Anda di halaman 1dari 2

KASUS SISTEM RESPIRASI

PETUNJUK PENGERJAAN
1. Bagi kelompok pendalaman, menjadi 5 kelompok kecil.
2. Kerjakan secara berkelompok, tetapi masing-masing individu mempunyai jawaban
kelompok lain dan kelompok sendiri.
3. Saat perkuliahan, wajib membawa NANDA, NOC dan NIC (milik pribadi)
4. Isi Tugas :
a. Kasus
b. Analisis data
c. NOC dan NIC
d. Implementasi
e. Evaluasi
5. Tugas diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi 1,5, margin kiri 3 cm, kanan
3 cm, atas dan bawah 3 cm

KASUS ASMA
Seorang perempuan, usia 47 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan utama
sesak napas. Klien mengalami sesak napas sudah 3 hari. Klien juga mengeluh batuk berdahak
dan mual serta muntah. Hasil pemeriksaan fisik: tekanan darah 130/100 mmHg, nadi 90
x/mnt, suhu 36,2 °C, pernapasan 28 x/mnt, BB 48 kg, TB 162 cm, suara napas mengi,
konjungtiva anemis, paru kanan dan kiri simetris. Klien mendapatkan infus RL, Salbutamol
3x1 Ampul.

KASUS TBC 1
Seorang laki-laki, usia 57 tahun, mengeluh sesak napas. Klien juga mengeluhkan batuk
berdahak. Klien mengatakan batuk sudah 1 minggu, sudah diobati tetapi tidak sembuh-
sembuh. Dikeluarga klien, tidak ada yang menderita sakit yang sama dengan klien. Hasil
pemeriksaan fisik, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/mnt, pernapasan 28 x/mnt, suhu
41 °C, konjungtiva anemis, suara napas ronchi. Klien mengatakan tidak nafsu makan, semua
makanan terasa pahit. Klien mengalami penurunan berat badan, sekarang BB nya menjadi 45
kg, TB 170 cm. Hasil pemeriksaan lab leukosit 14.000, angka Hb 9 mg/dL. Klien
mendapatkan terapi nebulizer Pulmicort dan bisolvon, obat oral ambroxol 3x1, obat oral
Curcuma 3x1, aminofilin 3x1 Ampul.
KASUS TBC 2
Seorang laki-laki, usia 57 tahun, mengeluh sesak napas. Klien mengatakan susah tidur. Klien
mengatakan juga kurang paham tentang penyakit TBC. Hasil pemeriksaan fisik tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 100 x/mnt, suhu 39 °C, pernapasan 29 x/mnt, BB 55 kg, TB 145 cm,
terdapat retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung.

KASUS CA PARU & EFUSI PLEURA


Seorang laki-laki, usia 32 tahun. Alasan kunjungan/keluhan utama : Nyeri dada kiri sejak 3
bulan yang lalu, Nyerinya seperti ditusuk-tusuk. Bersamaan dengan nyeri dada timbul
bantuk-batuk yang hebat, dahak kental putih berbusa. Sejak napas timbul 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit, tidak bisa tidur terlentang karena sesak makin memberat disertai nyeri.
Merasa nyeri di ulu hati seperti perih, tidak bisa makan, rasa mual. Porsi makan hanya habis
1/4 s.d 1/2 porsi, mengalami penurunan BB sebanyak 12 kg. Suaranya juga serak sejak 3
bulan sebelum masuk RS (SMRS), demam, menggigil terus-menerus terutama malam hari.
Klien merokok 3 bungkus/ hari sejak kecil. Klien terkejut dengan penyakit ini dan
keluarganya juga bertanya tentang penyakitnya. Hasil pemeriksaan fisik BB 43 kg, TB 162
cm, Suhu : 38 celsius, Tekanan Darah : 130/90 mmHg, Nadi : 112 x/m, RR: 36 x/m,
konjungtiva anemis, suara napas ronchi, perkusi redup di paru kiri, Hb : 10 g/dL. Hasil CT
Scan : ada massa di paru kiri, hasil pemeriksaan Ro” ada efusi pleura masif.

KASUS : COPD
Seorang laki-laki, usia 65 tahun, dirawat dengan diagnosa medis COPD. Klien mengeluh
sesak napas. Sesak napas kumat-kumatan sejak 5 tahun yang lalu, merokok ± 30 tahun yang
lalu, sebanyak 2 pak/ hari. Sesak napas dirasakan sewaktu berbaring, duduk, berdiri ataupun
berjalan. Sehingga klien tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hasil
pemeriksaan fisik yaitu TD 100/60 mmHg, N 102 x/mnt, S 36,8 °C, RR 32 x/mnt. Hasil
pemeriksaan analisis gas darah (AGD) ph 6,5, pCO2 54, pO2 65, HCO3 23. Keluarga klien
masih belum mudeng apa itu penyakit COPD. Keluarga klien juga menjalani rutinitas biasa
tanpa menghormati kebutuhan klien, mengabaikan kebutuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai