Anda di halaman 1dari 18

Laporan Resmi

Elektronika Terintegrasi

Praktikum 4
Inverting Amplifier

Nama kelompok:

Arifah Putri Caesaria P27838118025


Umaimah M U S P27838118028

Jurusan Teknik Elektromedik


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya
2019
PRAKTIKUM IV
INVERTING AMPLIFIER

● Tujuan
1. Mengetahui fungsi dari rangkaian Op-amp sebagai inverting amplifier
2. Merencanakan dan membandingkan kerja dari rangkaian Op-amp sebagai
inverting amplifier

● Alat dan Bahan


1. Osiloskop

Gambar 1. Osiloskop
(Sumber : www.japrakinformasi.blogspot.com)

2. Function Generator

Gambar 2. Function Generator


(Sumber : www.uk.rs-online.com)

3. IC LM 741

Gambar 3. IC LM741
(Sumber : www.bukalapak.com)

2
4. Resistor

Gambar 4. Resistor

(Sumber : www.uk.rs-online.com)

5. LED

Gambar 5. LED

(Sumber : www.kitronik.co.uk)

6. Kabel Buaya

Gambar 6. Kabel Buaya


(Sumber : www.jegs.com)

● Dasar Teori

1. Inverting Amplifier

Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk


memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan, serta dapat juga
melemahkan. Rangkaian penguat inverting menggunakan IC yang sering dipakai
dan mudah dicari yaitu IC Op-Amp LM741. Keluaran sensor dan tranduser pada
umumnya mempunyai tegangan yang sangat kecil hingga mikro volt, sehingga
diperlukan penguat dengan impedansi masukan rendah. Rangkaian penguat
inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukan
sangat rendah. Rangkaian penguat inverting akan menerima arus atau tegangan
dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan yang lebih
besar. Rangkaian dasar penguat inverting dimana sinyal masukannya dibuat
melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari arus menjadi tegangan
dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber arus. Tahanan sumber
3
(Rin), bagian umpan baliknya berubah dan beberapa sifat umpan balik juga
berubah.
Inverting Amplifier merupakan penerapan dari penguat operasional sebagai
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output memiliki phase yang
berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya penguat operasional (Op-
Amp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi (100.000 kali) pada kondisi
tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting amplifier salah satu fungsi
pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk
mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut.
Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input (Rin) maka faktor
penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai 100.000 kali. Untuk
mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting amplifier) dapat
menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan penguat
operasional (Op-Amp) seperti pada gambar berikut.

Gambar 7. Keterangan Pin pada IC 741


(Sumber : elektronika-dasar.web.id)

Rangkaian penguat membalik diatas merupakan rangkaian dasar inverting


amplifier yang menggunakan sumber tegangan simetris. Secara matematis
besarnya faktor penguatan (A) pada rangkaian penguat membalik adalah (-Rf/Rin)
sehingga besarnya tegangan output secara matematis adalah :
𝑅𝑓
𝑉 𝑜𝑢𝑡 = − 𝑉 𝑖𝑛
𝑅𝑖𝑛

Dalam bentuk grafik bentuk sinyal output dan sinyal input rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) ini dapat digambarkan sebgai berikut.

4
Gambar 8. Keterangan Pin pada IC 741
(Sumber : elektronika-dasar.web.id)

Dalam percobaan untuk mendapatkan bentuk sinyal output dan sinyal input
seperti diatas dapat digunakan osciloscope doble trace dengan input A osciloscope
dihubungkan ke jalur input penguat membalik (inverting amplifier) dan input B
osciloscope dihubungkan ke jalur output penguat mebalik tersebut. Dengan alat
ukur osciloscope yang terhubung seperti ini dapat dianalisa perbandingan sinyal
input dengan sinyal output rangkaian penguat membalik (inverting amplifier) secara
lebih life dalam berbagai perubahan sinyal input.

