Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

MANAJEMEN AIR
“ METODE NETWORK”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Rusli (105811101616)
Annisa ( 158811102160)
Haryanto (105812308140)
Arifullah (1058111060160)
Asma Hendra (10581228214)
Andi Purnamasari (1058111064160
Nur Arsi Aulya Maga ( 105811108016)
Renalki Reza Fardana (10581250115)
Muh Arafat Asyari Ady (10581249915)
M. Firmansyah Ridwan (10581224614)

JURUSAN SIPIL PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan


perencanaan, penjadwalan, dan pengordinasian yang hati-hati dari berbagai
aktivitas yang saling berkaitan. Untuk itu kemudian dikembangkan prosedur-
prosedur formal yang didasarkan atas penggunaan jaringan kerja (network) dan
teknik-teknik network.

Analisa jaringan kerja merupakan suatu perpaduan pemikiran yang logis,


digambarkan dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan
memungkinkan pengolahan secara analitis. Analisa jaringan kerja memungkinkan
suatu perencanaan yang efektif dari suatu rangkaian yang mempunyai
interaktivitas. Metoda manajemen banyak bermanfaat terutama dalam hal
perencanaan,penjadwalan, dan pengawasan pembangunan proyek , bermanfaat
dalam pengambilan keputusan ( " decision making " ) serta kegiatan-kegiatan
operasional lainnya. Penerapan metode manajemen disegala bidang kegiatan pada
kenyataannya prosedurnya tidaklah begitu kompleks, hal mana dapat dianalisa
secara sistematis dan sederhana dengan menggunakan analisa jaringan kerja.

Analisa jaringan kerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk semua aspek
jaringan kerja dalam perencanaan dan pengawasan proyek.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah: yaitu kebutuhan akan
adanya metode manajemen jaringan kerja dalam pembangunan proyek

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: untuk memahami metode manajemen
jaringan kerja
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Analisis Jaringan Kerja

Defenisi Analisa jaringan kerja ialah suatu sistem kontrol proyek dengan
cara menguraikan pekerjaan menjadi komponen-komponen yang dinamakan
kegiatan (activity). Selanjutnya kegiatan ini disusun dan diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan proyek dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan
ekonomis, dalam waktu yang sesingkat mungkin dengan jumlah tenaga kerja yang
minimum.

Analisis jaringan kerja merupakan suatu teknik manajemen yang


bermanfaat dalam mendisain, merencanakan, dan menganalisis suatu sistem.
Disamping itu analisis jaringan kerja merupakan suatu teknik yang berguna dalam
rancangan sistem karena teknik yang digunakan akan membantu para ahli analisis
dalam mengetahui dan mengidentifikasi keterkaitan yang terdapat pada sub sistem
yang ada. Agar dalam menganalisis jaringan kerja tersebut dapat berjalan dengan
baik dan terencana sehingga menghasilkan suatu teknik manajemen yang
bermanfaat memerlukan suatu prosedur yang baik untuk dapat melaksanakannya,
yaitu dengan menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem digunakan
sebagai pelaksanaan pandangan sistem.

Analisis jaringan kerja memiliki hubungan dengan pendekatan sistem


karena pendekatan sistem menggunakan cara berpikir dengan mempergunakan
konsep sistem, sedangkan sistem itu sendiri adalah sekelompok unit yang bekerja
sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersaa atau seperangkat unit
yang terorganisir. Pendekatan sistem juga mengembangkan sistem yang
menawarkan suatu struktur pembuatan keputusan dan seperangkat strategi
keputusan sehingga terjadi pengembangan sistem. Bila hal ini dilakukan maka akan
sangat berguna bagi perancang sewaktu mengoreksi dirinya sendiri, untuk
merencakan proses yang logis mengembangkan dan melaksanakan kesatuan buatan
manusia. Sehingga hal itu akan melengkapi prosedur dimana ada pengkhususan
tujuan sistem sejak semula.

Kemudian perancang juga akan dapat menganalisa urutan untuk


menemukan cara yang terbaik untuk mencapainya. Akhirnya sistem evaluasi yang
terus menerus mengamati pelaksanaan tujuan dan melengkapi dasar untuk
merencanakan perubahan dalam penelitian masalah ekonomi dan penampilan.
Pelaksanaan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan memelihara sistem,
menyebabkan sistem mempunyai kemungkinan untuk menjamin gambaran
penampilan khusus, yang akan ditemukan bagi keluaran sistem.

