Anda di halaman 1dari 20

“HERNIA”

Disusun Oleh:
Chaerul Kalam A 17014101384
Giza E. E. Arikalang 18014101050

Dosen Pembimbing:
dr. Ariel E. Mongan, Sp.Rad

KEPANITRAAN KLINIK MADYA


BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi
hernia. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi
anatominya, seperti hernia inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. Sekitar 75%
hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta
hernia femoralis.

HERNIA INGUINALIS
A. Definisi
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis eksterna/medialis.1 Hernia inguinalis lateralis
mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak
langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain
adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral
atas menuju medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti
pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia
inguinalis lateralis dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang
didapat.2,3
B. Perbedaan HIL dan HIM
Tipe Deskripsi Hubungan Dibungkus Onset
dengan vasa oleh fascia biasanya
epigastrica spermatica pada
inferior interna waktu
Hernia Penonjolan Lateral Ya Congenital
ingunalis melewati cincin Dan bisa
lateralis inguinal dan pada
biasanya merupakan waktu
kegagalan dewasa.
penutupan cincin
ingunalis interna
pada waktu embrio
setelah penurunan
testis

Hernia Keluarnya langsung Medial Tidak Dewasa


ingunalis menembus fascia
medialis dinding abdomen

C. Patofisiologi
Saat perkembangan fetus, testis terletak di dalam ruang peritoneal. Saat
testis turun melewati inguinal canal dan menuju skrotum, dia diikuti oleh
ekstensi dari peritoneum yang seperti kantung yang kita kenal sebagai
prosesus vaginalis.4 Setelah testis turun, prosesus vaginalis akan menutup
pada bayi sehat dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Dengan ini maka
hubungan abdomen dan skrotum akan terputus. Tanpa adanya hubungan ini
organ abdomen atau cairan peritoneal tidak akan bisa melalui skrotum atau
inguinal canal. Apabila prosesus vaginalis tidak tertutup, maka disebut
sebagai patent processus vaginalis (PPV).5
Apabila PPV berdiameter kecil dan hanya cukup untuk dilewati oleh
cairan maka kondisi ini disebut sebagai hernia. Banyak teori yang
menjelaskan mengenai gagalnya penutupan processus vaginalis.6
Ditemukannya otot halus pada pada jaringan PPV dan bukan pada peritoneum
normal merupakan salah satunya. Jumlah otot polos yang ada mungkin
berhubungan dengan derajat kepatenan. Sebagai contoh, lebih banyak
ditemukan otot polos pada kantung hernia daripada PPV dari hidrokel.
Penelitian masih berlangsung untuk menemukan peran otot polos dalam
patogenesis dari kondisi ini.5
D. Manifestasi Klinis
Gejala klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Gejala
yang muncul biasanya berupa adanya benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan
pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong
hernia. Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia
inguinalis lateralis (indirect). 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya
biasanya ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral.7
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat
inspeksi, pasien diminta mengedan maka akan terlihat benjolan pada lipat
paha, bahkan benjolan bisa saja sudah nampak meskipun pasien tidak
mengedan. Pada saat melakukan palpasi, teraba benjolan yang kenyal,
mungkin isinya berupa usus, omentum atau ovarium, juga dapat ditentukan
apakah hernia tersebut dapat didorong masuk dengan jari/direposisi. Sewaktu
aukultasi dapat terdengar bising usus dengan menggunakan stetoskop pada isi
hernia yang berupa usus.8

HERNIA FEMORALIS
A. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan
isi hernia.1
Hernia adalah tonjolan (protusion) dari organ intra peritoneal keluar dari
rongga perut melalui lubang (defek) dan masih diliputi peritoneum.2
Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal,
umbilikal, femoral. Hernia femoralis adalah suatu protrusi atau penonjolan
lemak preperitoneal atau organ intraperitoeal melalui pascia transversa yang
lemah masuk ke dalam annulus femoralis dan canalis femoralis.1
B. Anatomi
Kanalis femoralis terletak medial dari v. femoralis di dalam lakuna
vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v. safena magna
bermuara di dalam v. femoralis dengan panjang kira-kira 1.5 cm dengan basis
di anulus femoralis setinggi ligamentum Cooper. Foramen ini sempit dan
dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh
ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum
iliopektineale (ligamentum Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis,
dan di sebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia
femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale.
Keadaan anatomi ini mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.6
Ligamentum Ingunale merupakan bagian bawah dari aponeurosis
musculus abliquus externus yang mengalami penebalan, mulai dari SIAS
sampai tuberculum pubicum. Sepertig medial memiliki tepi bebas, sedangkan
2/3 laterar melekat kuat pada fascia iliopsoas di bawahnya. ligamentum
lecunare merupakan bagian paling bawah dari ligamentum inguinale dan
terbentuk oleh serabut tendon musculus obliquus externus, melekat pada
ligamentum pectineale. Ligamentum pectineale merupakan suatu pita
tendinous yang kuat dan tebal, terfiksasi pada periosteum ramus superior
ossis pubis dan periosteum osiis ilii.7
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi
hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar
dengan v.Femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis
di lipat paha.1
Kanalis Femoralis
Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu
defek pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis
berisi satu atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet.
Nodus-nodus ini didesak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan
peritoenal dan seringkali membentuk massa yang dapat dipalpasi.1
Pada pria, lewatnya testikel melalui dinding abdomen selama tahap
embrionik, melemahkan dan memperbesar orifisium miopektineal di atas
ligamentum inguinalis dan merupakan predisposisi terhadap hernia inguinalis
indirek dan direk. Pada wanita, diameter pelvis sejati yang membesar, bila
dibandingkan dengan pria, secara proporsional memperbesar kanalis
femoralis dan mungkin merupakan predisposisi dari hernia femoralis.1
Kelainan fundamental yang memungkinkan protrusi atan penonjolan
kantong peritoneal melalui dinding abdomen adalah adanya defek pada fascia
transversa. Protrusi kantong peritoneal melewati posterior dari iliopubic tract
dan ligamentum inguinale, anterior dari ligamentum Cooper, medial dari vena
femoralis dan tepat di lateral dari pelekat dinding inguinal posterior
(aponeurosis tranversus) dan fascia transvers) pada ligamentum Cooper.
Setelah melalui annulus femoralis penonjolan turun sampai muncul pada
fossa ovalis.7
C. Gambaran Klinis 5,8
Hernia femoralis dapat memberikan gambaran klinis yang bervariasi.
Bila tidak mengalami komplikasi, biasanya muncul sebagai benjolan yang
dapat direduksi pada lipat paha medial di kaudal dari ligamentum inguinale.
Bila benjolan cukup besar, sering meluas ke kranial ligamentum ingunale,
sehingga kadang didiagnosis dengan hernia ingunalis. sebaliknya bila
ukurannya cukup kecil, terutama pada penderita gemuk, benjolan bisa jadi
tidak terdeteksi5.
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen
seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu
berbaring. Sering penderita ke dokter atau rumah sakit dengan hernia
strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di
bawah ligamentum inguinale di medial v. Femoralis dan lateral tuberkulum
pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus,
sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya, atau
karena penderita gemuk. Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai
massa yang iredusibel, meskipun kantungnya mungkin kosong, karena lemak
dan kelenjar limfe dari kanalis melingkari kantung. Kelenjar limfe tunggal
yang membesar dapat meniru hernia femoralis dengan sangat tepat8.
D. Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu
kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui
kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil,
batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya
isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan
menonjol keluar dari anulus ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut
tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma
pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali
secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara
spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.9
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin
hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate
yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga
menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya
suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi
nekrosis.9
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan
dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik
usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan
timbul gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada
strangulasi nyeri yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan
menjadi merah.9
Secara patofisiologi peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong
lemak preperitoneal kedalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka
jalan terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara,
obesitas dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut, hernia femoralis
sekunder dapat terjadi sebagai komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis,
terutama yang memakai teknik bassini atau shouldice yang menyebabkanfasia
transversa dan ligamentum inguinale lebih lebih tergeser ke ventrokranial
sehingga kanalis femoralis lebih luas1.

RADIOLOGIS HERNIA INGUINALIS DAN FEMORALIS15

Gambar 1. Masuknya isi kanal inguinalis ke dalam cincin inguinalis interna,


hanya superolateral dari asal pembuluh epigastrikus inferior. Diagram (kiri)
dan gambar CT (kanan) (gambar atas yang diperoleh pada tingkat yang lebih
tinggi dari gambar bawah) menunjukkan bahwa pembuluh sirkumfleksa
dalam berasal tepat di seberang pembuluh epigastrik inferior (vv). art = arteri,
n = saraf, v = vena.

Gambar 2. Detail anatomi daerah inguinal dan femoralis. Hernia inguinalis


direk menonjol ke medial ke pembuluh epigastrium inferior dan anteromedial
ke arahnya. Hernia inguinalis indirek menonjol superolateral ke jalannya
pembuluh epigastrium inferior. Hernia femoralis melintasi cincin femoralis,
inferior dengan perjalanan pembuluh epigastrium inferior dan medial ke vena
femoralis umum.

Gambar 3. Hernia inguinalis direk yang mengandung lemak dengan


pembuluh kecil di dalamnya. Diagram (kiri) dan gambar CT (kanan) (gambar
atas yang diperoleh pada tingkat yang lebih tinggi dari gambar bawah)
menunjukkan bulan sabit lateral dari isi kanal inguinal yang terkompresi dan
diregangkan, termasuk lemak, vas deferens, dan pembuluh testis. Hernia
muncul anteromedial ke pembuluh epigastrium inferior. Ketika seseorang
menggulir gambar CT aksial dari superior ke inferior, pembuluh epigastrik
inferior dapat ditelusuri ke asalnya dari anteromedial ke inferolateral, kantung
hernia menjulur medial ke arahnya, dan isi kanal inguinal terlihat dikompresi
secara lateral oleh kantung hernia. vv = vessel.
Gambar 4. Hernia inguinalis direk yang mengandung lemak kanan. Gambar
CT (a) dan gambar kode warna (b) menunjukkan hernia direk (biru muda)
mengompresi isi kanal inguinalis (titik hijau) dan lemak (kuning) menjadi
bulan sabit lateral yang tipis. Arteri femoralis umum (merah) dan vena (biru)
adalah lateral dari kantung hernia (lihat juga Film 1).

Gambar 5. Bulan sabit lemak lateral hernia inguinalis direk kiri. Gambar CT
(a) dan gambar kode warna (b) menunjukkan lemak dan isi kanal inguinalis
lainnya (titik biru dan merah kecil) diratakan menjadi sabit lateral yang tipis
(diuraikan dalam warna kuning). Herniated omentum (putih) ditutupi oleh
peritoneum visceral (hijau). Vena femoralis yang umum (titik biru besar) dan
arteri (titik merah besar) terlihat mengalir di sebelah posterolateral kantung
hernia (lihat juga Film 2).
Gambar 6. Diagram menunjukkan hernia inguinalis direk kanan dalam
proyeksi aksial. Isi saluran inguinalis (titik-titik merah dan biru anterior)
dikompresi secara lateral oleh hernia yang menggembung, yang terlihat
sebagai cacat bulat pada fasia dinding abdominal anterior (garis ungu).
Kantung hernia muncul medial ke jalannya pembuluh epigastrium inferior
(titik-titik merah dan biru posterior) (lihat juga Film 3).

Gambar 7. Hernia inguinalis indirek. Gambar CT (kiri) (gambar atas


diperoleh pada tingkat yang lebih tinggi dari gambar bawah) dan diagram
(kanan) menunjukkan cacat fasia di leher hernia indirek. Hernia inguinalis
indirek menonjol superolateral ke jalannya pembuluh epigastrium inferior.
Ligamentum bundar tidak selalu dapat diidentifikasi dengan jelas pada
gambar CT aksial. vv = vessel.

Gambar 8. Hernia inguinalis indirek yang mengandung usus besar. Gambar


CT (a) dan gambar kode warna (b) menunjukkan hernia tidak langsung yang
muncul lateral ke arah pembuluh epigastrium inferior (titik biru dan merah
kecil), yang timbul dari vena iliaka eksternal dan arteri (titik biru dan merah
besar) ) (lihat juga Film 4).
Gambar 9. Hernia inguinalis indirek. Gambar CT (a) dan gambar kode warna
(b) menunjukkan hernia indirek kiri. Kantung hernia berasal lateral dari
jalannya arteri epigastrium inferior (titik merah), yang muncul dari arteri
iliaka eksternal (J). Cairan edematous dan penipisan lemak dapat dilihat di
dalam kantung hernia. Sisi kanan menunjukkan cincin inguinalis dalam yang
relatif normal dan muncul lateral dari jalannya arteri epigastrium inferior
(lihat juga Film 5).

Gambar 10. Hernia femoral. Gambar CT (kiri) (gambar atas diperoleh pada
tingkat yang lebih tinggi dari gambar bawah) dan diagram (kanan)
menunjukkan hernia femoralis, yang lehernya hanya medial ke vena
femoralis umum. Vena menunjukkan konkavitas halus anterior, yang
sekunder akibat kompresi oleh leher dan kantung hernia. Hernia yang
mengandung lemak memiliki banyak pembuluh darah kolateral kecil yang
melebar, yang merupakan sekunder dari kompresi vena femoralis. Perhatikan
kanal inguinalis, yang berisi edema, hanya medial ke leher hernia femoralis
Gambar 11. Hernia femoralis dengan edema. Gambar CT (a) dan gambar
kode warna (b) menunjukkan kantung hernia femoralis (magenta) yang
mengandung edema (hijau). Kantung hernia menonjol ke dalam lemak kanal
femoralis (kuning) dan sedikit meratakan aspek medial vena femoralis umum
(biru) (lihat juga Film 6). Titik merah = arteri femoralis umum.

Gambar 12. Hernia Pantaloon. Gambar CT (a) dan gambar kode warna (b)
menunjukkan hernia pantaloon yang terdiri dari kantung hernia inguinal dan
femoralis gabungan langsung (titik hijau). Vena dan arteri femoralis yang
umum (titik-titik biru dan merah besar) adalah lateral dari kantung hernia
femoralis. Isi saluran inguinalis (titik biru dan merah kecil) dikompres
menjadi bulan sabit yang mengandung lemak lateral (kuning) (lihat juga Film
7).

Gambar 13. Hernia femoral inkarserata. Gambar CT (a) dan gambar kode
warna (b) menunjukkan hernia femoralis inkarserata yang menyebabkan
obstruksi usus halus. Perhatikan aspek anteromedial pipih vena femoralis
(area biru besar), indikasi temuan kompresi, dan vena kolateral distal yang
dihasilkan membengkak (area biru kecil). Leher hernia muncul kaudal ke
jalan pembuluh epigastrium inferior, dan kantung hernia memproyeksikan
lateral ke kanal femoralis. Hanya lateral ke vena adalah arteri femoralis
umum (merah) (lihat juga Film 8).

Gambar 14. Amyand hernia. Gambar CT (a) dan gambar kode warna (b)
menunjukkan lampiran (kuning) dalam hernia Amyand. Hernia tidak
langsung berasal superolateral dengan jalannya arteri epigastrium inferior
(merah) (lihat juga Film 9).

Gambar 15. Maret hernia wilayah inguinal. Diagram melacak pembuluh


epigastrium inferior kembali ke asalnya, dari superior ke inferior dan kiri ke
kanan. Titik biru dan merah besar = vena dan arteri femoralis yang umum.
(A) Hernia inguinalis indirek berasal lateral ke jalannya pembuluh
epigastrium inferior (titik biru dan merah kecil). (B) Hernia inguinalis
langsung menunjukkan sabit lemak lateral kanal inguinalis terkompresi (sabit
hitam) dan berasal dari medial ke pembuluh epigastrium inferior (titik biru
dan merah kecil). (c) Hernia femoralis (hijau) menonjol lebih rendah dari asal
pembuluh pembuluh epigastrium inferior dan medial ke vena femoralis umum
(biru), yang dikompresi (lihat juga Film 10).
HERNIA UMBILIKAL

A. Pengertian
Hernia umbilikalis merupakan suatu penonjolonan yang mengandung isi
rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat adanya suatu
peningkatan tekanan intraabdomen. Hernia umbilikalis umumnya terjadi pada
bayi dan biasanya menutup secara spontan. Pada orang dewasa, hernia umbilikal
merupakan lanjutan hernia umbilikal pada anak dengan faktor predisposisinya
ialah peningkatan tekanan intraabdomen oleh karena kehamilan, obesitas, dan
asites.

Gambar. Hernia Umbilikalis

B. Patofisiologi

Hernia umbilikalis terbentuk ketika bagian dari usus atau jaringan lemak

menonjol melalui lubang di otot perut dekat pusar, menyebabkan pusar

membengkak (peonjolan pusar). Jenis hernia ini dapat berkembang pada bayi jika

pembukaan yang melewati tali pusat tidak menutup dengan baik setelah lahir.

Hernia ini juga dapat menyerang orang dewasa, dimana faktor predisposisi ialah

adanya ketegangan dinding perut yang berulang.


Pada anak-anak, hernia umbilikal jarang menyebabkan komplikasi,

meskipun komplikasi dapat terjadi jika jaringan perut yang menonjol menjadi

terperangkap dan tidak mungkin untuk mendorong kembali ke dalam rongga

perut. Jaringan "yang dipenjara" ini menerima pasokan darah yang berkurang

yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Jika jaringan yang terperangkap

tidak menerima pasokan darah sama sekali (pencekikan), gangren dapat terjadi

dan infeksi dapat menyebar ke seluruh perut, sehingga dapat mengancam jiwa.

Penahanan atau penyumbatan usus lebih mungkin terjadi pada orang dewasa

sehingga segera mungkin menerima intervensi bedah darurat.

C. Gambaran Klinis
Beberapa gejala pada hernia umbilikalis, antara lain:

- Adanya benjolan pada area pusar.

- Umumnya tampak saat anak menangis, batuk, tertawa, atau mengejan.

- Benjolan dapat hilang jika anak tenang atau berbaring

- Pada anak umumnya tidak menimbulkan nyeri. Namun, pada orang


dewasa dapat terjadi nyeri perut hebat.

- Pada keadaan yang serius akibat terjadinya sumbatan usus, akan


tampak kesakitan, muntah-muntah, benjolan tampak bengkak, dan
benjolan berubah warna.

D. Radiologi

Gambar. USG normal umbilikus, axis pendek


Gambar. USG normal tinea alba, axis panjang

Hernia umbilikal biasanya dihubungkan dengan indeks massa tubuh.

Gambar.USG
Umumnya, pasien diperiksa dengan USG jika
normal pada umbilikus
gambaran hernia tidak jelas secara

klinis, oleh karena kemampuannya yang dinamis dan real-time, dan kemampuan

untuk membandingkan kedua sisi dinding perut.Pada hernia berukuran kecil, isi

kantung hernia biasanya hanya lemak omental (yang tampak sedikit hyperechoic);

Namun, loop usus dapat digunakan untuk hernia umbilikalis ukuran yang lebih

besar, dan itu dapat dengan mudah diidentifikasi dengan munculnya bayangan

kotor gas dan gerakan peristaltik. Warna dan daya Doppler dapat digunakan untuk

menilai kelayakannya. Diferensiasi antara hernia dan massa lain seperti tumor

desmoid, atau koleksi apakah inflamasi seperti abses atau noninflamasi seperti

seroma yang terletak di daerah paraumbilik, dapat dideteksi dengan ultrasonografi

dan computed tomography.


Gambar. Incarcerated umbilical
Gambar. hernia
Hernia in a 56-year-old
umbilikal woman. Axial contrast-
dengan intestine
enhanced reformatted CT image of the abdomen shows herniation of omental fat
through the umbilical orifice (arrow)
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R. Jong, W. D. Pembedahan Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.


Jakarta: EGC. 2005. p. 265-266.
2. Townsend, Courtney M. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Ed.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 2004. P. 1199-1217.
3. Grace P, Borley N., At a Glance, Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga.
2006. p. 89-97.
4. Bland, K.I., Beenken, W.S., Copeland III , E.M.The Breast. Dalam Schwartz,
Spenser Shires. Principle of Surgery. 8 Edition. New York : Mc Graw Hill
Company. 2005. p. 463-466.
5. Snel, R.S., 2006. Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen. Dalam: Hartanto,
Huriawati, ed. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC,
147–200.
6. Van Veen RN, van Wessem KJ, Halm JA, et al. Patent processus vaginalis in
the adult as a risk factor for the occurrence of indirect inguinal hernia. Surg
Endosc 2007;21:202–205
7. The British Hernia Centre. Inguinal; Umbilical Hernias in Infancy and
Childhood(PaediatricHernia), 2016
8. Richard l. Drake. Inguinal Hernias. Gray’s anatomy for students, 3th edition.
Canada: Elsevier Churchill Livingstone; 2015. Halaman: 299-302.
9. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
Jakarta: EGC.
10. Lesmana, Tommy. 2008. Buku Bedah. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
11. Utama, HSY. 2013. Jenis Jenis Hernia Dan Penanganannya (Hernia And
Treatment).http://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/herry-setya-yudha-
utama/ ). (R. sjamsuhidajat. de jong. buku ajar ilmu bedah. edisi 3 jakarta
EGC : 2010 hal 624.
12. Mansyah. 2010. Hernia Femoralis. http://ml.scribd.com/doc/23700291/
Hernia-Femoralis//)
13. Schwartz, Shires, Spencer. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6.
Jakarta: EGC. Hal : 509 – 517
14. Henry, MM, Thompson JN. 2005. Principle of Surgery 2nd edition. Elsevier
Sounders. page: 431 – 445.
15. Burkhardt JH, Arshanskiy Y, Munson JL, Scholz FJ. Diagnosis of Inguinal
Region Hernias with Axial CT: The Lateral Crescent Sign and Other Key
Findings. RadioGraphics 2011; 31(2):E1–E12. Available from
http://radiographics.rsna.org/content/31/2/E1.full. [cited September 19 2019].

Anda mungkin juga menyukai