah
mal padat dan cair yang
terbawa akan masuk ke
Sungai Code.
kebisingan Peningkatan Operasional mal yang DPH Kelurahan Kotabaru,
kebisingan mengakibatkan adanya Kecamatan
bangkitan kendaraan Gondokusuman, Kota
hingga > 30 kendaraan Yogyakarta
perjam akan
mengakibatkan
peningkatan kebisingan di
sekitar lokasi mal > 70
dBA. Selain itu
penggunaan genset
sebagai cadangan

- 85 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
penggunaan listrik juga
berpotensi menimbulkan
peningkatan kebisingan >
60 dBA saat genset
beroperasi.
transportasi Bangkitan Meningkatnya DPH Lokasi studi Kelurahan
lalulintas pergerakan lalu lintas Kotabaru, Kecamatan
akibat operasional mal Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
akan meningkatkan
jumlah potensi konflik
pada jaringan jalan
disekitarnya.
Limbah B3 Peningkatan Adanya limbah B3 DTPHK Lokasi studi Kelurahan
limbah B3 bersumber dari sisa Kotabaru, Kecamatan
disinfektan, oli bekas, Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
aki bekas, batu baterai
bekas, kemasan cat,
botol bekas, dan lampu
bekas.
Kuantitas Penurunan Operasional mal akan DTPHK Kelurahan Kotabaru,
airtanah Kuantitas membutuhkan air sekitar Kecamatan
airtanah 167,35 m3/hari. Gondokusuman, Kota
Pemenuhan kebutuhan air Yogyakarta
ini apabila diambilkan dari koordinat
sumur bor dalam akan S: 7⁰47’0.90”S
dapat mempengaruhi E: 110⁰22’18.85”T
kuantitas airtanah.
Kualitas air Penurunan Adanya hasil limbah DTPHK Lokasi studi Kelurahan
permukaan kualitas air dari kegiatan mal mulai Kotabaru, Kecamatan
permukaan dari kegiatan kamar Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
madi, kegiatan dapur
rumah makan yang ada
di dalam mall, kegiatan
bersih-bersih. Air
limbah tersebut
mengalami pengolahan
sebelum dibuang ke
sungai Code.
Sikap dan Munculnya sikap Suatu pusat kegiatan yang DPH Area sekitar Tugu-
presepsi dan presepsi menyebabkan bangkitan Kridosono-Gramedia-
- 86 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
masyarakat masyarakat lalu lintas harus Pasar Terban
menyediakan tempat
parkir kendaraan yang
memadai. Dengan luasan
lantai Mal Jogja Plaza
untuk kegiatan komersial
sekitar 23,114 m2 dan luas
bangunan McDonald
sebesar 480 m2 minimal
luasan parkir yang
disediakan sekitar 2.800
m2 (dihitung berdasarkan
petunjuk teknis
penyelenggaraan fasilitas
parkir dari Dirjenhubdat),
sedangkan dari hasil
pencermatan awal dari
Dinas Perijinan Kota
Yogyakarta dibutuhkan
9.235 m2. Luasan parkir
Mal Jogja Plaza 12.643 m2.
Ketersediaan ruang parkir
yang memadai saja tidak
menjamin ketiadaan on
street parking pada ruas
jalan disekitar lokasi mal,
tetapi harus juga dijamin
kemudahan kendaraan
pengunjung dalam
melakukan manuver untuk
melakukan parkir
transportasi Gangguan Penurunan sanitasi DTPH Kelurahan Kotabaru,
keselamatan lingkungan merupakan Kecamatan
lalulintas dampak penting hipotetik Gondokusuman, Kota
karena pada kegiatan ini Yogyakarta
akan ada karyawan yang koordinat
cukup banyak dan juga S: 7⁰47’0.90”S
pengunjung yang cukup E: 110⁰22’18.85”T
banyak setiap harinya.
Dan masing-masing akan
menghasilkan limbah
domestic padat maupun

- 87 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
cair dimana limbah cair
per orang per harinya
berkisar 2 liter/hari, selain
itu kemungkinan adanya
vektor penyakit seperti
tikus di gudang
penyimpanan
perdagangan dapat
menurunkan sanitasi
lingkungan.

Peluang usaha Terbukanya Operasional Mall akan DPH Kelurahan Kotabaru,


peluang usaha memberikan tambahan Kecamatan
peluang berusaha yang Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
diciptakan dari pemilik
koordinat
usaha yang menyewa
S: 7⁰47’0.90”S
blok/ruko untuk E: 110⁰22’18.85”T
membuka usaha baik
perdagangan, hiburan
maupun kuliner, kos,
laundry dan lain
sebagainya. Kegiatan
ini diprakirakan juga
akan memberikan
peluang bagi warga
masyarakat untuk
dapat terlibat di
dalamnya diantaranya
sebagai pemasok
bahan baku maupun
sebagai supplier dan
tenaga kerja /
karyawan.
Pendapatan Peningkatan Dengan adanya DPH Kelurahan Kotabaru,
masyrakat pendapatan Operasional Mall akan Kecamatan
masyarakat memberikan tambahan Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
peluang berusaha yang
koordinat
diciptakan dari pemilik
S: 7⁰47’0.90”S

- 88 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
usaha yang menyewa E: 110⁰22’18.85”T
blok/ruko untuk
membuka usaha baik
perdagangan, hiburan
maupun kuliner, kos,
laundry dan lain
sebagainya. Kegiatan
ini diprakirakan juga
akan memberikan
peluang bagi warga
masyarakat untuk
dapat terlibat di
dalamnya diantaranya
sebagai pemasok
bahan baku maupun
sebagai supplier dan
tenaga kerja /
karyawan. penerimaan
tenaga kerja untuk
tahap operasional, dan
tumbuhnya peluang
usaha di sector lain,
dengan sendirinya
pendapatan
masyarakat, baik yang
berada di sekitar lokasi
kegiatan, dan di sekitar
Kota Jogja yang
terlibat dalam
operasional pusat
perbelanjaan Jogja Mall
akan meningkat.
Peningkatan
pendapatan merupakan
dampak penting
hipotetik karena akan
berakibat terhadap
naiknya permintaan

- 89 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza
terhadap barang dan
jasa yang berarti pula
ikut menggerakkan
roda perekonomian di
wilayah tersebut
Sanitasi Penurunan Penurunan sanitasi DTPHK Kelurahan Kotabaru,
lingkungan sanitasi lingkungan merupakan Kecamatan
lingkungan dampak penting Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
hipotetik karena pada
koordinat
kegiatan ini akan ada
S: 7⁰47’0.90”S
karyawan yang cukup E: 110⁰22’18.85”T
banyak dan juga
pengunjung yang cukup
banyak setiap harinya.
Dan masing-masing
akan menghasilkan
limbah domestic padat
maupun cair dimana
limbah cair per orang
per harinya berkisar 2
liter/hari, selain itu
kemungkinan adanya
vektor penyakit seperti
tikus di gudang
penyimpanan
perdagangan dapat
menurunkan sanitasi
lingkungan.

- 90 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

Rencana Kegiatan Dampak Potensial


 Tahap Pra-kontruksi  Tahap prakonstruksi Dmpk Penting Hipotetik
 Tahap Konstruksi (1) Sikap & Persepsi Masyarakat
 Tahap Operasi
(2) Persepsi masyarakat  Tahap prakonstruksi
(3) Proses social (1) Sikap dan persepsi masyarakat
(4) Kesempatan kerja  Tahap konstruksi
 Tahap konstruksi (1) Kesempatan kerja
(1) Transportasi (2) Proses sosial
(2) Peluang usaha (3) Sikap dan persepsi masyarakat
(3) Sikap dan persepsi masyarakat (4) Kualitas udara
(4) Gangguan lalulintas (5) Kebisingan
(5) Kualitas udara (6) Pendapatan masyarakat
(6) Kebisingan (7) Kualitas air tanah
Komponen LH (7) Keselamatan lalulintas (8) Sanitasi lingkungan
Sumber Data
(8) Sanitasi lingkungan
 Geo-fisik-kimia
Pemrakarsa (9) Flora  Tahap operasi
(1) Kualitas udara
(10) Fauna (1) Kesempatan kerja
(2) Kebisingan
(11) Kuantitas airtanah (2) Proses sosial
(3) Kualitas airtanah
(12) Kualitas permukaan air (3) Sikap dan persepsi masyarakat
(4) Kuantitas air tanah
(13) K3 (4) Kualitas udara
(5) Kualitas air permukaan
(14) Kesempatan kerja (5) Kebisingan
(6) Transportasi
Rencana Kegiatan  Tahap operasi (6) Kualitas air tanah
(7) Limbah B3
Pembangunan Jogja Input Informasi (1) Kualitas udara (7) Peluang berusaha
 Biologi
Mall Plaza Data (2) Kebisingan (8) Pendapatan masyarakat
(1) Flora
(3) Bangkitan lalu lintas (9) Sanitasi lingkungan
(2) Fauna
(4) Limbah B3
(3) Biota air
(5) Kualitas air permukaan
 Sosial
(6) Kuantitas airtanah
(1) Kesempatan kerja Dampak Tidak Penting Hipotetik
(7) Sikap dan presepsi masyarakat
(2) Peluang berusaha (DTPHK)
(8) Transportasi
Konsultasi Masyarakat (3) Proses sosial Dikelola
(9) Peluang usaha
(4) Pendapatan masyarakat & (1) Kelancaran dan keselamatan
(10) Pendapatan masyarakat
Saran, pendapat & tanggapan (5) Sikappersepsi masyarakat dipantau lalin
(11) Sanitasi lingkungan
masyarakat (stakeholders)  Kesehatan masyarakat (2) Limbah B3
(12) Peningkatan pendapatan
(1) Sanitasi lingkungan. (3) K3
Data Sekunder (2) K3 (4) Kuantitas air tanah

Pemda setempat/instansi terkait


Tidak
dikelola Dampak Tidak Penting Hipotetik
Observasi Pendahuluan
& (DTPH)
Observasi terhadap rencana dipantau
(1) Getaran
kegiatan
(2) Densitas tumbuhan
(3) Keanekaragaman jenis tumbuhan
(4) Keanekaragaman jenis satwa
Kegiatan Lain di sekitar Lokasi Identifikasi Dampak Evaluasi Dampak
(5) Keanekaragaman jenis fauna
Potensial Potensial (6) Migrasi satwa liar
(7) Biota air

- 91 - Bab II | P e l i n g k u p a n
KA-ANDAL
PT. ARTA SARANA Pembangunan Pusat Perbelanjaan Mall Jogja Plaza

- 92 - Bab II | P e l i n g k u p a n

Anda mungkin juga menyukai