Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua orang dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthitis. Gout arthiti akut biasanya
terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopouse pada wanita,
sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada usia 50-60 tahun.
Gout arthitis lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95% penderita gout arthitis
adalah pria. Urat serum wanita normal jumlahnya sekitar 1 mg / 100 ml, lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopouse perubahan tersebut krang nyata. Pada
pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka mencapai usia remaja.
Gout akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awal
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kemungkinan juga
menderita demam dan jumlah sel darah putih meninngkat. Serangan akut mungkin didahului
oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol, dan stres emosional. Meskipun yang
paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya juga dapat
terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasnya bisa sembuh
sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami ingin mengetahui tentang gangguan Sistem Muskuloskeletal
dengan Penyakit Gout Arthitis.

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Sistem
Muskuloskeletal yaitu Gout Arthitis.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan :
a. Definisi Gout Arthitis
b. Epidemiologi Gout Arthitis
c. Anatomi dan Fisiologi Gout Arthitis
d. Etiologi Gout Arthitis
e. Klasifikasi Gout Arthitis
f. Patofisiologi Gout Arthitis
g. Manifestasi Klinis Gout Arthitis
h. Faktor Resiko Gout Arthitis
i. Komplikasi Gout Arthitis
j. Pemeriksaan Penunjang Gout Arthitis
k. Penatalaksanaan Medis Gout Arthitis
l. Penatalaksanaan Keperawatan Gout Arthitis
m. Pencegahan Gout Arthitis

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. GOUT ARTHITIS
A. Defenisi

Gout artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal
monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah
mengalami supersarurasi hasil akhir metabolisme akhir purin yaitu asam urat ( Aru
W.Sudoyo. 2009 ).

Penyakit gout artthitis adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini
berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang
lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%,
terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita.
Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki ( Muttaqin, 2008 ).

Gout arthitis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai dengan
hiperurisemia dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan akut (
Hendarto Natadidjaja. 1999 ).

Jadi dapat disimpulkan Gout Arthitis ( Asam Urat ) adalah suatu penyakit gangguan
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat yang menyebabkan rasa nyeri
pada tulang dan sendi.

B. Epidemiologi
Di Indonesia sendiri penyakit gout arthitis pertama kali ditemukan oleh seorang
dokter Belanda, dr. Van Den Host, pada tahun 1935. Saat dilakukan penelitian,
ditemukan 15 kasus penyakit gout arthitis berat pada masyarakat kurang mampu di
jawa.
Kejadian atau prevalansi gout arthitis jumlahnya bervariasi tiap negara. Di Amerika
Serikat, laki-laki berumur diatas 18 tahun prevalansinya mencapai 1,5%. Di Selandia
Baru didapatkan 1-18 per 1000 penduduk menderita asam urat. Dan untuk Di Indonesia

3
sendiri, asam urat banyak dijumpai pada etnis Minahasa, Toraja dan Batak. Prevalansi
tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi yaitu daerah Manado-Minahasa,
ini dikarenakan kebiasaan mereka mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar. Angka
kejadian gout arthitis di Minahasa sebesar 29,2% pada tahun 2003.
Jika dikaji menggunakan segitiga epidemiologi dan jaringan-jaringan epidemiologi,
maka kejadian gout arthitis dapat digambarkan sebagai berikut :

4
C. Anatomi dan Fisiologi
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi
dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul.
Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk
“meminyaki “ sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat melekat pada
tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat
dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai fungsi ganda yaitu
untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi
menjadi mulus / licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan
berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
1. Proteoglikan
Yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah
yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis.
2. Kolagen
Komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap
tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang
tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan. Disamping itu matriks juga
mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.

D. Etiologi
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau factor dari luar. Asam
urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan
konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang
umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimanana usia diatas 40 tahun atau manula

5
beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit
darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat-obatan,
alkohol,obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

E. Klasifikasi
Menurut (Ahmad, 2011) jenis gout arthitis (asam urat) yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahuim (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau
bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya produksi
asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel)
dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah ( penyakit
sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol,dan penyebab lainnya adalah faktor
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.

F. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi dan sistemekskresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebih didalam plasma darah ( Hiperurecemia ), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan
berakumulasi atau menumpuk dijaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut
tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya.
Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.

6
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeriyang menyebabkan
tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang
sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.

Faktor primer Faktor sekunder


- Pembentukan asam urat tubuh yang - Akibat proses penyakit lain (misalnya penyakit
lebih / akibat penurunan ekresi asam kanker darah)
urat - Obat-obat tertentu (aspirin dosis rendah,
kebanyakan diuresik, levodopa, dia ziksid, asam
nikotinat, aseta zolamid, etambutol)
- Alkohol
- Diet tinggi purin

Kadar asam urat dalam darah  (hiperurisemia)

Kristalisasi asam urat menumpuk dalam tubuh

Iritasi lokal dan respon inflamasi

Peradangan dan kerusakan jaringan

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besardari 7,0 mg/dl)
dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodiumurat. Peningkatan atau penurunan
kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout.

7
Adanya Kristal mononatrium urat akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara :

 Kristalisasi bersit mengaktifkan system komplemen.komplemen-komplemen ini bersifat


kemotaktik dan akan merekrut neutrophil ke jaringan. Fasogitosis terhadap Kristal
memicu pengeluaran radikal bebas toksin dan lekosit, terutama leukosit B. kematian
neutfrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif.
 Magrofag yang teraktut pada pengendapan Kristal urat dalam sendi akan melakukan
aktifitas fogositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator pronflamasi seperti
TNF. Mediator ini akan memperkuat respon peradangan, di samping itu mengaktifkan
sel sinevum dan juga tlang rawan untuk menghasilkan protasse. Protase ini akan
meyebabkan cedera jaringan.

 Penimbunan Kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan
seperti kapur putih yang di sebut tofi/topus(tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat
tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang dengan masa urat amorf
(Kristal ) dikelilingi oleh mgrogfag, limfosit, limfosit, dan sel raksasa benda asing.

G. Manisfestasi klinis
Tahapan perjalan klinis dari penyakit gout :
a. Tahap I gout Asimptomatik
Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah meningkat, tetapi tidak
menimbulkan gejala.
b. Tahap II gout akut
Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan rasa nyeri yang hebat
pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai tanda peradangan, seperti

8
pembengkakan sendi, panas, dan tampak kemerahan. Serangan dapat cepat berlalu
dan kembali lagi dalam waktu tertentu
c. Tahap III gout interitis
Merupakan tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat
berlangsung beberapa bulan sampai tahun. Serangan yang tertunda tersebut dapat
terjadi karena tidak diobati secara terus – menerus.
d. Tahap IV gout kronis
Pada kondisi ini, rasa nyeri di sendi berlangsung secara terus-menerus serta terdapat
timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan lunak, tulang rawan,
selaput diantara tulang dan rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk
tofus.adapun radang kronik dan endapan asam urat, membuat persendian susah
digerakan.
 Gejala klinis
1. Nyeri tulang sendi
2. Kemerahan dan bengkak pada bagian tulang sendi
3. Tofi pada ibu jari, mata kaki pan pinna telinga
4. Peningkatan suhu tubuh
 Gejala akut
1. Nyeri hebat
2. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi hebat
3. Sakit kepala
4. Demam
 Gejala gangguan krinis
1. Serangan akut
2. Hiperurisemia yang tidak diobati
3. Terdapat nyeri dan pegal
4. Pembengkakan sendi membentuk noduler yang di sebut tofi (penumpukan
nosodium urat dalam jarinagan.

9
H. Faktor Resiko
Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah (hiperuremia) akan
menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
seseorang menderita penyakit asam urat, diantaranya :
a. Pola makan yang tidak terkontrol. Asupan makanan yang masuk kedalam tubuh dapat
mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang
tinggi akan diubah menjadi asam urat.
b. Seseorang dengan berat badan yang berlebihan (obesitas).
c. Peminum alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine ikut
berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan di dalam darah.
d. Seseorang yang berumur ≥ 45 tahun biasanya pada laki-laki, dan perempuan saat umur
menepouse
e. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit asam urat.
f. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih
g. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi.
h. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama
i. Seseorang yang mempunyai penyakit diabetes mellitus.

I. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout artithis antara lain :
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan beraktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hirpetensi dan albuminuria
3. Kerusakan tubler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik

J. Pemeriksaan Penunjang
1. Serum Asam Urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasi
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi

10
2. Angka Leukosit
Menunjukan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan
akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaotu
5000-10.000mm3.
3. Esinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat
dipersendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam
urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat
didalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin
meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasi gangguan ekskresi
pada pasien dengan peningkatan serum asam urat. Intruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan feses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan.
Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan
diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan Radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang
progresif maka akan terlihat jelas area terpukul pada tulang yang berada dibawah
sinavial sendi.

K. Penatalaksanaan Medis
1. Fase akut
a. Cholcine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangan gout akut, dan untuk mencegah serangan gout akut kemudian hari.