Dari penjelasan tentang pendekatan sistem dimana cara kerjanya yang


begitu mendetail setiap hal sangat diperhatikan agar dapat berjalan sesuai dengan
tujuan dan rencana, dan apabila ada suatu masalah harus segera dilihat kembali
tujuan dari pelaksanaan tersebut. Hal inilah mengapa analisis jaringan kerja
menggunakan pendekatan sistem di dalam melaksanakan program kerjanya. Selain
itu pendekatan sistem merupakan satu proses untuk mencapai yang efektif dan
efisien suatu tujuan yang diharapkan mendasari pada kebutuhan yang sudah
tersusun, suatu bentuk pemecahan masalah yang logis yang berhubungan erat
dengan metode yang ilmiah, suatu proses dimana kebutuhan itu diidentifikasi, atau
masalah yang diseleksi. Dari penjelasan tentang pendekatan sistem tersebut analisis
jaringan kerja memiliki hubungan yang erat dengan pendekatan sistem, yaitu agar
di dalam proses jaringan kerja tersebut mencapai yang efektif dan efisien dan suatu
tujuan yang diharapkan mendasari pada kebutuhan yang sudah tesusun. Selain itu
analisis jaringan kerja juga menggunakan berbagai metode didalam programnya.

Lebih jelasnya lagi untuk mengetahui mengapa analisis jaringan kerja


menggunakan pendekatan sistem yaitu dapat kita lihat analisis memiliki tujuan
yang jelas, memiliki persyaratan di dalam penerapan analisis jaringan kerja dan
memiliki tahapan dalam penerapan analisis jaringan kerja. Selain itu analisis
jaringan kerja juga menggunakan komputer.
Persyaratan yang harus dipenuhi penerapan analisis jaringan kerja antara
lain:

1) Model harus lengkap.

Analisis jaringan kerja merupakan model yang kompleks yaitu mencakup


informasi kegiatan, informasi sumber daya yang dibangun dalam diagram
jaringan kerja (network diagram).

2) Model harus cocok.

Tentunya diagram jaringan kerja proyek pelatihan guru berlaku untuk proyek
itu sendiri, tidak untuk proyek pembangunan jembatan.

3) Asumsi yang dipakai tepat.

Analisis jaringan kerja harus menggunakan asumsi, karena ketepatan asumsi


sangat mempengaruhi keberhasilan analisis jaringan kerja.

4) Sikap pelaksanaan.

Sikap pelaksanaan proyek diharapkan dan tentunya dianggap menjadi


pendukung penyelenggaraan proyek.

Di dalam analisis jaringan kerja juga memiliki tahapan di dalam penerapan


analisis jaringan kerja yaitu :

a) Pembuatan

Dimana tujuan akhir dari tahap pembuatan ini adalah terciptanya suatu model
yang dapat dipakai sebagai patokan selama penyelenggaraan proyek. Di dalam
pembuatan ini juga masih memiliki tahapan-tahapan lagi yaitu : inventarisasi
kegiatan, hubungan antar kegiatan, menyusun diagram jaringan kerja, data
kegiatan, analisa waktu dan sumber daya, batasan dan leveling.
b) Pemakaian

Bila pembuatan telah selesai maka model yang telah jadi tersebut dipakai pada
proses pelaksanaan tiap kegiatan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam
diagram jaringan kerja. Terdapat beberapa alternatif cara pelaporan berdasarkan
kuantitas dalam bentuk satuan pekerjaan/kegiatan atau dalam bentuk relatif atau
persentase; dan berdasarkan jangka waktunya serta kumulatif atau periodik.

c) Perbaikan

Perbaikan dilakukan karena tidak tepatnya asumsi yang dipakai pada saat
pembuatan. Tahap perbaikan dibatasi pada kegiatan yang tidak sesuai dengan
usaha pencapaian keberhasilan proyek. Dan selanjutnya pada tahap dilakukan
revisi.

2.2 Terminologi & Kaidah dasar

Terminologi & kaidah dasar jaringan kerja adalah sebagai berikut :

a) Anak panah (arrow)

Disini kegiatan digambarkan sebagai anak panah yg menghubungkan dua lingkaran


yg mewakili dua peristiwa. Ekor anak panah merupakan awal & ujungnya merupakan
akhir kegiatan.

b) Lingkaran kecil (node)

menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian didefinisikan


sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.

c) Anak panah terputus-putus

menyatakan kegiatan semu atau dummy . Dummy tidak mempunyai jangka waktu
tertentu, karena tidak memakai sejumlah sumber daya.
Aktivitas dummy adalah aktivitas yang sebenarnya tidak ada, sehingga tidak
memerlukan pemakaian sumber daya.. Dummy terjadi karena terdapat lebih
dari satu kegiatan yang mulai dan selesai pada event yang sama.

Cth. A C

BD

Ket:

Kegiatan A dan B harus sudah selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai.


Sedangkan D dapat dimulai segera setelah B selesai & tidak bergantung dengan
A.

Penggunaan simbol-simbol ini mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:

a) Di antara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.
b) Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau nomor urut event.
c) Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor
tinggi.
d) Diagram hanya memiliki sebuah initial evet dan sebuah terminal event.

2.2 Teknik-teknik Jaringan Kerja

Salah satu prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan jaringan kerja untuk
mengatasi permasalahan pengelolaan suatu proyek adalah:

1) PERT (Program Evaluation & Review Technigue).

Teknik ini adalah suatu metode yang bertujuan untuk semaksimal mungkin
mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun
rintangan dan perbedaan-perbedaan ; mengkoordinasikan dan menyelaraskan
berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat
seleksinya proyek-proyek. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf
tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian
kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek.
2) C.P.M (critical path method)

Suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan


sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai
prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan
pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan
kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan
waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa : “PERT adalah suatu
metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan
pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah
utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan
beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan
biaya, sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk
mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya
dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan
biaya seminimal mungkin” .

2.3 Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM

a) Persamaan

 Digunakan untuk menangani proyek-proyek.


 Memerlukan prasyarat di dalam melaksanakan kegiatan.
 Melakukan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu
semaksimum mungkin dan pembiayaan.
 Sama-sama membentuk lintasan dari kegiatan

b) Perbedaan

Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai
berikut :
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan
biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.

Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama
serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu
pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu
proyek.

Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu
maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat
biaya.

Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),


sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

2.4 Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja

a) Untuk mengkoordinir semua unsur (element) proyek kedalam suatu rencana utama
(master plan) dengan menciptakan suatu model kerja untuk melengkapai proyek
sehingga diperoleh data sebagai berikut :

 Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan


 Pengurangan/penekanan ongkos/biaya
 Pengurangan resiko.

b) Mempelajari alternatif-alternatif yang terdapat didalam dan diluar proyek.


c) Untuk mendapatkan atau mengembangkan skedul yang optimum.
d) Penggunaan sumber-sumber secara efektif dan efisien.
e) Alat komunikasi antar pimpinan.
f) Pengawasan pembangunan proyek.
g) Memudahkan revisi atau perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi.

2.5 Manfaat Analisis Jaringan Kerja


a) Untuk melengkapi rancangan, untuk memperbaiki metode perencanaan dan
pengawasan, memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan dan secara umum
untuk mempertinggi effektivitas manajemen dalam menyelesaikan proyek.
b) Untuk penghematan biaya, waktu dan mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja,
baik manusia maupun peralatan serta menjamin ketepatan selesainya suatu proyek.

2.6 Menggambar Jaringan Kerja

Panduan dalam menggambar jaringan kerja :

1) Buatlah anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, & garis putus-
putus untuk Dummy.
2) Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu
dibawahnya.
3) Hindarkan sejauh mungkin garis menyilang.
4) Peristiwa/ kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yg
bersangkutan jika mungkin berada didalamnya.
5) Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri.

2.7 Penentuan Waktu

Setelah jaringan kerja dapat digambarkan, kemudian diestimasikan waktu yang


diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan menganalisis
seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing
event.

Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau
beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang
menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut
lintasan kritis (critical path). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian
komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun
waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang
bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara
keseluruhan
Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka
waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan
yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut
float/slack.

Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada


sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam
praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material,
peralatan, dan tenaga kerja.

Float terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Total float/slack,

Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur


tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara
keseluruhan

b) Free float/slack,

Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa


mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat
paling cepat terjadinya event lain pada network.

Untuk mempermudah perhitungan penentuan waktu digunakan notasi-notasi


sebagai berikut:

TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event.

TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event.

ES = earliest activity start time, yaitu saat paling cepat dimulainya aktivitas.

EF = earliest activity finish time, yaitu saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.

LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas.
LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas.

t = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.

S = total slack/float

SF = free slack/float

Asumsi dan perhitungan

Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah:

1) Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event.
2) Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol
3) Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini.

Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu:

1) Perhitungan maju (forward computation)

Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke


terminal event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat yang paling cepat
terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya
aktivitas-aktivitas.

2) Perhitungan mundur (backward computation)

Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke


initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya
events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-
aktivitas.

Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event


di bagi atas tiga bagian.
Keterangan:

 Nomor event
 Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan maju
 Saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan
mundur

Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan


untuk mencari nilai slack/float.

Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Total float/slack dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling
lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas,
atau dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya
aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
2) Free float/slack aktivitas dihitung dengan cara mencari selisih antara saat
tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat
diselesaikannya aktivitas tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis jaringan kerja adalah merupakan suatu perpaduan pemikiran yang


logis, digambarkan dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan
memungkinkan pengolahan secara analitis. Analisa jaringan kerja memungkinkan
suatu perencanaan yang Efektif dari suatu rangkaian yang mempunyai
interaktivitas.

Adapun Manfaat Analisis Jaringan Kerja yakni:

a) Untuk melengkapi rancangan


b) Untuk memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan
c) Memperbaiki komunikasi dan pengambilan keputusan dan secara umum
untuk mempertinggi effektivitas manajemen dalam menyelesaikan proyek.
d) Untuk penghematan biaya
e) Untuk penghematan waktu, dan
f) Mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja, baik manusia maupun peralatan
serta menjamin ketepatan selesainya suatu proyek.

3.2 Saran

Kiranya kita mampu dalam mengorganisir dan menganalisis jaringan kerja


(Network) dan merealisasikan kedalam bentuk proyek yang berguna bagi
kepentingan dan kemajuan dan tercapainya goals yang diinginkan terutama dalam
hal pengorganisasian pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai