Anda di halaman 1dari 79

BAB I

THERMAL I

A. Physics of Heat
Panas atau kalor adalah suatu bentuk energi, yaitu energi panas. Kalor juga dapat
didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Untuk mendeteksi kalor di
suatu benda dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu suatu benda tersebut
tinggi maka kalor yang dikandungnya tinggi, sedangkan jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandungnya rendah. Besar kecilnya kalor pada suatu benda tergantung pada:
1. Massa zat
2. Jenis zat ( kalor jenis )
3. Perubahan suhu

1
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:
 Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu.
 Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten).
Kalor dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Ada beberapa cara
perpindahan kalor, yaitu secara Konduksi, Konveksi dan Radiasi. Media yang digunakan
dapat berupa zat cair, padat maupun gas.
 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Lebih jelasnya, kalor tersebut
berpindah tanpa disertai partikel-partikel zat yang mengenainya, jadi partikel-
partikel zat tersebut hanya suhunya menjadi tinggi.

2
Benda-benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut
Konduktor. Pada umumnya konduktor terbuat dari logam seperti: baja, besi,
alumunium, tembaga, dll.
Benda-benda yang sukar atau sulit menghatarkan panas disebut isolator.
Contoh benda tersebut yaitu kayu, plastik, kaca, dll.
 Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan
massa jenis zat.
 Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem
pemanasan air, sistem aliran air panas. Zat cair dan gas yang terkena
panas maka molekul-molekulnya bertambah besar dan beratnya tetap,

3
sehingga akan bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh
gerakan zat lain secara terus menerus sehingga terjadi aliran zat karena
panas. Dari peristiwa aliran inilah, maka panas dapat merambat secara
konveksi.
 Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin
darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara
yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan
cerobong asap pabrik.

4
 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Salah satu
contohya yaitu pancaran sinar matahari. Matahari memancarkan panasnya
sehingga sampai ke permukaan bumi melalui ruang hampa. Di ruang hampa
tidak ada zat yang dapat dilalui dan juga tidak ada zat yang dapat mengalir.

B.Thermal Comfort
Definisi termal dapat dirunut dari bahasa Yunani “therm” yang berarti kalor (penyebab
dan efek, pembangkitan dan penggunaan), serta dari bahasa Latin “temper” yang berarti
campuran (original digunakan untuk 'suhua caeli', kombinasi langit). Proses termal adalah
suatu proses yang berlangsung akibat dari efek termal. Efek termal alami terjadi akibat
adanya gradien suhu dan atau gradien kecepatan (sehingga ada aliran materi dan energi),

5
serta gradien konsentrasi. Efek termal buatan dihasilkan dengan menciptakan gradien
kekuatan tersebut. Sebuah proses adalah serangkaian tahapan yang terjadi antara dua
keadaan dari sistem, yang dinamakan keadaan awal dan akhir. Proses dinamakan steady
jika tidak ada variasi keadaan akhir terhadap waktu. Proses steady merupakan kasus
umum dalam analisis sistem termal. Sebuah proses siklus dapat dipandang sebagai
serangkaian proses steadi.
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia,
bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan
benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan
kepuasan dirinya terhadap lingkungan thermalnya.
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana
kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai

6
persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan tanggapan tubuh,
kenyamanan thermal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima
suatu keadaan thermal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar.
Pemikiran suhu netral atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak
kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan selalu
berbeda bagi setiap individu.
Prinsip dari kenyamanan thermal yaitu terciptanya keseimbangan antara suhu tubuh
manusia dengan suhu tubuh sekitarnya. Jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya
memiliki perbedaan suhu yang signifikan maka akan terjadi ketidaknyamanan seperti
kepanasan atau kedinginan yang dialami oleh tubuh.

7
Keseimbangan suhu tubuh manusia rata-rata adalah 37º C. Faktor-faktor alami yang
dirasakan manusia sehingga merasa nyaman dengan lingkungannya secara sadar
ataupun tidak sadar disebut daerah nyaman (comfort zone).
Di dalam buku Bangunan Tropis oleh Georg Lippsmeier, daerah iklim tropis lembap
berada disekitar khatulistiwa sampai sekitar 15º utara dan selatan. Indonesia berada
dalam daerah tropis lembap ini, dengan ciri-ciri antara lain:
a) Kelembapan udara yang tinggi dan temperatur udara yang relatif panas
sepanjang tahun. Kelembapan udara rata-rata adalah 80%, akan mencapai
maksimum sekitar pukul 06.00 pagi dan minimum pukul 14.00. kelembapan ini
hampir sama untuk dataran rendah, temperatur rata-rata sekitar 32º C. Makin
tinggi letak suatu tempat terhadap permukaan laut, maka temperatur udara akan
berkurang rata-rata 0,6º C untuk kenaikan 100 m.

8
b) Curah hujan yang tinggi dengan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.
c) Radiasi matahari global horizontal rata-rata harian adalah 400 watt/m², dan tidak
banyak berbeda sepanjang tahun.
d) Keadaan langit pada umumnya selalu berawan.
Kenyamanan Thermal terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
 Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah penyebab semua ciri umum iklim dan radiasi matahari
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Jarak terpendek
adalah radiasi vertikal. Radiasi matahari sampai ke bumi untuk menghangatkan
permukaan bumi. Begitupun pada suatu bangunan, radiasi matahari akan
membuat ruangan terasa hangat. Pada siang hari radiasi matahari ini
melimpah sehingga jika terlalu banyak akan mengakibatkan suhu udara di

9
dalam ruangan meningkat, sebaliknya pada malam hari radiasi matahari sangat
minim sehingga menimbulkan kedinginan pada tubuh seseorang. Maka dari itu
diperlukan perancangan bangunan yang dapat mengatasi kelebihan dan
kekurangan dari efek radiasi matahari ini. Pengaruh radiasi pada suatu tempat
tertentu dapat ditentukan terutama oleh :
 Durasi Radiasi.
Durasi harian penyinaran matahari tergantung pada :
 Musim.
 Garis lintang geografis tempat pengamatan.
 Destiny awan.
 Intensitas.
Intensitas matahari ditentukan oleh :

10
 Energi radiasi absolut.
 Hilangnya energi pada atmosfir.
 Sudut jatuh pada bidang yang disinari.
 Penyebaran radiasi.
 Sudut jatuh.
 Pantulan dan Penyerapan
 Suhu Udara
Suhu udara ini erat kaitannya dengan kalor. Kalor tercipta karena adanya
perbedaan suhu. Kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah. Suhu udara
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu suhu udara normal dan suhu udara rata-
rata (MRT = Mean radiant temperature) yang merupakan suhu rata-rata
lingkungan sekitar seseorang. MRT dapat mempengaruhi tubuh seseorang

11
sebesar 66%. Kenyamanan termal akan tercipta jika perbedaan antara MRT
dan suhu udara normal kurang dari 50. Kenyamanan termal pada manusia
adalah pada suhu tubuh 370C dan jika naik sampai 50 atau turun sampai 20
maka akan timbul ketidaknyamanan atau bahkan kematian. Sedangkan suhu
udara lingkungan dikatakan nyaman pada suhu sekitar 250C, diatas 260C maka
tubuh manusia sudah berkeringat. Maka dari itu, selain kemampuan tubuh
manusia untuk mempertahankan suhu diperlukan juga pengondisian
lingkungan yang optimal. Seperti penggunaan pakaian yang tebal di daerah
dingin atau pemakaian kipas angin pada daerah yang panas.
 Kelembapan Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air di udara. Kelembaban udara ini
mempengaruhi pelepasan kalor dari tubuh manusia. Kelembaban udara yang

12
tinggi akan menyebabkan kalor di dalam tubuh manusia sulit dilepaskan
sehingga timbul ketidaknyamanan. Begitupun dengan kelembaban udara yang
rendah akan banyak mengambil kalor dari tubuh sehingga akan timbul kulit
kering dan sebagainya.
 Gerakan Udara
Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak ini membantu
mempercepat pelepasan kalor pada permukaan kulit seseorang. Angin akan
membantu mengangkat uap-uap air yang menghambat pelepasan kalor. Akan
tetapi jika angin ini terlalu kencang maka kalor yang dilepaskan tubuh menjadi
berlebih sehingga akan timbul kondisi kedinginan yang mengurangi
kenyamanan termal.

13
Faktor diatas merupakan faktor lingkungan, terdapat faktor lain yang merupakan
aspek manusia dalam menghasilkan kalor yaitu:
 Aktivitas manusia
Aktivitas manusia pada umumnya menghasilkan kalor yang akan dilepaskan
ke lingkungan. Kalor ini berbeda-beda untuk setiap aktivitas. Aktivitas berat
seperti berolahraga, mengangkat beban dan pekerjaan berat lain yang
memerlukan energi yang besar akan menghasilkan kalor yang besar pula.
Sedangkan aktivitas seperti istirahat atau tidur menghasilkan kalor yang
minimum.

 Pakaian

14
Kalor yang dilepaskan seseorang ke lingkungan dipengaruhi juga oleh
pakaian yang dikenakan. Ketika pakaian yang dikenakan adalah pakaian yang
tipis dan pendek maka pelepasan kalor akan banyak terjadi. Hal ini biasanya
dilakukan di daerah dengan suhu udara yang tinggi. Sebaliknya jika pakaian
yang dipakai adalah pakaian tebal dan panjang maka pelepasan kalor dari kulit
akan minimum. Biasanya pakaian seperti ini dipakai di daerah dengan suhu
rendah.

Untuk dapat mencapai kenyamanan termal maka diperlukan pengondisian udara yang
baik. Pengondisian udara ini bisa secara alami atau buatan. Pengondisian udara ini
tergantung dari kebutuhan di setiap daerah. Untuk daerah tropis maka pengondisian
udara yang dibutuhkan adalah untuk mengurangi kalor yang dalam suatu bangunan

15
sedangkan di daerah dingin maka pengondisian udara yang dimaksud adalah bertujuan
untuk mempertahankan kalor di dalam ruangan. Untuk daerah tropis seperti Indonesia,
pengondisian udara secara alami adalah dengan cara memanfaatkan aliran angin dan
menghindari radiasi matahari berlebih. Hal ini dapat dicapai dengan merancang sebuah
bangunan dengan memperhatikan arah aliran angin di lingkungan sekitar dan arah
bukaan jendela yang tidak menghadap matahari langsung. Sedangkan pengondisian
udara buatan adalah suatu rekayasa di dalam ruangan dengan menciptakan aliran udara
secara paksa. Hal yang sudah lazim adalah penggunaan kipas angin atau AC pada ruangan
untuk menurunkan suhu di dalam ruangan atau menggunakan heater untuk menaikkan
suhu udara di malam hari. Tentunya pengondisian udara buatan ini memerlukan energi
yang besar sehingga pada perancangan bangunan pengondisian udara secara alami
sangat dioptimalkan.

16
Pengondisian udara atau penghawaan secara alami dapat dilakukan dengan beberapa
hal berikut:

 Bukaan jendela atau ventilasi yang baik


Ventilasi adalah suatu celah atau lubang tempat mengalirnya udara untuk
tujuan pertukaran kalor. Ventilasi ini biasanya merupakan bukaan jendela pada
suatu bangunan. Arah bukaan jendela biasanya tergantung dari keadaan iklim
suatu daerah dengan memperhatikan arah radiasi matahari. Pada daerah
tropis maka orientasi bangunannya menghindari arah radiasi matahari
langsung. Biasanya untuk keperluan ini dirancang bangunan dengan orientasi
Utara-Selatan, artinya bukaan jendela terdapat di sisi Utara dan Selatan

17
sehingga radiasi matahari yang masuk melalui bukaan jendela dapat
diminimumkan. Bukaan jendela ini berkaitan juga dengan arah aliran angin.
Untuk mendapatkan udara yang sejuk maka arah bukaan jendela harus searah
dengan arah aliran angin. Aliran angin ini akan sangat membantu adanya
konveksi di dalam ruangan sehingga kalor yang ada di dalam suatu ruangan
akan dilepaskan dengan mudah.

 Perancangan plafon yang tinggi


Plafon yang dirancang dengan ketinggian hingga 3,15 m akan menurunkan
suhu ruangan 0,150C (mendesain rumah tropis , Bona Yudha Prasetya). Dengan
plafon yang tinggi maka akan tercipta ruang konveksi yang besar. Udara panas
akan cenderung naik ke atas, maka pada bangunan dengan plafon yang tinggi

18
udara panas akan berkumpul di atas sehingga aktivitas manusia yang berada di
bawah tidak akan terganggu dengan panas. Perancangan plafon ini akan
maksimal jika ditambah perancangan ventilasi di bagian atas ruangan sehingga
udara panas dari bagian atas ruangan akan bersirkulasi dengan udara segar
dari luar.

 Perancangan elemen pembayang pada jendela


Bukaan jendela atau ventilasi merupakan hal yang bersifat permanen karena
merupakan bagian dari rancangan bangunan. Sedangkan untuk pengondisian
yang lebih fleksibel sesuai dengan keperluan aktivitas seseorang maka
dibutuhkan elemen pembayang. Elemen pembayang ini dapat bersifat
permanen atau dapat diatur (adjustable). Elemen pembayang permanen

19
biasanya berupa overhang di luar bangunan atau louver dan light-shelves di
atas jendela. Sedangkan elemen pembayang yang dapat diatur biasanya
berupa tenda atau gondola di luar bangunan atau roller dan curtain yang
dipasang di dalam bangunan.

 Pemilihan material bangunan


Material bangunan biasanya digunakan pada dinding untuk berbagai
keperluan. Untuk meningkatkan kenyamanan termal, misalnya pada bangunan
dengan orientasi bukaan jendela Utara-Selatan maka dinding yang menghadap
Timur dan Barat haruslah memiliki material yang lambat dalam menghantarkan
kalor dari radiasi matahari. Sehingga pada malam hari ketika radiasi matahari
minimum, kalor yang merambat melalui dinding akan sampai di dalam ruangan

20
dan menghangatkan ruangan. Pemilihan material ini bertujuan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara di dalam ruangan.

 Penanaman vegetasi di sekitar bangunan


Penanaman vegetasi ditujukan untuk memperoleh lebih banyak udara segar
di sekitar bangunan. Vegetasi yang rimbun juga akan menimbulkan efek teduh
yang akan meningkatkan kenyamanan. Vegetasi ini baiknya diletakkan
menghadap matahari langsung agar dapat berfotosintesis secara maksimal dan
menghasilkan lebih banyak oksigen yang akan masuk ke dalam ruangan.

Standar Kenyamanan Thermal di Standar Nasional Indonesia (SNI)

21
Departemen Kimpraswil melalui proses yang panjang telah mempersiapkan beberapa
standar yang berkaitan dengan masalah peningkatan kenyamanan termal ruang dalam
bangunan. Standar ini dapat diacu sebagai pedoman dalam perancanaan bangunan
gedung. Standar tersebut diantaranya adalah SNI T 03-6572-2001.

Standar kenyamanan termal untuk daerah tropis seperti Indonesia dapat dibagi
menjadi :

 Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5 0C ~ 22,8 0C


 Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8 0C ~ 25,8 0C
 Hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8 0C ~ 27,1 0C

22
Kelembaban udara relatif yang dianjurkan antara 40% ~ 50%, tetapi untuk ruangan
yang jumlah orangnya padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif masih
diperbolehkan berkisar antara 55% ~ 60%.
Untuk mempertahankan kondisi nyaman, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala
tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik.
Lippsmeier menyatakan bahwa patokan untuk kecepatan angin ialah:
 0,25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara.
 0,25-0,5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa.
 1,0-1,5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan.
 Diatas 1,5 m/s tidak menyenangkan.

23
Adapun indek yang sering digunakan untuk menyatakan kondisi kenyamanan termal
diantaranya adalah:
 Temperatur efektif
Temperatur Efektif (TE) didefinisikan sebagai temperatur dari udara jenuh
dalam keadaan diam atau mendekati diam (£0.1 m/s), pada keadaan tidak ada
radiasi panas akan memberikan perasaan kenyamanan termal yang sama
dengan kondisi udara yang dimaksud. Temperatur efektif pertama kali
ditemukan oleh Houghten dan Yaglow dalam tahun 1923, yang bekerja untuk
The American society of Heating and Ventilating Engineers. Jadi konsep
temperatur efektif adalah berdasarkan anggapan bahwa kombinasi-kombinasi
tertentu dari temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan udara dapat
menimbulkan kondisi termal yang sama.

24
Untuk menetukan kenyamanan, maka dalam tahun 1923 Yaglou
menyiapkan dua ruang psikometrik. Ruang yang pertama berudara tenang,
tanpa angin, dan kelembabannya 100%. Sedangkan di dalam ruang kedua,
temperatur, kelembaban dan gerakan udaranya dapat diubah. Yaglou ingin
menentukan beberapa kombinasi dari ketiga faktor tersebut di atas sehingga
terjadi kondisi atmosfer yang dapat memberikan rasa yang sama dengan
kondisi ruang pertama. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan terhadap seorang yang memasuki ruang kedua setelah terlebih
dahulu berada di ruang pertama. Kondisi atmosfer di ruang kedua tersebut
dinyatakan dengan Temperatur Efektif. Dalam kenyataannya, kecepatan udara
di dalam ruangan sangat rendah. Oleh karena itu temperatur efektif dilukiskan
sebagai kombinasi dari temperatur dan kelembaban saja.

25
Beberapa hal di bawah ini, kondisi udara yang dirasakan memberikan
kenyamanan termal yang sama meskipun temperatur, kelembaban udara dan
kecepatan udara berbeda.
Tabel.Temperatur efektif

Temperatur Kelembapan Kecepatan Udara


( ̊C ) (%) ( m/s )

29 70 0.2
31 40 0.4
32 30 0.6
33 27 1.0

Sumber : Soegijanto, 1999 : 241

26
 PMV-Indeks
Predicted Mean Vote (PMV) adalah kondisi termal lingkungan yang secara
statistik menurut pilihan banyak orang dinyatakan sebagai : dingin, sejuk,
normal, agak hangat, hangat dan panas. Predicted Mean Vote mempunyai
rentang skala dari -3 (dingin) sampai +3 (panas) sementara 0 kondisi normal.
Tabel 2.2 Hubungan Antara Skala PMV dengan Kondisi Termal Lingkungan.

No Skala PMV Kondisi Termal Lingkungan

1. +3 Panas
2. +2 Hangat
3. +1 Agak Hangat
4. 0 Normal

27
5. -1 Agak Sejuk
6. -2 Sejuk
7. -3 Dingin

Sumber : Innova, 1999: 14


Predicted Mean Vote (PMV) indeks ini dikalkulasikan berdasarkan pada
International Standard (ISO) 7730. Nilai PMV ini diperoleh dari heat balance
tubuh yang mengindikasikan perasaan termal dari tubuh keseluruhannya yang
mana dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan pakaian. Adapun nilai PMV ini dapat
ditentukan dengan beberapa cara yaitu:

 Menggunakan komputerisasi
 Menggunakan tabel nilai Predicted Mean Vote (PMV)

28
 Melakukan pengukuran langsung, yang menggunakan sensor gabungan

 PPD-Indeks
PPD-Indeks (Predicted Percentage of Dissatisfied) digunakan untuk
memprediksi berapa banyak orang yang merasa tidak nyaman dari suatu
kondisi termal di dalam suatu ruangan. PPD-indeks (Predicted Percentage of
Dissatisfied) ini membangun prediksi kuantitatif dari banyaknya orang yang
merasa tidak nyaman termal dalam persen. Setelah nilai dari PMV-indeks
(Predicted Mean Vote) diketahui, maka nilai PPD-indeks dapat di ketahui
dengan menggunakan grafik hubungan antara kurva prediksi persentase
ketidaknyamanan (PPD) terhadap prediksi rata-rata pilihan (PMV).

29
Sumber : Innova, 1999: 14

30
Dari Gambar di atas memperlihatkan bahwa skala PMV -2 ataupun +2
dinyatakan tidak nyaman oleh sekitar 75% penghuni (PPD = 75%), PMV-1 dan
+1 dinyatakan tidak nyaman oleh sekitas 25% penghuni (PPD = 25%),
sementara PMV 0 dinyatakan tidak nyaman hanya 5% penghuni saja (PPD =
5%).

C. Passive Solar Heating


Pemanas surya pasif yaitu pemanas menggunakan pemanas dari matahari
langsung. Pada pemanas surya pasif bertujuan mengurangi panas matahari pada
musim panas dan mempertahankan panas matahari pada musim dingin pada
bangunan. Pemanas surya pasif memperhatikan kebutuhan thermal pada bangunan

31
dan berhubungan dengan lingkungan langsung yaitu panas matahari, sehingga desain
pada bangunan terdapat prinsip –prinsip desainnya yaitu:
 Orientasi ke utara dari ruang tamu siang hari.
 Shading pasif kaca dan pemilihan kaca yang sesuai.
 Massa termal untuk menyimpan panas.
 Isolasi dan rancangan penyegelan.
 Desain denah untuk memenuhi kebutuhan pemanas termasuk zonasi.
Direct Gain
Bentuk paling sederhana dan paling dasar dari surya pasif dapat dicapai melalui
jendela di samping rumah Anda menghadap khatulistiwa. Karena sebagian besar sinar
matahari akan masuk melalui jendela ini, meninggalkan mereka unshaded akan
menciptakan efek rumah kaca dan meningkatkan suhu beberapa derajat. Jika sinar

32
matahari pemogokan bahan padat seperti batu di dalam rumah Anda, permukaan ini
akan menyerap panas dan memancarkan dari waktu ke waktu.

Sunspaces
Selain pemanasan keuntungan langsung, rumah dirancang untuk mengambil
keuntungan dari surya pasif sering menggunakan apa yang disebut sunspaces. Sama
seperti rumah kaca, kamar ini memiliki banyak jendela dan terletak untuk mengambil
keuntungan dari yang terbaik sinar matahari. Efek rumah kaca menghangatkan udara di
sunspace dengan cepat, dan diberi ruang terbuka di seluruh rumah, udara panas akan
beredar di seluruh bangunan.
Thermal Storage wall

33
Cara lain untuk menggunakan pemanas surya pasif adalah melalui apa yang disebut
dinding trombe, yang dinding menghadap selatan terbuat dari bahan menyerap panas
dan dicat gelap. Pada siang hari, dinding trombe menyerap panas dari matahari, dan
panas yang dipancarkan ke dalam rumah setelah matahari terbenam. Sementara
sunspaces bisa menjadi nyaman panas di musim panas, dinding trombe dapat digunakan
sepanjang tahun dan memungkinkan panas mengalir saat yang paling membutuhkan.

D.Passive Solar Cooling


Pendingin pasif adalah bangunan pendekatan desain yang berfokus pada kontrol
keuntungan panas dan pembuangan panas di sebuah gedung dalam rangka
meningkatkan kenyamanan termal dalam ruangan dengan konsumsi energi yang rendah
atau nihil. Pendekatan ini bekerja baik dengan mencegah panas dari memasuki interior

34
(panas gain pencegahan) atau dengan menghapus panas dari bangunan (pendinginan
alami). Pendinginan alami menggunakan on-site energi, tersedia dari lingkungan alam,
dikombinasikan dengan desain arsitektur komponen bangunan (misalnya selubung
bangunan ), daripada sistem mekanis untuk mengusir panas. Oleh karena itu,
pendinginan alami tidak hanya tergantung pada desain arsitektur bangunan tapi
bagaimana menggunakan sumber daya lokal situs alam sebagai heat sink (yaitu segala
sesuatu yang menyerap atau membuang panas). Contoh di tempat heat sink adalah
atmosfer atas (langit malam), udara luar (angin), dan bumi / tanah.
Pendingin pasif mencakup semua proses alami dan teknik pembuangan panas dan
modulasi tanpa menggunakan energi. Beberapa penulis menganggap bahwa sistem
mekanis kecil dan sederhana (misalnya pompa dan economizers) dapat diintegrasikan
dalam teknik pendingin pasif, selama mereka digunakan . untuk meningkatkan efektivitas

35
proses pendinginan alami. Aplikasi ini juga disebut 'sistem pendingin hybrid'. Teknik-
teknik untuk pendinginan pasif dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama:
 Teknik pencegahan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan / atau
pencegahan keuntungan panas eksternal dan internal.
 Modulasi dan disipasi panas teknik memungkinkan bangunan untuk
menyimpan dan mengusir mendapatkan panas melalui transfer panas dari heat
sink dengan iklim. Teknik ini dapat menjadi hasil dari massa termal atau
pendinginan alami.

prinsip pendinginan pasif

Perlindungan dari atau pencegahan keuntungan panas meliputi semua teknik desain
yang meminimalkan dampak keuntungan panas matahari melalui amplop bangunan dan

36
keuntungan panas internal yang dihasilkan dalam gedung karena hunian dan peralatan.
Ini mencakup teknik desain berikut:

 Iklim mikro dan situs desain - Dengan memperhitungkan iklim lokal dan
konteks situs, strategi pendinginan tertentu dapat dipilih untuk menerapkan
yang paling tepat untuk mencegah overheating melalui amplop bangunan.
Iklim mikro dapat memainkan peran besar dalam menentukan lokasi yang
paling menguntungkan bangunan dengan menganalisis ketersediaan gabungan
matahari dan angin. Grafik bioclimatic, diagram matahari dan mawar angin
adalah alat analisis yang relevan dalam penerapan teknik ini.
 Iklim mikro dan situs desain - Dengan memperhitungkan iklim lokal dan
konteks situs, strategi pendinginan tertentu dapat dipilih untuk menerapkan
yang paling tepat untuk mencegah overheating melalui amplop bangunan.

37
Iklim mikro dapat memainkan peran besar dalam menentukan lokasi yang
paling menguntungkan bangunan dengan menganalisis ketersediaan gabungan
matahari dan angin. Grafik bioclimatic, diagram matahari dan mawar angin
adalah alat analisis yang relevan dalam penerapan teknik ini.
 Bentuk bangunan dan tata letak - Membangun orientasi dan distribusi
dioptimalkan ruang interior dapat mencegah overheating. Kamar dapat
dikategorikan dalam bangunan untuk menolak sumber keuntungan panas
internal dan / atau mengalokasikan keuntungan panas di mana mereka dapat
berguna, mengingat kegiatan yang berbeda dari bangunan. Misalnya,
menciptakan datar, rencana horizontal akan meningkatkan efektivitas ventilasi
silang di rencana. Menemukan zona vertikal dapat memanfaatkan suhu
stratifikasi. Biasanya, bangunan zona di tingkat atas yang lebih hangat daripada

38
zona yang lebih rendah karena stratifikasi. Zonasi vertikal ruang dan kegiatan
menggunakan ini stratifikasi suhu untuk mengakomodasi zona menggunakan
sesuai dengan persyaratan suhu mereka. Faktor bentuk (yaitu rasio antara
volume dan permukaan) juga memainkan peran utama dalam energi bangunan
dan profil termal. Rasio ini dapat digunakan untuk membentuk bentuk
bangunan dengan iklim lokal yang spesifik. Misalnya, bentuk yang lebih
kompak cenderung melestarikan panas lebih dari bentuk-bentuk yang kurang
kompak karena rasio beban internal untuk amplop daerah yang signifikan.
 Isolasi termal - Isolasi dalam amplop bangunan akan mengurangi jumlah panas
yang ditransfer oleh radiasi melalui fasad. Prinsip ini berlaku baik untuk buram
(dinding dan atap) dan permukaan transparan (jendela) amplop. Sejak atap
bisa menjadi kontributor besar untuk beban panas interior, terutama pada

39
konstruksi ringan (misalnya bangunan dan lokakarya dengan atap yang terbuat
dari struktur logam), menyediakan isolasi termal efektif dapat menurunkan
perpindahan panas dari atap.
 Perilaku dan pola hunian - Beberapa kebijakan manajemen bangunan seperti
membatasi jumlah orang di daerah tertentu dari bangunan juga dapat
berkontribusi secara efektif untuk meminimalkan keuntungan panas di dalam
gedung. Penghuni bangunan juga dapat berkontribusi untuk pencegahan
overheating dalam ruangan oleh: mematikan lampu dan peralatan dari ruang
kosong, shading operasi bila diperlukan untuk mengurangi keuntungan panas
matahari melalui jendela, atau berpakaian ringan untuk beradaptasi lebih baik
untuk lingkungan indoor dengan meningkatkan kenyamanan termal mereka
toleransi.

40
 Pengendalian internal gain - Lebih hemat energi pencahayaan dan peralatan
elektronik cenderung melepaskan lebih sedikit energi sehingga memberikan
kontribusi untuk beban panas internal kurang dalam ruang.

Diagram Termal

Siklus Rankine – Efisiensi Termal

Efisiensi termal dari siklus rankine adalah perbandingan antara kerja yang dihasilkan oleh turbin
uap yang sudah dikurangi kerja pompa, dengan energi panas yang masuk dari boiler. Sebelum lebih
lanjut membahas efisiensi termal dari siklus rankine, lebih mudah kita memahami dengan
membahas proses-proses yang terjadi di dalamnya.

Diagram Temperatur-Entalpi Siklus Rankine

41
42
Siklus rankine menjadi salah satu bentuk rekayasa energi untuk memanfaatkan hukum
kekekalan energi. Sumber energi yang berlimpah di bumi dimanfaatkan untuk
dikonversikan menjadi bentuk energi yang lain yang lebih bermanfaat bagi manusia.
Energi yang digunakan di awal proses siklus rankine adalah energi panas. Energi panas ini
dapat diambil hasil pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan panas bumi, atau dari
reaksi nuklir.

Energi panas dari sumber-sumber di atas ditransfer ke fluida kerja, seperti air
misalnya. Apabila bahan bakar yang digunakan adalah batubara maka proses ini terjadi di
boiler. Melalui diagram T-h di atas proses ini terjadi di garis D-E-A-F. Garis D-E air masih
berwujud cair, pada garis E-A air mengalami proses boiling dan berfase campuran air dan
uap, sedangkan pada garis A-F fluida kerja air sudah berfase uap air dan mengalami

43
proses pemanasan lanjut untuk mencapai titik superheated. Dan nilai kalor yang diserap
oleh uap air dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Qin = m(hF – hD)

Uap air superheated dari boiler kemudian masuk ke turbin uap untuk mengalami
konversi energi menjadi energi gerak. Untuk mengetahui proses konversi energi dari
panas menjadi gerak. Uap air mengalami penurunan entalpi pada saat proses konversi
energi panas menjadi energi gerak, ditunjukkan oleh garis F-G pada gambar di atas.
Penurunan entalpi tersebut dapat digunakan untuk menghitung besar energi gerak yang
dihasilkan oleh turbin menggunakan rumus berikut:
Wout = m(hF – hG)

44
Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor untuk diubah kembali fasenya
menjadi cair. Di sini dapat kita lihat bahwa ada energi panas yang tidak dikonversikan
seluruhnya menjadi energi gerak pada turbin uap, karena energi tersebut untuk merubah
fase air menjadi uap air (panas laten). Uap air yang terkondensasi mengalami penurunan
entalpi (garis G-C) dan penurunannya dapat digunakan untuk menghitung energi panas
yang dikeluarkan menggunakan rumus berikut:

Qout = m(hG – hC)

Proses selanjutnya adalah air hasil kondensasi dipompa untuk dinaikkan tekanannya
sebelum masuk ke boiler. Pada proses yang ditunjukkan oleh garis C-D ini air tidak
mengalami banyak kenaikan nilai entalpi. Artinya energi yang diberikan kepada air tidak

45
terlalu signifikan. Nilai energi yang masuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:

Win = m(hD – hC)

Pada awal pembahasan di atas saya sudah menjelaskan pengertian dari efisiensi
termal. Dan sekarang mari kita jabarkan rumusnya agar lebih mudah untuk memahami:

ηtermal = (Wout – Win) / Qin

Untuk lebih mudah menghitung kita dapat menghilangkan variabel massa (m) pada
setiap persamaan, karena pada perhitungan akhir efisiensi termal variabel ini saling
membagi.

46
Modulasi pada pendinginan pasif
Teknik modulasi dan panas disipasi bergantung pada alam heat sink untuk menyimpan
dan menghapus keuntungan panas internal. Contoh alami tenggelam adalah langit
malam, tanah bumi, dan massa bangunan. Teknik pendinginan pasif karena itu yang
menggunakan heat sink dapat bertindak baik memodulasi keuntungan panas dengan
massa termal atau mengusir panas melalui strategi pendinginan alami.
 Massa panas - Panas gain modulasi ruang dalam ruangan dapat dicapai dengan
penggunaan yang tepat dari massa termal bangunan sebagai heat sink. Massa
termal akan menyerap dan menyimpan panas selama siang hari dan kembali ke
ruang di lain waktu. Massa termal dapat digabungkan dengan malam ventilasi
strategi pendinginan alami jika panas yang tersimpan yang akan dikirimkan ke
ruang pada malam hari / malam tidak diinginkan.

47
 Pendinginan alami - pendinginan alami mengacu pada penggunaan ventilasi
atau panas alami sink untuk pembuangan panas dari ruangan tertutup.
Pendinginan alami dapat dipisahkan ke dalam empat kategori yang berbeda:
pendinginan dan ventilasi, pendinginan radiasi, pendinginan evaporative, dan
kopling bumi .
Ventilasi pada pendinginan pasif
Ventilasi sebagai strategi pendinginan alami menggunakan sifat fisik udara untuk
menghilangkan panas atau memberikan pendinginan untuk penghuni. Dalam kasus
tertentu, ventilasi dapat digunakan untuk mendinginkan struktur bangunan, yang
kemudian dapat berfungsi sebagai heat sink.
 Ventilasi silang - Strategi ventilasi silang mengandalkan angin untuk melewati
bangunan untuk tujuan pendinginan penghuni. Ventilasi silang membutuhkan

48
bukaan pada dua sisi ruang, yang disebut inlet dan outlet. The ukuran dan
penempatan inlet dan outlet ventilasi akan menentukan arah dan kecepatan
ventilasi silang melalui bangunan. Umumnya, pada wilayah yang sama (atau
lebih) dari bukaan gerai juga harus diberikan untuk memberikan ventilasi silang
yang memadai.
 Stack ventilasi -. Ventilasi Salib adalah strategi pendinginan yang efektif,
bagaimanapun, angin merupakan sumber daya yang tidak dapat diandalkan
Stack ventilasi merupakan strategi alternatif desain yang bergantung pada
daya apung dari udara hangat naik dan keluar melalui lubang yang terletak di
ketinggian langit-langit. Cooler daerah luar menggantikan naik udara hangat
melalui lubang yang dirancang dengan hati-hati ditempatkan di dekat lantai.

49
 Malam pendingin siram - Struktur bangunan bertindak sebagai wastafel
sepanjang hari dan menyerap keuntungan panas internal dan radiasi matahari.
Panas dapat hilang dari struktur dengan kehilangan panas konvektif dengan
memungkinkan udara dingin melewati gedung di malam hari. Aliran udara luar
dapat diinduksi secara alami atau mekanis. Keesokan harinya, gedung akan
tampil sebagai heat sink, menjaga suhu ruangan di bawah suhu di luar
ruangan. Strategi ini paling efektif di iklim dengan ayunan diurnal besar
sehingga suhu dalam ruangan khas maksimum di bawah suhu maksimum luar
selama bulan-bulan terpanas. Massa termal adalah komponen yang diperlukan
untuk mengusir panas di malam hari.
Pendinginan Radiasi

50
Semua benda terus memancarkan dan menyerap energi radiasi. Sebuah objek akan
mendinginkan oleh radiasi jika aliran bersih adalah luar, yang merupakan kasus pada
malam hari. Pada malam hari, radiasi gelombang panjang dari langit cerah kurang dari
panjang gelombang radiasi inframerah yang dipancarkan dari sebuah bangunan, sehingga
ada aliran bersih ke langit. Sejak atap menyediakan permukaan terbesar terlihat langit
malam, merancang atap untuk bertindak sebagai radiator adalah strategi yang efektif.
Ada dua jenis strategi pendinginan radiasi yang memanfaatkan permukaan atap.
Langsung dan tidak langsung.
 Pendingin bercahaya langsung - Dalam sebuah bangunan yang dirancang untuk
mengoptimalkan pendinginan radiasi langsung, atap bangunan bertindak
sebagai heat sink untuk menyerap beban harian internal. Atap bertindak
sebagai yang terbaik heat sink karena permukaan terbesar terkena langit

51
malam. Memancarkan perpindahan panas dengan langit malam akan
menghilangkan panas dari atap bangunan, sehingga pendinginan struktur
bangunan. Kolam atap adalah contoh dari strategi ini. Desain atap kolam
menjadi populer dengan pengembangan sistem termal Sky dirancang oleh
Harold Hay pada tahun 1977. Ada berbagai desain dan konfigurasi untuk
sistem atap kolam tapi konsep adalah sama untuk semua desain. Atap
menggunakan tas air, baik plastik yang diisi dengan air atau kolam terbuka,
seperti heat sink sementara sistem panel insulasi bergerak mengatur modus
pemanasan atau pendinginan. Selama siang hari di musim panas, air di atap
dilindungi dari radiasi matahari dan suhu udara ambien oleh isolasi bergerak,
yang memungkinkan untuk melayani sebagai heat sink dan menyerap,
meskipun langit-langit, panas yang dihasilkan di dalam. Pada malam hari, panel

52
yang ditarik untuk memungkinkan radiasi malam hari antara kolam atap dan
langit malam, sehingga menghilangkan panas yang tersimpan dari beban
internal hari. Di musim dingin, proses ini dibalik sehingga kolam atap
diperbolehkan untuk menyerap radiasi matahari pada siang hari dan
melepaskannya pada malam ke ruang bawah.
 Pendingin bercahaya tidak langsung - Sebuah cairan perpindahan panas
menghilangkan panas dari struktur bangunan melalui perpindahan panas
memancarkan dengan langit malam. Sebuah desain umum untuk strategi ini
melibatkan pleno antara atap bangunan dan permukaan radiator. Air ditarik ke
gedung melalui sidang pleno, didinginkan dari radiator, dan mendinginkan
massa struktur bangunan. Pada siang hari, massa bangunan bertindak sebagai
heat sink.

53
Pendinginan Evaporative
Pendinginan evaporative. Desain bergantung pada proses menguapkan air untuk
mendinginkan udara yang masuk sekaligus meningkatkan kelembaban relatif. Sebuah
filter jenuh ditempatkan di pasokan inlet sehingga proses alami penguapan dapat
mendinginkan udara pasokan. Terlepas dari energi untuk mendorong penggemar, air
adalah satu-satunya sumber daya lain yang diperlukan untuk menyediakan pendingin
untuk ruangan tertutup. Efektivitas pendinginan menguapkan sebagian besar tergantung
pada kelembaban udara luar; pengering udara menghasilkan lebih pendinginan. Sebuah
studi dari hasil kinerja bidang di Kuwait mengungkapkan bahwa kebutuhan daya untuk
pendingin menguapkan sekitar 75% kurang dari kebutuhan listrik untuk unit dikemas AC
konvensional. Adapun kenyamanan interior, sebuah penelitian menemukan bahwa

54
pendinginan evaporative berkurang dalam suhu udara sebesar 9,6 ° C dibandingkan
dengan suhu di luar ruangan.
Earth Kopling
Kopling bumi menggunakan suhu moderat dan konsisten tanah untuk bertindak
sebagai heat sink untuk mendinginkan bangunan melalui konduksi . Strategi pendingin
pasif ini paling efektif ketika suhu bumi lebih dingin dari suhu udara ambien, seperti iklim
panas.
 Langsung kopling - kopling langsung, atau Sheltering bumi , terjadi ketika
sebuah bangunan menggunakan bumi sebagai penyangga untuk dinding. Bumi
adalah heat sink tak berujung dan dapat secara efektif mengurangi suhu
ekstrem. Sheltering bumi meningkatkan kinerja membangun majelis amplop

55
dengan mengurangi besarnya konduktif dan konvektif kehilangan panas dan
keuntungan dengan mengurangi infiltrasi.
 Kopling tidak langsung. Sebuah bangunan dapat langsung digabungkan dengan
bumi dengan cara saluran bumi. Sebuah saluran bumi adalah tabung terkubur
yang bertindak sebagai jalan untuk pasokan udara untuk melakukan perjalanan
melalui sebelum memasuki gedung. Pasokan udara didinginkan dengan cara
perpindahan panas konduktif antara tabung beton dan tanah. Oleh karena itu,
saluran bumi tidak akan tampil baik sebagai sumber pendingin kecuali suhu
tanah lebih rendah dari suhu udara ruangan yang diinginkan. Saluran bumi
biasanya membutuhkan tabung lama untuk mendinginkan udara pasokan ke
suhu yang tepat sebelum memasuki gedung. Sebuah kipas diperlukan untuk
menarik udara dingin dari saluran bumi ke dalam gedung. Beberapa faktor

56
yang mempengaruhi kinerja sebuah saluran bumi adalah: panjang saluran,
jumlah tikungan, ketebalan saluran, kedalaman saluran, diameter saluran, dan
kecepatan udara.

Massa panas
Massa termal adalah sistem penyimpanan untuk kehangatan dan 'coolth' (tidak
adanya kehangatan) dalam desain pasif.
Desain responsif iklim berarti posisi massa termal di mana ia terkena tingkat yang
tepat dari pasif pendinginan musim panas (dan pemanas matahari di musim
dingin). Massa buruk diposisikan memanas dan memancarkan panas baik ke dalam
malam ketika suhu eksternal telah turun. Sebagai aturan praktis, menghindari atau

57
membatasi massa termal di daerah tidur di lantai atas. Dalam iklim dengan sedikit atau
tidak ada persyaratan pemanasan, massa rendah umumnya pilihan yang lebih disukai.
Bumi ditambah beton lembaran-on-tanah memberikan heat sink mana suhu bumi
dalam (di 3m kedalaman atau lebih) yang menguntungkan, tetapi harus dihindari dalam
iklim di mana suhu bumi dalam berkontribusi untuk memanaskan gain. Di wilayah ini,
menggunakan lantai vented terbuka dengan tingkat tinggi isolasi untuk menghindari
keuntungan panas.

58
Di daerah di mana suhu bumi dalam lebih rendah, pertimbangkan melampirkan
daerah subfloor untuk memungkinkan kopling bumi untuk mengurangi suhu panas dan
karena itu keuntungan.

59
Windows dan shading

Windows dan shading adalah unsur paling penting dalam pendingin pasif. Mereka
adalah sumber utama keuntungan panas, melalui radiasi langsung dan konduksi, dan

60
pendinginan, melalui lintas, stack dan kipas ventilasi ditarik, akses angin sejuk dan malam
membersihkan.

Rendah matahari sudut melalui timur dan barat-menghadap jendela meningkatkan


keuntungan panas, sementara yang menghadap utara windows (selatan di daerah tropis)
mengirimkan lebih sedikit panas di musim panas karena sudut yang lebih tinggi dari
kejadian mencerminkan lebih banyak radiasi.

61
Sumber: Asosiasi Bangunan Keberlanjutan Penilai (ABSA)

Hubungan antara sudut matahari dan mendapatkan panas.

62
Mass effect

Meredam perubahan suhu harian

jika bahan bangunan interior yang digunakan untuk dinding dan lantai adalah
konstruksi konduktif besar, (misalnya, beton, batu, atau bahkan wadah penyimpanan
air), mereka memberikan efek roda gaya termal, secara bertahap menyerap dan
melepaskan panas.

Suhu rata-rata mereka tetap tidak berubah: hanya variasi pada kedua sisi perubahan
rata-rata. jika bangunan ini terisolasi, massa termal sepenuhnya dalam lingkup isolasi,
dan panas internal masuk dan keluar dari sisi massa yang sama, moderasi ini terjadi
tanpa waktu tunda.

63
Bahkan tanpa waktu tunda, moderasi ini adalah keuntungan besar dalam iklim kering
panas yang mengalami perubahan suhu udara setiap hari di luar ruangan.

64
BAB II
THERMAL II
A. Thermal Quantities
Spesifikasi panas dari suatu zat adalah jumlah dari energi panas yang diperlukan untuk
menjadikan bertambahnya temperatur dari masa suatu zat. Kapasitas panas dari suatu
bentuk adalah produsi dari masa dan spesifikasi panas dari suatu material.
Jumlah kalor adalah jumlah kalor yang di keluarkan dari masa bahan bakar/ bahan
makanan pada pembakaran sempurna.
Energi panas cenderung mendistribusikan dirinya sendiri secara berkala sampai
tercapinya kesempurnaan penyebaran pada bidang thermal. Energi panas mengalir dari
area yang memiliki temperatur yang tinggi menuju area yang memiliki temperatur yang
rendah dengan cara konduksi, konveksi ataupun radiasi.

65
Kekuatan yang menyebabkan panas mengalir pada bebrbagai macam bentuk adalah
temperatur yang berbeda pada 2 zona atau area.
Power adalah kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan pada waktu tertentu jika suatu
pekerjaan telah dilaksanakan pada waktu tertentu atau energi yang telah dikeluarkan
pada waktu tertentu, kita mendapatkan apa yang disebut dengan kekuatan panas
mengalir dari satu permukaan ke permukaan lain.
Pada konveksi, panas biasanya dikirimkan melalui perpindahan tubuh oleh media
pembawa, biasanya berupa gas atau cairan. Perpindahan panas pada konveksi biasanya
dipengaruhi oleh 3 faktor:
 Perbedaan temperatur (perbedaan temperatur dari benda pada titik terpanas
dan terdingin)

66
 Perubahan suhu media pembawa
 Spesifikasi panas dari media pembawa pada J/kg°C atau J/m³°C
Pada radiasi, perpindahan panas dari panas yang mengalir dipengaruhi pada
temperatur dari pancaran, permukaan bidang penerima dan pada kualitas tertentu dari
suatu permukaan. Radiasi diterima oleh suatu permukaan sebagian akan diserap dan
sebagian lagi akan diterima.
Perubahan panas pada bangunan
Kondisi termal bangunan merupakan faktor–faktor yang merupakan karakteristik dari
aspek-aspek susunan bangunan yang berhubungan dengan persoalan termal.
Secara sistematik kondisi termal bangunan menyangkut, segala sesuatu yang
berhubungan dengan bagaimana proses keseimbangan termal tersebut berjalan dalam
status kondisi tertentu.

67
Sistem termal (thermal system) dalam bangunan dapat dijelaskan bahwa selalu terjadi
keseimbangan termal antara dalam bangunandan luar bangunan. Untuk mencapai
kondisi nyaman, maka kondisi termal dalam bangunan harus seimbang (Szokolay,
1980).Qi + Qs ±Qv ±Qc ±Qm –Qe = 0
Dimana :
Qi : Internal Heat Gain Panas yang timbul dari dalam ruangan (dari tubuh manusia ,
artificial lighting, alat-alat elektronik)
Qs : Solar Heat Gain Panas yang masuk akibat radiasi matahari
Qc : Conduction Heat Panas akibat konveksi dan konduksi/transmisi
Qv :Ventilation Heat Panas akibat aliran udara ventilasi
Qe : Evaporation Cooling Pendinginan evaporative
Qm : Mechanical Heating Untuk active control

68
Kemampuan bangunan dalam memberikan respon terhadap lingkungan termal terkait
erat dengan performa elemen-elemen pembentuknya. Performa ini berupa desain
bentuk, material, susunan ruang dan teknologi konstruksi, serta orientasinya.
Menurut Evans (1980) keberhasilan bangunan dalam merespon lingkungan termal
secara keseluruhan terkait dengan aspek-aspek pembentuk kinerja termal, yaitu antara
lain desain atap, plafon, lantai, serta building envelopes (dinding luar/ exterior wall,
jendela/ bukaan pencahayaan, ventilasi / bukaan udara).
Pada prinsipnya, kenyamanan termal suatu bangunan dapat dicapai bila aliran panas
(heat flow) dari ruang luar (outdoor environment) dan ruang dalam (indoor environment)
atau sebaliknya dapat diminimalkan.
Terdapat 4 (empat ) cara terjadinya heat flow dalam bangunan, yaitu

69
(1) Conduction; melalui selubung bangunan dan partisi interior,
(2) Convection; melalui infiltrasi udara lewat celah-celah atau bukaan pada selubung
bangunan,
(3) Radiation; disebabkan oleh radiasi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan
Dalam bangunan didaerah tropis perpindahan panas ini sangat besar kemungkinan
terjadi dari luar menuju kedalam bangunan. Hal tersebut sumber panas yang cukup besar
sehingga aliran panas secara alami terjadi keseimbangan menuju kedalam bangunan.