11
Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan
akut biasanya tablet 0,5mg setiap jam, sam pai gejala-gejala serangan akut dapat
dikurangi atau kalau ternyata dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien
mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada
keadaan ini pemberian obat ahrus dihentikan
b. Fenilbutazon
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan untuk mengobati
arthitis gout akut. Tetapi karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
kolkisisn digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
c. Indometasin (50mg 3x sehari selama 4-7 hari)
Pengobatan jangka panjang terhadap hiperurisemia untuk mencegah komplikasi
1. Golongan urikosurik
a. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat
dalam serum
b. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari
c. Azapropazon, dosis sehari 4 x 300mg
d. Benzbromaron
2. Inhibitor xantin (alopurinol)
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi
hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
3. Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi, karena tofi tersebut sudah
terlalu besar.
4. Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti :
alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400mg per hari
dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan sulfinpirazin merupakan
agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh
tubulus ginjal dan dengan demikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan
kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.

12
L. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Diet rendah purin
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan, sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak

M. Pencegahan
Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diit rendah purin dan
memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi dan allopurinol. Diit yang efektif
sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan
diit sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl ( Ahmad, 2011).
Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan jangan meminum
aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya),
perbanyak minum air putih terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk
mengeluarkan kristal asam urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium
tinggi seperti : sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan
buah – buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan stawberry, aktif secara seksual (seks bisa
memperlancar produksi urin sehingga menurunkan kadar asam urat). (Ahmad, 2011).
Makanan yang mengandung purin tinggi, yang perlu dihindari atau dibatasi oleh
penderita gout arthitis. Obat-obatan diperlukan untuk mengobati gout arthitis, akan tetapi
membuat perubahan pola makan tertentu seperti mengurangi makanan yang kaya purin juga
bisa membantu. Purin sebenarnya terdapat diseluruh bagian makhluk hidup, jadi tidk
mungkin kita menghindari purin.
Makanan dan Minuman yang mengandung purin paling tinggi :
1. Daging Merah
Daging pada umumnya tinggi purin, dan organ hewan atau jerohan seperti hati, ginjal,
dan otak mengandung purin paling tinggi. Daging yang mengandung purin tinggi seperti
daging babi, daging rusa, daging sapi, kelinci, kalkun, unggas, dan bebek. Batasi jumlah

13
asupan protein hewani hingga 6 ons per hari, hal ini untuk mengurangi purin dalam
tubuh.
2. Sea Food
Ikan sarden adalah sumber purin tertinggi. Juga makanan laut lainnya seperti halibut, ikan
kod, bluefish, makarel, trout, tuna, lobster, herring, sarden, dan kerang.
3. Anggur
Anggur juga merupakan salah satu sumber purin tertinggi. Batasi konsumsi anggur jika
menderita gout arthitis.
4. Minuman
Minuman sehari-hari kita seperti teh dan kopi sebenarnya sedikit mengandung purin,
akan tetapi batasi konsumsinya karena mengandung kafein. Sementara minuman
beralkohol tidak boleh diminum oleh penderita kelebihan asam urat. Terutama adalah bir,
dimana yang paling tinggi purin.
5. Ragi
Produk yang mengandung ragi harus dibatasi untuk menghindari masalah kesehatan,
terutama bagi penderita radang sendi akibat asam urat. Tape atau produk yang
difermentasi lainnya adalah mengandung purin tinggi dar ragi.
6. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah sumber protein nabati yang baik, namun pada umumnya juga
tinggi purin. Kacang-kacangan yang paling tinggi akan purin adalah lentil, kacang lavy,
kacang lima, kacang merah, dan belinjo.
7. Cokelat
Biji kakao dan daun teh mengandung tinggi theobromine, yaitu alkaloid dengan struktur
mirip dengan kafein yang tinggi purin. Kakao merupakan bahan utama pembuatan dark
chocokelate.
Makanan yang mengandung purin rendah :
Beberapa yang terbaik makanan rendah purin meliputi berbagai macam sayuran (
jamur, asparagus, kubis, ceri, buncis, selada, lobak, jagung, kentang, dan wortel ), dan buah-
buahan ( apel, pisang, jeruk, dan melon ). Juga banyak kacang-kacangan ( brazil, hazelnut,
dan kacang tanah ), keju ( chhedar, edam, cottage, dan limburger ), dan pasta yang dibuat
dengan telur, dan biji-bijian.

14
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Identitas
Nama, umur ( sekitar 50 tahunan ), alamat, agama , jenis kelamin ( biasanya 95%
penderita gout adalah pria ), dll.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (
sendi lain ).
3) Riwayat Kesehatan
 Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada
sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien
menanggulanginya. Obat-obatan yang diperoleh.
 Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam
subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
 Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-
masalah yang terkait dengan psikososialnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang
sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
5) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Kebutuhan nutrisi
1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein
dan kaya purin)
2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1. BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2. BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang atau tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri dan pembengkakan.

15
6) Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Muskuloskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang
luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas
(pembesaran sendi). Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan),
nyeri tekan pada sendi yang terkena, nyeri pada saat digerakan.
 Sistem Perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal.
7) Pemeriksaan Diagnostik
 Asam urat meningkat
 Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
 Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat
 Pemeriksaan urin
 Rontgen

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas
3. Resiko tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana tindakan pada
kondisi kronis

16
III. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri b.d proses Rasa nyaman klien 1. Pantau kadar asam 1. Untuk mengevaluasi 1. Melakukakn S : klien
penyakit terpenuhi atau urat keefektipan therapi pemeriksaan mengatakan
terhindar dari nyeri. kadar asam klien nyerinya sudah
Dengan kriteria hasil : secara berkala berkurang
1. menyangkal rasa O : kadar asam
nyeri 2. Berikan istirahat 2. Peninggian dan pemberian 2. Atur posisi tidur urat menurun
2. ekspresi wajah dengan kaki kompres dingin atau klien dengan A : masalah
rilaks ditinggikan dan hangat membantu posisi kaki teratasi
3. tidak ada rintihan diberikan bantalan, mengurangi bengkak dan ditinggikan dan P : lanjutkan
berikan analgesik membantu menghilangkan menggunakan intervensi
yang di programkan tekanan dari kaki, bantalan,
dan evaluasi analgesik memblog rasa kemudian berikan
keefektipannya, nyeri kompres dingin
berikan kompres atau hangat
dingin atau hangat

3. Obat anti gout bekerja 3. Memberikan obat


3. Berikan obat anti gout
dengan menghambat sesuai resep
yang diresepkan dan
reabsorbsi asam urat di dokter dan
evaluasi

17
keefektifannya. tubulus ginjal (benemid) konsultasikan
Konsul dokter bila melawan fagositosis dengan dokter
kadar asam urat tetap leukosit yang bila kadar asam
tinggi dan nyeri tidak menghambat deposit urat urat tetap tinggi
hilang dengan lanjut (allopurinol). Terapi
analgesik obat tambahan dapat
diperlukan bila kadar
asam urat serum tetap
tinggi

4. Tindakan ini membantu 4. Anjurkan klien


4. Instruksikan klien
mencegah batu ginjal, untuk minum 2-3
untuk minum 2-3 liter
komplikasi mayor yang liter cairan setiap
cairan setiap hari
berkenaan dengan gout hari

2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Pemantauan tingkat 1. Tingkat aktivitas 1. Memanatau S : klien


mobilitas fisik asuhan keperawatan inflamasi / rasa sakit tergantung dari tingkat inflamasi mengatakan
b.d nyeri klien diharapkan dapat pada sendi perkembangan / resolusi / rasa sakit pada sudah bisa
persendian dan melakukan mobilitas dari proses inflamasi sendi klien melakukan
imobilitas fisik. Dengan kriteria aktivitas
hasil : 2. Tingkatkan aktivitas 2. Mempertahankan 2. Anjurkan klien O : aktivitas
Klien akan bila nyeri berkurang pergerakan sendi untuk klien meningkat
meningkatkan dan meningkatkan A : masalah

18
menunjukan aktivitasnya bila teratasi
aktivitasnya sesuai nyeri sudah P : lanjutkan
dengan kemampuan berkurang intervensi

3. Membantu klien
3. Bantu dengan rentang 3. Meningkatkan kekuatan
melakukan
gerak aktif / inflamasi otot
rentang gerak
aktif / inflamasi

3 Resiko tinggi Mendemonstrasikan 1. Berikan informasi 1. Kepatuhan ditingkatkan 1. Memberikan S : klien


terhadap keinginan untuk tentang kondisi, melalui penyuluhan informasi tentang mengatakan
perubahan memenuhi aktivitas ingatkan klien bahwa terhadap klien dan kondisi klien, sudah mengerti
penatalaksanaan pemeliharaan dan terdapat kesalahan keluarganya mengingatkan dengan semua
pemeliharaan di pencegahan perawatan gentik pada klien bahwa intruksi yang
rumah b.d diri yang metabolisme purin, terdapat diberikan untuk
kurang diprogramkan. tetapi serangan nyeri kesalahan gentik perawatan
pengetahuan Dengan kriteria hasil : terkontrol dengan pada selama di rumah
tentang kondisi Mengungkapkan terapi otot metabolisme O : menulis /
dan rencana pemahaman tentang purin, tetapi mencatat semua
tindakan pada instruksi perawatan serangan nyeri intruksi yang
kondisi kronis diri, sedikit bisa terkontrol diberikan

19
melaporkan serangan dengan terapi otot A : masalah
govt, mengungkapkan teratasi
2. Ajarkan klien apa
rencana untuk 2. Tindakan ini membantu 2. Mengajarkan P : lanjutkan
yang harus dilakukan
melakukan tindakan mencegah kerusakan klien tentang intervensi
selama serangan
pencegahan pada gaya lanjut pada sendi dengan bagaimana
nyeri, dengan intruksi
hidup baru mengurangi bengkak, menghadapi
meliputi :
inflamasi, dan tekakan serangan nyeri.
Mengistirahatkan
pada kaki Dengan intruksi
sendi yang nyeri,
meliputi :
tinggikan ekstremitas
Mengistirahatkan
dan berikan kompres
sendi yang nyeri,
dingin atau hangat
tinggikan
ekstremitas dan
berikan kompres
dingin atau
hangat

3. Ajarkan klien 3. Mengajarkan


3. Substanti tertentu tidak
bagaimana klien tentang
mengaktifasi efek obat
mengontrol serangan bagaimana
anti gout, mengakibatkan
gout. Intruksi meliputi mengontrol
retensi asam urat. Obat
: serangan gout,
anti gout menurunkan

20
Menghindari faktor kadar asam urat dengan intruksi
pencetus (makanan meliputi :
tinggi purin, minuman Menghindari
alkohol), faktor pencetus
menggunakan obat (makanan tinggi
anti gout sesuai resep, purin, minuman
obat anti gout alkohol), gunakan
menurunkan kadar obat anti gout
asam urat sesuai resep, obat
anti gout
menurunkan
kadar asam urat

4. Menjamin klien
4. Jamin bahwa klien 4. Intruksi verbal dapat
dengan
mempunyai intruksi dengan mudah dilupakan.
memberikan
tertulis tentang Pemantauan periodik dari
intruksi tertulis
perawatan diri dan kadar asam urat perlu
tentang
informasikan tertulis untuk mengevaluasi
perawatan diri
tentang obat yang keefektipan terapi obat
dan informasikan
diprogramkan selama
tentang obat yang
dirumah
di programkan

21
selama dirumah
secara tertulis

5. Intruksi klien untuk 5. Ini dapat menandakan 5. Mengintruksikan


menghubungi dokter pembentukan batu ginjal klien untuk
bila terjadi panggul menghubungi
kolik dokter bila terjadi
panggul kolik

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gout arthitis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
arthitis akut. Gout arthitis lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopouse.
Gejala arthitis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentuka
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam kelainan metabolik. Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada
keadaan normal terjadi keseimbangan anatara produksi dan ekresi. Sekitar dua per tiga (2/3)
jumlah yang diproduksi setiap hari diekresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses.
Serum asam urat normal dipertahankan anatara 3,4-7,0% mg/dl pada pria dan 2,4-6,0 pada
wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
Untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan jangan meminum aspirin
(bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak
minum air putih terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan
kristal asam urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium tinggi seperti :
sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah – buahan
kaya vitamin C, terutama jeruk dan stawberry, aktif secara seksual (seks bisa memperlancar
produksi urin sehingga menurunkan kadar asam urat). (Ahmad, 2011).

B. Saran
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahuai dan mengerti tentang
rencana keperawatan pada pasien Gout Arthitis
2. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan
keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam
proses penyembuhan

23
DAFTAR PUSTAKA

http://sanirachman.blogspot.com/2009/08/case-arthritis-gout_1400.html

http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/daftar-makanan-tinggi-purin.html

http://aanborneo.blogspot.com/2013/03/makalah-gout-artritis.html

https://www.scribd.com/doc/40529564/Arthritis-Gout

https://www. 149283821-ASkep-Gastritis-New

https://www. 88841648-Asuhan-Keperawatan-Gout-Artritis

http://suminisutikno.blogspot.com/2013/03/epidemiologi-arthritis-gout.html

http://penick-penick.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-gout.html

http://www.academia.edu/5865144/GOUT

24

Anda mungkin juga menyukai