Anda di halaman 1dari 11

Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN


PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI ASAM BASA

oleh
LA RUDI , MUH. ALIM MARHADI1, ACI2
1
1
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo,
2
Alumni Pendidikan Kimia FKIP UHO
Email: larudi.fkip@uho.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Asam Basa”
yang dilaksanakan di SMAN 7 Kendari pada kelas XI MIA3 tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan model PBL
dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA3
SMA Negeri 7 Kendari pada materi asam basa. Metode penelitian yang digunakan yaitu
Pre-Eksperimen dengan desain penelitian One-group Pretest-Postest Design. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan pemberian instrumen penelitian berupa soal
pilihan ganda berjumlah 20 butir soal, lembar observasi dan angket. Berdasarkan hasil
analisis data diperoleh kesimpulan: (1) Hasil belajar kimia siswa kelas XI MIA3 pada
SMA Negeri 7 Kendari Tahun Ajaran 2018/2019 sebelum pembelajaran dengan
menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan rendah dengan
nilai rata-rata pre-test yaitu 29,42 akan tetapi setelah pembelajaran dengan
menggunakan model PBL dengan pendekatan saintifik dikategorikan sedang dengan
nilai rata-rata post-test sebesar 78,46; (2) Penerapan model PBL dengan saintifik pada
materi asam basa efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-
gain sebesar 0,70 (kategori sedang); (3) Siswa memberikan respon yang sangat baik
terhadap penerapan model PBL dengan pendekatan saintifik dengan nilai rata-rata
sebesar 82,95%.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Pendekatan Saintifik, Asam Basa, Hasil
Belajar

PENDAHULUAN mendukung proses pembelajaran.


Implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran merupakan salah satu
Proses pembelajaran memegang bagian dari proses peningkatan mutu
peranan penting dalam meningkatkan pendidikan. Proses pembelajaran
mutu pendidikan, semakin baik kualitas kurikulum 2013 diterapkan dengan
proses pembelajaran maka akan pendekatan ilmiah (Scientific
meningkat mutu pendidikan.Kualitas Approach). Pendekatan ini lebih
proses pembelajaran dapat dilihat dari menekankan keaktifan siswa dengan
aktivitas belajar siswa dan pemahaman menggunakan model pembelajaran
siswa berdasarkan dari indikator yang penemuan (discovery/inquiry learning),
harus dicapai serta kinerja guru yang pembelajaran berbasis proyek (project-

ISSN (Print): 0854-9044 20 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

based learning), dan pembelajaran pada pokok bahasan asam basa yaitu
berbasis masalah (problem-based memahami konsep asam basa serta
learning, inquiry learning). Penerapan kekuatannya dan kesetimbangan
model dengan pendekatan saintifikpada pengionannya serta menentukan trayek
pembelajaran kurikulum 2013 bertujuan perubahan pH beberapa indikator yang
agar siswa dapat belajar secara mandiri di ekstrak dari bahan alam. Untuk
sehingga proses pembelajaran sudah mencapai kompetensi tersebut
tidak berpusat pada guru tapi lebih diperlukan model pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Kemendikbud, relevan, yaitu siswa diajak untuk
2013). melihat keeratan hubungan antara
konsep yang dipelajari dengan fakta
Pemilihan pendekatan dan model dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran yang sesuai dengan Pembelajaran pada materi asam basa,
konsep yang akan disampaikan siswa dapat diajak untuk mengamati
merupakan hal yang harus diperhatikan fenomena larutan asam basa dalam
guru guna meningkatkan hasil belajar kehidupan sehari-hari dan diajak untuk
siswa, khususnya pembelajaran kimia. melakukan percobaan sehingga siswa
Dalam pemilihan model pembelajaran terlibat langsung dengan sekitarnya.
yang digunakan oleh guru perlu
memperhatikan beberapa hal seperti Hasil observasi awal di SMA
materi yang disampaikan, tujuan Negeri 7 Kendari diperoleh bahwa
pembelajaran, waktu yang tersedia, dalam proses pembelajaran kimia, guru
jumlah siswa, fasilitas dan kondisi cenderung menggunakan metode
siswa dalam pembelajaran serta hal-hal ceramah, tanpa pemberian pengalaman
yang berkaitan dengan keberhasilan langsung kepada siswa, akibatnya siswa
siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif, siswa banyak bermain
(Suryabrata, 2010). dikelas dan tidak memperhatikan guru.
Pembelajaran hanya didominasi oleh
Kimia merupakan ilmu yang kegiatan membaca, mencatat dan
termasuk dalam rumpun Ilmu mendengarakan penjelasan guru, Selain
Pengetahuan Alam (IPA) yang itu, siswa juga jarang melakukan
menjelaskan tentang komposisi, praktikum karena kurangnya
struktur, sifat-sifat, dan perubahan ketersediaan bahan. Informasi yang
materi, serta energi yang menyertai diperoleh dari Guru Kimia di SMA
perubahan materi tersebut. Mempelajari Negeri 7 Kendari bahwa pelajaran
ilmu kimia sebagai salah satu mata kimia sulit dipahami terutama pada
pelajaran eksakta oleh sebagian siswa materi yang berisi konsep dan
memandang kimia sebagai bidang studi perhitungan matematis seperti pada
yang sangat sulit dan kurang disukai materi asam basa. Kesulitan siswa
siswa. Mata pelajaran kimia dianggap dalam memahami konsep asam basa
sulit oleh siswa, karena menyangkut dapat dilihat dari rendahnya hasil
reaksi-reaksi kimia dan perhitungan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil
serta menyangkut konsep-konsep yang evaluasi ulangan harian siswa pada
bersifat abstrak (Wang, 2014). Tahun Ajaran 2016/2017 adalah 66,04.
Selanjutnya nilai rata-rata Tahun Ajaran
Salah satu pokok bahasan dalam 2017/2018 adalah 68,15. Nilai tersebut
pembelajaran kimia di SMA adalah belum memenuhi nilai KKM yang
Asam Basa. Kompetensi dasar yang ada ditetapkan sekolah yaitu 75.

ISSN (Print): 0854-9044 21 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

Berdasarkan permasalahan diatas Hasil Penelitian yang dilakukan


maka perlu upaya penanganan untuk oleh Agustianingsi (2015) diperoleh
menyelesaikan permasalahan yang bahwa penerapan model pembelajaran
dihadapi tersebut. Langkah yang dapat Problem Based Learning pada materi
dilakukan adalah penerapan model hidrokarbon siswa kelas XI MIA2 SMA
pembelajaran dengan pendekatan yang Negeri 6 Kendari dapat meningkatkan
melibatkan siswa secara aktif yang hasil belajar siswa, dengan rata-rata N-
diharapkan dapat meningkatkan hasil gain sebesar 0,67 yang termasuk dalam
belajar siswa. Salah satu model kategori sedang.Selain itu, Anggun
pembelajaran yang dapat diterapkan Purnama sari, dkk (2018) dalam
guna memudahkan pemahaman siswa penelitiannya menyimpulkan bahwa
adalah model Problem Based Learning model Problem Based Learning efektif
(PBL). Model Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan
merupakan sebuah pembelajaran yang berpikir luwes siswa pada materi asam
menuntut siswa untuk mengkonstruksi basa yang ditunjukkan melalui nilai n-
pengetahuan mereka sendiri melalui Gain dengan kriteria “tinggi” dan
permasalahan. Model Problem Based didukung dari hasil rata-rata persentase
Learning dapat menunjang materi asam kemampuan guru dalam mengelola
basa karena aplikasi materi ini erat pembelajaran di kelas dengan kategori
hubungannya dengan kehidupan sehari- “sangat tinggi”.
hari sehingga masalah yang akan
diberikan familiar oleh siswa. Model Problem Based
Learningpada prosesnya dapat
Model Problem Based Learning dilaksanakan dengan baik melalui
memiliki ciri-ciri pembelajaran yang pendekatan saintifik.Pendekatan
diawali dengan masalah, biasanya saintifik merupakan pendekatan
masalah memiliki konteks dengan dunia pembelajaran yang mengadopsi
nyata, siswa secara berkelompok aktif langkah-langkah saintifik dalam
merumuskan masalah dan memecahkan permasalahan dan
mengidentifikasi kesenjangan membangun pengetahuan melalui
pengetahuan mereka, mempelajari dan metode ilmiah. Pendekatan ini memiliki
mencari sendiri materi yang terkait langkah–langkah yang berkorelasi
dengan masalah, dan melaporkan solusi dengan model Problem Based Learning
dari masalah (Amir, 2010). Kelebihan yakni mengamati, menanya, mencoba,
dari model Problem Based Learning mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
yaitu dapat mengembangkan Pendekatan saintifik dimaksudkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis untuk memberi pemahaman kepada
dan kreatif, meningkatkan motivasi siswa untuk mengetahui, memahami,
belajar siswa melalui pengaplikasian mempraktikkan apa yang sedang
konsep pada masalah, menjadikan siswa dipelajari secara ilmiah (Musfiqon,
aktif dan belajar yang lebih mendalam, 2015). Berdasarkan hasil penelitian
memungkinkan untuk membangun Alman (2016) disimpulkan bahwa
keterampilan dalam pemecahan pendekatan saintifik menggunakan
masalah, meningkatkan pemahaman model Problem Based Learning dapat
melalui dialog dan diskusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
kelompok, menjadi pembelajar yang XI IPA MAN Bau-Bau pada materi
mandiri (Sutirman, 2013) pokok titrasi asam dan basa dengan N-
gain sebesar 0,61 (kategori sedang).

ISSN (Print): 0854-9044 22 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

Penggunaan model Problem Instrumen yang digunakan dalam


Based Learning dengan pendekatan penelitian ini berupa : (1) tes hasil
saintifik ini diharapkan dapat menarik belajar, untuk memperoleh data hasil
minat dan kreativitas siswa untuk belajar siswa. Tes hasil belajar yang
belajar kimia sehingga siswa menjadi digunakan dalam penelitian ini adalah
aktif dan diharapkan hasil belajarnya pilihan ganda yang terdiri dari 5 pilihan
akan meningkat, karena siswa diajak jawaban sebanyak 20 soal. (2) Lembar
untuk mencari informasi, untuk observasi untuk mengukur tingkat
mengembangkan keterampilan aktivitas atau partisipasi guru dan siswa
pemecahan masalah, melakukan dalam proses pembelajaran kimia
penyelidikan dan percobaan untuk menggunakan model PBL dengan
menemukan konsep tentang materi pendekatan saintifik; (3) Angket
Asam Basa. digunakan untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap model Problem Based
Learning (PBL) dengan pendekatan
METODE PENELITIAN saintifik, termasuk kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa.
Penelitian ini menggunakan metode
Pre-Experimental dengan desain One Teknik pengumpulan data pada
Group Pretest-Posttest Design yaitu penelitian ini dilakukan dengan
penelitian yang dilaksanakan pada satu memberikan tes kepada siswa kelas
kelompok saja tanpa ada kelompok eksperimen. Selain data hasil belajar,
pembanding. Desain ini dapat pengumpulan data pada penelitian ini
digambarkan seperti pada Tabel 1 juga dilakukan dengan lembar observasi
berikut : aktivitas guru untuk memantau
keterlaksanaan model pembelajaran dan
Tabel 1. Desain Penelitian lembar observasi aktivitas siswa selama
proses pembelajaran serta angket
Pre- Post- tanggapan siswa terhadap model
Kelompok Treatment
test test pembelajaran yang digunakan.
Eksperimen O1 X O2
Nilai rata-rata yang diperoleh
Penelitian ini dilaksanakan akan disajikan dalam bentuk tabel
melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap distribusi, sehingga dapat
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan menggambarkan hasil belajar siswa
(3) tahap pengolahan dan analisis data. sesuai dengan pedoman penilaian yaitu
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dari
sekolah sebagai berikut :
Variabel dalam penelitian ini
yaitu: (1) Variabel bebas yaitu 1. 80 ≤ ≤ 100 (Tinggi)
pembelajaran menggunakan model 2. 60 ≤ < 80 (Sedang)
Problem Based Learning (PBL) dengan 3. 0 ≤ < 60 (Rendah)
pendekatan saintifik. (2) Variabel
terikat yaitu hasil belajar siswa setelah Rumus menentukkan nilai rata-
mengikuti pembelajaran menggunakan rata hasil belajar :
model Problem Based Learning (PBL)

dengan pendekatan saintifik. =

ISSN (Print): 0854-9044 23 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

Standar deviasi sering disebut Tabel 3. Presentase Keterlaksanaan


dengan simpangan, merupakan suatu
Presentase
ukuran yang menggambarkan tingkat Keterlaksanaan Kriteria
penyebaran data dari nilai rata-rata. Pembelajaran
Rumus yang digunakan untuk 0,00% - 24,9% Sangat Kurang
menghitung standar deviasi tersebut 25,0% - 37,5% Kurang
adalah sebagai berikut : 37,6% - 62,5% Sedang
62,6% - 87,5% Baik
∑ ( ̅)
= 87,6% -100% Sangat baik

Keterangan: Data angket dianalisis dengan


S = Standar deviasi dengan rumus berikut :
̅ = Rata-rata nilai hasil belajar
ℎ ℎ
xi = nilai setiap harga x (%) =
牵ℎ
× 100%
n = jumlah sampel

Untuk melihat peningkatan hasil Tabel 4. Presentase Respon Siswa


belajar siswa sebelum dan sesudah Persentase respon Kriteria respon
pembelajaran pada kelas eksperimen siswa siswa
dihitung dengan menggunakan rumus 0% – 24,99% Kurang
25% – 49,99% Cukup
N-gain faktor (Gain Source
50% – 74,99% Baik
Normalized) dengan rumus : 75% – 100% Sangat Baik
(Arikunto, 2002).
− = (Meltzer, 2002)

Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN


N-gain = N-gain
Spostes = skor post-test Data hasil belajar kimia siswa kelas XI
Spretes = skor pre-test MIA3 SMA Negeri 7 Kendari setelah
Smaks = skor maksimum ideal diajar dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) dengan
Kriteria N-Gain ditentukan pendekatan saintifik dapat dilihat pada
berdasarkan pada tabel berikut: Tabel 4 berikut:

Tabel 2. Kriteria N-Gain Tabel 5. Deskripsi Nilai


No. Rentang Kriteria Kelas XI MIA3
Deskripsi Nilai
1. N-gain > 0,7 Tinggi Pre-test Post-test
2. 0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang Nilai Tertinggi 45 95
Nilai Terendah 15 60
3. N-gain < 0,3 Rendah
Nilai Rata-rata 29,42 78,46
Standar Deviasi 8,04 9,98
Presentase keterlaksanaan Median 30 80
pembelajaran diperoleh menggunakan Modus 35 75
Jumlah Siswa
persamaan berikut: (n)
26 26

(%) = × 100% Berdasarkan uraian data hasil


analisis pada Tabel 5 menunjukkan
adanya perbedaan antara nilai hasil

ISSN (Print): 0854-9044 24 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

belajar siswa sebelum diberikan berupa soal pilihan ganda. Hal ini
perlakuan (pre-test) berupa penerapan dikarenakan siswa belum mengetahui
model PBL dengan pendekatan saintifik konsep Asam Basa yang diberikan
dan nilai hasil belajar siswa setelah walaupun ada beberapa siswa yang
diberikan perlakuan (post-test). pernah melihat bahkan
Berdasarkan data yang diperoleh dari menggunakannya dalam kehidupan
hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test sehari-hari. Sedangkan setelah diberi
adalah 29,42 dan pada saat post-test perlakuan berupa penerapan model PBL
adalah 78,46. Nilai yang diperoleh pada dengan pendekatan saintifik sebagian
saat pre-test ke post-test meningkat besar siswa telah mampu
sebesar 49,04. Untuk nilai rata-rata menyelesaikan atau menjawab soal-soal
post-test yang diperoleh sebesar 78,46 tes dengan benar.
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
yang diperoleh sudah berada diatas nilai Berdasarkan pedoman
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. pengkategorian nilai hasil belajar siswa,
klasifikasi hasil belajar siswa dapat
Standar deviasi nilai pre-test dilihat pada tabel 6 berikut :
adalah 8,04 dan pada saat post-test
adalah 9,98 dari data ini dapat dilihat Tabel 6. Pedoman Pengkategorian Nilai
perbedaan keberagaman nilai siswa, Hasil Belajar
dimana keberagaman nilai pre-test
siswa lebih rendah dibandingkan Katego Pre-test Post-test
Nilai
keberagaman nilai post-test siswa. Nilai ri F % F %
80 ≤ X ≤ 100 Tinggi 0 0 14 54
tertinggi untuk pre-test adalah 45,
60 ≤ X < 80 Sedang 0 0 12 46
sedangkan nilai tertinggi untuk post-test 0 ≤ X < 60 Rendah 26 100 0 0
adalah 95. Untuk nilai terendah, Jumlah 26 100 26 100
diperoleh nilai pre-test adalah 15
Sedangkan nilai post-test adalah 60. Tabel 6 menunjukkan tingkat
Median untuk nilai pre-test adalah 30, penguasaan siswa terhadap materi Asam
sedangkan median untuk nilai post-test Basa sebelum diberikan materi
adalah 80. Berdasarkan data ini dapat pelajaran Asam Basa oleh guru (pre-
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil test) dan penguasaan siswa setelah
belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan materi pelajaran Asam Basa
perlakuan. dengan menggunakan model PBL
dengan pendekatan saintifik (post-test)
Perbedaan nilai rata-rata antara ditinjau dari hasil belajar kimia.
pre-test dan post-test siswa kelas XI Berdasarkan data diatas, siswa yang
MIA3 ini jugandisebabkan karena berada pada kategori rendah (0 ≤ X <
penguasaan konsep atau pengetahuan 60) pada saat pre-test sebanyak 26
awal siswa mengenai materi Asam Basa orang atau 100%. Pada saat pemberian
masih sangat kurang sehingga ketika pre-test kemampuan awal siswa atau
peneliti memberikan pre-test, siswa penguasaan konsep yang dimiliki oleh
belum mampu menjawab atau siswa masih sangat kurang. Siswa
menyelesaikan soal-soal yang diberikan diberikan tes awal (pre-test) tanpa
dengan baik, bahkan tidak menutup diberi perlakuan sebelumnya berupa
kemungkinan siswa hanya memilih opsi model dan pendekatan pembelajaran
jawaban dengan asal ketika diberikan sehingga siswa belum mampu
soal pre-test karena soal yang diberikan menjawab soal-soal yang diberikan

ISSN (Print): 0854-9044 25 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

dengan baik. Selanjutnya pada saat


pemberian post-test, siswa yang berada Tabel 8. Peningkatan hasil belajar siswa
pada kategori tinggi (80 ≤ X ≤ 100) kelas XI MIA3 SMAN 7
yaitu 14 orang atau 54%, pada kategori
Rata-
sedang (60 ≤ X < 80) yaitu 12 orang Nilai Indeks Gain F %
rata
Kategori
atau 46% dan tidak ada siswa yang N-gain > 0,7 12 46
berada pada kategori rendah. Dengan (Tinggi)
demikian nilai rata-rata post-test siswa 0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 14 54
0,70 Sedang
(Sedang)
terlihat pada kategori sedang karena N-gain < 0,3 0 0
siswa sudah diberikan perlakuan model (Rendah)
PBL dengan pendekatan saintifik.
Berdasarkan Tabel 8. dapat dilihat
Persentase ketuntasan belajar bahwa terdapat 12 orang siswa yang
siswa setelah proses pembelajaran memperoleh nilai N-gain dengan
menggunakan model PBL dengan kategori tinggi dengan persentase
pendekatan saintifik dapat dilihat pada sebesar 46%, sedangkan 14 orang siswa
tabel 7 berikut: lainnya memperoleh N-gain dengan
kategori sedang dengan persentase
Tabel 7. Presentase proses pembelajaran sebesar 54% dan tidak ada siswa yang
menggunakan model PBL memperoleh N-gain dengan kategori
dengan pendekatan saintifik rendah. Berdasarkan data hasil belajar
siswa dan N-gain yang diperoleh siswa
Nilai Kategori F Persentase secara individu ini, dapat dinyatakan
75 ≤ X ≤ 100 Tuntas 19 73% bahwa model PBL dengan pendekatan
0≤ X < 75 Tidak 7 27% saintifik dapat meningkatkan hasil
Tuntas
belajar kimia siswa kelas XI MIA3
Berdasarkan Tabel 7 SMAN 7 Kendari pada materi Asam
menunjukkan bahwa persentase hasil Basa apabila dilihat dari perbedaan hasil
belajar siswa yang tuntas sebanyak 19 belajar antara pre-test dan post-test.
orang atau 73% dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 7 orang atau 27%. Rata-rata nilai N-gain yang
Persentase siswa yang mencapai diperoleh secara keseluruhan siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas XI MIA3 berdasarkan Tabel 9,
yang besar menunjukkan adanya rata-rata N-gain siswa adalah 0,70 dan
pengaruh dari model PBL dengan berada pada kategori sedang. Hal ini
pendekatan saintifik yang digunakan menunjukkan bahwa hasil belajar kimia
sehingga mampu meningkatkan hasil siswa yang diajarkan dengan model
belajar siswa kelas XI MIA3 pada materi PBL dengan pendekatan saintifik efektif
asam basa. untuk diterapkan pada materi Asam
Basa, dimana semakin tinggi N-gain
Peningkatan hasil belajar siswa maka semakin efektif model yang
kelas XI MIA3 SMAN 7 Kendari dapat digunakan. Hal ini didukung pula
dilihat dari N-gain yang diperoleh. dengan hasil penelitian (Alman, 2016)
Analisis N-gain diperlukan untuk pada siswa MAN Bau-Bau pada materi
mengetahui efektivitas model titrasi Asam Basa menunjukkan bahwa
pembelajaran yang diterapkan. Hasil peningkatan hasil belajar siswa setelah
analisis N-gain yang diperoleh dapat pembelajaran dengan pendekatan
dilihat pada Tabel 8 berikut: saintifik menggunakan model PBL

ISSN (Print): 0854-9044 26 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

lebih besar dibandingkan dengan siswa masih butuh perbaikan. Pada pertemuan
setelah pembelajaran dengan model pertama, siswa masih memerlukan
konvesional. penyesuaian dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Terlihat
Hasil observasi aktivitas siswa bahwa belum semua siswa dapat
kelas XI MIA3 SMAN 7 Kendari berbagi tugas dalam kelompoknya
selama proses pembelajaran dengan dalam mencari informasi pada
menggunakan model PBL dengan pemecahan masalah. Siswa juga masih
pendekatan saintifik dapat dilihat pada harus dibimbing dalam merumuskan
tabel 9 berikut : masalah dan juga hipotesis seputar
fenomena yang disajikan.
Tabel 9. Hasil observasi aktivitas siswa
kelas XI MIA3 SMAN 7 Kendari Pada pertemuan kedua aktivitas
menjadi 80,77% yang termasuk dalam
Pertemuan Aktivitas siswa Kriteria
I 75,00 % Baik
kategori baik. Pada pertemuan kedua ini
II 80,77% Baik siswa sudah mulai terbiasa belajar
III 82,69% Baik dengan menggunakan model PBL
IV 84,62% Baik dengan pendekatan saintifik. Siswa
Rata- 80,77% Baik mulai berinisiatif untuk terlibat aktif
rata selama proses pembelajaran
Tabel 9. Menunjukkan aktivitas berlangsung, dimulai dari mencari dan
siswa atau persentase keterlibatan siswa menentukkan masalah dengan
selama pembelajaran dengan mengamati gambar yang disajikan guru,
menerapkan model pembelajaran PBL mengajukan hipotesis hingga dalam
dengan pendekatan saintifik mengalami proses penyelidikan atau melakukan
peningkatan dari pertemuan 1 sampai praktikum. Siswa sudah mulai terbiasa
dengan pertemuan IV. Menurut Afif berbagi tugas dalam kelompok serta
(2014) ketertarikan siswa terhadap aktif mengungkapkan pendapat selama
pembelajaran yang dibawakan oleh guru pembelajaran berlangsung. Selanjutnya
merupakan salah satu faktor yang pada pertemuan ketiga dan keempat
menyebabkan siswa berperan aktif mengalami peningkatan dimana pada
dalam proses pembelajaran. Oleh pertemuan ketiga sebesar 82,69% yang
karena itu, jika siswa merasa kurang termasuk kategori baik dan pada
tertarik dalam proses pembelajaran pertemuan keempat menjadi 84,62%
maka aktivitas siswa pun akan rendah, yang termasuk dalam kategori baik.
begitu pula sebaliknya jika siswa Peningkatan ini menunjukkan bahwa
merasa tertarik dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan
mengajar maka aktivitas siswa pun akan pengetahuannya secara mandiri dengan
tinggi (Sari, 2015). penuh percaya diri untuk memecahkan
masalah guna mendapatkan konsep-
Berdasarkan Tabel 10 dapat konsep penting dan pengetahuan baru
dilihat data hasil observasi aktivitas serta mampu untuk berpikir kritis.
siswa, dimana pada pertemuan pertama
dapat terlihat bahwa aktivitas siswa Berdasarkan analisis hasil
yaitu 75% yang termasuk dalam observasi siswa, ketercapaian seluruh
kategori baik. Meskipun dalam kategori aspek yang diamati adalah sebesar
baik namun masih banyak aspek yang 80,77% termasuk dalam kategori baik.
belum maksimal dilaksanakan serta Dengan demikian dapat disimpulkan

ISSN (Print): 0854-9044 27 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

bahwa aktivitas siswa dalam proses walaupun presentasi kegiatan


pembelajaram meningkat secara pembelajaran sudah termasuk dalam
berturut-turut dari pertemuan pertama kategori baik namun masih ada
sampai dengan pertemun keempat beberapa aspek yang belum maksimal
dalam satu rangkaian kegiatan belajar dilaksanakan serta masih butuh
menggunakan model PBL dengan perbaikan dalam orientasi siswa
pendekatan saintifik. Selain itu siswa terhadap permasalahan, hal ini
juga memerlukan waktu untuk disebabkan karena siswa masih bersifat
beradaptasi terhadap suatu acuh terhadap proses pembelajaran,
pembelajaran yang baru, baik materi sehingga guru masih kesulitan
maupun model pembelajaran serta mengarahkan siswa berdiskusi tentang
pendekatan yang digunakan. permasalahan yang ada dalam LKS.

Peningkatan aktivitas siswa yang Pada pertemuan kedua persentase


diperoleh menunjukkan bahwa siswa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
dapat menerima dengan baik penerapan guru meningkat menjadi 90,0% dalam
model PBL dengan pendekatan melakukan pengajaran. Pada pertemuan
saintifik di dalam kelas. Hal ini ketiga dan pertemuan keempat juga
diperkuat oleh Wicaksono (2012) mengalami peningkatan dimana pada
bahwa siswa memiliki minat terhadap pertemuan ketiga menjadi 92,5% dan
suatu objek tertentu cenderung pada pertemuan keempat menjadi
memberikan perhatian yang besar 95,0%. Peningkatan ini terjadi karena
terhadap suatu objek tersebut. guru sudah mulai menyesuaikan dengan
kondisi siswa selama proses
Hasil observasi aktivitas guru pembelajaran, serta guru sudah dapat
selama proses pembelajaran dapat membimbing siswa untuk belajar
dilihat pada tabel 10 berikut: selama proses pembelajaran
berlangsung. Rata-rata aktivitas
Tabel 10. Hasil observasi aktivitas guru pembelajaran pada guru yaitu 90,6%
Aktivitas yang termasuk dalam kategori sangat
Pertemuan Kriteria
Guru
baik. Hal ini menunjukkan bahwa
I 85,0% Baik
II 90,0% Sangat Baik
sintaks dari model PBL dengan
III 92,5% Sangat Baik pendekatan saintifik yang diterapkan
IV 95,0% Sangat Baik terlaksana dengan baik.
Rata-rata 90,6% Sangat Baik
Analisis angket respon siswa
Tabel 10 menunjukkan aktivitas terhadap model pembelajaran PBL
guru atau persentase keterlaksanaan dengan pendekatan saintifik pada pokok
model PBL dengan pendekatan saintifik materi Asam Basa dapat dilihat pada
yang dilakukan guru mengalami Tabel 11 berikut :
peningkatan pada pertemuan I sampai
dengan pertemuan IV. Berdasarkan Kecenderungan Kriteria
No. Persentase
Respon Siswa Interprestasi
data hasil observasi aktivitas guru pada 1 3–4 89,42% Sangat Baik
Tabel 4.6 terlihat bahwa pada 2 2–4 87,50% Sangat Baik
pertemuan pertama aktivitas guru yaitu 3 2–4 76,92% Sangat Baik
85% dan termasuk dalam kategori baik. 4 2–4 82,69% Sangat Baik
5 2–4 89,42% Sangat Baik
Pada pertemuan pertama guru masih 6 2–4 84,62% Sangat Baik
menyesuaikan kondisi siswa, sehingga 7 2–4 83,65% Sangat Baik

ISSN (Print): 0854-9044 28 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

8 1–4 80,77% Sangat Baik setelah diajar dengan model


9 2–4 78,85% Sangat Baik
10 1–4 76,92% Sangat Baik
pembelajaran tersebut.
11 1–4 86,54% Sangat Baik
12 2–4 80,77% Sangat Baik Hubungan antara respon siswa
13 2–4 78,85% Sangat Baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa
14 2–4 86,54% Sangat Baik
15 2–4 80,77% Sangat Baik (N-gain) dapat dilihat dari nilai rata-rata
Rata – rata 82,95% Sangat Baik keduanya. Dari data yang diperoleh
menunjukkan bahwa efektivitas
penerapan model PBL dengan
Berdasarkan hasil analisis angket
pendekatan saintifik dalam
respon siswa terhadap pembelajaran pembelajaran tergolong dalam kategori
menggunakan model PBL dengan sedang dengan rata-rata sebesar 0,70
pendekatan saintifik diperoleh bahwa efektif menunjukkan peningkatan hasil
89,42% siswa menyatakan pelajaran belajar siswa, begitupun dengan respon
kimia yang diajar dengan model PBL siswa terhadap model PBL dengan
dengan pendekatan saintifik sangat pendekatan saintifik maupun materi
menyenangkan, dan sebagian besar kimia dalam pembelajaran Asam Basa
siswa sangat setuju bahwa model PBL tergolong sangat baik dengan nilai rata-
dengan pendekatan saintifik rata 82,95%. Peningkatan hasil belajar
meningkatkan minat mereka dalam siswa juga diperkuat dengan data
mempelajari konsep asam basa. aktivitas siswa selama proses
Kemudian 76,92% siswa menyatakan
pembelajaran yang masuk dalam
bahwa LKS yang diberikan kategori baik.
memudahkan mereka dalam memahami
materi asam basa, dan sebagian besar
siswa setuju bahwa mereka termotivasi
KESIMPULAN DAN SARAN
untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan dalam pembelajaran
menggunakan model PBL dengan 1. Hasil belajar kimia siswa kelas XI
pendekatan saintifik.
MIA3 SMA Negeri 7 Kendari Tahun
Ajaran 2018/2019 sebelum
Hasil analisis data angket respon pembelajaran dengan menggunakan
siswa diperoleh nilai rata-rata model PBL dengan pendekatan
keseluruhan respon siswa terhadap saintifik hasil belajar siswa
pembelajaran menggunakan model PBL dikategorikan rendah dengan nilai
dengan pendekatan saintifik diperoleh rata-rata yaitu sebesar 29,42 akan
sebesar 82,95% yang termasuk dalam tetapi setelah pembelajaran dengan
kategori sangat baik. Hal ini menggunakan model PBL dengan
menunjukkan bahwa siswa tertarik pendekatan saintifik hasil belajar
dalam proses pembelajaran siswa dikategorikan sedang dengan
menggunakan model PBL dengan nilai rata-rata posttest sebesar 78,46.
pendekatan saintifik yang mana model
2. Penerapan model PBL dengan
yang diterapkan peneliti membuat siswa pendekatan saintifik pada materi
aktif dalam proses pembelajaran
Asam Basa efektif dalam
sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
terlibat aktif dalam kegiatan
dengan rata-rata N-gain sebesar 0,70
pembelajaran yang mengindikasikan yang termasuk dalam kategori
meningkatnya hasil belajar siswa
sedang.

ISSN (Print): 0854-9044 29 ISSN (Online): 2684-866X


Gema Pendidikan Volume 26 Nomor 2 Juli 2019

3. Respon siswa terhadap penerapan (PBM) terhadap Hasil Belajar


model PBL dengan pendekatan Siswa Kelas XI MIA 1 SMA
saintifik pada materi Asam Basa Negeri 1 Pondidaha pada Pokok
termasuk dalam kategori sangat baik Bahasan Termokimia. Skripsi.
(82,95%) Kendari: FKIP UHO.

Sudjana, Nana. 2002. Metode


DAFTAR PUSTAKA
Statistika.Bandung: Tarsito.

Alman, La Ode. 2016. Keefektifan Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi


Pendekatan Saintifik Penelitian. Jakarta: Raja Grafinda
Menggunakan Media Berbasis Persada.
Model Problem Based Learning
(PBL) untuk Meningkatkan H asil Wicksono, A. 2012. Efektivitas Teknik
Belajar Siswa Kelas XI IPA MAN Keaktoran dalam Pembelajaran
Bau-Bau pada Materi Pokok Drama terhadap Kemampuan
Titrasi Asam Basa. Skripsi. Memerankan Tokoh dalam
Kendari: FKIP UHO. Pementasan Ditinjau dari Minat
Berlatih Drama. Skripsi. Solo:
Universitas Sebelas Maret
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar –
Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara

Kemendikbud. 2013. Konsep


Pendekatan Saintifik. Diklat Guru
dalam Implementasi Kurikulum
2013.

Meltzer, D. E. 2002. The Relationship


Between Mathematics Preparation
and Conceptual Learning Gain in
Physics: A possible “Hidden
Variable” in Diagnostic Pretest
Scores. American Journal of
Physics. 70(12): 1259-1268.

Musfiqon & Nurdyansyah. 2015.


Pendekatan Pembelajaran
Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar


untuk Penelitian Pendidikan.
Bandung: IKIP Bandung Press.

Sari, Y. A. 2015. Efektivitas Model


Pembelajaran Berbasis Masalah

ISSN (Print): 0854-9044 30 ISSN (Online): 2684-866X

Anda mungkin juga menyukai