Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA : JKKI

VOLUME 08 No. 01 Maret • 2019 Halaman 41-50

Artikel Penelitian

KAJIAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM


DAERAH PUSKESMAS PEKALONGAN DENGAN SISTEM HOLDING
STUDY OF FINANCIAL MANAGEMENT PATTERNS OF PEKALONGAN PUSKESMAS
REGIONAL GENERAL SERVICE AGENCY WITH HOLDING SYSTEM

Minnalia Soakakone1, Erny Wafumilena2, S.A. Nugraheni3


1,2,3
Administrasi Kebijakan Kesehatan Magister llmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRAK applied to Puskesmas is the Regional Public Service Agency.


Latar belakang: Pengelolaan Puskesmas perlu mendapatkan An analysis of the current conditions and the continuity of the
perhatian terutama berkaitan dengan mutu pelayanan Regional agency of public service in Puskesmas requires
kesehatan.1 Salah satu bentuk pengelolaan layanan publik further study to formulate the identification of problems and
yang tepat diterapkan untuk Puskesmas adalah Badan root causes in the management of Pekalongan City PPK-BLUD
Layanan Umum Daerah. Analisis kondisi terkini dan Holding and then look for solutions. Objective: Analyze and
keberlangsungan Puskesmas BLUD memerlukan kajian review the management of BLUD in the Pekalongan City Health
lanjut guna merumuskan identifikasi masalah dan akar Center. Method: This study uses a qualitative design through
masalah yang ada dalam pengelolaan PPK-BLUD Holding in-depth interviews and observations. Approach to the time
Puskesmas Kota Pekalongan dan kemudian mencari solusi. of data collection and retrieval of data on the main informant
Tujuan: Menganalisis dan mengkaji tata kelola BLUD di and triangulation is not time-limited according to the adequacy
lingkungan Puskesmas Kota Pekalongan. Metode :Penelitian of the data needed. The time of the study began in January
ini menggunakan rancangan kualitatif melalui wawancara 2019 with the subjects selected by purposive sampling, the
mendalam dan observasi. Pendekatan waktu pengumpulan subjects of the study were the Head of the Office, the Head
data dan Pengambilan data pada informan utama dan of the Puskesmas, staffing staff, the Director of the BLUD, the
triangulasi tidak dibatasi waktu sesuai kecukupan data yang BLUD secretary. Research for data management and analysis
diperlukan. Waktu penelitian dimulai pada Januari 2019 dengan by means of data collection, data reduction, data presentation,
subjek dipilih secara purposive sampling, subjek penelitian drawing conclusions. Results: The Puskesmas in Pekalongan
yaitu Kepala Dinas, Kepala Puskesmas, staf kepegawaian, City with the status of BLUD began in 2014. The Pekalongan
Direktur BLUD, sekretaris BLUD. Penelitian untuk pengelolaan City Health Center with a holding system of 14 Puskesmas.
dan analisis data dengan cara pengumpulan data, reduksi The legal basis used is the Minister of Home Affairs Regulation
data, penyajian data, menarik kesimpulan. Hasil: Puskesmas No. 61 of 2007 concerning the Technical Guidelines for
di Kota Pekalongan berstatus BLUD dimulai pada tahun 2014. Financial Management of Regional Public Service Agencies
Puskesmas Kota Pekalongan dengan sistem Holding ini which subsequently become the basis of Regulation No. 3
menaungi 14 Puskesmas. Landasan Hukum yan digunakan of 2015 concerning Governance in Pekalongan City Health
adalah Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Centers. The principle of mutual cooperation, cross-subsidies
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah based on priority as a large family is a consideration for the
yang selanjutnya menjadi dasar dari Perwal Nomor 3 tahun 2015 implementation of Pekalongan City Health Center holding
tentang Tata Kelola Pada Puskesmas Kota Pekalongan. Prinsip system. Another matter that was taken into consideration was
gotong royong, subsidi silang berdasarkan prioritas sebagai the incorporation of BLUD governance with the establishment
suatu keluarga besar menjadi pertimbangan diterapkannya of 2 new Puskesmas in Pekalongan city that did not yet have
sistem holding Puskesmas Kota Pekalongan. Hal lain yang membership in the National Health Insurance members so that
menjadi pertimbangan diterapkannya penggabungan tata the Puskesmas could not operate optimally related to income.
kelola BLUD adanya pembentukan 2 Puskesmas baru di kota Conclusion: Permendagri Number 79 Year 2018 becomes
Pekalongan yang belum mempunyai kepesertaan anggota the basis for reviewing the pattern of financial management
Jaminan Kesehatan Nasional sehingga Puskesmas tersebut of the BLUD holding system in Pekalongan city in a flexible
tidak dapat beroperasi secara maksimal terkait dengan manner with the aim of providing more effective, efficient,
pendapatan. Kesimpulan: Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 economical, transparent and accountable public services.
menjadi landasan mengkaji ulang pola pengelolaan keuangan
BLUD sistem holding di kota Pekalongan secara fleksibel Keywords : BLUD, Puskesmas, Holding System
dengan tujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih
efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab. PENDAHULUAN
Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
Kata Kunci : BLUD, Puskesmas, Sistem Holding
dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam UUD
1945 demi kesejahteraan bangsa merupakan
ABSTRACT tujuan dari dibentuknya Badan Layanan Umum
Background: Management of Puskesmas needs attention,
especially with regard to the quality of health services. One
(BLU).2 Kemudian oleh daerah-daerah dibentuk
form of management of public services that are appropriately Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat
BLUD berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019 • 41
Minnalia Soakakone, Erny Wafumilena, S.A. Nugraheni: Kajian Pola Pengelolaan Keuangan

Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah sistem yang sekretaris BLUD. Penelitian untuk pengelolaan
diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan dan analisis data dengan cara pengumpulan data,
daerah dalam memberikan pelayanan kepada reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.
masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam
pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian HASIL DAN PEMBAHASAN
dari ketentuan pengelolaan daerah pada Peserta Jaminan Kesehatan
umumnya. (BLUD) holding adalah induk utama Berdasarkan Rencana Strategis Bisnis (RSB)
dari beberapa unit kerja pemerintah daerah yang Puskesmas Kota Pekalongan tahun 2015-2019,
berfungsi membawahi beberapa unit kerja lainnya peserta BPJS yang menerima jaminan kesehatan
dalam satu kelompok instansi.3 yang tergolong dalam peserta Penerima Bantuan
Beberapa hal yang juga melatar belakangi Iuran (PBI) dan Bukan PBI Kota Pekalongan.
transformasi Puskesmas di Kota Pekalongan Hasil kajian kepesertaan BPJS selama empat
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (4) tahun terakhir terhitung bulan Januari 2014
diantaranya adalah : 1) Adanya kebijakan adalah sebesar 92.494 peserta dan September
Jaminan Kesehatan Nasional BPJS Kesehatan 2018 adalah sebesar 196.619 peserta. Data
2) Semangat baru dalam pengelolaan keuangan menunjukkan bahwa tiap tahun peserta BPJS
yang lebih efektif dan efisien dengan melakukan meningkat. Adapun rincian peserta BPJS PBI dan
uji coba penggabungan manajemen PPK-BLUD non PBI dapat dilihat pada tabel.
Puskesmas, 3) Adanya kebutuhan peningkatan Tabel 4.5 Jumlah Kepesertaan BPJS Puskesmas Kota
mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas, Pekalongan
4) Adanya status dua Puskesmas baru di wilayah Peserta BPJS Kesehatan
kota Pekalongan yang belum mampu melakukan Januari 2014 September 2018
pengelolaan secara mandiri, serta semangat PBI Non PBI PBI Non PBI
untuk mewujudkan percepatan pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan melalui prinsip 75.921 16.891 139.563 28.528
gotong royong dengan melakukan subsidi silang
berdasarkan prioritas masing-masing Puskesmas, Terdapat empat belas (14) Puskesmas di
5) Akses yang berdekatan antar Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.
meliputi kondisi demografi, kesehatan, sosial Berdasarkan laporan, kepesertaan Kapitasi BPJS
masyarakat yang hampir sama.4 Penilaian kondisi PBI dan Non PBI di seluruh Puskesmas tahun
terkini dan analisis keberlangsungan Puskesmas 2014 adalah sebesar 125.006 peserta, sedangkan
BLUD merupakan hal penting yang memerlukan sampai dengan bulan September tahun 2018
kajian lanjut guna merumuskan identifikasi kapitasi BPJS PBI dan Non PBI adalah sebesar
masalah dan akar masalah yang ada dalam 168.091. Adapun rincian jumlah kepesertaan
pengelolaan PPK-BLUD Holding Puskesmas Kota kapitasi BPJS per Puskesmas di Kota pekalongan
Pekalongan dan kemudian untuk mencari solusi tahun 2014 dan 2018 dapat dilihat pada tabel.
dari permasalahan tersebut. Tabel 4.6 Jumlah Kapitasi Peserta BPJS Puskesmas Pekalon-
gan 2014 sampai dengan September 2018
METODE PENELITIAN Jumlah Pesesta BPJS Puskesmas Pekalongan
Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif Tahun 2014 Tahun 2018
yang disajikan secara deskriptif eksploratif Puskesmas
PBI Non PBI PBI Non PBI
melalui observasi dan wawancara mendalam dan Bendan 11.854 7.927 14.058 7.734
pengumpulan data dengan menggunakan metode
Dukuh 8.857 901 4.009 969
kualitatif, yang bertujuan untuk mendapatkan
Jenggot 10.839 1.085 9.635 1.978
pemahaman tentang kenyataan melalui proses
berpikir Induktif. Alasan pemilihan metode Klego 6.234 813 8.528 1.533

kualitatif untuk memahami kajian pola pengelolaan Kramatsari 6.913 1.320 11.199 1.288

keuangan BLUD serta menilai sebab akibat dalam Krapyak Kidul 7.758 1.251 16.232 3.206
lingkup Puskesmas untuk memperoleh penemuan- Kusuma Bangsa 10.398 3.323 12.169 1.555
penemuan yang tidak terduga. Pendekatan waktu Noyontaan 6.418 1.895 8.945 1.025
pengumpulan data dan Pengambilan data pada Pekalongan Selatan 10.985 1.061 9.770 1.354
informan utama dan triangulasi tidak dibatasi
Sokorejo 6.041 478 7.499 2.165
waktu sesuai kecukupan data yang diperlukan.
Tirto 7.663 1.688 8.253 1.052
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja
pemerintah kota Pekalongan berlangsung bulan Tondano 7.970 1.201 13.573 1.808

januari 2019 subjek penelitian kepala dinas, kepala Medono 1 66 11.858 1.906

Puskesmas, staf kepegawaian, direktur BLUD, Buaran 6 64 3.835 955

42 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Peraturan yang mendasari Tujuan Puskesmas Kota Pekalongan


