Anda di halaman 1dari 4

A.

Tempat tujuan

Lebih dari 98% insektisida dan 95% herbisida menjangkau tempat selain yang
seharusnya menjadi target, termasuk spesies non-target, perairan, udara, makanan, dan
sedimen. Pestisida dapat menjangkau dan mengkontaminasi lahan dan perairan ketika
disemprot secara aerial, dibiarkan mengalir dari permukaan ladang, atau dibiarkan
menguap dari lokasi produksi dan penyimpanan. Penggunaan pestisida berlebih justru
akan menjadikan hama dan gulma resistan terhadap pestisida. Keadaan ini
berpengaruh terhadap penyuburan perairan dan tanah.

B. Dampak
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan dapat
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan
demikian akan dapat menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan dapat mengurangi perkembangannya.
Selain kematian kehidupan di dalam air yang disebabkan karena kurangnya oksigen di
dalam air bisa juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air
limbah tersebut.

Penggunaan pestisida mengurangi keragaman hayati secara umum di tanah. Tanah


yang tidak disemprot pestisida diketahui memiliki kualitas yang lebih baik dan
mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan kemampuan
tanah dalam menahan air. Tingkat degradasi dan pengikatan merupakan faktor yang
mempengaruhi tingkat persistensi pestisida di tanah. Tergantung pada sifat kimiawi
pestisida, proses tersebut mengendalikan perpindahan pestisida dari tanah ke air secara
langsung, yang lalu berpindah ke tempat lainnya termasuk udara dan bahan pangan.
Pengikatan mempengaruhi bioakumulasi pestisida yang tingkat aktivitasnya
bergantung pada kadar organik tanah. Asam organik yang lemah diketahui memiliki
kemampuan pengikatan oleh tanah yang rendah karena tingkat keasaman dan
strukturnya. Bahan kimia yang telah terikat oleh partikel tanah juga telah diketahui
memiliki dampak yang rendah bagi mikrorganisme, dan bahan organik tanah
mempercepat pengikatan tersebut. Mekanisme penyimpanan dan pelapukan pestisida
di tanah masih belum diketahui banyak, namun lamanya waktu singgah (residence
time) di tanah sebanding dengan peningkatan resistensi degradasi pestisida

C. Cara penanggulanagan
Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan
secara biologi dalam kondisi terkendali.h. Biopestisida adalah agen biologi atau
produk-produk alam yang digunakan untuk mengkontrol hama pada tanaman. Selain
dengan cara tersebut ada beberapa tumbuhan yang berguna sebagai biopestisida.
Misalnya, tahi kotok (Tagetes erecta Linn.). Tumbuhan ini, selain berguna sebagai
obat, dapat pula dipergunakan sebagai insektisida alami. Caranya, giling bunga hingga
halus, tambah seliter air. Saringlah dan siap dipergunakan sebagai pembasmi serangga.
Sejumlah catatan menyebutkan, lebih dari seribu tanaman berpotensi sebagai pestisida.
Tanaman-tanaman pengobatan tradisional yang asalnya dari familia Meliaceae,
Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae, dan Rutaceae. Minyak atsiri dari tumbuhan-
tumbuhan ini punya senyawa aktif yang bisa digunakan sebagai bahan-baku
insektisida. Berdasarkan hal itu, ada sebuah penelitian mengenai keefektifan
biopestisida terhadap hama thrips pada kentang yang berusia 45 hari. Dipergunakan
cengkih, serai wangi, dan kayu manis sebagai biopestisida sebanyak 2ml/l dan terbukti
efektif dalam mengendalikan hama Thrips palmi sebanyak 82%.

Dapat pula digunakan mimba (Azadirachta indica A. Juss.) sebagai pestisida nabati.
Mimba dipergunakan sebagai pestisida dengan dua cara, cara pertama memakai serbuk
dan dilarutkan ke dalam air. Cara kedua dapat dipakai dengan cara industri, diambil
sari pati azadirakhtin 0,8-1,2 %. Menurut peneletian, pestisida nabati dari mimba
terhadap ulat jarak (Achea janata) dapat menyebabkan kematian larva hingga 79-
100%. Larva ulat grayak (Spodoptea litura) dan ulat tembakau (Helicoverpa armigera)
menjadi terganggu pertumbuhan larvanya karena mimba ini.

D. Konsentrasi
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan
ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang
bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat
relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya
meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk, ini dinamakan Biological
Amplification sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin
tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak.

E. Baku mutu
Kurang dari 20% pestisida sampai ke tumbuhan. Selebihnya lepas begitu saja.
Akumulasi dari pestisida dapat mencemari lahan pertanian dan apabila masuk dalam
rantai makanan, dapat menimbulkan macam-macam penyakit, misalnya kanker,
mutasi, bayi lahir cacat, dan CAIDS. Pestisida yang paling merusak adalah pestisida
sintesis, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang dihasilkan lebih tinggi
ketimbang senyawa lain, mengingat jenis ini peka akan sinar matahari dan tidak
mudah terurai. Di Indonesia, kasus pencemaran karena pestisida telah menimbulkan
kerugian. Hal ini menyebabkan masuknya pestisida sebagai toksik bagi ekosistem

Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida Kerusakan tanah akibat penggunaaan pestisida


berlebih

Anda mungkin juga menyukai