8176 22936 1 PB
8176 22936 1 PB
oleh
LA RUDI , MUH. ALIM MARHADI1, ACI2
1
1
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo,
2
Alumni Pendidikan Kimia FKIP UHO
Email: larudi.fkip@uho.ac.id
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Asam Basa”
yang dilaksanakan di SMAN 7 Kendari pada kelas XI MIA3 tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model PBL
dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA3
SMA Negeri 7 Kendari pada materi asam basa. Metode penelitian yang digunakan yaitu
Pre-Eksperimen dengan desain penelitian One-group Pretest-Postest Design. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan pemberian instrumen penelitian berupa soal
pilihan ganda berjumlah 20 butir soal, lembar observasi dan angket. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Hasil belajar kimia siswa kelas XI MIA3 pada
SMA Negeri 7 Kendari Tahun Ajaran 2018/2019 sebelum pembelajaran dengan
menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan rendah dengan
nilai rata-rata pre-test yaitu 29,42 akan tetapi setelah pembelajaran dengan
menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan sedang dengan
nilai rata-rata post-test sebesar 78,46; (2) Penerapan model PBL dengan saintifik pada
materi asam basa efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-
gain sebesar 0,70 (kategori sedang); (3) Siswa memberikan respon yang sangat baik
terhadap penerapan model PBL dengan pendekatan saintifik dengan nilai rata-rata
sebesar 82,95%.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Pendekatan Saintifik, Asam Basa, Hasil
Belajar
based learning), dan pembelajaran pada pokok bahasan asam basa yaitu
berbasis masalah (problem-based memahami konsep asam basa serta
learning, inquiry learning). Penerapan kekuatannya dan kesetimbangan
model dengan pendekatan saintifikpada pengionannya serta menentukan trayek
pembelajaran kurikulum 2013 bertujuan perubahan pH beberapa indikator yang
agar siswa dapat belajar secara mandiri di ekstrak dari bahan alam. Untuk
sehingga proses pembelajaran sudah mencapai kompetensi tersebut
tidak berpusat pada guru tapi lebih diperlukan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Kemendikbud, relevan, yaitu siswa diajak untuk
2013). melihat keeratan hubungan antara
konsep yang dipelajari dengan fakta
Pemilihan pendekatan dan model dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran yang sesuai dengan Pembelajaran pada materi asam basa,
konsep yang akan disampaikan siswa dapat diajak untuk mengamati
merupakan hal yang harus diperhatikan fenomena larutan asam basa dalam
guru guna meningkatkan hasil belajar kehidupan sehari-hari dan diajak untuk
siswa, khususnya pembelajaran kimia. melakukan percobaan sehingga siswa
Dalam pemilihan model pembelajaran terlibat langsung dengan sekitarnya.
yang digunakan oleh guru perlu
memperhatikan beberapa hal seperti Hasil observasi awal di SMA
materi yang disampaikan, tujuan Negeri 7 Kendari diperoleh bahwa
pembelajaran, waktu yang tersedia, dalam proses pembelajaran kimia, guru
jumlah siswa, fasilitas dan kondisi cenderung menggunakan metode
siswa dalam pembelajaran serta hal-hal ceramah, tanpa pemberian pengalaman
yang berkaitan dengan keberhasilan langsung kepada siswa, akibatnya siswa
siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif, siswa banyak bermain
(Suryabrata, 2010). dikelas dan tidak memperhatikan guru.
Pembelajaran hanya didominasi oleh
Kimia merupakan ilmu yang kegiatan membaca, mencatat dan
termasuk dalam rumpun Ilmu mendengarakan penjelasan guru, Selain
Pengetahuan Alam (IPA) yang itu, siswa juga jarang melakukan
menjelaskan tentang komposisi, praktikum karena kurangnya
struktur, sifat-sifat, dan perubahan ketersediaan bahan. Informasi yang
materi, serta energi yang menyertai diperoleh dari Guru Kimia di SMA
perubahan materi tersebut. Mempelajari Negeri 7 Kendari bahwa pelajaran
ilmu kimia sebagai salah satu mata kimia sulit dipahami terutama pada
pelajaran eksakta oleh sebagian siswa materi yang berisi konsep dan
memandang kimia sebagai bidang studi perhitungan matematis seperti pada
yang sangat sulit dan kurang disukai materi asam basa. Kesulitan siswa
siswa. Mata pelajaran kimia dianggap dalam memahami konsep asam basa
sulit oleh siswa, karena menyangkut dapat dilihat dari rendahnya hasil
reaksi-reaksi kimia dan perhitungan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil
serta menyangkut konsep-konsep yang evaluasi ulangan harian siswa pada
bersifat abstrak (Wang, 2014). Tahun Ajaran 2016/2017 adalah 66,04.
Selanjutnya nilai rata-rata Tahun Ajaran
Salah satu pokok bahasan dalam 2017/2018 adalah 68,15. Nilai tersebut
pembelajaran kimia di SMA adalah belum memenuhi nilai KKM yang
Asam Basa. Kompetensi dasar yang ada ditetapkan sekolah yaitu 75.
belajar siswa sebelum diberikan berupa soal pilihan ganda. Hal ini
perlakuan (pre-test) berupa penerapan dikarenakan siswa belum mengetahui
model PBL dengan pendekatan saintifik konsep Asam Basa yang diberikan
dan nilai hasil belajar siswa setelah walaupun ada beberapa siswa yang
diberikan perlakuan (post-test). pernah melihat bahkan
Berdasarkan data yang diperoleh dari menggunakannya dalam kehidupan
hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test sehari-hari. Sedangkan setelah diberi
adalah 29,42 dan pada saat post-test perlakuan berupa penerapan model PBL
adalah 78,46. Nilai yang diperoleh pada dengan pendekatan saintifik sebagian
saat pre-test ke post-test meningkat besar siswa telah mampu
sebesar 49,04. Untuk nilai rata-rata menyelesaikan atau menjawab soal-soal
post-test yang diperoleh sebesar 78,46 tes dengan benar.
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
yang diperoleh sudah berada diatas nilai Berdasarkan pedoman
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. pengkategorian nilai hasil belajar siswa,
klasifikasi hasil belajar siswa dapat
Standar deviasi nilai pre-test dilihat pada tabel 6 berikut :
adalah 8,04 dan pada saat post-test
adalah 9,98 dari data ini dapat dilihat Tabel 6. Pedoman Pengkategorian Nilai
perbedaan keberagaman nilai siswa, Hasil Belajar
dimana keberagaman nilai pre-test
siswa lebih rendah dibandingkan Katego Pre-test Post-test
Nilai
keberagaman nilai post-test siswa. Nilai ri F % F %
80 ≤ X ≤ 100 Tinggi 0 0 14 54
tertinggi untuk pre-test adalah 45,
60 ≤ X < 80 Sedang 0 0 12 46
sedangkan nilai tertinggi untuk post-test 0 ≤ X < 60 Rendah 26 100 0 0
adalah 95. Untuk nilai terendah, Jumlah 26 100 26 100
diperoleh nilai pre-test adalah 15
Sedangkan nilai post-test adalah 60. Tabel 6 menunjukkan tingkat
Median untuk nilai pre-test adalah 30, penguasaan siswa terhadap materi Asam
sedangkan median untuk nilai post-test Basa sebelum diberikan materi
adalah 80. Berdasarkan data ini dapat pelajaran Asam Basa oleh guru (pre-
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil test) dan penguasaan siswa setelah
belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan materi pelajaran Asam Basa
perlakuan. dengan menggunakan model PBL
dengan pendekatan saintifik (post-test)
Perbedaan nilai rata-rata antara ditinjau dari hasil belajar kimia.
pre-test dan post-test siswa kelas XI Berdasarkan data diatas, siswa yang
MIA3 ini jugandisebabkan karena berada pada kategori rendah (0 ≤ X <
penguasaan konsep atau pengetahuan 60) pada saat pre-test sebanyak 26
awal siswa mengenai materi Asam Basa orang atau 100%. Pada saat pemberian
masih sangat kurang sehingga ketika pre-test kemampuan awal siswa atau
peneliti memberikan pre-test, siswa penguasaan konsep yang dimiliki oleh
belum mampu menjawab atau siswa masih sangat kurang. Siswa
menyelesaikan soal-soal yang diberikan diberikan tes awal (pre-test) tanpa
dengan baik, bahkan tidak menutup diberi perlakuan sebelumnya berupa
kemungkinan siswa hanya memilih opsi model dan pendekatan pembelajaran
jawaban dengan asal ketika diberikan sehingga siswa belum mampu
soal pre-test karena soal yang diberikan menjawab soal-soal yang diberikan
lebih besar dibandingkan dengan siswa masih butuh perbaikan. Pada pertemuan
setelah pembelajaran dengan model pertama, siswa masih memerlukan
konvesional. penyesuaian dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Terlihat
Hasil observasi aktivitas siswa bahwa belum semua siswa dapat
kelas XI MIA3 SMAN 7 Kendari berbagi tugas dalam kelompoknya
selama proses pembelajaran dengan dalam mencari informasi pada
menggunakan model PBL dengan pemecahan masalah. Siswa juga masih
pendekatan saintifik dapat dilihat pada harus dibimbing dalam merumuskan
tabel 9 berikut : masalah dan juga hipotesis seputar
fenomena yang disajikan.
Tabel 9. Hasil observasi aktivitas siswa
kelas XI MIA3 SMAN 7 Kendari Pada pertemuan kedua aktivitas
menjadi 80,77% yang termasuk dalam
Pertemuan Aktivitas siswa Kriteria
I 75,00 % Baik
kategori baik. Pada pertemuan kedua ini
II 80,77% Baik siswa sudah mulai terbiasa belajar
III 82,69% Baik dengan menggunakan model PBL
IV 84,62% Baik dengan pendekatan saintifik. Siswa
Rata- 80,77% Baik mulai berinisiatif untuk terlibat aktif
rata selama proses pembelajaran
Tabel 9. Menunjukkan aktivitas berlangsung, dimulai dari mencari dan
siswa atau persentase keterlibatan siswa menentukkan masalah dengan
selama pembelajaran dengan mengamati gambar yang disajikan guru,
menerapkan model pembelajaran PBL mengajukan hipotesis hingga dalam
dengan pendekatan saintifik mengalami proses penyelidikan atau melakukan
peningkatan dari pertemuan 1 sampai praktikum. Siswa sudah mulai terbiasa
dengan pertemuan IV. Menurut Afif berbagi tugas dalam kelompok serta
(2014) ketertarikan siswa terhadap aktif mengungkapkan pendapat selama
pembelajaran yang dibawakan oleh guru pembelajaran berlangsung. Selanjutnya
merupakan salah satu faktor yang pada pertemuan ketiga dan keempat
menyebabkan siswa berperan aktif mengalami peningkatan dimana pada
dalam proses pembelajaran. Oleh pertemuan ketiga sebesar 82,69% yang
karena itu, jika siswa merasa kurang termasuk kategori baik dan pada
tertarik dalam proses pembelajaran pertemuan keempat menjadi 84,62%
maka aktivitas siswa pun akan rendah, yang termasuk dalam kategori baik.
begitu pula sebaliknya jika siswa Peningkatan ini menunjukkan bahwa
merasa tertarik dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan
mengajar maka aktivitas siswa pun akan pengetahuannya secara mandiri dengan
tinggi (Sari, 2015). penuh percaya diri untuk memecahkan
masalah guna mendapatkan konsep-
Berdasarkan Tabel 10 dapat konsep penting dan pengetahuan baru
dilihat data hasil observasi aktivitas serta mampu untuk berpikir kritis.
siswa, dimana pada pertemuan pertama
dapat terlihat bahwa aktivitas siswa Berdasarkan analisis hasil
yaitu 75% yang termasuk dalam observasi siswa, ketercapaian seluruh
kategori baik. Meskipun dalam kategori aspek yang diamati adalah sebesar
baik namun masih banyak aspek yang 80,77% termasuk dalam kategori baik.
belum maksimal dilaksanakan serta Dengan demikian dapat disimpulkan