Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yusinta Muawanah

NPM : 1606916882

Fakultas : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dalam praktik kolaborasi tim kesehatan, ahli kesehatan masyarakat bergerak


dalam bidang pencegahan penyakit melalui upaya promotif dan preventif. Upaya yang
dilakukan ahli kesehatan masyarakat di ICU IGD RSCM berupa pemberian edukasi
kepada keluarga pasien bagaimana merawat pasien nantinya setelah perawatan,
memantau kondisi keluarga lain yang sekiranya memiliki bakat genetik yang dapat
menjadikan kondisinya seperti kondisi pasien, melakukan surveilans populasi kultur
udara dan air untuk menilai populasi dominan dan resistensi sehingga dapat
disesuaikan dengan antibiotik jika terjadi nosokomial. Modul kolaborasi dan
kerjasama tim kesehatan telah membekali saya kemampuan berkolaborasi secara
sinergis dengan profesi kesehatan lain guna menghasilkan pelayanan terbaik bagi
pasien. Kegiatan turun lapangan yang telah dilaksanakan mengasah kemampuan
kolaborasi dalam tim, melakukan identifikasi dan analisis situasi kolaborasi tim
kesehatan secara nyata, mengenal tantangan dan hambatan yang biasa terjadi dalam
proses kolaborasi, serta melatih saya untuk berpikir kritis mengenai solusi untuk
mengatasi masalah- masalah tersebut.

Pengalaman observasi terhadap praktik kolaborasi di ICU IGD RSCM dan


wawancara dengan profesional kesehatan yang ada disana menunjukkan bahwa secara
umum proses kolaborasi sudah berjalan dengan baik, masing- masing profesi telah
melaksanakan tanggung jawab profesinya dengan baik, dan pelayanan yang diberikan
telah sesuai dengan SOP yang berlaku. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
perjalanan kolaborasi antara tenaga kesehatan tersebut tak luput dari hambatan dan
tantangan. Hambatan dan tantangan bisa datang dari dalam diri tenaga kesehatan itu
sendiri maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri saya sendiri ialah suasana hati
yang terkadang tidak stabil yang dapat mempengaruhi dinamika proses kolaborasi.
Sedangkan tantangannya ialah apabila saya dihadapkan pada tugas yang lebih banyak
dari yang seharusnya atau penambahan beban kerja saat emosi saya sedang tidak baik
akan berakibat kurang baik pada kinerja dan luaran program yang saya kerjakan.
Disisi lain, ada beberapa hal yang mejadi kekuatan diri saya dalam proses kolaborasi
tim kesehatan yakni pendengar yang baik dan kooperatif. Kemampuan mendengarkan
bermanfaat untuk menampung kritik dan masukan untuk meningkatkan kinerja saya
dalam proses kolaborasi sehingga dapat menghasilkan pelayanan terbaik bagi pasien.
Kooperatif dalam konteks ini ialah saya dengan senang hati membantu meringankan
pekerjaan profesi tenaga kesehatan lain dan memiliki semangat untuk belajar hal baru.

Selain hambatan dan tantangan dari dalam diri sendiri, terdapat pula hambatan
yang saya temui dari praktik kolaborasi di ICU IGD RSCM berdasarkan hasil
observasi situasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan yang ada disana ialah tidak
terdapat depo farmasi khusus untuk ICU dan kekurangan SDM terkadang
menyebabkan keterlambatan pemberian obat pada pasien. Selain itu,profesional
kesehatan dari berbagai multidisiplin tidak berkumpul pada waktu yang bersamaan
saat kunjungan pasien terkadang melahirkan miskomunikasi dan kesalahan dalam
pembacaan resep obat. Disamping hambatan, dalam praktik kolaborasi juga
ditemukan adanya beberapa tantangan seperti kurangnya jumlah tenaga kesehatan
khususnya yang berprofesi sebagai perawat di ICU IGD dan teknisi IT yang dinilai
kurang sigap dalam merespons perubahan kondisi pasien.

Setelah mengetahui hambatan dan tantangan apa saja yang ditemui dalam
proses kolaborasi tim kesehatan seperti yang telah dipaparkan di atas, saya
merumuskan rencana aksi berupa tindakan refleksi dan apresiasi diri setiap selesai
bekerja dalam tim. Tindakan refleksi ini dilakukan dengan menuliskan hal positif dan
negatif yang telah dilalui sepanjang proses kolaborasi dengan harapan di hari
berikutnya hal- hal negatif tersebut jangan sampai terulang lagi atau dapat sedikit
demi sedikit dikurangi. Apresiasi diri dilakukan setelah proses refleksi menunjukkan
ada perubahan yang lebih banyak pada hal positif. Disamping itu, rencana aksi untuk
mengatasi hampatan dan tantangan dalam praktik kolaborasi di ICU IGD RSCM ialah
dengan menerapkan komunikasi efektif antarprofesi untuk meminimalisir terjadinya
miskomunikasi, saling membantu tugas antarprofesi untuk menghindari adanya salah
satu profesi kesehatan stress dan kewalahan karena memiliki beban kerja berlebih,
serta menerapkan nada dering khusus bagi teknisi IT untuk membedakan notifikasi
yang masuk berkaitan dengan urusan pasien atau urusan lainnya, sehingga diharapkan
teknisi IT bisa lebih sigap saat mendengar notif masuk dengan nada dering khusus
pasien.

Anda mungkin juga menyukai