2. Osiloskop
Osiloskop atau sering dikenal dengan CRO (Cathode-Ray Oscilloscope =
osiloskop sinar katoda) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik, beserta frekuensi dan fasenya, sekaligus menampilkan bentuk
sinyal dari tegangan tersebut. Multimeter dapat juga digunakan untuk mengatur
tegangan, namun tidak dapat dipakai untuk mengamati bentuk dari sinyal tegangan.
Di sinilah keunggulan penggunaan CRO dibandingkan multimeter. Namun yang
harus diperhatikan, nilai tegangan yang terukur dari multimeter merupakan nilai
efektifnya (Veff ), sedangkan nilai tegangan yang terukur dari CRO merupakan nilai
puncak (V peak ), dimana :
V peak = √2 V eff

Pada dasarnya, CRO merupakan pengeplot (plotter) yang menampilkan


bentuk sinyal terhadap waktu (untuk single trace) atau terhadap sinyal lain (untuk
dual trace). Karena menampilkan bentuk sinyal terhadap waktu, maka osiloskop
umumnya dipakai untuk mengamati watak dinamis dari sinyal suatu tegangan.

5
Gambar 9. Osiloskop
(Sumber : https://sasandoo.wordpress.com)

Gambar 10. Cara Kalibrasi Osiloscope ( Ch 1 Di Hubungkan Ke CAL )


(Sumber : https://sasandoo.wordpress.com)

Sebelum kita menggunakan osiloscope terlebih dahulu kita cek ketepatan dari
osiloscope tersebut (kalibrasi).
Cara pengkalibrasian osiloscope :
1. Jangan lupa probe / kabel penghubung kita masukan ke input ( Chanel 1 /
Chanel 2 )
2. Hidupkan power osiloscope.
3. Atur intensitas cahaya dan fokusnya agar gambar pada osiloscope nyaman
dilihat.
4. Volt/Div dan Time/Div-nya diatur juga biar dalam pengkalibrasian dapat
dihitung.
5. Kemudian salah satu ujung probe ( probe ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada
tempat kalibrasi ( biasanya tertulis CAL ).
6. Setelah gambar gelombang (biasanya gelombangnya berbentuk gelombang
kotak) telah tampil pada layar.

Untuk menghitung Amplitudo pada Osiloskop:


A = Tinggi Kotak x Volt / DIV

Untuk menghitung Periode pada Osiloskop:


T = Lebar Kotak x Time / DIV
6
Untuk menghitung Frekuensi pada Osiloskop:
1
F=𝑇

3. Function Generator
Function Generator atau Generator Fungsi adalah alat uji elektronik yang dapat
membangkitkan berbagai bentuk gelombang. Bentuk Gelombang yang dapat
dihasilkan oleh Function Generator diantaranya seperti bentuk gelombang Sinus
(Sine Wave), gelombang Kotak (Square Wave), gelombang gigi gergaji (Saw tooth
wave), gelombang segitiga (Triangular wave) dan gelombang pulsa (Pulse).
Function Generator dapat menghasilkan Frekuensi hingga 20MHz tergantung
pada rancangan produsennya. Frekuensi yang dihasilkan tersebut dapat kita atur
sesuai dengan kebutuhan kita. Selain pengaturan Frekuensi, kita juga dapat
mengatur bentuk gelombang, DC Offset dan Duty Cycle (Siklus Kerja). Sebagai
pengetahuan, DC Offset digunakan untuk mengubah tegangan rata-rata pada
sinyal relatif terhadap 0V atau Ground. Sedangkan Yang dimaksud dengan Duty
Cycle atau Siklus kerja adalah perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi
ON dan ketika mencapai kondisi OFF dalam satu periode sinyal. Dengan kata lain,
Siklus Kerja atau Duty Cycle adalah perbandingan lamanya waktu kondisi ON dan
kondisi OFF suatu sinyal pada setiap periode. Fungsi pengaturan Duty Cycle untuk
mengubah rasio tegangan tertinggi ke tegangan terhadap tegangan terendah pada
sinyal gelombang persegi.

Bagian-bagian function generator

Gambar 11. Bagian-Bagian Function Generator


(Sumber : windaadilestari31.wordpress.com)

7
Keterangan:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan
generator sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur
Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi
sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar
dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya
tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ 10V. Tarik
dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau
putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif.
Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni
tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal
dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini
ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar tombol
tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan
0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output
yang maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐20dB. Jika tombol ditarik, maka
output akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format
6×0,3″
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB

8
4. Op-Amp 741

LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier)


yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran)
dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp
banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat video/gambar, penguat
audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya bekerja pada tegangan
positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada
IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda.

Gambar 12. Keterangan Pin pada IC 741


(Sumber : ilmuelektromedik.blogspot.com/2012/10/apa-itu-ic-lm741.html)

Fungsi dari rangkaian LM741 yaitu sebagai non – Inverting buffer, Inverting
buffer, non – Inverting amplifier, Inverting amplifier, single power rails dan dual
power rails.

Gambar 13. Fungsi Op-amp 741


(Sumber : ilmuelektromedik.blogspot.com/2012/10/apa-itu-ic-lm741.html)

Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741

9
 Detektor Penyilang Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol
 Detektor Taraf Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan
acuan pada tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.
 Penguat (Buffer): memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.
 Penguat 2 Tingkat: seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali
penguatan.
 Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan pulsa
 Rangkaian Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan
penguat sinyal-sinyal yang sangat lemah.
 Rangkaian Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.

I. Diagram Skematik

Gambar 14. Diagram Skematik

Gambar 15. Diagram Skematik Simulasi Proteus

II. Penjelasan Rangkaian


Dari gambar di atas dijelaskan bahwa untuk input pada kaki saluran inverting
menggunakan input yang berasal dari function generator dan terdapat close
loop yang digunakan sebagai penguatan yang terhubung juga pada kaki output
IC.Sedangkan pada kaki non-inverting terhubung langsung dengan ground.
Untuk pin 4 diberi tegangan negatif dari power supply dan pin 7 diberi tegangan
10
positif dari power supply. Kemudian pin 6 yang merupakan output, dihubungkan
pada beban yang berupa LED yang sebelumna terdapat close loop.
Pada rangkaian terdapat IC Op-Amp 741 yang berfungsi sebagai penguat,
selain itu terdapat resistor. Dua resistor berpengaruh pada penguatan dan satu
resistor sebagai pengaman LED yang berfungsi sebagai beban. Dua resistor
tersebut berada pada kaki 2 dan 6 (Rin dan Rf). Salah satu fungsi pamasangan
resistor umpan balik (feedback) dan resistor input adalah untuk mengatur faktor
penguatan inverting amplifier (penguat membalik) tersebut.
Cara kerja rangkaian tersebut adalah sebagai berikut. Input AC masuk pada
kaki inverting yang sudah diberi Rin. Setelah melewati IC 741, dan melewati
resistor Rf, Gelombang atau tegangan input dikuatkan atau dilemahkan sesuai
dengan acl rangkaian. Tegangan input tersebut akan menyebabkan LED yang
berfungsi pada beban akan menyala (Vin > 0). Gelombang output pun berbalik
dan memiliki beda fase 180 derajat dari gelombang input.

III. Perhitungan
Berikut ini merupakan rumus untuk mencari Acl atau Penguatan pada
rangkaian non – inverting amplifier :
𝑅𝑓
𝐴𝑐𝑙 =
𝑅𝑖𝑛
Berikut ini merupakan rumus untuk mencari tegangan keluaran pada
rangkaian non – inverting amplifier :
𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( ) 𝑥 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑖𝑛

Rf : Resistansi Feedback
Rin : Resistansi Input

● Langkah Percobaan
1. Melakukan kalibrasi pada osiloskop.
2. Merangkai rangkaian seperti pada gambar skematik.
3. Mengatur output generator pada frekuensi 500 Hz.
4. Memasang catu daya dan mengatur tegangan output function generator sesuai
dengan tabel percobaan
5. Menghitung output hasil percobaan

11
● Hasil dan Analisa
Gambar Hasil Percobaan
Amplitudo input 1 Vpp
Berikut gambar input gelombang 1 Vpp dan gelombang output dengan
menggunakan acl 1x.

(a) (b)

Gambar 16. (a) input 1Vpp dan (b) output dengan acl 1x

Pada percobaan diatas menggunakan input sebesar 1 Vpp dengan volt/div


sebesar 1V dan time/div sebesar 0,5 ms.

Amplitudo input 10 Vpp


Berikut gambar input gelombang 10 Vpp dan gelombang output dengan
menggunakan acl 1x.

(a) (b)

Gambar 17. (a) input 10Vpp dan (b) output dengan acl 1x

Pada percobaan diatas menggunakan input sebesar 1 Vpp dengan volt/div


sebesar 5V dan time/div sebesar 0,5 ms. Output menggunakan volt/div 2V dan
time/div sebesar 0,5 ms.

Amplitudo input 20 Vpp


Berikut gambar input gelombang 20 Vpp dan gelombang output dengan
menggunakan acl 1x.

12
(a) (b)

Gambar 18. (a) input 20Vpp dan (b) output dengan acl 1x

Pada percobaan diatas menggunakan input sebesar 20 Vpp dengan volt/div


sebesar 5V dan time/div sebesar 0,5 ms. Output menggunakan volt/div 5V dan
time/div sebesar 1ms.

Tabel Hasil Percobaan


Berdasarkan praktikum diatas, berikut ini adalah tabel dari hasil percobaan.

Tabel 1. Hasil Percobaan

No V1 V2 Pengukuran Vout

1 VDC -1,4 VDC


1 1 VDC
2 VDC - 2 VDC
1
1 VDC -1 Vpp - 2 VDC
2 1 Vpp
2 VDC -1 Vpp – 1 VDC

Perhitungan dan Pengukuran


Kalibrasi Osiloskop
Amplitudo = tinggi kotak x Volt/DIV
=2x1
= 2 Vpp
1
Frekuensi = 𝑇
1
= 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑥 𝑇𝐼𝑀𝐸/𝐷𝐼𝑉
1
= 2 𝑥 0,5 𝑥 10¯³
1
= 1 𝑥 10¯³

= 1000 Hz

Kalibrasi Function

13
Amplitudo = tinggi kotak x Volt/DIV
=1x1
= 1 Vpp
1
Frekuensi = 𝑇
1
= 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑥 𝑇𝐼𝑀𝐸/𝐷𝐼𝑉
1
= 4 𝑥 0,5 𝑥 10¯³
1
= 2 𝑥 10¯³

= 500 Hz

Saat V1 = 1 VDC, V2 = 1 VDC


𝑅𝑓 𝑅𝑓
Vout = (− 𝑥𝑉1) + (− 𝑥𝑉2)
𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑖𝑛

10𝑘 10𝑘
= (− 10𝑘 𝑥 1) + (− 20𝑘 𝑥 1)

1
= -1 + (− 2)

1
= −1 VDC
2

Saat V1 = 1 VDC, V2 = 2 VDC


𝑅𝑓 𝑅𝑓
Vout = (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉1) + (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉2)

10𝑘 10𝑘
= (− 10𝑘 𝑥 1) + (− 20𝑘 𝑥 2)

= -1 + (−1)

= −2 VDC

Saat V1 = 1 VPP, V2 = 1 VDC


𝑅𝑓 𝑅𝑓
Vout = (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉1) + (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉2)

10𝑘 10𝑘
= (− 10𝑘 𝑥 1) + (− 20𝑘 𝑥 1)

1
= −1 Vpp − 2
VDC

Saat V1 = 1 VPP, V2 = 2 VDC


𝑅𝑓 𝑅𝑓
Vout = (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉1) + (− 𝑅𝑖𝑛 𝑥𝑉2)

10𝑘 10𝑘
= (− 10𝑘 𝑥 1) + (− 20𝑘 𝑥 2)

14
= −1 Vpp − 1 VDC

Analisa
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa Rangkaian
difference amplifier memiliki dua inputan. Rangkaian ini berfungsi untuk
memperkuat selisih dari kedua input. Input yang digunakan didapat dari pembagian
tegangan. Ketika input pada inverting lebih besar, maka tegangan output akan
negatif. Jika input non inverting lebih besar, maka output akan berada pada
tegangan positif. Jika ada dua inputan berbeda AC dan DC, maka output berupa
gelombang AC dengan output DC sebagai referensinya.Terdapat perbedaan nilai
dalam pengukuran dan perhitungan. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.
Nilai toleransi dari tiap-tiap resistor, kualitas komponen, tingkat ketelitian praktikan,
dan output dari power supply.

● Tugas
SOAL
1. Sebutkan Min 3 Aplikasi yang berhubungan dengan jurusan teknik elektromedik
tentang rangkaian komparator.
2. Ambilah data pada table berikut menggunakan aplikasi proteus atau aplikasi
yang lain.

JAWABAN
1. Tiga aplikasi yang berhubungan dengan komparator antara lain
Elektrokardiograf.
- Elektrokardiograf (EKG) adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur/mendeteksi kondisi jantung dengan cara memantau irama dan
frekuensi detak jantung.
Keterangan :
Merah = Ground
Hijau = Output
Kuning = Va (inverting)
Biru = Vb (non inverting)

2. Tabel hasil pengukuran dan perhitungan tugas

15
16
Tabel 2. Hasil Pengukuran dan perhitungan tugas
No Pengukuran
V1 V2
Vout
1 -1 VDC -1 VDC
-2 VDC
2 -1 Vpp -1 VDC
-2 VDC

Dari percobaan maupun tugas yang dilakukan, didapat hasil yang berbeda
antara perhitungan dan pengukuran. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu nilai toleransi dari tiap-tiap resistor, output dari supply,
tingkat ketelitian, dan kualitas komponen.

● Kesimpulan
Inverting amplifier merupakan penguat dengan input yang masuk melalui
kaki inverting. Inverting amplifier memiliki fungsi sebagai penguat, pelemah dan
pembalik fasa. Yang dapat memengaruhi gelombang output adalah Vin, Vcc,
dan Acl. Besarnya acl ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan hambatan
feedback dan hambatan input. Vcc memengaruhi bentuk output dari sinyal
gelombang. Jika output melebihi Vcc, maka bentuk sinyal gelombang akan
terpotong.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 2016. “Op-Amp Inverting Amplifier”, http://elektronika-


dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/
17
Diakses : 8 Februari 2019

[2] Anonim. 2012. “Karakteristik Penguat Membalik (Inverting Amplifier)”,


https://depokinstruments.com/2016/02/29/op-amp-inverting-amplifier/

Diakses : 8 Februari 2019

[3] Anonim. “Pengertian Function Generator dan Jenis-jenisnya” .


https://teknikelektronika.com/pengertian-function-generator-jenis-generator-
fungsi/

Diakses : 9 Februari 2019

[4] Feri Sasana. 2011. “Kalibrasi Osiloskop”.


https://sasandoo.wordpress.com/2011/03/14/kalibrasi-osiloskop/

Diakses : 9 Februari 2019

[5] Winda. 2014. “Function Generator dan Oscilloscope”.


https://windaadilestari31.wordpress.com/2014/11/10/function-generator-
dan-oscilloscope/

Diakses : 9 Februari 2019

18

Anda mungkin juga menyukai