B.Thermal Design: Passive Control


Strategi Perencanaan Thermal
Ventilasi

70
Lubang yang dibuat pada dinding ruang dapat digunakan untuk ventilasi. Fungsi
ventilasi antara lain:
Menjaga kualitas udara di dalam ruangan
Menghasilkan kenyamanan penghuninya
Mempermudah/memperbesar gerakan udara dalam ruangan.
Untuk memperlancar penyaluran kalor dari dalam ruangan ke luar bangunan.
Ventilasi pada hakekatnya dapat dibedakan:
Ventilasi alami
tergantung dari faktor alam: kecepatan angin, tekanan kecepatan karena gerakan
udara atau aliran angin bergerak
penempatannya dapat diatur di bagian bawah dekat lantai atau di bagian atas dekat
atau pada langit-langit.

71
Ventilasi buatan
Kegunaan ventilasi
Kesehatan
Suatu ruangan yang sehat ialah bila kebutuhan akan O2 dipenuhi dengan baik, kira-
kira 1/5 dari laju metabolismenya.
Kenyamanan
Tujuan ventilasi
Menghembuskan udara dalam ruangan dan mengeluarkan udara yang sudah terpakai
Thermal Insulation
Tipe insulasi berbeda-beda, menurut karakter iklim dan beban panas pada bangunan.
Tipe-tipe tersebut adalah :
1. Reflective : reflector solar radiation

72
2. Resistive : lapisan convective atau conductive
3.Capasitive : kesenjangan panas dan masa tunggu (waktu tunda)
Letak lapisan insulasi sangat penting artinya dalam proses perambatan panas. Letak
lapisan insulasi seharusnya sedekat mungkin dengan lingkungan luar. Pemakaian lapisan
insulasi pada dinding dan atap perlu diperhatikan. Bila dinding dan atap sudah cukup
mampu menahan, maka lapisan insulasi tidak diperlukan lagi. Jika tetap dipasang insulasi,
maka apabila ada kelebihan panas di dalam, justru kelebihan panasnya terhambat dilepas
keluar, sehingga mengakibatkan suhu naik.
Pembayangan
Pembayang sinar matahari adalah satu-satunya cara yang efisien untuk mengurangi
beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol dengan perancangan luas
jendela.

73
Pembayang sinar matahari merupakan usaha pengkondisian thermal dengan
menyeleksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan menggunakan sun
shading (pembayang matahari).
Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pembayangan:
- Sinar langsung yang membawa panas harus dibayangi
- Sinar diffuse/tidak langsung/refleksi/terang langit (yang tidak menyilaukan) bila
masuk ke dalam bangunan untuk kebutuhan penerangan alami.
- Kita perlu mempelajari SBV (Sudut Bayangan Vertikal) dan SBH (Susut Bayangan
Horisontal)
Matahari terbit di timur, tenggelam di barat, hanya pada tanggal 21 September dan 21
Maret (panjang siang = panjang malam) atau Equinox

74
- Alat bantu lainnya, Solar Chart (diagram matahari, seperti bola dunia di tengah dan
kita melihat dari atas.
a = AZIMUTH (SUDUT SAY HORIZONTAL
= ALTITUDE fSUDUT BAY VERTIKALI

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pembayang sinar matahari


adalah:
a. Mampu mengontrol hantaran panas
b. Jumlah sinar yang masuk yang diperlukan untuk penerangan alam
c. Silau yang terjadi
d. Waktu penyinaran matahari:

75
- Waktu dimana matahari mencapai titik terjauh di sebelah selatan khatulistiwa 21
Desember
- Waktu dimana matahari mencapai titik terjauh di sebelah utara katulistiwa 21 ]uni
- Waktu matahari mencapai titik kulminasi
- Waktu matahari mulai memancarkan radiasinya yang dianggap sudah mulai panas
08.30 - 09.00 pagi
- Waktu matahari telah mengumpulkan radiasi terbanyak selama sehari (15.00)

Sudut pembayangannya sendiri berubah-rubah pada setiap saat, tergantung pada


posisi matahari. Oleh sebab itu. Ada tiga macam pembayangan, yaitu:
a. Pembayangan vertikal
b. Pembayangan horisontal

76
c. Kombinasi pembayangan vertikal dan horisontal
Tipe yang terakhir adalah tipe yang paling efektif, karena sekaligus dapat
menyelesaikan arah sinar vertikal dan horisontal. Secara diagramatis dapat dilihat pada
contoh berikut:

Secara terinci, aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam perancangan


pembayang matahari adalah:
a. Pembayang akan lebih efisien apabila berada di sebelah luar daripada di sebelah
dalam bangunan
b. Perbedaan efisiensi ini akan lebih nyata apabila pembayang tersebut berwarna
gelap.
c. Pembayang luar akan lebih efisien apabila mempunyai warna gelap

77
d. Pembayang dalam bangunan akan efisien apabila menggunakan warna terang
e. Pemakaian pembayang dalam bangunan akan menyebabkan penambahan panas
apabila menggunakan warna gelap
f. Pembayang matahari sebaiknya dari bahan yang mempunyai kapasitas termis yang
rendah. Maksudnya agar cepat dingin setelah matahari terbenam, sehingga tidak
memberikan rambatan panas ke dalam bangunan.
Sebaliknya apabila pembayang matahari mempunyai kapasitas panas yang tinggi,
misalnya beton, panas yang tersimpan akan dilepaskan dan merambat ke dalam
bangunan pada waktu malam hari. Akibatnya akan menaikkan suhu udara dalam
ruangan.
g. Pembayang matahari tidak saja berfungsi menghalangi masuknya radiasi matahari
ke dalam bangunan, namun juga jangan sampai berfungsi sebagai perangkap radiasi

78
matahari. Apabila radiasi matahari yang terperangkap telah terkumpul cukup, maka
selanjutnya panas sebagian akan merambat ke dalam bangunan.
h. Pembayang matahari tidak selalu berupa sirip vertikal atau horisontal, atau
keduanya secara bersama-sama, tetapi ide self shading juga merupakan suatu potensi
rancang arsitektur, sehingga bentuk bangunan lebih bisa memberikan arti

79

Anda mungkin juga menyukai