Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Apa yang dimaksud dengan besaran fisika ?
3. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam pengukuran ?
4. Apa saja penyebab terjadinya ketidakpastian dalam pengukuran ?
5. Bagaimanakah cara agar dapat meminimalisir ketidakpastian dalam
pengukuran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran.
2. Untuk mengetahhui apa yang dimaksud dengan besaran fisika.
3. Untuk mengetahui alat - alat yang digunakan dalam pengukuran.
4. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya ketidakpastian dalam
pengukuran.
5. Untuk mengetahui cara meminimalisir ketidakpastian dalam pengukuran.
2
II. TEORI
A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang
diterima sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran
panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu
membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang
kamu gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam
suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut
satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak
baku. (Kandi,2010)
3
besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih,
gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat
dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran
fisika.
Besaran Pokok
4
b) Sistem Internasional
5
dan benar. Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika,
meliputi panjang, massa, dan waktu.
a) Pengukuran Panjang
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala
ukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala
utama adalah sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah
milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar memiliki nilai 1
milimeter. Jarak antara skala utama adalah 1 cm. Di antara skala
utama terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu skala terkecil
memiliki nilai 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian atau
ketidakpastian pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni
setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut.
Selain skala sentimeter (cm), terdapat juga skala lainnya pada mistar
ukur.
Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapat
menggunakan alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam,
diameter luar, serta kedalaman suatu benda yang akan diukur. Jangka
sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
6
sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka
sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.
7
Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
1) Neraca pegas
2) Neraca O’hauss
8
Neraca O’hauss tiga lengan
9
Gambar 6. Neraca O’hauss dua lengan
Neraca digital
c) Pengukuran Waktu
Waktu dapat diukur dengan jam atau arloji. Ada dua macam arloji, yaitu
digital dan analog Selang waktu yang biasanya diukur dengan arloji
antara lain lama waktu istirahat (misalnya, 15 menit), lama waktu
pelajaran berlangsung (misalnya, 45 menit), dan lama perjalanan
(misalnya, 20 menit). Jadi, arloji biasanya digunakan untuk mengukur
selang waktu yang relatif lama.
Gambar 8. Arloji.
10
Stopwatch Analog
Stopwatch digital
11
mengalir ke bola kaca bawah dan udara naik ke atas melalui
pipa menggantikan air yang turun. Tekanan udara yang tetap
menjami aliran air teratur.
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan
besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran
derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk untuk mengukur
besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum
digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya
adalah raksa atau alkohol.
Termometer Raksa
Termometer alkohol
12
1) Alkohol harganya murah.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil
ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik
beku alkohol –1300C.
13
Gambar 12. Titik Tetap Termometer
14
e) Pengukuran Intensitas Cahaya
Alat pengukuran kuat arus adalah Amperemeter. Alat ukur ini digunakan
untuk mengetahui besarnya arus atau aliran listrik baik berupa arus
listrik yang diproduksi mesin pembangkit, maupun arus listrik yang
didistribusikan ke jaringan distribusi. Jika kita akan mengukur arus yang
melewati penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus
kita pasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir
melewati ampere meter. Apabila ampermeter dihubungkan paralel akan
terjadi dua aliran (I1 dan I2), maka pengukuran tidak benar (salah) dan
akan merusak ammeter karena dihubung singkat dengan baterai atau
tegangan sumber alat ukur tersebut. Setelah amperemeter terpasang, kita
dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar
dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.
Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur
karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.
15
Ampermeter
Seperti yang dicontohkan diatas, setiap alat ukur memiliki skala dalam
berbagai macam bentuk, tetapi setiap skala mempunyai batasan yaitu
skala terkecil yang dapat dibaca. Contohnya adalah pada alat pengukur
panjang. Penggaris plastik yang biasa digores dengan garis- garis yang
berjarak 1 mm, maka nilai skala terkecilnya 1 mm. Sebuah jangka sorong
adalah alat ukur panjang yang dibantu dengan skala nonius yang
memungkinkan kita membaca hingga 0,1 sampai 0,05. Akan tetapi,
dalam pembacaan hal tersebut kita hanya terbatas pada skala terkecilnya
saja sehingga sulit untuk lebih membuatnya spesifik.
b) Ketidakpastian Sistematik
16
memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks
serta kesalahan akibat pengaruh suhu dan kelembaban.
1) Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum
penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya,
hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol
dapat diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil
pengukuran.
17
dapat menyebabkan pemuaian pada mistar yang berakibat pada
kesalahan pengukuran. Kesalahan sistematik sesuai namanya
memberikan penyimpangan tertentu yang prinsipnya dapat dikoreksi
atau diperhitungkan.
18
Landasan yang Bergetar
Bising
7) Ketidakpastian Pengamatan
19
Gambar 12 membacar skala pada penggaris (a) salah; (b) Benar;
(c) salah
20
III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku
yang diterima sebagai satuan.
2. Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara
kuantitas.
3. Alat pengukuran
Nama : Panjang
Satuan SI : Meter (m)
Alat ukur : Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
Nama : Massa
Satuan SI : Kilogram (kg)
Alat ukur : Neraca
Nama : Waktu
Satuan S : Sekon (s)
Alat ukur : Stopwatch
Nama : Kuat arus
Satuan SI : Ampere (A)
Alat ukur : Amperemeter
Nama : Suhu
Satuan SI : Kelvin (K)
Alat ukur : Termometer Kelvin
Nama : Intensitas Cahaya
Satuan : Candela (Cd)
Alat Ukur : Fotometer
Nama : Jumlah Zat
Satuan : mol (mol)
Alat ukur :-
4. Penyebab ketidakpastian
Nilai skala terkecil
21
Ketidakpastian sistematik
Ketidakpastian acak
Keterbatasan pengamat
5. Cara meminimalisir kesalahan pengukuran antara lain dengan melakukan
persiapan sebelum pelaksanaan (seperti kalibrasi dan pengecekan alat ),
mengetahui tentang teori pengukuran, memahami jenis- jenis alat ukur dan
cara koreksinya, menguasai metode - metode hitung peralatan,
menghindari pelaksanaan survey atau pengukuran dengan intensitas panas
tinggi ( 10.00 – 14.00).
B. Saran
22