Adapun peraturan yang mendasari dalam Adapun tujuan Puskesmas Kota Pekalongan
laporan ini adalah : a) Permenkes Nomor 75 berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan,
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yaitu : a) Meningkatkan kualitas pelayanan
(Puskesmas); b) Permendagri Nomor 61 Tahun kesehatan kepada masyarakat; b) Puskesmas
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan menjadi lebih mandiri dalam pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; c) keuangan sehingga pelayanan lebih responsive;
Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang c) Puskesmas menjadi lebih akuntabel dan efisien
Badan Layanan Umum Daerah; d) Perwal dalam pengelolaan anggaran; d) Meningkatkan
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis kesejahteraan pegawai BLUD
Pengelolaan Keuangan dan Akuntansi; e) Perwal
Nomor 14A Tahun 2014 tentang Pedoman Tugas dan Fungsi
Penugasan Pengelola BLUD Puskesmas Kota Tugas Puskesmas Kota Pekalongan adalah
Pekalongan; f) Perwal Nomor 74 Tahun 2013 pelaksana teknis pelayanan kesehatan
tentang Tata Kelola BLUD ; g) Perwal Nomor 15 perorangan dan masyarakat tingkat pertama.
B 2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Puskesmas Kota Pekalongan dalam menjalankan
Keuangan dan Akuntansi Badan Layanan Umum tugasnya, mempunyai fungsi antara lain: a)
Daerah Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan
Pekalongan; h) Keputusan walikota pekalongan tingkat pertama; b) Melaksanakan pelayanan
nomor 445 / 300 tahun 2013 tentang penetapan kesehatan masyarakat tingkat pertama; c)
Puskesmas kota pekalongan sebagai Puskesmas Melaksanakan rujukan kesehatan perorangan dan
yang menerapkan pola pengelolaan keuangan rujukan kesehatan masyarakat; d) Menyediakan
badan layanan umum daerah secara penuh. data kesehatan

Struktur Organisasi BLUD


Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Pekalongan

(Keputusan Walikota Pekalonga Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehaan)

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 01 Maret 2019 • 43
Minnalia Soakakone, Erny Wafumilena, S.A. Nugraheni: Kajian Pola Pengelolaan Keuangan

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Layanan Umum Daerah Kota Pekalongan

(RBS BLUD Puskesmas Holding, 2014)

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Puskesmas

(RBS BLUD Puskesmas Holding, 2014)

Tabel 7.7 Prosentase Status Pegawai BLUD Kota Pekalongan


Status Pegawai Jumlah Jumlah Prosentase

PNS 242 46.80851064 47%

Gambaran Sumber Daya Manusia NON PNS 249 48.16247582 48%

Gambaran Sumber Daya Manusia Puskesmas PEMKOT 5 0.967117988 1%

BLUD di Kota Pekalongan, terdiri atas PNS, KONTRAK DINKES 17 3.288201161 3%


non PNS, Pemkot, kontrak Dinkes, diskominfo, DISKOMINFO 0 0 0%
dan tugas belajar. Jumlah dan prosenatase TUBEL 4 0.773694391 1%
Sumber Daya Manusia Puskesmas BLUD Kota Total 517 100 100%
Pekalongan dapat dilihat pada tabel.
Sumber Dana BLUD Puskesmas Kota Pekalongan

44 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Sumber dana yang di maksud sebagai sumber b. Kekuatan (strength) pada sistem holding
pendapatan BLUD Puskesmas Kota Pekalongan adalah:
untuk mendukung dalam penyelenggaraan 1) Masing-masing Puskesmas tidak kesulitan
operasional kegiatan Puskesmas Kota Pekalongan dalam mengelola dan memploting keuangan dalam
antara lain : setiap bulannya,dibandingkan sistem dahulu,
a. Jasa Layanan sistem holding ini memiliki fleksibilitas lebih tinggi;
b. Hibah 2) Kebersamaan; 3) Memudahkan penyetaraan
c. Hasil Kerjasama mutu; 4) Memudahkan koordinasi pengelolaan
d. APBD SDM non PNS; 5) Perimbangan jasa pelayanan;
e. APBN 6) Menolong Puskesmas yg pendapatannya
f. Pendapatan lain lain BLUD yang sah kecil. 7) Puskesmas lebih konsen melaksanakan
tupoksi UKP, UKM & Administrasi. 8) Meringankan
Analisis SWOT tanggung jawab tugas Kepala Puskesmas dlm
Berdasarkan data sekunder yang disajikan oleh hal pengelolaan pendapatan & SDM non PNS. 9)
Pengelola Puskesmas BLUD Kota Pekalongan, Memudahkan pihak terkait dalam hal pengawasan,
didapatkan deskripsi umum bahwa penggabungan pembinaan dan pemeriksaan keuangan. 10)
Puskesmas (sistem Holding), memiliki beberapa Pendapatan Puskesmas satu kota pekalongan
kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah: terkumpul dalam satu rekening

a. Kelemahan (weakness)pada sistem holding c. Analisa ancaman (threats) yang dihadapi


antara lain: oleh Puskesmas Kota Pekalongan adalah sebagai
1) Perkembangan masing-masing Puskesmas berikut:
akan dipengaruhi oleh Puskesmas yang lainnya. 1) Tarif retribusi peserta BPJS kecil; 2) Belum
Konsep BLUD yang seharusnya berorientasi optimalnya pemanfaatan produk unggulan oleh
pada peningkatan layanan kesehatan belum pengguna layanan; 3) Ketatnya persaingan
mampu menjadi motivasi pengembangan BLUD kualitas pemberi layanan kesehatan (competitors);
itu sendiri; 2) Prinsip fleksibilitas pengelolaan 4) Sebagai Puskesmas berasa di daerah rawan
keuangan terbatas khususnya pada alokasi banjir; 5) Potensial endemis kasus penyakit
pengadaan barang dan jasa tergantung alokasi menular tertentu; 6) Pencemaran lingkungan
anggaran yang telah ditetapkan oleh pengelola akibat limbah industri; 7) Adanya shifting demand
BLUD oleh Puskesmas kota.; 3) Pemenuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
sarana prasarana terbatas dan harus secara bermutu; 8) Kenaikan harga obat, alat kesehatan,
prosedural membutuhkan waktu yang lama. 4) serta prasarana dan bahan habis pakai medis dan
Kebijakan pengelolaan keuangan dilaksanakan non medis
secara berjenjang, Puskesmas kurang mandiri
dalam mengelola keuangannya. 5) Pembatasan d. Analisis peluang (opportunities) pada peluang
pagu/jatah anggaran operasional kebutuhan yang dimiliki pada sistem holding adalah:
Puskesmas tidak sepenuhnya tercukupi yang 1)Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
akibatnya membatasi inovasi Puskesmas dalam kesehatan tingkat pertama (FKTP); 2) Adanya
peningkatan pelayanan. 6) Pengelola BLUD dukungan pemerintah dan regulasi terkait
Puskesmas kota Pekalongan dijabat oleh pejabat penyelenggaraan operasional BLUD; 3) Adanya
fungsional tertentu dimana pengelola masih fleksibilitas pengelolaan penyelenggaraan BLUD;
melaksanakan tugas fungsionalnya sehingga 4) Adanya jaminan kesehatan/asuransi kesehatan
memiliki beban kerja yang berlebihan.; 7) Tugas – baik sektor Pemerintah dan maupun Non
tugas administrasi perbendaharaan dilaksanakan Pemerintah; 5) Wilayah/kawasan perindustrian; 6)
petugas fungsional tertentu (Bidan/Perawat). 8) Adanya beberapa Perguruan Tinggi Kesehatan;
Struktur Organisasi BLUD berdiri sendiri tidak 6) Tersedianya Aplikasi Sistem Informasi di
sejalan dengan struktur di Puskesmas, Hal ini Bidang Kesehatan; 7) Dukungan tugas belajar
memungkinkan pelaksanaan pendelegasian dan diklat/bimtek bagi SDM kesehatan (Quality
tugas – tugas tidak berjalan dengan maksimal. 9) Improvements); 8) Akses Puskesmas mudah
Pada kondisi ini (sistem holding) perkembangan dan terjangkau; 9) Peningkatan anggaran per
masing-masing Puskesmas akan dipengaruhi kapita kesehatan; 10) Peningkatan peserta BPJS
oleh Puskesmas yang lainnya. Konsep BLUD Kesehatan (PBI dan Non PBI).
yang seharusnya berorientasi pada peningkatan
layanan kesehatan belum mampu menjadi Pelaksanaan Puskesmas BLUD
motivasi pengembangan BLUD itu sendiri Puskesmas di Kota Pekalongan berstatus
BLUD dimulai pada tahun 2014. Sistem tata

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 01 Maret 2019 • 45
Minnalia Soakakone, Erny Wafumilena, S.A. Nugraheni: Kajian Pola Pengelolaan Keuangan

kelola Puskesmas BLUD di Kota Pekalongan dalam sifat dan jenis layanan umum yang diberikan,
dilaksanakan secara Holding, dimana BLUD sehingga secara regulasi penggabungan
Holding merupakan sistem tata kelola yang PPK-BLUD diperbolehkan. Mengingat bahwa
menaungi beberapa SKPD di bawahnya. Puskesmas Kota Pekalongan merupakan kategori
BLUD Kota Pekalongan berperan dalam hal Puskesmas di perkotaan secara demografi dengan
perencanaan pemenuhan SDM non PNS, jarak tempuh dan akses yang tidak terbentang
dan arus keuangan pengelolaan pendapatan jauh antar Puskesmas satu dengan lainnya serta
Puskesmas, pembiayaan operasional Puskesmas kondisi sosial masyarakat yang hampir sama. Hal
dan pembagian remunerasi atau jasa pelayanan lain yang menjadi pertimbangan diterapkannya
yang disesuaikan dengan Perwal terkait. penggabungan tata kelola PPK-BLUD adanya
Tata kelola internal Puskesmas BLUD sudah pembentukan 2 (dua) Puskesmas baru yang
diatur dalam Perwal Nomor 3 tahun 2015 yang belum mempunyai kepesertaan anggota Jaminan
meliputi tugas dan tanggung jawab Puskesmas, Kesehatan Nasional (JKN) sehingga Puskesmas
Pejabat pengelola Puskesmas, Manajemen tersebut tidak dapat beroperasi secara maksimal
Puskesmas sampai Evaluasi Keuangan dana terkait dengan pendapatan. Pola tata kelola
program yang ada. Untuk Puskesmas Kota Badan Layanan Umum Daerah ini diatur dalam
Pekalongan ini dengan status Holding maka Peraturan Walikota Nomor 74 Tahun 2013 tentang
dalam pengelolaan keuangannya dilakukan oleh Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah
pejabat pengelola BLUD yang terdiri dari direktur, Kota Pekalongan.
sekretaris, koordinator UKP, Koordinator UKM Prinsip gotong royong, subsidi silang
dan kepala Puskesmas. Melalui sistem holding, berdasarkan prioritas sebagai suatu keluarga
pemenuhan logistik Puskesmas lebih mudah dan besar menjadi pertimbangan lain diterapkannya
lebih cepat direalisasikan. Termasuk juga dalam sistem holding Puskesmas Kota Pekalongan,
pemenuhan logistic obat, meskipun stok opname sehingga dalam pengelolaannya lebih efektif dan
obat sudah dijamin oleh dana APBD, akan tetapi terkoordinir.
kebutuhan obat mendesak dapat dipenuhi oleh
PPK BLUD melalui mekanisme ajuan. BLUD Kota Manfaat Puskesmas BLUD
Pekalongan berperan dalam hal perencanaan “Menurut saya dengan adanya sistem BLUD
pemenuhan SDM non PNS, dan arus keuangan holding ini sangat membantu sekali, memudahkan
pengelolaan pendapatan Puskesmas, pekerjaan kita” I1
pembiayaan operasional Puskesmas dan “Terkait kebijakan BLUD menurut saya itu bagus
pembagian remunerasi atau jasa pelayanan yang sekali, kita merasa terbantu dengan adanya
disesuaikan dengan Perwal terkait. Berdasarkan kebijakan BLUD ini” I2
data sekunder yang disajikan oleh Pengelola
Puskesmas BLUD Kota Pekalongan, didapatkan
deskripsi umum bahwa penggabungan Puskesmas Keterbatasan SDM Puskesmas BLUD
”Terkait penerapan kebijakan BLUD, SDM yang
(sistem holding), memiliki beberapa manfaat tersedia masih belum maksimal, perlu tenaga
diantaranya adalah : Memudahkan pengawasan khusus structural. Hambatan penerapan kebijakan
dan pembinaan, mengatasi kesenjangan BLUD puskesmas dari segi SDM adalah pengelola
pendapatan, memudahkan penyetaraan mutu BLUD masih dijabat oleh pejabat fungsional
pelayanan, memudahkan praktek efisiensi dan tertentu, tidak ada pejabat struktural khusus” I1
efektivitas anggaran dan sistem holding sesuai “Kalau untuk ketersediaan SDM dengan kebijakan
dengan lokasi geografis dan sifat kebersamaan BLUD ini, saya rasa masih minim ya, masih perlu
antar Puskesmas. pengelola murni dari structural. Hambatannya ya itu
masih banyak tenaga fungsional yang jabatannya
Bentuk kelembagaan Puskesmas yang merangkap misalnya bendahara pengadaan dan
diterapkan Kota Pekalongan adalah gabungan penerimaan masih dijabat oleh bidan” I2
dari semua Puskesmas yang ada di wilayah Kota
Pekalongan yang dipimpin oleh seorang Direktur
dalam jabatan Non Struktural. Penggabungan Sumber Dana Puskesmas BLUD
bentuk kelembagaan Puskesmas ini dengan “Dana untuk BLUD Puskesmas itu murni dari
kapitasi, pelayanan : berbayar, jamkesda atau
mempertimbangan beberapa hal antara lain Jempersal yang sifatnya pelayanan. Tidak ada
aturan Permendagri Nomor 61 tahun 2007 dana khusus dari puskesmas untuk penerapan
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Kebijakan BLUD di puskesmas. Jika dilihat dari
Badan Layanan Umum Daerah, pada pasal 130 faktor pendanaan, hambatan penerapan kebijakan
BLUD itu pada pengadaan barang dan jasa yang
ayat 1 bahwa PPK-BLUD dapat diterapkan pada terlalu prosedural sehingga fleksibilitasnya
gabungan beberapa SKPD atau beberapa unit terbatas. Tidak ada SOP pembagian dana kerja,
kerja dalam satu SKPD yang memiliki kesamaan pembagian dengan puskesmas lain biasanya

46 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

dilakukan secara gotong royong berdasarkan 2. Pemenuhan sarana prasarana terbatas dan
prioritas”I1 harus secara procedural membutuhkan waktu
“Kalau di kita untuk BLUD puskesmas sendiri, yang lama.
biasanya dana berdasarkan angka kapitasi dan 3.Kebijakan pengelolaan keuangan
dari pelayanan puskesmas misalnya pelayanan dilaksanakan secara berjenjang, Puskesmas
berbayar, jamkesda atau pelayanan jampersal.
Kalau untuk faktor pendanaan hambatannya itu kurang mandiri dalam mengelola keuangannya.
mungkin pada pengadaan barang dan jasa karena 4. Pembatasan pagu/jatah anggaran operasional
tidak semua permintaan itu bisa dipenuhi langsung kebutuhan Puskesmas tidak sepenuhnya
ada kalanya harus menunggu karena ada prioritas tercukupi yang akibatnya membatasi inovasi
lain.”I2
Puskesmas dalam peningkatan pelayanan.
4.Pengelola BLUD Puskesmas kota Pekalongan
Sarana dan Prasarana Puskesmas BLUD dijabat oleh pejabat fungsional tertentu
sistem holding dimana pengelola masih melaksanakan tugas
Kita belanja ini apa-apa-apa. Untuk kendalanya fungsionalnya sehingga memiliki beban kerja
kita dibatasi dengan keuangan yang lagi menipis. yang berlebihan.
Pertengahan kemaren dari awal tahun kemaren 5. Tugas – tugas administrasi perbendaharaan
kesini mungkin turun lebih sedikit turun dan
untuk tahun kemarin pertengahan kita lah itu
dilaksanakan petugas fungsional tertentu
ada instruksi baru juga untuk pembelanjaan ya (Bidan/Perawat)
efisiensi tapi gak begitu ketat banget sih, misalkan 6. Struktur Organisasi BLUD berdiri sendiri tidak
kita dijatah sebulan segini kita memang butuh yah sejalan dengan struktur di Puskesmas, Hal ini
tetap pengadaan dari BLUD yah sesuai dengan memungkinkan pelaksanaan pendelegasian
kebutuhan kita di puskesmas. Mungkin yah itu
untuk pembelanjaan yang kurang, yah kalau kita tugas – tugas tidak berjalan dengan maksimal
butuh apa yah kurang leluasa, yah kita kalau butuh 7. Pada kondisi ini (sistem holding)
apa yah harus ke itu dulu paling, pengajuan dulu” perkembangan masing-masing Puskesmas
I3 akan dipengaruhi oleh Puskesmas yang lainnya.
Selama untuk pembelanjaan itu masuk rana kami, Konsep BLUD yang seharusnya berorientasi
tapi kalau untuk pengeluaran yang besar , terutama pada peningkatan layanan kesehatan belum
yang menyangkut aset yang kemudiannya akan mampu menjadi motivasi pengembangan
jadi aset tetap harus ke BLUD. Selama untuk
pembelanjaan itu masuk rana kami, tapi kalau
BLUD itu sendiri
untuk pengeluaran yang besar , terutama yang
menyangkut aset yang kemudiannya akan jadi aset Identifikasi Akar Masalah dengan Metode Fish
tetap harus ke BLUD. Itu yang menyangkut aset
kita ndak, memang semua dikelola BLUD termasuk
Bone
kerja sama. Dengan pihak-pihak lain kita tidak Menganalisis masalah yang ada di BLUD
berwenang. Itu ditarik direktur.” I4 Holding Kota Pekalongan dalam kegiatan residensi
“Itu akhirnya saling gotong royong, dan jadi subsidi
telah ditentukan secara purposive. Masalah yang
buat kami yang pendapatan dari Kapitasi BPJS telah ditetapkan setelah dilakukan analisis dan
rendah gitu, jadi kelebihan dari sistem holding need assessment oleh dosen dan Direktur BLUD
itu seperti itu bisa membantu puskesmas yang Kota Pekalongan untuk ditelaah oleh mahasiswa.
kurang tetap berjalan. Kita belum mampu juga, Penyebab masalah yang didapat setelah
soalnya peserta kita sekarang masih sekitar 4000,
sedangkan untuk puskesmas lain sudah sekitar melakukan wawancara dengan Direktur BLUD
10.000 keatas gitu. Jadi kita puskesmas yang baru dan beberapa Kepala Puskesmas dan di analisis
itu masih sekitas 4000an pesertanya. Jadi kalau menggunakan USG yaitu “ Prinsip fleksibilitas
kita membeli sendiri yah kita belum mampu. Kita pengelolaan keuangan terbatas khususnya pada
kalau sistem holding itu jadinya semua harus sama
puskesmas BLUD kota Pekalongan semuanya
alokasi pengadaan barang dan jasa tergantung
diatur dari sananya jadi kita buat usulan, misalnya alokasi anggaran yang telah ditetapkan oleh
kita butuh tenaga apa itu kita mengajukan pengelola BLUD oleh Puskesmas kota”
usulan nanti disana yang ngatur dari puseksmas Selanjutnya, untuk menentukan akar
BLUDnya, demikian saranya prasarananya juga permasalahannya kelompok kami menggunakan
seperti itu. Kita hanya usulan nanti yang atur dari
puskesmas BLUD.”I5 metode Fishbond. Penyebab masalah dari
prioritas utama masalah dapat dipengaruhi
oleh beberapa aspek yaitu regulasi, SDM, tata
Identifikasi Masalah kelola keuangan, dan sarana prasarana. Analisis
1. Prinsip fleksibilitas pengelolaan keuangan dari penyebab masalah diidentifikasi untuk
terbatas khususnya pada alokasi pengadaan mencari permasalahan dan kemudian dicarikan
barang dan jasa tergantung alokasi anggaran solusi permasalahan. Masalah tersebut dapat
yang telah ditetapkan oleh pengelola BLUD diidentifikasi melalui diagram Fishbone sebagai
oleh Puskesmas kota. berikut :

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 01 Maret 2019 • 47
Minnalia Soakakone, Erny Wafumilena, S.A. Nugraheni: Kajian Pola Pengelolaan Keuangan

Gambar 3.4 Diagram Fishbond Masalah Tata Kelola BLUD Puskesmas Kota Pekalongan

Permasalahan Fleksibilitas pola pengelolaan KESIMPULAN


keuangan BLUD Puskesmas Kota Pekalongan Puskesmas di Kota Pekalongan berstatus
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya BLUD dimulai pada tahun 2014. Puskesmas Kota
adalah dari sisi Tata kelola keuangan, Sarana Pekalongan dengan sistem holding ini menaungi
Prasarana, Regulasi, dan SDM. Beberapa faktor 14 Puskesmas di bawahnya. Landasan Hukum
tersebut yang menyebabkan fleksibilitas pola pembentukan Puskesmas BLUD dengan sistem
pengelolaan keuangan BLUD Puskesmas Kota holding di kota Pekalogan adalah Peraturan
Pekalongan kurang optimal dijalankan. Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
Dengan menggunakan analisis Fishbone tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
telah di identifikasi beberapa akar permasalahan Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
penyebabnya, antara lain: menjadi dasar dari Perwal Nomor 3 tahun
Alokasi anggaran tidak dapat langsung 2015 tentang Tata Kelola Pada Puskesmas
100% dicairkan; Pemerataan anggaran dengan Kota Pekalongan. Prinsip gotong royong,
Puskesmas lain; Terbatasnya fleksibilitas alokasi subsidi silang berdasarkan prioritas sebagai
keuangan pengadaan barang dan jasa; Prosedur suatu keluarga besar menjadi pertimbangan
proses pengadaan barang/jasa berjenjang, diterapkannya sistem holding Puskesmas Kota
membutuhkan waktu yang lama; Pembatasan Pekalongan (PerWal,2015). Hal lain yang menjadi
alokasi anggaran operasional; Pembagian pertimbangan diterapkannya penggabungan
dengan Puskesmas lain secara gotong royong; tata kelola BLUD adanya pembentukan 2 (dua)
Pengelola BLUD Puskesmas Pekalongan dijabat Puskesmas baru di kota Pekalongan yang belum
oleh pejabat fungsional tertentu; Beban anggaran mempunyai kepesertaan anggota Jaminan
pegawai BLUD; Kebijakan berjenjang; Keluarnya Kesehatan Nasional (JKN) sehingga Puskesmas
Permengadri NO.79 Tahun 2018; Inovasi tersebut tidak dapat beroperasi secara maksimal
pengembangan Puskesmas kurang maksimal; terkait dengan pendapatan.
Batasan anggaran sesuai prioritas; Pemerataan Pembentukan BLUD Puskesmas dengan
sarana dan prasarana pada seluruh Puskesmas sistem holding ini memiliki beberapa kelebihan
di wilayah Puskesmas Pekalongan; Pemenuhan dan kekurangan. Berdasarkan data sekunder
Sarana dan Prasarana kurang cepat; Harus melalui yang didapat kelebihan Puskesmas BLUD
pengajuan secara prosedural dan berjenjang; Holding adalah : Memudahkan pengawasan dan
Tidak semua sarana prasarana terpenuhi. pembinaan, mengatasi kesenjangan pendapatan,
memudahkan penyetaraan mutu pelayanan,

48 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

memudahkan praktek efisiensi dan efektivitas sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan.
anggaran dan sistem holding sesuai dengan Oleh karena itu dengan adanya Peraturan Menteri
lokasi geografis dan sifat kebersamaan antar Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 maka perlu
Puskesmas, adapun kekurangan dari sistem adanya pengkajian ulang pada pola pengeloalan
BLUD holding ini adalah : fleksibilitas pengelolaan keuangan BLUD sistem holding di kota Pekalongan
keunagan menjadi terbatas, Pengelolaan dengan memberikan fleksibilitas dalam pola
keuangan menjadi berjenjang, pemenuhan sarana pengelolaan keuangan pada setiap Puskesmas
dan prasarana harus melalui procedural dengan yang bertujuan untuk memberikan layanan umum
waktu yang lama dan pertimbangan kecukupan secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan
anggaran, eksekusi kebijakan tertentu tidak secara dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
langsung dapat dilakukan kepala Puskesmas asas keadilan, keatuhan dan manfaat sejalan
sehingga membuat Puskesmas menjadi kurang dengan Praktek bisnis yang sehat, dalam upaya
mandiri dan inovasinya menjadi terhambat, membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah
adanya rangkap tugas pada pejabat pengelola yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
BLUD menjadi tidak maksimal. Selain itu peluang kewenangan yang didelegasikan oleh kepala
yang bisa didapat dari BLUD holding ini adalah daerah.
: pengembangan Puskesmas dapat dilakukan
secara bersama sama, dan ancaman dari sistem SARAN
holding ini adalah target pendapatan menjadi tidak Saran dalam memecahkan masalah adalah:
tercapai, adanya beban pengeluaran untuk gaji 1. Sistem manajemen birokrasi seperti
pegawai, serta adanya persaingan dari FKTP lain. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Dari analisis SWOT diatas maka akar penyebab serta pengendalian pengelolaan keuangan
masalah dari sistem holding di Puskesmas sebaiknya diperbaiki berdasarkan esensi
kota Pekalongan ini adalah Prinsip fleksibilitas dari prinsip regulasi terutama untuk eksekusi
pengelolaan keuangan terbatas khususnya pada pembiayaan.
alokasi pengadaan barang dan jasa tergantung 2. Kajian ulang Kebijakan Peraturan Walikota
pada alokasi anggaran yang telah ditetapkan oleh Pekalongan no 3 Tahun 2015 tentang
pengelola BLUD Puskesmas kota Pekalongan dan penggabungan beberapa Puskesmas menjadi
pada kondisi ini (sistem holding) perkembangan satu PPK-BLUD sebaiknya disesuaikan dengan
masing-masing Puskesmas akan dipengaruhi oleh kebijakan Peraturan Menteri dalam Negeri
Puskesmas yang lainnya, sehingga konsep BLUD yang terbaru nomor 79 tahun 2018 dimana
yang seharusnya berorientasi pada peningkatan secara eksplisit tidak ada penjabaran tentang
layanan kesehatan belum mampu menjadi motivasi penggabungan beberapa Puskesmas (SKPD)
pengembangan BLUD itu sendiri. Regulasi terbaru menjadi satu PPK-BLUD.
sebagai dasar pembentukan BLUD adalah 3. Kajian ulang pada masing-masing
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun Puskesmas agar tidak mengalami kesulitan
2018, dalam regulasi terbaru ini secara eksplisit dalam mengelola dan memploting keuangan,
tidak menyebutkan adanya penggabungan sehingga dengan adanya sistem penggabungan
beberapa SKPD, dalam pasal 1 menyatakan ini (holding) dapat memiliki fleksibilitas lebih
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit tinggi dalam hal : rekruitasi pegawai BLUD,
pelaksana teknis dinas/ badan daerah dalam utilisasi keuangan BLUD serta dengan Sistem
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang holding ini dapat meningkatkan output kinerja
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan pada peningkatan layanan kesehatan.
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan daerah pada umumnya. Fleksibilitas DAFTAR PUSTAKA
ini yang seharusnya mendasari keleluasaan 1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
dalam pola pengelolaan keuangan dalam BLUD, Keputusan Menteri Kesehatan Tentang
fleksibilitas yang diberikan antara lain berupa Kebijakan Pusat Kesehatan Masyarakat
: (1) pengelolaan pendapatan dan biaya; (2) [Internet]. 128/MENKES/SK/II/2004
pengelolaan kas; (3) pengelolaan utang; (4) Indonesia; 2004 p. 1–29. Available from: http://
pengelolaan piutang; (5) pengelolaan investasi; (6) doi.apa.org/getdoi.cfm?doi=10.1037/0096-
pengadaan barang dan/atau jasa; (7) pengelolaan 3 4 4 5 . 1 3 4 . 2 . 2 5 8 % 5 C n h t t p : / / w w w.
barang; (8) penyusunan akuntansi, pelaporan dan a n n u a l r e v i e w s . o r g / d o i / a b s / 1 0 . 11 4 6 /
pertanggungjawaban; (9) pengelolaan sisa kas di annurev-polisci-082012-115925%5Cnhttp://
akhir tahun anggaran dan defisit; (10) kerjasama doi.apa.org/getdoi.cfm?doi=10.1037/
dengan pihak lain; (11) pengelolaan dana secara a0021783%5Cnhttp://books.google.com/
langsung; dan (12) perumusan standar, kebijakan, books?hl=en&lr=&id=1L1uzitHDnsC&oi

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 08, No. 01 Maret 2019 • 49
Minnalia Soakakone, Erny Wafumilena, S.A. Nugraheni: Kajian Pola Pengelolaan Keuangan

2. Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan 4. Peraturan Walikota Pekalongan Nomor


Keuangan Badan Layanan Umum. 23 3 Tahun 2015 tentang Tata Kelola pada
Indonesia; 2005 p. 1–16. Puskesmas Kota Pekalongan. 15 2015.
3. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA. Peraturan Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 Tentang Badan Layanan
Umum Daerah. 2018.

50 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 01 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai