Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut
definisi, manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami
orang–orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan
yang diinginkan organisasi. Motivasi disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Dua faktor lainya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahan tentang
perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi, kemampuan, dan
resepsi peranan saling berhubungan. Jadi bila salah satu faktor rendah maka tingkat prestasi
akan rendah walaupun faktor-faktor lainya tinggi.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau motif,
antaralain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam
hal ini akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan, dalam makalah ini akan membahas konsep motivasi dalam manjemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari motivasi dalam manajemen pendidikan?
2. Apa fungsi, jenis, dan tujuan dalam manajemen pendidikan?
3. Bagaimana teori-teori motivasi dalam manajemen pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dalam manajemen pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi, jenis, dan tujuan dalam manajemen pendidikan
3. Untuk mengetahui teori-teori motivasi dalam manajemen pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Secara bahasa motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan
atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Dalam kamus Bahasa Indonesia
diartikan: Sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran dan pendapat;
suatu yang menjadi pokok. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.1
Motivasi adalah suatu yang pokok, yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja,
secara sederhana, motivasi adalah menciptakan semangat gairah kerja. Arti motivasi adalah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang, alasan yang sangat kuat
untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Setiap orang tidak hanya berbeda dalam masalah keahlian dalam melakukan pekerjaan tetapi
juga berbeda dalam masalah motivasi atau semangatnya dalam melakukan suatu pekerjaan.
Kedua faktor ini sangat menentukan hasil pekerjaan yang diberikan kepadanya. 2
Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks
dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak disadari. Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui
dirinya sendiri (intrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi intrinsik bermakna sebagai
keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar. Motivasi
intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan kenyamanan dalam belajar. Motivasi
ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat
dikendalikan oleh individu tersebut, contohkannya dengan nilai, hadiah, atau penghargaan yang
digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.
Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan
berkomunikasi pada bawahannya akan menentukan efektivitas bekerja. Seorang karyawan
mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, dan mungkin pula
tidak. Kalau bawahan telah menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, itu
adalah yang kita inginkan. Tetapi kalau tugas yang dibebankan tidak bisa terlaksana dengan
baik, maka kita perlu mengetahui sebab-sebabnya. Mungkin ia memang tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan, tetapi mungkin juga ia tidak mempunyai motivasi
untuk bekerja dengan baik. Menjadi salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bisa

1
Andi Rasyid Pananrangi. 2017. Majemen Pendidikan. Makasar: Celebes Media Perkasa. Hlm 206
2
Irfan Bahar Nurdin. 2018. Jurnal: Faktor-Faktor Motivasi Kerja Pada Karyawan Lembaga Huda Group Di Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor. Vol.I, No.1: STAI Al Hidayah Bogor. Hlm 74
memberikan motivasi kepada bawahannya agar bisa bekerja dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.3
B. Fungsi, Tujuan, dan Jenis motivasi dalam manajemen pendidikan
1. fungsi motivasi
a. Fungsi pendorong, untuk melakukan sesuatu seseorang atau kelompok memerlukan
motivasi
b. Fungsi penentu arah kegiatan, motivasi dilakukan untuk menjaga dan meluruskan
kegiatan sehingga orang yang dimotivasi melaksanakan kegiatan tersebut sebagaimana
seharusnya dilakukan
c. Fungsi penyeleksi kegiatan, seseorang perlu motivasi dalam menggadapi suatu pilihan
kegiatan mana yang harus diprioritaskan.
2. Tujuan motivasi
Pada hakekatnya tujuan pemberian motivasi kepada para karyawan adalah untuk
mengubah perilaku karyawan agar sesuai dengan keinginan perusahaan; meningkatkan
gairah dan semangat kerja; meningkatkan disiplin kerja; meningkatkan prestasi kerja;
mempertinggi moral kerja karyawan; meningkatkan rasa tanggung jawab, meningkatkan
produktivitas dan efisiensi serta menumbuhkan loyalitas karyawan pada perusahaan.
Tujuan akhir motivasi adalah untuk merealisasikan citra pribadi (selfconcept) yaitu,
untuk hidup dalam cara yang sesuai dengan peranan yang diinginkan, untuk diperlakukan
dalam cara yang sesuai dengan kedudukan, dan untuk dihargai dalam cara yang
mencerminkan tingkat kemampuan. Dengan demikian, semua orang berada dalam upaya
untuk memburu apapun yang dipandang sebagai peran yang diinginkannya, dan mencoba
untuk merealisasi ide subyektif tentang diri sendiri menjadi kebenaran obyektif
3. Jenis motivasi
a. Dilihat dari segi dasar pembentuknya:
1) Motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir
2) Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang timbul setelah seseorang mempelajari
diri sendiri atau keadaan lingkungan
b. Dilihat dari segi sumbernya:
1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari setiap individu seperti
kebutuhan, bakat, minat, kemauan dan harapan yang terdapat pada diri seseorang
2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul
karena adanya stimulus dari luar lingkunganya
c. Dilihat dari segi sifatnya:

3
Muhammad Kristiawan. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi Utama
a) Motivasi yang memberi harapan, yaitu motivasi yang sifatnya memberi harapan
(espectation), kebutuhan dan keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan
sesuatu
b) Motivasi yang bersifat menyadarkan, yaitu motivasi yang bersifat ajakan
(persuation) sehingga seseorang atau kelompok melakukan kegiatan yang harus
dilakukan
c) Motivasi yang bersifat paksaan, yaitu motifasi yang sifatnya memberi sanksi
kepada sasaran yang diberi motivasi.4
C. Teori-teori Motivasi dalam Manajemen Pendidikan
Pada dasarnya motivasi dapat digambarkan jika seseorang tidak puas dapat
mengakibatkan ketegangan yang pada akhirnya akan mencari jalan atau tindakan untuk
memenuhi dan terus mencari kepuasan menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus
terpenuhi. Pada umumnya pendekatan untuk menjelaskan motivasi dapat di kelompokkan
menjadi 3 kategori seperti ditunjukan dalam tabelyaitu: pendekatan berbasis kebutuhan,
kognitif dan non kognitif.
1. Teori Pendekatan Kebutuhan (Maslow)
Teori Maslow Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri.
a. Kebutuhan fisiologi, yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan akan
oksigen, air, protein, garam, gula serta vitamin lainnya. Termasuk juga kebutuhan akan
keseimbangan ph dan temperature. Kemudian juga kebutuhan untuk aktif, istirahat,
tidur, terhindar dari rasa sakit, dan kebutuhan akan seks.
b. Kebutuhan akan rasa aman. Jika kebutuhan fisiologi telah terpenuhi, maka kebutuhan
pada lapisan selanjutnya akan di perlukan. Orang akan semakin meningkatkan
keinginannya untuk menemukan keadaan yang aman, stabil, dan terlindungi.
c. Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki. Ketika kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan kasih sayang memiliki cinta mulai muncul, perasaan butuh akan pertemanan,
pasangan hidup, anak, dapat diterima dalam kelompok.
d. Kebutuhan harga diri, setelah ketiga lapisan kebutuhan terpenuhi, maka lapisan
kebutuhan yang keempat dibutuhkan. Maslow menyebutkan dua versi tentang
kebutuhan akan harga diri yaitu dalam tingkat rendah dan dalam tingkat tinggi.
Kebutuhan akan harga diri alam tingkatan rendah adalah kebutuhan akan penghormatan
diri orang lain, kebutuhan status, terkenal, kaya. Sementara kebutuhan akan harga diri

4
Ranupandojo, H., dan Suad Husnan, 1984, Manajemen Personalia, Edisi III, Yogyakarta: BPFE.
sendiri, perasaan percaya diri, memiliki kompetensi, prestasi, master, mandiri dan
bebas.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan untuk aktualisasi diri tidak melibatkan
keseimbangan atau home ostatis. Sekali tertarik, mereka akan terus untuk
melakukannya. Pada kenyataannya, mereka melibatkan secara terus-menerus keinginan
untuk memenuhi semua potensi yang dimiliki, untuk menjadi apa yang bisa, untuk
menjadi sesuatu yang lebih komplit.5
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih
pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku
seseorang.Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah
dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang
yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak
mempunyai daya intensitasnya lagi.6
Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi
motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun
kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya
intensitasnya yang lebih kecil.
2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
David Mc. Celland menganalisis tentang 3 (tiga) kebutuhan manusia yang sangat
penting dalam organisasi tentang motivasi Theory of needs memfokuskan 3 hal yaitu: 7
a. Kebutuhan untuk mencapai kesuksesan (need for achievement) kemampuan untuk
mencapai hubungan kepada standart perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan
karyawan untuk menuju keberhasilan.
b. Kebutuhan terhadap kekuasaan atau otoritas kerja (need for power) kebutuhan untuk
membuat orang berperilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana dalam tugasnya
masing-masing.
c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) hasrat untuk bersahabat dan mengenal
lebih dekat rekan kerja atau para karyawan dalam organisasi.
3. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor.Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai

5
Ali Chaerudin. 2019. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan SDM. Jawa Barat: CV Jejak
6
Irfan Bahar Nurdin. 2018. Jurnal: Faktor-Faktor Motivasi Kerja Pada Karyawan Lembaga Huda Group Di Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor. Vol.I, No.1: STAI Al Hidayah Bogor
7
Mukhtar latif, dkk. 2018. Teori Menejemen Pendidikan. Jakarta: Kencana. 115-118.
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai
kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun
anggapan yang mendasari teoriteori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996: 87)
dalam jurnal Irfan Bahar Nurdin sebagai berikut: Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka
bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka
harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk
pencapaian tujuan organisasi. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha
menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas
segalanya.8
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapan-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai
dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi
pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada
kenyataannya.

8
Irfan Bahar Nurdin. 2018. Jurnal: Faktor-Faktor Motivasi Kerja Pada Karyawan Lembaga Huda Group Di Kecamatan
Tamansari Kabupaten Bogor. Vol.I, No.1: STAI Al Hidayah Bogor

Anda mungkin juga menyukai