Gagal Nafas
Gagal Nafas
(KUNTADI)
30 Oktober 2012
A. Physiology of Respiratory
a. External respiratory
At pulmonary level
b. Internal respiratory
At cellular level
B. Gagal Nafas
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi
darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS
Jantung “Harapan Kita”, 2001)
C. Klasifikasi
a. Type I : Normokapnoe hypoksemia (CO2 normal tapi kekurangan O2)
b. Type II : Hyperkapnoe hypoksemia (peningkatan CO2 dan kekurangan O2)
3. V/Q mismatch
V/Q rendah : perfusi > ventilasi : hypoksemia, karena darah dari alveolar tidak
teroksigenasi seluruhnya ( Shunting ).
V/Q tinggi : ventilasi > perfusi (Ruang Rugi ).
Shunting
Darah yang dibawa dari jantung sebelah kanan dibawa ke jantung kiri tanpa dioksigenasi.
Penyebab : kolaps pada alveoli, alveoli terisi cairan, atau benda asing.
Ruang Rugi
Adalah jumlah udara yang keluar masuk paru tetapi tidak ikut dalam pertukaran gas / difusi.
Contoh : tromboemboli, bronkiektasis.
H. Diagnosa
Riwayat
Adanya faktor pencetus
Adanya manifestasi klinis
Laboratorium
AGD : PaO2 turun, PaCO2 naik atau normal, Asidosis respiratorik / asidosis
metabolik
Radiologi
Sesuai dengan kelainan primer
I. Penanganan
a. OKSIGENASI
Tujuan : meningkatkan kandungan oksigen darah dan menurunkan konsumsi oksigen.
1. Penanggulangan obstruksi jalan nafas
a) Penimbunan sekresi
- Pengenceran secret
Hidrasi yang cukup
Humidifikasi yang adekuat
Nebulisasi
- Fisioterapi dada
- Penghisapan sekret endobronkhiel jika batuk tidak adekuat atau sekret yang
kental dan purulen
Type of Suctioning :
Open Suction
Closed Suction
b) Bronkokonstriksi
Bisa dengan bronkhodilator seperti aminofilin intra vena atau nebulizer. Sering pula
diperlukan kortikosteroid pada obstruksi bronkhial yang hebat.
2. Terapi Oksigen
- Low flow sistem
- High flow sistem
3. Mengurangi work of breathing
Peningkatan kerja / usaha bernafas dan kegelisahan akan meningkatkan kebutuhan
oksigen. Penatalaksanaan dengan segera faktor penyebab akan menurunkan oksigen
konsumsi. Misal : pneumothorak dan hematothorak dengan pemasangan WSD.
b. NON INVASIF POSITIF PRESURE VENTILATION
Diperlukan ventilator non invasif (NIV) yang dihubungkan dengan mask.
c. MEMPERBAIKI VENTILASI ALVEOLAR
Penatalaksanaan penyakit yang mendasari
Intubasi endotrakheal
Tujuan :
Mempertahankan jalan nafas tetap adekuat
Memungkinkan mengontrol respirasi
Memudahkan penghisapan lendir
Mencegah aspirasi
d. VENTILASI MEKANIK
Bila pasien dipertahankan dengan ET tidak mampu mempertahankan ventilasi spontan
maka perlu VM.
Pemberian PEEP efektif pada kecenderungan kolaps paru.
PEEP diindikasikan dengan karakteristik :
o Hipoksemia
o Shunting
o Atelektasis
o Edema paru.
PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
J. Pengkajian
1. Airway
• Peningkatan sekresi
• Bunyi nafas krekels, ronki / mengi
2. Breathing
• Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
• Menggunakan otot aksesori pernapasan
• Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3. Circulation
• Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
• Sakit kepala
• Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk