KELOMPOK : 11
Dokumentasi Penjelasan
Bahan dan Alat
Kukusan dan air 2,5L
28 September Kompor
2019
Panci
Pengaduk
Wadah plastik
Sendok
Loyang
Piring
Ketan putih (1kg)
Ragi tape (8gr/3butir)
Cuci beras ketan minimal 3 kali
hingga bersih sampai airnya
bening, lalu tiriskan.
Setelah dingin beri ragi yang telah Pendinginan ini bertujuan agar suasana
ketan yang akan diberi ragi tidak lembab
dihaluskan, lalu aduk hingga
sehingga tidak mudah terkontaminasi
merata. mikroorganisme yang tidak diinginkan
yang dapat menyebabkan tape tersebut
rusak atau gagal (busuk). (Sudarmadji,
2009)
Setelah itu tutup wadah lalu tunggu Fermentasi dalam biokimia diartikan
sebagai pembentukan
sekitar 2 harian, Untuk fermentasi
energi melalui katabolisme senyawa
tape. organik, sedangkan dalam bidang
industri, fermentasi diartikan sebagai
proses pemanfaatan mikroba untuk
menghasilkan suatu produk (Stanburry,
P.P. dan Whitaker, A., 1984).
Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot,
dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai
dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh.
Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini
diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan
mengurangi jumlah bakteri jahat.
Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau
racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari,
seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi
singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia.
Pada tape ketan itu terjadi proses fermentasi yang menyebabkan ketan menjadi bau alkohol dan terasa manis.Reaksi dalam fermentasi berbeda-
beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi
(Mikroorganisme saccharomyces), dan digunakan pada produksi makanan.
Bintari HS, Dewi P, Mubarok I. 2009. Bahan Ajar Mikrobiologi. Semarang. UNNES Press.
Anonim. (1989). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bharata.
Imam Supardi dan Sukamto. (1999). Mikrobiologi dalam Pengolahan dan
Keamanan Pangan. Edisi Pertama. Bandung: Penerbit Alumni
Kasmidjo, Rb. (1990). Tempe: Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan Serta
Pemanfaatannya. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
Noor, Z. (1989). Biokimia Nutrisi Bagian Pertama. Yogyakarta: PAU Pangan dan
Gizi UGM.”
Terhadap Tripsin. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.
Rachman, A. (l989).Pengantar Teknologi Fermentasi. Bogor ; PAU Pangan dan
Gizi.
Rahayu, K. dan Sudarmaji, S., (1989). Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: PAU
Pangan dan Gizi UGM.
Sutrisno Koswara. ( 1995). Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan
Bermutu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suliantari dan Rahayu, W.P. (1990). Teknologi Fermentasi Umbi-umbian dan Bijibijian.
Bogor: PAU Pangan dan Gizi IPB.
41
Sudarmadji, S., (1989). Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi
UGM.
Stanburry, P.P. dan Whitaker, A., (1984). Principles of Fermentation Technology,
Pergamon, U.K.
Winarno, F.G.(1983). Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia.
Wood, B.J.B. (1985). Microbiology of Fermented Foods. Vol 2. New York:
Elsevier Applied Science Publishers.